Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PLATO DAN ARISTOTELES


(Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Filsafat Umum)

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. SYUKRI, MA

DISUSUN OLEH:

M. FATAHILLAH AL HUZAIFI (0402191005)

JURUSAN STUDI AGAMA - AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kepada Allah Swt yang memberikan rahmatnya


sehingga terselesaikannya makalah ini. Makalah ini mengangkat topik “Plato dan
Aristoteles.” Penulis ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang turut
membantu dalam proses pembuatan makalah ini

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas di mata kuliah Filsafat Umum.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan nilai positif bagi
kehidupan kita

Penulis percaya bahwa tidak ada kesempurnaan, begitu pula pada makalah
ini. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya atas makalah ini agar
kedepan menjadi sesuatu yang lebih baik lagi

Medan, 8 Februaru
2021

Penyusun

2
Daftar Isi

Halaman Judul................................................................................................1

Kata Pengantar................................................................................................2

Daftar Isi.........................................................................................................3

BAB 1 : PENDAHULUAN............................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................4


B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................4

BAB 2 : PEMBAHAS AN.............................................................................5

A. Plato....................................................................................................5
1. Riwayat Hidup..............................................................................5
2. Karya-karya Plato.........................................................................6
B. Aristoteles...........................................................................................7
1. Riwayat Hidup..............................................................................7
2. Karya Aristoteles..........................................................................8

BAB 3 : PENUTUP......................................................................................13

BAB 4 : DAFTAR PUSTAKA.....................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ketika mempelajari filsafat, tidak lengkap rasanya bila tidak mengenal


tokoh-tokohnya. Diantara banyak tokoh filsafat, dua diantaranya adalah Plato dan
Aristoteles yang akan dibahas didalam makalah ini.

Dalam membangun filsafatnya Plato membawa karya filsafat Socrates.


Semua tulisan Plato hadir dalam bentuk dialog dan percakapan dimana hampir
selalu Socrates menjadi pembicara utama. Tulisan-tulisan Plato tersebut
merupakan dialog filsafat pertama di dunia Barat.

Sedangkan Aristoteles menghasilkan karya filsafat terbesar yaitu logika.


Will Durant mengatakan: “Keistimewaan pertama yang teragung dari Aristoteles
ialah bahwa hampir tanpa para pendahuluan, dan hampir seluruhnya dengan upaya
fikiranya sendiri, ia menciptakan suatu ilmu baru – logika”.

Istilah logika tidak pernah digunakan Aristoteles. Apa yang kita sebut
logika itu, oleh Aristoteles, antara lain disebut antalitika khusus untuk meneliti
berbagai argumentasi yang berangkat dari profesi yang sebenarnya. Sedangkan
yang khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang diragukan
kebenarannya, disebut: dialektika

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana riwayat hidup Plato dan Aristoteles?


2. Apa karya yang dihasilkan oleh Plato dan Aristoteles?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui riwayat hidup Plato dan Aristoteles


2. Untuk mengetahui karya Plato dan Aristoteles

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Plato
1. Riwayat Hidup

Plato lahir dalam suatu keluarga bangsawan aristokrat Athena yang turun-
temurun memiliki peranan yang amat penting dalam kehidupan politik Athena.
Ayahnya bernama Ariston, seorang bangsawan keturunan raja Kodrus, raja
terakhir Athena yang hidup sekitar 1068 SM yang sangat dikagumi rakyatnya
karena kecakapan dan kebijaksanaannya dalam memerintah Athena. Ibunya
bernama Periktione keturunan Solon, tokoh legendaris dan negarawan agung
Athena.1

Ketika Plato masih kecil, ayah meninggal. Kemudian ibunya menikah


dengan paman Plato yang bernama Pyrilampes. Paman yang menjadi ayah tiri
Plato itu adalah seorang tokoh yang disegani di Athena karena ia adalah seorang
politikus yang dekat dengan Pericles, pemimpin dan negarawan Athena yang baru
saja meninggal. Plato dibesarkan dan dididik oleh ayah tirinya.

Sejak masa mudanya, ia bergaul dengan tokoh-tokoh yang memainkan


peranan penting dalam politik Athena. Saudaranya ibunya Kharmides dan Kritias,
termasuk partai aristokrat dan mereka adalah anggota panitia “30 Tyranoi” yang
delapan bulan lamanya memerintah Athena dengan kejam. Awalnya mereka
tergolong sahabat Socrates, guru Plato sekaligus orang yang dikaguminya. Tetapi
kemudian mereka menempuh jalan yang menyimpang dari cita-cita Socrates.2

Awalnya Plato diajak bergabung dalam dunia politik 30 Tyranoi tersebut,


tetapi Plato ingin menunggu hasil politik mereka dahulu. Plato terkejut melihat
bahwa mereka mempergunakan Socrates untuk maksud jahat, yaitu menangkap
dan menghukum seorang anak yang tak bersalah supaya harta miliknya dapat
1
Rapar, Filsafat Polotik Plato,1991 (Jakarta: Rajawali Pers), hal 41
2
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saeban, Filsafat Umum, 2008 (Jabar: Pustaka Setia), hal 191

5
disita. Tetapi situasi memburuk lagi, ketika demokrasi dipulihkan, karena seorang
pemimpin demokrasi mengemukakan tuduhan terhadap Socrates yang
megakibatkan kematiannya.

