Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Objek penelitian yang digunakan penulis sebagai sampel dalam


penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2018.
Jumlah populasi yang diperoleh adalah sebanyak 37 perusahaan yang
bergerak di industri barang konsumsi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 35 perusahaan, sehingga diperoleh data
sampel seanyak 140 data selama periode 2015-2018. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder, data tersebut berasal dari Bursa
Efek Indonesia yang diakses melalui www.idx.co.id. Pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan peneliti menentukan ciri-
ciri atau kriteria khusus. Untuk memperoleh proses analisis dengan
pertimbangan keakuratan hasil analisis penelitian ini peneliti menggunakan
program SPSS versi 22. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Analisis Deskritif

Deskriptif statistik berfungsi untuk mengetahui karakteristik sampel


yang meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, dan rata-rata
sampel serta tingkat penyimpanan penyebaran data , sebagaimana ditunjukan
dalam tabel tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Deskritif Statistik
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
GROWTH 140 -,27 ,84 ,1018 ,16245
ROA 140 -,18 ,92 ,1044 ,15119
CR 140 ,58 9,28 2,7800 1,87420
DER 140 ,08 13,98 ,9391 1,34741
PBV 140 -1,17 82,44 5,7225 11,99877
Valid N
140
(listwise)
Sumber Lampiran 3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa:
a. Variabel pertumbuhan perusahaan menunjukan nilai rata-rata sebesar
0,1018 %, yang berarti bahwa rata-rata total aset perusahaan berputar
0,1018 % dalam satu tahun dengan standar deviase sebesar 0,16245 %.
Nilai minimum yang dimiliki pertumbuhan perusahaan terkecil -0,27 %
yang di peroleh dari Merck Sharp Dohme Pharma Tbk pada tahun 2016.
Nilai maksimum yang dimiliki pertumbuhan perusahaan terbesar0,84%
yang diperoleh dari Ultra Jaya Milk Industry & Tra pada tahun 2017.
b. Variabel profitabilitas menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,1044% yang
berarti bahwa rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel mampu
menghasilkan laba atas total aktiva sebesar 0,1044 % dengan standar
deviasi sebesar 0,34956 %. Nilai minimum profitabilitas -18 % yang
diperoleh dari Martina Berto Tbk pada tahun 2018, serta nilai maksimum
profitabilitas 0,92 % yang diperoleh dari Merck Tbk pada tahun 2018.
c. Variabel likuiditas menunjukan nilai rata-rata sebesar 2,7800 % yang
berarti bahwa rata-rata setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh Rp. 300
aktiva lancar dengan standar deviasi sebesar 1,87420 %.
d. Nilai minimum atau yang memiliki likuiditas terkecil 0,58 yang diperoleh
dari Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2015, serta nilai maksimum
atau yang memiliki likuiditas terbesar 9,28 % yang diperoleh dari Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun 2015.
e. Variabel struktur modal menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,9315 yang
berarti bahwa kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijaminkan
semua hutang dengan standar deviasi sebesar 1,34504%. Nilai minimum
struktur modal sebesar 0,08 % yang diperoleh dari Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul Tbk pada tahun 2015, serta nilai maksimum struktur modal sebesar
13,98 % yang diperoleh dari Merck Sharp Dohme Pharma Tbk pada tahun 2015.
f. Variabel nilai perusahaan menunjukan nilai rata-rata sebesar 5,7225 kali.
Berarti rata-rata harga saham perusahaan sampel 5,7225 kali terhadap nilai
buku dengan standar deviasi sebesar 11,99877 kali. Nilai minimum nilai
perusahaan -1,17 kali yang diperoleh dari Bentoel Internasional Investam
pada tahun 2015, serta nilai maksimum nilai perusahaan 82,44 kali yang
diperoleh dari Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2017.

