ABSTRAK
Latar Belakang : Kehidupan anak muda saat ini begitu dinamis. Pada usia remaja banyak
disibukan dengan beragam aktivitas. Dengan aktifitas yang padat, tak jarang mereka melupakan
satu hal yang penting, yaitu kesehatan. Karena usia yang muda, mereka cenderung menganggap
diri mereka sehat. Sementara pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Anak muda pun rentan
dengan penyakit. Data Organisasi PBB yang mengurusi Kesehatan, WHO tahun 2013
menunjukan tingginya angka kematian pada anak muda. Tercatat lebih dari 2,6 juta anak muda
usia 10-24 tahun meninggal dunia setiap tahunnya. Anemia defisiensi besi merupakan anemia
yang paling sering terjadi pada remaja, karena kebutuhan yang tinggi untuk pertumbuhan.
Anemia kurang zat besi lebih banyak terjadi pada remaja putri dibanding remaja putra. Anemia
merupakan masalah gizi yang memperngaruhi jutaan orang di negara-negara berkembang dan
tetap menjadi tantangan besar bagi kesehatan manusia. Dari hasil pendataan diperoleh informasi
bahwa Remaja di Posyandu Remaja dusun Biru belum pernah dilakukan pemeriksaan Hb
sebagai upaya deteksi dini anenia.
Tujuan : Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
remaja dengan pemeriksaan dini penyakit anemia dengan pemeriksaan Hb
Metode : Metode yang digunakan adalah praktik pemeriksaan kadar Hb pada remaja dan
konseling paska pemeriksaan.
Hasil : Hasil dari pelaksaan pemeriksaan ini adalah sebagian besar remaja di Posyandu Remaja
Dusun Biru Sleman Yogyakarta dengan jumlah 31 orang masuk dalam kategori tidak anemia
dengan prosentasi sebesar 88,57% sedangkan sebagian kecil sebanyak 4 orang masuk dalam
ktegori anemia sedang dengan prosentase sebesar 11,43%.
Kata Kunci : Deteksi Dini, Anemia, Remaja
ABSTRACT
Background: The life of young people today is so dynamic. In adolescence many busy with a
variety of activities. With busy activities, they often forget one important thing, which is health.
Because of their young age, they tend to consider themselves healthy. While this opinion is not
entirely correct. Even young people are vulnerable to disease. Data from the United Nations
Organization in charge of Health, WHO in 2013 showed a high mortality rate in young children.
More than 2.6 million young people aged 10-24 years die each year. Iron deficiency anemia is the
most common anemia in adolescents, because of the high need for growth. Iron deficiency anemia
is more common in young women than young men. Anemia is a nutritional problem that affects
millions of people in developing countries and remains a major challenge for human health.
From the results of the data collection it was obtained that the Youth in Posyandu Remaja in the
hamlet of Blue had never done an Hb examination as an effort to detect early anenia.
Objektive: The purpose of this community service is to improve the quality of life of adolescents
with an early examination of anemia with Hb examination
14
P ISSN 2654-7716/eISSN 2656-4211 BerlinaP, Deteksi Dini Penyakit Anemia…
Method: The method used is the practice of examining Hb levels in adolescents and
post-examination counseling.
Results: The results of this examination were that most of the adolescents in Posyandu Remaja,
Dusun Biru, Sleman, Yogyakarta, with a total of 31 people included in the category of not anemic
with a percentage of 88.57% while a small portion of 4 people were included in the category of
moderate anemia with a percentage of 11, 43%.
Keywords: Early Detection, Anemia, Teenager
15
P ISSN 2654-7716/eISSN 2656-4211 BerlinaP, Deteksi Dini Penyakit Anemia…
besi. Zat besi dibutuhkan pada semua sel di kabupaten Bantul prevalensi anemia
tubuh dan merupakan dasar dalam proses dari data terakhir di tahun 2013 angka
fisiologis, seperti pembentukan anemia sebesar 27,67% (Dinkes Bantul,
hemoglobin (sel darah merah) dan fungsi 2014). Berdasarkan data Riskesdas
enzim (Arma, 2007). (2013), dilaporkan bahwa angka kejadian
Gejala yang sering dialami antara anemia secara nasional adalah sebesar
lain lesu, lemah, pusing, mata 21,7%, dimana18,4% terjadi pada
berkunang-kunang, dan wajah pucat. laki-laki dan 23,9% terjadi pada
Anemia dapat menimbulkan berbagai perempuan. Berdasarkan data jenis
dampak pada remaja antara lain kelamin tersebut, wanita memiliki
menurunkan daya tahan tubuh sehingga prevalensi tertinggi mengalami anemia,
mudah terkena penyakit, menurunnya termasuk diantaranya adalah remaja putri
aktivitas dan prestasi belajar karena (Riskesdas, 2013).