Dalam surat yang sama Plato menceritakan pula bahwa pengalaman pahit
ini sudah memadamkan ambisi politiknya. Keinsafan timbul padanya bahwa
semua rezim politik tidak beres dan ia mendapatkan keyakinan bahwa satu-
satunya pemecehan ialah mempecayakan kuasa negara kepada filsuf-filsuf sejati.

Sesudah Socrates meninggal, Plato bersama dengan teman-teman lain


untuk beberapa waktu menetap di Megara, pada murid Socrates yang bernama
Eukleides. Tetapi kemudian ia kembali lagi ke Athena. Pada usia 40 tahun, Plati
mengunjungi Italia dan Sisilia. Barangkali perjalanan ini diadakan dengan maksud
berkenalan dengan pemikiran Pythagoras.

Tidak sesudah kembali dari Italia, Plato mendirikan sebuah sekolah yang
diberi nama Akademia. Sekolah ini direncanakan sebagai pusat penyelidikan
ilmiah. Plato ingin merealisasikan cita-citanya, yaitu memberikan pendidikan
intensif dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat kepada orang-orang muda
yang akan menjadi pemimpin-pemimpin politik nanti. Ia mempolopori
universitas-universitas abad pertengahan dan modern. Murid-murid Plato
memberi sumbangan besar dalam perkembangan cabang-cabang ilmu
pengetahuan. Plato membuat berbagai karya-karya tulis dan pemikirannya tentang
filsafat. Plato kemudian meninggal di Athena pada usia delapan puluh tahun dan
selama hidupnya ia tidak pernah menikah.3

2. Karya-Karya Plato

Banyak sekali karyanya yang masih utuh lengkap. Pada umumnya


tulisannya disusun dalam bentuk dialog. Barangkali karena pengaruh Socrates,
yang kelihatannya memegang peranan penting dalam karya-karyanya. Begitu
penting tempat yang diberikan kepada Socrates (sering dijadikan tokoh utama),
sehingga karya-karya Plato itu dapat dipandang sebagai monumen bagi Socrates.
3
Rapar, Filsafat Politik Plato,1991 (Jakarta: Rajawali Pers), hal 42

6
Dari segala karyanya dapat diketahui bahwa Plato kenal para filsuf yang
mendahuluinya. Seperti Herakleitos, Pythagoras, para filsuf Elea, terlebih para
kaum sofis.

Perbedaan antara Socrates dan Plato adalah bahwa Socrates mengusahakan


adanya definisi tentang hal yang bersifat umum guna menentukan hakikat atau
esensi segala sesuatu, karena ia tidak puas dengan mengetahui hanya
tindakantindakan satu persatu saja. Sedang Plato meneruskan usaha itu secara
lebih maju lagi dengan mengemukakan bahwa hakekat atau esensi segala sesuatu
bukan hanya sebutan saja, tetapi memiliki kenyataan, yang lepas daripada sesuatu
yang berada secara konkrit, yang disebut idea. Idea-idea itu nyata adanya, di
dalam dunia idea.4

B. Aristoteles
1. Riwayat Hidup

Aristoteles lahir 384 SM di Stageira, sebuah kota koloni Yunani di


semenanjung Chalcidice yang berada di wilayah Macedonia, yang terletak di
sebelah utara Yunani. Kendati orang tuanya telah lama menetap di Macedonia,
namun mereka sebenarnya berasal dari Yunani. Ayahnya, Nichomachus, adalah
sahabat dan dokter keluarga Amyntas II, raja Macedonia, ayah raja Philippos dan
kakek Alexandros yang kemudian terkenal dengan nama Alexander yang Agung.
Berbeda dengan pelato ( ia seorang bangsawan ), Aristoteles berasal dari keluarga
menengah. Sejak kecil ia di asuh dan didik oleh ayahnya sendiri dalam bidang ke
dokteran dengan harapan agar kelak dapat menganti kedudukan ayahnya sebagai
dokter keluarga raja Maacedonia, tetapi ayahnya meninggal sebelum ia berhasil
menamatkan pelajarannya. Sekali pun demikian, ayahnya telah berhasil
mewariskan kepada Aristoteles suatu minat yang amat besar terhadap biologi
yang tampak jelas lewat berbagai karyanya dikemudian hari.5

Pada 347 SM, plato meninggal, pada tahun yang sama Aristoteles bersama
dengan Xenokrates, teman sekelasnya di Akademia, meniggalkan Atena. Mereka
4
Harun Hadiwijono, sari Sejarah Filsafat Barat 1,1980 (Yogyakarta: Kanisius), hal 40-41
5
J.H. Rapar, Filsafat Politik Aristoteles, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993). Hlm. 1

7
berangkat menuju pantai Asia kecil, pertama-tama tinggal di Atarneus, lalu pindah
ke Assos dan kemudian tinggal di Mitylene. Hermeias yang menjadi penguasa di
Atarneus pada masa itu, adalah alumnus akademia Plato.6

2. Karya

Mengenai karya tulis Aristoteles, menurut para cendekiawan di zaman


purba, ada lebih dari empat ratus buku yang dianggap buah jerih lelahnya , namun
sebagian besar telah hilang. Dari sekitar lima puluh buku yang masih ada, hanya
sekitar separuhnya yang benar-benar hasil karya Aristoteles sendiri.

Pembagiaan karya tulis Aristoteles ada bermacam-macam. W.D. Ross


membagi karya tulis Aristoteles itu ke dalam tiga bidang : a. Karya tulis yang
bersifat populer; b. Kumpulan data ilmiah; c. Bahan kuliah.7

Karya-karya Aristoteles berjumlah delapan pokok bahasan sebagai berikut:

a. Logika, terdiri dari:


 Categoriac (kategori-kategori),
 De interpratitione (perihal penafsiran),
 Analytics Priora ( analitika logika yang lebih dahulu),
 AnalyticaPosteriora (analitika logika yang kemudian),
 Topica
 De Sophistics Elenchis (tentang cara beragumentasi kaum Sofis).
b. Filsafat Alam, terdiri dari:
 Phisicia,
 De caelo (perihal langit),
 De generatione et corruptione (tentang timbul-hilangya makhlukmakhluk
jasmani),
 Meteorlogica (ajaran tentang badan-badan jagad raya).
c. Psikologi, terdiri dari:

6
Ibid, hlm. 3
7
Ibid, hlm. 7-10

8
 De anima (perihal jiwa),
 Parvanaturalia (karangan-karangan kecil tentang pokok-pokok alamiah)

d. Biologi, terdiri dari;


 De partibusanimalium (perihal bagian-bagian binatang),
 De mutuanimalium (perihal gerak binatang),
 De incessuanimalium (tentang binatang yang berjalan),
 De generationeanimalium (perihal kejadian binatang-binatang).
e. Metafisika, oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau
theologia.
f. Etika, terdiri dari:
 Etichica Nicomachea,
 Magna moralia (karangan besar tentang moral),
 Ethicaeudemia.
g. Politik dan ekonomi, terdiri dari:
 Politics,
 Economics.
h. Retorika dan poetika, terdiri dari:
 Rhetorica
 Poetica.8

8
Asmoro Ahmadi, Filsafat Politik Plato, 2014, palembang: Neorfikri hal 55-56

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Filsafat-filsafat Plato pada awalnya bersumber dari gurunya Socrates,


begitu juga metode yang digunakannya sama dengan metode yang dipakai
Socrates, yaitu metode dialektik. Akan tetapi ajaran dan pemikiran Plato amat
berbeda dengan Socrates. Ia berpendapat bahwa sesungguhnya semua realitas
yang terjadi pada dasarnya sudah ada dalam dunia ide. Jiwa manusia berasal dari
dunia ide yang terkurung di dalam tubuh, yang pada ujungnya keterasingan itu
menimbulkan rasa rindu untuk kembali ke surga ide-ide.

Jika Plato lebih mengedepankan dunia ide, Aristoteles lebih cenderung


menekankan eksperimen untuk mengetahui sebuah kebenaran atas sesuatu.
Berbeda dengan Plato tentang persoalan kontradiktif antara tetap dan menjadi, ia
menerima yang berubah dan menjadi, yang bermacam-macam bentuknya, yang
semua itu berada di dunia pengalaman sebagai realitas yang sesungguhnya. Itulah
sebabnya filsafat Aristoteles disebut sebagai realisme.

Saran:

Demikian makalah ini penulis paparkan. Penulis sadar bahwa terdapat banyak
kekurang dalam makalah ini, karena itu penulis berharap kritik dan sarannya
untuk agar makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Rapar H.J, 1991, Filsafat Politik Plato, Jakarta: Rajawali Pers


 Rapar H.J, 1993, Filsafat Politik Arstoteles, Jakarta: Raja Grafindo
 Asmoro Ahmadi, 2014, Filsafat Politik Plato, Palembang: Neorfikri
 Hadiwijono Harun, 1980, Sari Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta:
Kanisius
 Hakim Atang Abdul dan Saeban Ahmad Beni, 2008, Filsafat Umum, Jawa
Barat: Pustaka Setia

11

Anda mungkin juga menyukai