Anda di halaman 1dari 4

Materi buku lks

Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dapat dilihat dari dua aspek, yaitu hubungan
struktural dan fungsional. ,

1. Hubungan Struktural Pemerintahan Pusat dan Daerah

Menurut penjelasan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, hubungan l


pemerintah pusat dengan daerah dapat dirunut dari Alinea Ketiga dan Keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945. Alinea ketiga memuat %
pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Alinea keempat memuat pernyataan bahwa ; setelah
menyatakan kemerdekaan, yang pertama kali dibentuk adalah pemerintah negara lndonesia, yaitu
pemerintah nasional yang bertanggung jawab mengatur dan mengurus bangsa Indonesia
(sentralisasi). Lebih lanjut dinyatakan bahwa tugas pemerintah negara Indonesia adalah
melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah lndonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan
mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut memelihara ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Selanjutnya, Pasal 1 UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan adalah
dibentuknya pemerintah negara Indonesia sebagai pemerintah nasional untuk pertama kalinya
dan kemudian pemerintah nasional tersebutlah yang kemudian membentuk daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian Pasal 18Ayat (2) dan Ayat (5) UUD NRI
Tahun 1945 menyatakan bahwa pemerintahan daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan diberikan otonomi
yang seluas-Iuasnya.

2. Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah

Hubungan fungsional menyangkut atas pembagian tugas dan kewenangan yang harus
dijalankan oleh pemerintahan pusat dan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (good governance). Pembagian tugas, wewenang, dan kewajiban pemerintahan daerah
pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemberian otonomi yang seiuas-Iuasnya kepada daerah diarahkan untuk mempercepat


terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran
serta masyarakat. Di samping itu, melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis giobalisasi,
daerah diharapkan mampumeningkatkan daya saing dengan memerhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan, kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemberian otonomi yang seluas-seluasnya kepada daerah dilaksanakan berdasarkan
prinsip negara kesatuan. Dalam negara kesatuan kedaulatan hanya ada pada pemerintahan negara
atau pemerintahan nasional dan tidak ada kedaulatan pada daerah. Oleh karena itu, seluas apa
pun otonomi yang diberikan kepada daerah, tanggung jawab akhir penyelenggaraan
pemerintahan daerah akan tetap ada di tangan pemerintah pusat. Untuk itu pemerintahan daerah
pada negara kesatuan merupakan satu kesatuan dengan pemerintahan nasionai.

Sejalan dengan itu, kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh daerah merupakan
bagian integral dari kebijakan nasional. Pembedanya adalah terletak pada bagaimana
memanfaatkan kearifan, potensi, inovasi, daya saing, dan kreativitas daerah untuk mencapai
tujuan nasional tersebut di tingkat lokal yang pada gilirannya akan mendukung pencapaian
tujuan nasional secara keseluruhan.

Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai otonomi berwenang
mengatur dan mengurus daerahnya sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakatnya sepanjang
tidak bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan kepentingan umum. Dalam rangka
memberikan ruang yang lebih luas kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kehidupan
warganya maka pemerintah pusat dalam membentuk kebijakan harus memperhatikan kearifan
lokal dan sebaliknya daerah ketika membentuk kebijakan daerah, baik dalam bentuk perda
maupun kebijakan lainnya hendaknya juga memperhatikan kepentingan nasional. Dengan
demikian, akan tercipta keseimbangan antara kepentingan nasional yang sinergis dan tetap
memperhatikan kondisi, kekhasan, dan kearifan lokal dalam penyelenggaraan pemerintahan
secara keseluruhan.

Materi ebook

D. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah


1. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara
yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Cara Pertama, disebut dengan sentralisasi, yakni segala urusan,
fungsi, tugas, dan wewenang penyelenggaraan pemerintahan ada pada
pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara dekonsentrasi.
Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan
wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya kepada pemerintah
daerah.
Pelimpahan wewenang dengan cara dekonsentrasi dilakukan melalui
pendelegasian wewenang kepada perangkat yang berada di bawah
hirarkinya di daerah. Pelimpahan wewenang dengan cara desentralisasi
dilakukan melalui pendelegasian urusan kepada daerah otonom.
Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas,
dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.
1. Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi
negara sebagai kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.
2. Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan
secara beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.
3. Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas
dan tidak memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola
oleh pemerintah daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan serta
kemampuan daerah masing-masing.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan
ketentuan tersebut daerah diberi kesempatan untuk membentuk lembagalembaga
yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

Untuk lebih jelasnya, hubungan struktural tersebut dapat di lihat pada


bagan berikut.

2. Hubungan
Fungsional
Pemerintah Pusat
dan Daerah
Pada dasarnya
pemerintah pusat dan
pemerintah daerah
memiliki
hubungan
kewenangan yang
saling melengkapi
satu sama lain.
Hubungan
tersebut terletak pada
visi, misi, tujuan, dan
fungsinya masing-
masing.
Visi dan misi kedua
lembaga ini, baik di
tingkat lokal maupun
nasional
adalah melindungi
serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk
mengolah dan mengurus rumah tangga sendiri berdasarkan kondisi dan
kemampuan daerah.
Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan
merata dalam berbagai aspek kehidupan. Fungsi pemerintah pusat dan
daerah adalah sebagai pelayan, pengatur, dan pemberdaya masyarakat.
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota
diatur dalam undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam, dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat
dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria
eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian
hubungan antarsusunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan
kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

Anda mungkin juga menyukai