kurangnya konsentrasi (Permaesih, 2005) Anemia kurang besi dapat
Anemia defisiensi besi merupakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
anemia yang paling sering terjadi pada kurangnya mengkonsumsi sumber
remaja, karena kebutuhan yang tinggi makanan hewani sebagai salah satu
untuk pertumbuhan. Anemia kurang zat sumber zat besi yang mudah diserap
besi lebih banyak terjadi pada remaja (heme iron), sedangkan bahan makanan
putri dibanding remaja putra. Anemia nabati (non-heme iron) merupakan
merupakan masalah gizi yang sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit
memperngaruhi jutaan orang di diserap sehingga dibutuhkan porsi yang
negara-negara berkembang dan tetap besar untuk mencukupi kebutuhan zat
menjadi tantangan besar bagi kesehatan besi dalam seharinya. Dusun Biru
manusia. Pada tahun 2013 angka merupakan sebuah dusun yang terletak di
anemia pada remaja putri di Daerah wilayah Kecamatan Gamping Sleman
Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 34% Yogyakarta. Dari hasil pendataan
(Dinkes Yogyakarta, 2013). Prevalensi di diperoleh informasi bahwa Remaja di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari Posyandu Remaja dusun Biru belum
tahun 2010 hingga 2012 sebesar 20,95% ; pernah dilakukan pemeriksaan Hb
18,9%; 17,35% cenderung menurun sebagai upaya deteksi dini anenia. Salah
dibawah target nasional 20%. Sedangkan satu upaya yang dapat dilakukan oleh
16
P ISSN 2654-7716/eISSN 2656-4211 BerlinaP, Deteksi Dini Penyakit Anemia…
17
P ISSN 2654-7716/eISSN 2656-4211 BerlinaP, Deteksi Dini Penyakit Anemia…
dengan pada individu yang telah dukuh dan kader sangat menyambut
diperiksan hb. Dalam komunikasi dengan senang hati untuk dapar segera
dua arah tersebut selain menjelaskan dilaksanakan. Pemeriksaan kesehatan
hasil konseling namun disampaikan berpengaruh besar terhadap kualitas
juga segala informasi yang terkait hidup remaja. Mengetahui penyakit yang
dengan baik yang terdeteksi anemia menjangkiti diri sejak dini terkadang
maupun yang tidak. membuat ketakutan tersendiri bagi
3. Tanya Jawab seseorang, apalagi jika itu adalah sakit
Metode ini sangat penting bagi para yang serius. Namun, akan lebih
peserta, hal ini memperlihatkan menakutkan lagi jika seseorang tidak tahu
bahwa peserta memperhatikan betul sama sekali apa yang terjadi di dalam
tentang konseling yang diberikan. tubuh. Itulah yang menjadi alasan
Selain itu peserta dapat menggali mengapa pemeriksaan dini sangat penting
sebanyak-banyaknya pengetahuan dilakukan. Selain dapat mengetahui
tentantang materi yang diberikan. kondisi kesehatan tubuh, melalui
pemeriksaan dini juga dapat mengetahui
HASIL DAN PEMBAHASAN penyakit dengan gejala yang tidak
1. HASIL tampak, seperti hipertensi, diabetes
Kegiatan pengambdian kepada melitus, kelainan lemak, penyakit darah
masyarakat ini diawali dengan survey (anemia, thalassemia), penyakit hati,
pendahuluan untuk menganasis situasi. penyakit ginjal, penyakit paru dan lain
Hasil survey dan wawancara dengan sebagainya. Dengan melakukan
kader posyandu remaja dusun Biru belum pemeriksaan dini juga bisa mencegah
pernah diadakan pemeriksaan deteksi dini perkembangan penyakit dan komplikasi.
