NIM : 20200309039
PROGRAM KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana
serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan
rekonstruksi bencana.
Terdapat 3 (tiga) faktor penyebab terjadinya bencana, yaitu : (1) Faktor alam (natural
disaster) karena fenomena alam dan tanpa ada campur tangan manusia. (2) Faktor non-alam
(nonnatural disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan manusia,
dan (3) Faktor sosial/manusia (man-made disaster) yang murni akibat perbuatan manusia, misalnya
konflik horizontal, konflik vertikal, dan terorisme
Pengendalian bencana dimulai dengan membangun kesadaran kritis rumah sakit yang
dibantu oleh masyarakat dan juga pemerintah atas masalah bencana alam, menciptakan proses
perbaikan total atas pengelolaan bencana, penegasan untuk lahirnya kebijakan lokal dan peraturan
daerah atas manejemen bencana. Yang tak kalah pentingnya dalam manajemen bencana ini adalah
sosialisasi kehatian-hatian terutama pada daerah rawan bencana.
Dengan melihat manajemen bencana sebagai sebuah kepentingan masyarakat kita berharap
berkurangnya korban nyawa dan kerugian harta benda.Hal yang terpenting dari manajemen
bencana ini adalah adanya suatu langkah konkrit dalam mengendalikan bencana sehingga korban
dapat terselamatkan dengan cepat dan tepat dan upaya untuk pemulihan pasca bencana dapat
dilakukan dengan secepatnya.
Dewasa ini bencana alam sering terjadi dimana-mana tanpa dapat diprediksi. Rumah sakit
yang merupakan tempat berkumpulnya orang sakit, harus memiliki sistem penanggulangan bencana
baik itu bencana eksternal maupun internal sebagai perlindungan terhadap pasien, penunggu
pasien, pengunjung maupun para karyawannya
BAB II
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara rawan bencana baik bencana alam, bencana non-alam dan
sosial. Kondisi tersebut dimungkinkan karena letak geografis Indonesia dan kemajemukan sosial
serta budaya masyarakatnya. Hampir setiap kejadian bencana menimbulkan permasalahan
kesehatan, seperti, korban meninggal, menderita sakit, luka-luka, pengungsi dengan masalah gizinya,
dan masalah air bersih serta sanitasi lingkungan yang menurun.
Selain masalah tersebut, bencana sering pula menyebabkan kerusakan infrastruktur, gedung
dan bangunan publik termasuk fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas
pembantu, gudang farmasi, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas kesehatan yang rusak tentunya
dapat mengganggu pelayanan kesehatan yang seharusnya diberikan dalam situasi dan kondisi
apapun, tidak terkecuali rumah sakit sebagai fasilitas rujukan bagi penanganan korban bencana.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas umum sering mengalami gangguan fungsional
maupun struktural akibat bencana internal (misalnya, kebakaran, gedung runtuh, dan keracunan)
maupun bencana eksternal (misalnya, kehadiran pasien/korban dalam jumlah yang besar pada
waktu hampir bersamaan) sehingga rumah sakitpun menjadi lumpuh (kolaps). Selain itu, dalam
situasi dan kondisi bencana ataupun kedaruratan, diperlukan upaya penguatan rumah sakit agar
dapat berfungsi kembali untuk memberikan jaminan pelayanan rujukan bagi masyarakat yang
membutuhkan pertolongan spesialistik.
Keberhasilan pelayanan kesehatan pada rumah sakit lapangan sangat bergantung pada
bagaimana pengelolaan yang dilakukan baik pada tahap persiapan, pelaksanaan dan
pascapemanfaatannya. Mengingat kekhususan dan kompleksitas pengelolaan rumah sakit lapangan
pada situasi bencana, kiranya perlu disusun pedoman teknis pengelolaannya. Pedoman yang disusun
diharapkan berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan pendirian rumah sakit lapangan,
mekanisme operasional, penyimpanan, serta perawatan rumah sakit lapangan dan
perlengkapannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dalam bidang kesiapan menghadapi
bencana, diperlukan upaya-upaya yang meliputi persiapan alat dan sumber daya manusia yang
memenuhi syarat-syarat dalam kesiapan penanggulangan bencana baik itu eksternal maupun
internal.
Rumah Sakit sebagai salah satu bagian dari pelayan kesehatan masyarakat melakukan upaya
kesiapan menghadapi bencana untuk keselamatan pasien, pengunjung dan karyawan di lingkungan
rumah sakit. Untuk mewujudkan upaya tersebut dapat dilaksanakan secara terstruktur dan untuk
menghasilkan upaya yang maksimal dalam penanggulangan bencana baik itu eksternal maupun
internal, maka disusun Program Kesiapan Penanggulangan Bencana.
BAB III
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Pembentukan sistem komunikasi, kontrol dan komando dalam waktu cepat (rapid
system establishment)
Mengintegrasikan sistem pengelolaan petugas, pasien dan pengunjung/ tamu.
Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan pemulihan, serta tahap
kembali ke fungsi normal
Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana dengan standar pelayanan
bermutu
BAB IV
A. Kegiatan Pokok
B. Rencana Kegiatan
Melakukan Sosialisasi
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
SASARAN
Identifikasi bencana internal dan eksternal yang ada di rumah sakit dapat terlaksana sesuai
jadwal dan terealisasi
Pembuatan peta jalur evakuasi yang baru dapat dilakukan sesuai jadwal dan kesesuaian
dengan kondisi lapangan
Dapat Menetapkan panduan dan standart operasional prosedur penanggulangan bencana
yang bisa menjadi pedoman rumah sakit
Pelatihan pencegahan dan penanggulangan bencana dapat terlaksana sesuai jadwal dan
terealisasi mulai dari kesiapan acara dan kepesertaan seluruh karyawan rumah sakit
Simulasi penanganan bencana dapat dilaksanakan sesuai jadwal dan terealisasi mulai dari
kesiapan acara dan kepesertaan seluruh karyawan rumah sakit
Diharapkan seluruh karyawan rumah sakit dapat melakukan sosialisasi kepada pasien dan
masyarakat tentang tanda kegawatdaruratan dan penanggulangan bencana
Pelaksanaan pelaporan kegiatan, evaluasi dan rencana tindak lanjut program “Kesiapan
Penanggulangan Bencana” dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan dan
seluruh kegiatan dari program ini dapat dievalusi.
BAB VII
2. Melakukan
pengelolaan
keadaaan
darurat/
bencana
3. Melaksanakan
uji coba
/pelatihan
terhadap
penanggulang
-an bencana
4. Menetapkan
panduan dan
standart
operasional
prosedur
penanggulang
-an bencana
5. Melakukan
sosialisasi
6. Melakukan uji
coba dan
simulasi
emergensi
drill
7. Pelaksanaan
pelaporan
kegiatan,
evaluasi dan
rencana
tindak lanjut
program
BAB VIII
Evaluasi program kesiapan penanggulangan bencana di Rumah Sakit dilakukan setiap 6 bulan
sekali yaitu di pertengahan dan akhir tahun. Evaluasi tersebut diantaranya mencakup :