TA. 2020/2021
SMK KARTINI BHAKTI MANDIRI
SEMESTER GENAP
1
Februari
Kelas : X Farmasi dan Keperawatan
Jumlah Minggu : 4 (Empat)
Beberapa jenis jamur memiliki zat warna seperti Amanita muscaria memiliki
tubuh buah berwarna merah. Jamur multiseluler (terdiri dari banyak sel) memiliki sel-
sel memanjang berupa benang-benang yang disebut hifa (jamak hifae). Hifa ada yang
bersekat dinamakan septum (jamak: septa). Septa atau sekat ini memiliki celah
sehingga sitoplasma antara sel yang satu dengan sel lainnya dapat berhubungan. Ada
juga hifa yang tidak memiliki septa sehingga tubuh jamur tersebut merupakan hifa
panjang dengan banyak inti. Hifa tanpa septa disebut senositik. Adanya septa
merupakan salah satu dasar klasifikasi jamur.
Hifa jamur bercabang-cabang dan kemudian berjalinan membentuk miselium
(jamak: miselia). Sebagian miselium ada yang berfungsi untuk menyerap makanan
(dinamakan miselium vegetatif). Miselium vegetatif tertentu memiliki struktur hifa
yang disebut houstorium (jamak: houstoria). Houstorium dapat menembus sel
1
inangnya. Miselium juga ada yang membentuk alat reproduksi yaitu menghasilkan
spora (disebut miseilium generatif).
2
C. Reproduksi Fungi (Jamur)
Tipe reproduksi jamur dibedakan ke dalam dua cara yaitu seksual dan aseksual, adapun
penjelasannya sebagai berikut.
- Aseksual. Untuk jamur uniseluler akan membentuk kuncup atau tunas untuk menghasilkan
keturunan. Sedangkan , untuk jamur multiseluler akan dapat melakukan proses fragmentasi dan
menghasilkan spora aseksual atau sporangoispora atau konidiospora. Kedua spora aseksual
tersebut memiliki sifat haploid.
- Seksual. Reproduksi jamur secara seksual dimulai dengan cara penyatuan hifa atau singgami
yang terdiri dari proses plasmogami dan kariogami. Dari proses tersebut akan menghasilkan
spora seksual yaitu zigospora, askospora, dan basidiospora.
Uji Kemampuan Diri
1. Sebutkan cara reproduksi aseksual pada fungi
2. Sebutkan tipe spora seksual pada fungi
3
dengan inti haploid hifa (-) dan kemudian membentuk zigospora. Zigospora yang terbentuk
memiliki inti-inti yang haploid (2n). Inti-inti diploid membelah secara meiosis
menghasilkan inti-inti haploid (jumlah kromosomnya n). Selanjutnya zigospora mengalami
dormansi (fase istirahat). Zigospora mengalami penebalan dinding sel sehingga dapat
roqueforti bertahan pada kondisi kering selama berbulan-bulan.
Apabila kondisi lingkungan menguntungkan, zigospora akan tumbuh dan membentuk
sporangium. Inti-inti haploid di dalam sporangium membelah secara mitosis yang
kemudian membentuk inti-inti spora. Jika sporangium masak, dindingnya akan robek
sehingga spora tersebar. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai (kondisi cocok) akan
berkembang menjadi hifa. Hifa berkembang menjadi jamur baru.
d. Peran Zygomycota
Peran jamur Zygomycota diantaranya yaitu: Jamur Rhizopus oryzae digunakan untuk
pembuatan tempe, Jamur Mucor javanicus digunakan untuk pembuatan tape, Jamur
Rhizopus stolonifer, Rhizopus nigricans, Mucor mucedo, dan Pilobulus merupakan
pengurai saproba sisa organisme atau bahan yang terbuat dari produk organisme seperti
makanan. Rhizopus stolonifer tumbuh pada roti basi. Hifanya juga disebut stolon
tumbuh di permukaan roti dengan cepat. Sebagian hifa ada yang membentuk struktur
seperti akar yang disebut rizoid (berfungsi untuk melekat pada substrat dan juga
menyerap makanan). Rhizopus nigricans hidup pada tomat dan Mucor mucedo serta
Pilobulus menguraikan kotoran hewan.