C. Hasil Analisis Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat arah dan


besarnya signifikansi pengaruh variabel independen yaitu
pertumbuhanperusahaan (Growth), profitabilitas (Roa), likuiditas (Cr) dan
struktur modal (Der) , terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan
(PBV). Pengolahan data pada analisis regresi linier berganda dilakukan
dengan menggunakan bantuan software SPSS. Hasil analisis regresi linier
berganda dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 5,378 2,104 2,556 ,012
GROWT
-9,078 5,590 -,123 -1,624 ,107
H
ROA 35,828 5,958 ,451 6,013 ,000
CR -1,266 ,509 -,198 -2,486 ,014
DER 1,114 ,714 ,125 1,560 ,121
a. Dependent Variable: PBV
SumberLampiran 4
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

PBV = 5,378 – 9,078 GROWTH + 35,828 ROA – 1,266 CR + 1,114 DER

Persamaan regresi dari hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Konstanta sebesar 5,378 yang artinya jika GROWTH, ROA, CR dan DER
konstan maka nilai PBV sebesar 5,378 kali.
2. Koefisien regresi GROWTH sebesar - 9,078 yang artinya jika GROWTH
turun maka PBV akan naik, setiap penurunan 1% dari GROWTH akan
menaikan PBV 9,078 kali dengan asumsi ROA, CR dan DER konstan
3. Koefisien regresi ROA sebesar 35,828 yang artinya jika ROA turun maka
PBV akan turun, setiap penurunan 1% dari ROA akan menurunkan PBV
35,828 kali, dan jika ROA naik maka PBV juga akan naik setiap kenaikan
1% dari ROA akan menaikan PBV sebesar 35,828 kali dengan asumsi
GROWTH, CR dan DER konstan
4. Koefisien regresi CR sebesar – 1,266 yang artinya jika CR turun maka PBV
akan naik, setiap penurunan 1% dari CR akan menaikan PBV sebesar 1,266
kali dengan asumsi GROWTH, ROA dan DER konstan.
5. Koefisien regresi DER sebesar 1,114 yang artinya jika DER turun maka PBV
akan turun, setiap penurunan 1% dari DER akan menurunkan PBV sebesar
1,114 kali, dan jika DER naik maka PBV akan naik setiap kenaikan 1% dari
DER akan menaikan PBV sebesar 1,114 kali dengan asumsi GROWTH, ROA
dan CR konstan.
D. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini apakah layak atau tidak untuk
digunakan pengujian asumsi klasik meliputi uji nornalitas, uji multikolinieritas,
uji heteroskedasitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya, korelasi
antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2013). Jika data
menunjukan tidak terjadi multikolinieritas, berarti menandakan bahwa model
regresi baik. Dalam mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model
regresi dapat dilihat dari nilai VIF, bila nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan
nilai VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel indipenden
terbebas dari gejala multikolinieritas

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas


a
Coefficients
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 GROWT
,957 1,045
H
ROA ,973 1,028
CR ,867 1,153
DER ,853 1,172
a. Dependent Variable: PBV
Sumber Lampiran 5
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritaa
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Growth 0,957 1,045 Tidak terjadi
multikolinearitas
Return On Asset 0,973 1,028 Tidak terjadi
multikolinearitas
Current Ratio 0,867 1,153 Tidak terjadi
multikolinearitas
Debt to Equity 0,853 1,172 Tidak terjadi
Ratio multikolinearitas
Sumber Lampiran 6

Hasil perhitungan nilai tolerance dari variabel Growth, ROA, CR dan DER
yaitu sacara berturut-turut sebesar 0,957, 0,973, 0,867 dan 0,853 hal ini
menyatakan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih
besar dari 0,10. Sedangkam untuk nilai VIF dari variabel Growth, ROA, CR dan
DER yaitu secara berturut-turut 1,045, 1,028, 1,153 dan 1,172 hasil ini
menunjukan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dari
hasil ini menunjukan bahwa semua variabel independen pada penelitian ini
mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi terbebas dari segala
multikolinieritas.
2. Uji heterokedastisitas

Uji heterojedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model


regresi terjadi ketidaksamaan vrian dari residual satu ke pengamatan ke residual
lain. Uji heterokedasitas yang digunakan adalah uji gletser yang dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6

Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant
4,004 1,396 2,869 ,005
)
GROWT
-5,785 3,709 -,106 -1,560 ,121
H
ROA 29,665 3,953 ,508 7,504 ,000
CR -1,046 ,338 -,222 -3,096 ,002
DER 1,822 ,474 ,278 3,847 ,000
a. Dependent Variable: ABRESID