penyakit anemia. Kader menjelaskan Karena dengan mengetahuinya sejak dini,
bahwa para remaja ingin dilakukan penanganan penyakit dapat dilakukan
pemeriksaan Hb dan mengetahui dengan cepat dan tepat. Jika sudah
pengetahuan tentang anemi. mengetahui penyakit yang diderita, maka
Berdasarkan informasi diatas, pada pengobatan bisa dilakukan sesegera
saat kami menawarkan kegiatan mungkin. Dengan begini, maka terjadi
pemeriksaan deteksi dini penyakit anemia penghematan biaya pengobatan. Terakhir,
dengan pemeriksaan Hb, baik bapak dengan kesehatan yang terjaga dan
18
P ISSN 2654-7716/eISSN 2656-4211 BerlinaP, Deteksi Dini Penyakit Anemia…
terpantau dengan baik, maka usia jumlah hemoglobin dari batas normal
produktif akan menjadi lebih panjang. sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah
HASIL PEMERIKSAAN DETEKSI yang cukup ke perifer. Nilai batas normal
DINI PENYAKIT ANEMIA PADA
kadar hemoglobil pada remaja wanita >12
REMAJA DI POSYANDU REMAJA
DI DUSUN BIRU SLEMAN gram/dl sedangkan kadar normal
YOGYAKARTA
hemoglobin pada remaja pria adalah >14
gram/dl. Anemia dapat disebabkan oleh
karena gangguan pembentukan eritrosit
oleh sumsum tulang, perdarahan, proses
penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya (hemolisis), kurangnya
asupan zat besi, vitamin C, vitamin B12
dan folat (Sudoyo, 2006). Dari hasil uji
regresi logistik diketahui ada hubungan
asupan zat besi dengan anemia. Dilihat
dari asupan zat besi sebanyak 63,3%
subyek termasuk dalam kategori kurang
dari kebutuhan yaitu 20 mg untuk usia
Berdasarkan grafik diatas dapat 10-12 tahun dan 26 mg untuk usia 13-15
disimpulkan bahwa sebagian besar tahun, karena siswi mempunyai kebiasaan
remaja di Posyandu Remaja Dusun Biru kurang mengkonsumsi makanan sumber
Sleman Yogyakarta dengan jumlah 31 zat besi yang mudah diserap (heme iron)
orang masuk dalam kategori tidak anemia seperti daging, ikan, dan unggas. Siswi
dengan prosentasi sebesar 88,57% lebih banyak mengkonsumsi makanan
sedangkan sebagian kecil sebanyak 4 sumber zat besi non heme seperti tahu,
orang masuk dalam ktegori anemia tempe dan kacang-kacangan. Zat besi
sedang dengan prosentase sebesar adalah komponen penting hemoglobin.
11,43%. Hemoglobin mengandung besi yang
2. PEMBAHASAN disebut hem dan protein globulin. Setiap
Menurut American Society of molekul hemoglobin mengikat oksigen
Hematology Anemia adalah menurunnya untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Pada
19
P ISSN 2654-7716/eISSN 2656-4211 BerlinaP, Deteksi Dini Penyakit Anemia…
remaja putri, kebutuhan yang tinggi akan jumlah 31 orang masuk dalam
besi terutama disebabkan kehilangan zat kategori tidak anemia dengan
besi selama menstruasi. Beberapa faktor prosentasi sebesar 88,57%
penyebab kurangnya konsumsi zat besi sedangkan sebagian kecil
pada remaja adalah ketersediaan pangan, sebanyak 4 orang masuk dalam
kurangnya pengetahuan dan kebiasan ktegori anemia sedang dengan
makan yang salah. Evaluasi dilakukan prosentase sebesar 11,43%.
dengan pertanyaan lisan yang b. Meningkatnya kesadaran remaja
disampaikan kepada peserta. Pengabdi dan meningkatnya kulaitas
juga menanyakan apakah peserta mulai hidup remaja yang berdampak
bersedia untuk melakukan deteksi dini, pada meningkatnya derajat
peserta menjawab sangat bersedia dan kesehatan masyarakat.
yakin untuk melakukan deteksi dini. c. Dapat mengantisipasi penyakit
Mereka juga mengatakan tidak takut lagi anemia pada remaja
untuk melakukan deteksi dini setelah 2. SARAN
kegiatan ini dilakukan pengabdi dan Mengingat besarnya manfaat dalam
antusias remaja tampak ketika mereka kegiatan pengabdian kepada
menginginkan untuk dilakukan masyarakat ini, maka selalanjutnya
pemeriksaan baik yang serupa maupun perlu :
pemeriksaan dan kegiatan yang lain. a. Mengadakan kegiatan serupa
secara berkala sebagai tindak
SIMPULAN DAN SARAN lanjut masalah
1. SIMPULAN b. Membuat gambaran kesehatan
Dengan diadakannya kegiatan remaja di Dusun Biru Sleman
pemeriksaan deteksi dni anemia pada Yogyakarta
remaja di Posyandu remaja di Dusun
Biru Sleman Yogykarta dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan : American Society of Hematology.
a. Hasil pemeriksaan didapatkan Anemia. 2013. Avalaible from:
http:www.hematology.org
sebagian besar remaja di
Posyandu Remaja Dusun Biru Arma, A.J.A., 2007. Pengaruh
Perubahan Sosial Terhadap
Sleman Yogyakarta dengan Perilaku Seks Remaja dan
20
P ISSN 2654-7716/eISSN 2656-4211 BerlinaP, Deteksi Dini Penyakit Anemia…
21