2. Ascomycota
Ciri umum Ascomycota adalah sebagai berikut:
a. Struktur Tubuh
Ascomycota sebagian besar multiseluler. Ascomycota yang uniseluler misalnya
Saccharomyces cereviceae (khamir). Ascomycota ada yang membentuk buah, namun ada
pula yang tidak membentuk tubuh buah. Bentuk tubuh Ascomycota beragam, antara lain
seperti mangkuk, bulat, dan bulat panjang. Alat reproduksi aseksual Ascomycota adalah
hifa yang berdiferensiasi menjadi konidiofor. Pada ujung konidiofor terdapat konidiospora
atau konidia (tunggal: konidium). Konidiospora tersusun dalam bentuk rantai seperti kuas
atau bergerombol bulat.
Alat reproduksi seksualnya adalah askus (jamak: aski). Askus merupakan struktur
seperti kantung. Pada Ascomycota yang memiliki tubuh buah, alat reproduksi seksual
terdapat pada tubuh buah yang disebut askokarp. Pada askokarp terdapat banyak askus.
Setiap askus akan menghasilkan askospora.
b. Habitat
4
Ascomycota umumnya hidup saprofit pada tanah dan sisa-sisa organisme (sampah).
Sebagian Ascomycota merupakan parasit pada tumbuhan dan hewan. Ascomycota ada
yang hidup di laut dan merupakan salah satu saproba utama. Ada juga Ascomycota yang
bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak (lichen).
c. Reproduksi
Ascomycota melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
(tidak kawin) pada Ascomycota uniseluler dilakukan dengan membentuk kuncup atau
tunas. Kuncup terbentuk pada sel induk yang kemudian lepas.
Reproduksi seksual terjadi dengan penyatuan dua sel haploid (n) berbeda jenis yang
berfungsi sebagai gamet (sel kelamin). Penyatuan tersebut menghasilkan zigot yang diploid
(2n). Zigot kemudian membesar menjadi askus. Di dalam askus terjadi pembelahan meiosis
sehingga terbentuk empat sel askospora yang haploid (n). Askospora merupakan spora
aseksual (spora vegetatif). Berikut adalah tahap reproduksi seksual Ascomycota
multiseluler.
Hifa yang berbeda jenis berdekatan. Salah satu hifa yang dianggap hifa “betina”
membentuk askogonium dan hifa jenis lainnya yang dianggap “jantan” membentuk
anteridium. Askogonium dan anteridium masing-masing memiliki sejumlah inti haploid
(n). Dari arkegonium tumbuh trikogin, yaitu struktur penghubung askogonium dengan
anteridium. Melalui trikogin terjadi perpindahan plasma dan inti anteridium ke askogonium
sehingga pada askogonium terjadi penyatuan plasma (plasmogami) dan terbentuk dua inti
haploid (n) yang berpasangan (dikariotik).
Askogonium kemudian tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion.
Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis. Inti-inti membelah secara mitosis tetapi
tetap berpasangan. Pada Ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa
askogonium yang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut badan buah
berupa askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan dua inti
haploid dikariotik.
Dalam askus kemudian terjadi kariogami menghasilkan inti diploid (2n). Fase diploid
ini singkat karena kemudian inti tersebut membelah secara meiosis menghasilkan empat
inti haploid (n). Setiap inti haploid membelah lagi secara mitosis sehingga setiap askus
mengandung delapan inti haploid (n). Dinding sel kemudian terbentuk di sekitar delapan
inti dan membentuk askospora. Askospora yang telah masak/matang akan tersebar dari
askus yang pecah. Askospora yang jatuh di tempat yang sesuai dan cocok akan
berkecambah menghasilkan hifa haploid yang baru.
d. Peran Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang paling beragam. Berikut adalah peran
menguntungkan jamur Ascomycota, yaitu: Saccharomyces cereviceae berperan untuk
5
pembuatan roti dan minuman beralkohol. Jamur ini mengubah gula menjadi alkohol
dan karbondioksida. Karbon dioksida inilah yang menyebabkan adonan roti
mengembang. Saccharomyces ellipsoideus, berperan untuk pembuatan wine dan buah
anggur Saccharomyces tuac, berperan untuk pembuatan tuak dari air nira. Neurospora
crassa, untuk pembuatan oncom. Morchella esculenta dan Sarcoscypha coccinea, yaitu
jamur yang tubuh buahnya dapat dimakan. Contoh jamur Ascomycota yang merugikan
karena bersifat parasit adalah sebagai berikut. Venturia inaequalis yaitu jamur
penyebab penyakit yang merusak buah apel Claviceps purpurea merupakan jamur
penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Tanaman yang berpenyakit ini jika
dimakan oleh hewan ternak atau manusia akan menyebabkan penyakit yang disebut
ergotisma. Gejala ergotisma adalah kejang otot dan kelumpuhan.
3. Basidiomycota
Ciri umum Basidiomycota adalah sebagai berikut.
a. Struktur tubuh
Basidiomycota adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa vegetatif
Basidiomycota terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misalnya pada kulit kayu,
tanah, atau serasah daun. Jalinan hifa generatif ini ada yang membentuk tubuh buah dan
ada yang tidak. Tubuh buah pada Basidiomycota disebut basidiokarp. Bentuk basidiokarp
bermacam-macam, misalnya seperti payung, kuping, atau ada juga bentuk setengah
lingkaran. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah).
Pada lembaran/bilah ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora
basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generatif.
b. Habitat
Jamur ini umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya
serasah daun di tanah, merang padi, atau batang pohon yang mati. Jamur yang parasit hidup
pada organisme inangnya misalnya pada tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada juga
yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.
c. Reproduksi
Reproduksi Basidiomycota terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi
aseksual adalah dengan membentuk spora konidia. Seperti Zygomycota dan Ascomycota,
reproduksi seksual (secara kawin) Basidiomycota terjadi melalui perkawinan antara hifa
yang berbeda jenis menghasilkan spora seksual (spora generatif) yaitu spora basidium
(basidiospora). Berikut adalah tahap reproduksi seksual sehingga terbentuk spora basidium:
Hifa jenis (+) dan hifa jenis (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora.
Kedua hifa ini saling bersinggungan. Plasmogami terjadi antara hifa jenis (+) dan hifa jenis
(-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti
haploid (n) yang berpasangan (dikariotik). Hifa haploid (n) dikariotik tumbuh menjadi
miselium haploid yang dikariotik. Miselium dikariotik tumbuh dan kemudian membentuk
badan buah yang disebut basidiokarp. Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami
sehingga membentuk basidium yang bernti diploid (2n). Inti diploid dalam basidium akan
mengalami pembelahan secara meiosis menjadi empat inti yang haploid (n) Basidium
membentuk 4 (empat) tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya. Satu inti haploid pada
basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan lalu berkembang menjadi
basidiospora. Apabila basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang
sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.
6
d. Peran Basidiomycota
Peran menguntungkan jamur Basidiomycota adalah sebagai berikut. Jamur kuping
(Auricularia polytrica), jamur merang (Volvariella volvacea), dan jamur shitake
(Lentinulla edodes) dapat dimakan tubuh buahnya Jamur kayu (Ganoderma) berperan
sebagai obat atau makanan suplemen. Sebaliknya, jamur Basidiomycota yang
merugikan adalah sebagai berikut. Jamur karat (Puccinia graminis) merupakan parasit
pada daun tanaman pertanian dari famili Gramineae, misalnya jagung dan gandum.
Puccinia arachidis adalah parasit pada tanaman kacang tanah Ustilago maydis, parasit
pada jagung. Amanita ocreata dan Amanita phalloides, merupakan jamur beracun dan
mematikan jika dimakan. Amanita muscaria, dapat menyebabkan halusinasi jika
dimakan. Jamur ini memiliki tubuh buah yang sulit dibedakan antara yang beracun dan
tidak beracun sehingga lebih baik jangan memakan jamur yang belum diketahui dapat
dimakan atau tidak.
4. Deuteromycetes
Deuteromycota bukan kelompok jamur yang sebenarnya (tidak sejati) dalam klasifikasi
jamur. Setiap jenis jamur yang sudah diidentifikasi tetapi belum diketahui reproduksi
seksualnya dikelomppokkan dalam Deuteromycetes atau disebut juga jamur tidak sempurna.
Deuteromycetes umumnya bersifat parasit dan memiliki hifa bersekat. Contohnya yaitu
Tricophyton, Mycrosporum, dan Fusarium sp.
Uji Kemampuan Diri
1. Pada system klasifikasi 5 kingdom, fungi terbagi menjadi 4 divisi. Sebutkan dan jelaskan secara
singkat ciri-ciri setiap divisi tersebut
2. Mengapa Deuteromycota dikatakan fungi tidak sempurna? Jelaskan pendapatmu
7
dari kelompok Cyanobacterium atau ganggang hijau. Keberadaan dari Linchen dapat menjadi
salah satu indikator udara bersih.
Sumber lain menyatakan bahwa linchen merupakan hasil simbiosis antara fungsi
(Asymycotina dan Basidiomycota) yang dinamakan dengan mikobion dengan alga biru atau
alga hijau yang dinamakan dengan fikobion. Tumbuh pada pohon, di tanah, atau di karang.
Berperan sebagai organisme perintis dan sensitif terhadap polusi udara. Linchen ini hidup
sebagai epifit atau menempel dan endolitik atau menembus batuan dan mampu melapukkan
batuan.
Lebih lanjut, Linchen dapat membentuk tanah untuk kehidupan makhluk lain. Oleh sebab
itu, dikenal dengan organisme perintis. Reproduksinya dilakukan dengan cara aseksual.
Aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi atau soredium (di mana beberapa sel ganggang
yang terbungkus oleh hifa jamur). Sedangkan, reproduksi secara seksual dilakukan dengan
menghasilkan askospora atau basidispora. Contohnya: Physcia, Parmelia grafis yang hidup di
pohon - pohon, Usnea berbata yang menghasilkan asam usnin untuk melawan bakteri
tuberkulosa, Cladonia rengifernia yang merupakan makanan rusa kutub, dan Certraria
merupakan bahan obat.
Adapun struktur anatomi dari Lichenes atau Linchen yaitu sebagai berikut. Pertama, lapisan
korteks merupakan lapisan luar yang terdiri dari sel – sel jamur yang rapat dan kuat yang
memiliki fungsi untuk menjaga agar Linchenes tetap tumbuh. Kedua, lapisan gonidium
merupakan lapisan yang mengandung alga dan menghasilkan makanan melalui fotosintesis.
Ketiga, lapisan empulur merupakan lapisan yang tersusun dari sel – sel jamur namun tidak rapat
yang memiliki fungsi untuk menyimpan cadangan air dan sebagai tempat untuk berkembang
biak.
Lebih lanjut, menurut bentuknya Lichenes dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut. Pertama, krustos merupakan bentuk talus seperti kerak, datar dan tipis, melekat erat
pada substrat seperti batu dan kulit pohon. Contohnya adalah Acarospora dan Graphis scipta.
Kedua, folios, memiliki bentuk talus seperti daun, datar, lebar, banyak lekukan, melekat pada
batu dan ranting. Contohnya adalah Parmelia. Ketiga, frutikos, memiliki bentuk talus tegak atau
semak, menggantung atau jumbai atau pita pada batu, daun atau batang pohon. Contohnya yaitu
Usnea longissima dan Cladonia perforata.
2. Mikorhiza
Mikorhiza merupakan suatu simbiosis antara jamur dan tumbuhan tingkat tinggi atau
vascular. Pada umumnya, jamur bersimbiosis pada bagian akar tumbuhan yaitu tanaman pinus
dan kacang - kacangan. Jamur akan membentuk mikoriza yang berasal dari golongan
Zygomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota. Ada dua jenis mikoriza yaitu ektomikoriza
yang ada pada akar pinus dan endomikoriza yang ada pada tanaman kacang- kacangan.
Ektomikoriza memiliki hifa yang tidak dapat menembus ke dalam akar atau korteks, namun
hanya sampai pada lapisan epidermis. Sedangkan endomikoriza memiliki hifa yang menembus
akar sampai ke bagian korteks. Selain terdapat pada tanaman kacang – kacangan juga dapat
hidup di akar anggrek dan sayuran, misalkan kol. Berdasarkan simbiosis tersebut, jamur akan
mendapatkan manfaat senyawa organik untuk suplai makanannya. Sedangkan tumbuhan dapat
memfiksasi nitrogen bebas, memperoleh suplai air, dan menyerap mineral yang lain.
3. Kapang
8
Merupakan istilah bagi tahapan aseksual dari Zygomycota, Ascomycota, dan
Basidiomycota. Reproduksi secara seksual menghasilkan zigosporangia, askokarpus atau
basidiokarpus. Sedangkan , aseksual dengan menghasilkan konidiospora. Adapun spesiesnya
meliputi Penicillium requeforti sebagai bahan yang digunakan untuk membuat keju.