Sumber Lampiran 7

Hasil uji heterokadasitas pada tabel 4.6 menunjukan bahwa


dari empat variabel independent terdapat masalah heterokedastisitas
pada variabel likuiditas dan struktur modal dimana signifikansi
propabilitas 0,000 , 0,05 likuiditas 0,002 < 0,05 dan struktur modal
0,000 < 0,05. Sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan
signifikansinya lebih besar dari 0,05 yang disimpulkan tidak terjadi
heterokedasitas.
Uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. (Ghozali, 2011). Terjadinya gejala
atau masalah heterokedasitas dapat diabaikan apabila salah satu atau
beberapa variabel dalam hasil uji regresi terdapat hasil signifikan,
karena dapat untuk menjelaskan model regresi.
3. Uji Autokorelasi

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,510a ,260 ,238 10,47446 2,069
a. Predictors: (Constant), DER, ROA, GROWTH, CR
b. Dependent Variable: PBV
Sumber Lampiran 8
Berdasarkan hasil uji Durbin Watson (DW) menunjukan bahwa
nilai DW sebesar 2,069 dimana variabel (k) dalam penelitian sebesar 4
dengan jumlah sampel sebanyak 140, maka didapatkan nilai batas
bawah dL = 1,6656 dan batas atas dU = 1,7830. Nilai uji DW sebesar
2,069 menunjukan bahwa nilai DW berada diatas batas atas (dU)
sebesar 1,7830 dan dibawah (4-dU) sebesar 2,217 (dU < DW < 4-dU)
maka dapat ditarik kesimpuln tidak ada autokorelasi pada model regresi
penelitian ini.

E. Hasil pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini memerlukan analisis statistik


terhadap data penelitian yang sudah diperoleh. Analisis statistik yang digunkan
adalah regresi linier berganda Ghozali (2011), mengungkapkan bahwa
pengujian regresi khususnya pada uji F dan uji t dipengaruhi oleh nilai residual,
yang mengikuti distribusi normal. Hipotesis pertama dalam penelitian ini akan
diuji menggunakan uji F, untuk mengetahui pengaruh variabel indipenden
secara bersama-sama sedangkan uji hipotesis selanjutnya akan diuji dengan uji
t, untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel depeden.
1. Uji F

Uji F bertujuan untuk menunjukan pengaruh variabel independen


terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Uji F digunakan sebagai
menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan struktur modal secara
bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan hasil pengujian adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji F
ANOVAa

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5200,479 4 1300,120 11,850 ,000b
Residual 14811,418 135 109,714
Total 20011,898 139
a. Dependent Variable: PBV

b. Predictors: (Constant), DER, ROA, GROWTH, CR


Sumber Lampiran 9

Berdasarkan Hasil pengujian pengaruh pertumbuhan perusahaan


(growth), profitabilitas (Roa), likuiditas (Cr) dan struktur modal (Der)
diperoleh nilai F-hitung sebesar dengan signifikansi= 0,000. Berdasarkan
ketentuan uji F dimana nilai F-hitung ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Growth, Roa, Cr dan Der secara bersama-samaberpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Dengan demikian H1 yang berbunyi pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan struktur modal secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan diterima.
2. Uji Koefisien Determinasi ( R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur kesesuaian atau
ketepatan garis regresi terhadap sebaran datanya. Koefisien determinasi juga
menggambarkan persentase variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh persamaan regresinya atau variasi variabel independen. Hasil pengujian
koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 ,510a ,260 ,238 10,47446
a. Predictors: (Constant), DER, ROA, GROWTH, CR
b. Dependent Variable: PBV
Sumber Lampiran 10
Berdasarkan tabel hasil pengujian koefisien determinasi, diperoleh nilai
adjusted R2 sebesar 0,238 atau 23,8 %. Hal ini berarti bahwa 23,8 % variabel
dependen yaitu nilai perusahaan dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel indipenden yaitu pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, likuiditas
dan struktur modal dan sisanya 76,2 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukan kedalam model

1. Uji t
Hasil uji mengenai pengaruh pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,
likuiditas dan struktur modal terhadap nilai perusahaan secara parsial
ditunjukan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5,378 2,104 2,556 ,012
GROWT
-9,078 5,590 -,123 -1,624 ,107
H
ROA 35,828 5,958 ,451 6,013 ,000
CR -1,266 ,509 -,198 -2,486 ,014
DER 1,114 ,714 ,125 1,560 ,121
a. Dependent Variable: PBV
Sumber Lampiran 11

a. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan


secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Variabel pertumbuhan perusahaan dinyatakan tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan karena nilai signifikansi sebesar
0,107 > 0,05. Dengan demikian H2 yang berbunyi “pertumbuhan
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan” ditolak..

b. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel profitabilitas secara parsial


berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel
profitabilitas dinyatakan berpengaruh signifikan dan karena nilai
signifikansi sebesar 0,000 > 0,05. Dengan demikian H3 yang berbunyi
“ profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan”
diterima.

c. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel likuiditas secara parsial


berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel likuiditas
dinyatakan berpengaruh signifikan karena nilai signifikansi sebesar
0,014 < 0,05. Dengan demikian H4 yang berbunyi “ likuiditas
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan ” diterima.

d. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel struktur modal secara


parsial tidak berpengaruh signifikan karena nilai signifikansi 0,121 >
0,05. Dengan demikian H5 yang berbunyi “ struktur modal
berpengaruh signifikan terhadap nilai perushaan” ditolak.
F. Pembahasan dan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini akan membahas pengaruh pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor industri barang dan konsumsi yang
terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2015-2018 yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t yang dilakukan menunjukan bahwa pertumbuhan
perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan
perusahaan yang tinggi akan menyebabkan membesarnya kebutuhan dana untuk
ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka
semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan keuntungan atau laba.
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya
tidak membagikan laba sebagai deviden akan tetap menggunakan
keuntungan atau labanya untuk ekspansi perusahaan. Akibatnya
pemegang saham tidak mendapatkan return dalam bentuk deviden dan
menurunkan minat para calon investor membeli saham sehingga
menyebabkan nilai perusahaan rendah. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Issabella (2017) dan Kadek Ayu
(2016), yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Profitabilitas terhadan Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t yang dilakukan menunjukan bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Peningkatan
profitabilitas akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan,
apabila perusahaan mampu menghasilkan laba meningkat maka akan
berdampak pada harga saham yang semakin meningkat (Husnan, 2001).
Nilai profitabilitan yang tinggi menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapat keuntungan sehingga kemampuan
perusahaan dalam membagikan deviden juga meningkat, hal ini
menjadi informasi yang positif bagi pemegang saham sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Ayu (2016) dan Isabella (2016) yang
menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh sigifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t yang dilakukan menunjukan bahwa likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Apabila dilihat dari
sudut pandang pemegang saham dan calon investor hal ini dinilai
perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi berarti perusahaan tersebut
mempunyai keungan internal yang cukup untuk membayar kewajiban
jangka pendek. Kondisi ini menjadi pertanda baik bagi calon investor
sehingga meningkatkan nilai perusahaan, hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Ayu (2019) dan Dharma (2016) yang
menemukan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai
perushaan.
4. Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t yang dilakukan menunjukan bahwa struktur modal tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penambahan
hutang akan meningkatkan risiko atas arus pendapatan perusahaan yang
dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sedangkan hutang menimbulkan beban
tetap tanpa melihatnya pendapatan, akan tetapi perusahaan yang memiliki
modal yang besar juga dapat melindungi perusahaan dari kerugian
kegiatan operasional.
Hal ini menjadi pertimbangan dikalangan para calon investor sehingga
berdampakl pada nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kemara (2017) yang menemukan bahwa
struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pertumbuhan


Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Struktur Modal terhadap Nilai
perushaan baik secara bersama-sama maupun secara parsial pada
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2018. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Struktur
Modal berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.
2. Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.
3. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.
4. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perushaan pada
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.
5. Struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.
B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian


ini, dapat diberikan beberapa saran oleh peneliti sebagai berikut:
1. Bagi calon investor penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
yang tepat dalam berinvestasi khususnya dalam perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi, sehingga diharapkan investor dapat
memperhatikan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kinerja atau
tingkat kesehatan perusahaan tersebut.
2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah rasio keuangan
lainnya yang digunakan sebagai variabel bebas atau independen dalam
penelitian, karena sangat memungkinkan bahwa rasio-rasio keuangan
yang lain yang tidak dimasukkan pada penelitian ini memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melaksanakan penelitian pada
sektor berbeda dengan menggunakan sampel yang lebih banyak, agar
hasil penelitian mempunyai jangkauan yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai