Anda di halaman 1dari 7

Arroyan Wardhana Peranan Mastoidektomi Radikal pada Otitis Media Supuratif Kronik ….……….

58

Peranan Mastoidektomi Radikal pada Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Bahaya

Role of the Radical Mastoidectomy in Dangerous Type of Chronic Supurative Media


Otitis

Arroyan Wardhana
Department of Ear Nose Throat, Faculty of Medicine, YARSI University, Jakarta
Jalan Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telephone. 021-4206674, 4206675, 4206676
Coresponding email: arroyan.wardhana@yarsi.ac.id

Abstrak
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) merupakan penyakit infeksi telinga tengah yang terjadi
pada 35-650 juta didunia. Infeksi ini terutama dijumpai pada masyarakat kalangan ekonomi lemah
dengan gizi kurang. Pembedahan OMSK antara lain adalah mastoidektomi radikal, mastoidektomi
radikal modifikasi dengan timpanoplasti. Dilaporkan dua kasus OMSK tipe bahaya tanpa komplikasi
yang dilakukan mastoidektomi radikal dengan modifikasi untuk eradikasi kholestatoma di Rumah
Sakit. Hasil mastoidektomi radikal diharapkan telinga yang kering, adanya peningkatan pendengaran
serta pertumbuhan tandur gendang telinga yang baik.

Kata kunci : otitis media supuratif kronik, mastoidektomi radikal

Abstract
Chronic supurative otitis media is a middle ear infection that affects 35-650 million people in
the world. This kind of infection can be seen in the low economic people with malnutrition. Surgical
procedure for chronic supurative otitis media includes radical mastoidectomy and modified radical
mastoidectomy with tympanoplasty. We report two cases with a dangerous type of chronic supurative
otitis media with cholestatoma that has undergone radical mastoidectomy to eradicate of
cholesteatoma in Hospital. This result of radical mastoidectomy have been done from after operation
that is expected better result with dry ear, hearing improvement and growth of tympanic membrane.

Keyword : chronic supurative otitis media, radical mastoidectomy

Pendahuluan kental, bening atau berupa nanah (Jaffar, 2008;


Definisi Otitis Media Supuratif Kronik Helmi, 2005). Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah (OMSK) dibagi dua yaitu OMSK tipe aman atau
dengan perforasi membran timpani dan sekret Benigna dan OMSK tipe bahaya atau Maligna.
yang keluar dari telinga tengah terus menerus OMSK tipe Aman dibagi dua yaitu OMSK tipe
atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau Aman Aktif dan tenang. OMSK tipe Bahaya

Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Arroyan Wardhana Peranan Mastoidektomi Radikal pada Otitis Media Supuratif Kronik ….……….59

dibagi menjadi OMSK tipe Bahaya dengan mastoidektomi radikal yang diteliti, didapatkan
komplikasi Intra temporal dan Intrakranial dan telinga kering sebesar 90,6%.
OMSK tipe bahaya tanpa komplikasi (Jaffar, Kolesteatom adalah merupakan suatu
2008). kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel
Penderita OMSK lebih dari 65 juta (keratin)atau suatu struktur berbentuk kantong
manusia di dunia terutama menyerang pada yang terdiri atas epitel berlapis gepeng yang
masyarakat ekonomi rendah dan higene yang selalu mengalami proses keratinisasi yang akan
kurang. Pada era sebelum ada antibiotika OMSK membentuk seperti bawang. Kolesteatoma
sering disertai komplikasi intrakranial bahkan merupakan lesi yang bersifat destruktif bukan
sampai kematian. OMSK tipe bahaya disertai lesi neoplastik Jaffar, 2008; Gulya et al., 2007;
adanya kolesteatoma sehingga dapat Meyer et al., 2006). Kolesteatoma merupakan
menyebabkan komplikasi baik intrakranial atau media yang baik untuk tempat pertumbuhan
temporal (Jaffar, 2008; Helmi, 2005). kuman (infeksi) yang paling sering menyebab-
Pembedahan kolesteatoma pada telinga tengah kan adalah Proteus dan Pseudomonas
saat ini masih kontroversial. Terjadinya Aeruginosa (Jaffar, 2008; Meyer et al., 2006).
kolesteatoma rekuren pasca operasi sekitar 5- Kolesteatoma dapat dibagi dua jenis
71%. Pembedahan kolesteatoma selain yaitu kolesteatoma kongenital dan akuisital.
eradikasi penyakit juga menghasilkan telinga Kolesteatoma kongenital terbentuk pada masa
yang kering dari adanya otorea dan stabilisasi embrionik dan ditemukan pada telinga dengan
pendengaran (Lesinkas & Vainutiene, 2004). membran timpani utuh tanpa tanda infeksi.
Sebelum tahun 1900 Mastoidektomi radikal Lokasi terdapat di kavum timpani, prosesus
merupakan operasi pembedahan kolesteatoma mastoid atau di cerebellopontin angle.
untuk menghindari komplikasi intrakranial namun Kolesteatoma akuisital terbentuk setelah lahir
tidak memperbaiki fungsi pendengaran. Pada adalah kolesteatoma akuisital primer yang
tahun 1950 dengan seiring kemajuan terbentuk tanpa didahului oleh perforasi
pembedahan mikroskopis teknik timpanoplasti membran timpani (Jaffar, 2008; Gulya et al.,
dilakukan bersama mastoidektomi radikal yang 2007; Meyer et al., 2006). Pembedahan pada
dikenal dengan mastoidektom radikal modifikasi kolesteatoma antara lain Timpanoplasti dinding
(Ho, 2003).Mastoidektomi radikal merupakan utuh yaitu dengan mastoidektomi komplit dan
salah satu pilihan dalam penatalaksanaan pendekatan resesus fasial, Timpanoplasti
OMSK tipe Bahaya. Beberapa penulis telah dinding runtuh atau dengan mastoidektomi
menggambarkan angka keberhasilan radikal modifikasi (MRM) atau tanpa modifikasi,
mastoidektomi radikal dengan hasil telinga yang lainnya adalah atikotomi berdasar prosedur
kering sebesar 86,5% dan peningkatan Bondy (Meyer et al., 2006). Keuntungan MRM
pendengaran pasca bedah sebesar 35,1% (Ho, adalah rekurensi dapat cepat diidentifikasi dan
2003). diobati, resesus fasial dapat di identifikasi dan
i
Harmadj (2003) telah melaporkan eksplorasi. Kerugiannya adalah rongga telinga
penelitian angka kejadian OMSK berdasarkan tengah dikurangi lebarnya, masalah kavitas
survey Departemen Kesehatan 1994-1996 kering (Mc Donald, 2004). Komplikasi
sebesar 3,8%. Dari 225 pasien dengan kolesteatoma adalah tuli konduktif, saraf atau tuli

Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Arroyan Wardhana Peranan Mastoidektomi Radikal pada Otitis Media Supuratif Kronik ….……….60

campur, parese fasialis, fistel labirin, komplikasi mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang
intrakranial, trombosis sinus lateral (Meyer et al., telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah untuk
2006). membuang jaringan patologik dan
Pada saat ini patogenesis otitis media mempertahankan pendengaran yang masih ada.
suppuratif kronis tetap tidak diketahui.
Kemungkinan besar proses primer terjadi pada Hasil Penelitian
sistem tuba Eustachius, telinga tengah dan Ilustrasi Kasus 1
mastoid. Proses ini khas mempunyai aktifitas Pasien wanita usia 35 tahun dengan
berderajat rendah, tidak jelas tampak dan keluhan keluar cairan dari telinga sejak kecil.
menetap, berakibat hilangnya sebagian Keluar cairan dari telinga sebelah kanan sejak
membran timpani sehingga memudahkan proses dua bulan ini, cairan berwarna kehijauan. Pasien
menjadi lebih kronis. Diagnosis OMSK tidak ada keluhan pusing berputar, mulut
berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT mencong dan muntah menyemprot tidak ada.
terutama otoskopi. Diagnosis OMSK ditegakkan Pendengaran terganggu sejak kecil. Pada
bila ditemukan perforasi membran timpani pemeriksaan telinga dengan otoskopi pada
dengan riwayat otore menetap atau berulang aurikular dekstra didapatkan liang telinga sempit,
lebih dari dua bulan. Pemeriksaan Penala shaging, terdapat kolesteatoma, membran
merupakan pemeriksaan sederhana untuk timpani tidak dapat dinilai, pada aurikular sinistra
mengetahui adanya gangguan pendengaran. didapatkan liang telinga lapang membran
Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen timpani perforasi total, retroauricular dektra
mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari terdapat sikatrik. Pada pemeriksaan hidung dan
sekret telinga. tenggorok dalam batas normal. Pemeriksaan
Pembedahan untuk OMSK dengan Audiometri didapatkan tuli konduktif aurikula
kolesteatoma (pada Kasus 1 dan 2) mempunyai dekstra (AD) derajat berat 61,25 dB dan tuli
dua tujuan yaitu untuk eradikasi penyakit untuk konduktif derajat sedang 56,25 dB aurikula
memperoleh keadaan yang baik dan telinga sinistra (AS). Pada pemeriksaan mastoid
yang aman, selanjutnya adalah pendengaran. didapatkan mastoiditis bilateral. Diagnosis
ditegakkan dengan OMSK Aurikular dekstra tipe
Bahan dan Metoda Penelitian bahaya. Dilakukan mastoidektomi radikal pada
Terdapat dua kasus OMSK tipe bahaya telinga kanan. Pasien dalam narkose umum.
tanpa komplikasi yang dilakukan mastoidektomi Tahapan operasi dimulai dengan dilakukan insisi
radikal dengan modifikasi untuk eradikasi retroaurikular pada telinga kanan, dilakukan
kholestatoma. pengambilan tandur muskulus temporalis
Mastoidektomi radikal modifikasi nama superfisialis. Dilakukan pemasangan retraktor
lain dari timpanoplasti dinding runtuh, canal wall terlihat planum mastoid sklerotik, dilakukan
down tympanoplasty, open method pengeboran di segitiga McEwen sampai
2
tympanoplast. Mastoidektomi radikal dengan teridentifikasi antrum mastoid. Ditemukan
modifikasi (operasi Bondy) dilakukan pada jaringan granulasi di antrum mastoid. Dilakukan
kolesteatoma didaerah atik tetapi belum atikotomi, tampak maleus menutupi tuba
merusak kavum timpani. Seluruh rongga eustachius. Tidak ditemukan adanya inkus dan

Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Arroyan Wardhana Peranan Mastoidektomi Radikal pada Otitis Media Supuratif Kronik ….……….61

stapes. Terdapat jaringan granulasi dan saat usia 4 tahun, pasien ini mempunyai riwayat
kolesteatom di kavum timpani, tampak keterbelakangan mental dengan terlambat
atelektasis membran timpani dan nervus fasialis bicara. Berjalan lebih dari usia dua tahun. Saat
tidak terpapar. Dinding posterior liang telinga ini sering keluar cairan dari telinga kanan sejak
diruntuhkan dan dilakukan meatoplasti. dua bulan terakhir, pendengaran berkurang
Dilakukan penjahitan lapis demi lapis kemudian sejak dua tahun yang lalu. Pusing berputar tidak
pemasangan tampon dalam dan ditutup dengan ada, muntah menyemprot tidak ada, mulut
tampon luar. Operasi selesai. mencong tidak ada. Pada pemeriksaan telinga
Pasca operasi pasien tidak ada keluhan dengan otoskopi didapatkan pada telinga kanan
pusing berputar, telinga berdenging dan muntah terdapat liang telinga lapang, perforasi sentral
menyemprot, makan dan minum lancar, mulut membran timpani, pada telinga kiri tidak
mencong tidak ada. Penala lateralisasi ke telinga ditemukan adanya kelainan, pada retroaurikular
yang dioperasi. Pasien diberikan terapi dektra dan sinistra tidak terdapat kelainan.
ceftriaxon 1x2gr, ketorolac 3x1 ampul, ranitidin Pemeriksaan hidung dan tenggorok tidak ada
2x1 ampul dan dexametason 3x1 ampul. Hari kelainan. Dilakukan pemeriksaan rontgen
kedua pasien tidak ada keluhan dan balut tekan mastoid schuller terdapat mastoiditis kanan.
kepala dibuka dan diperbolehkan pulang. Satu Pemeriksaan audiometri tidak dapat dilakukan
minggu kemudian pasien kontrol ke poli THT karena pasien tidak kooperatif. Diagnosis
ditemukan ada keluhan keluar cairan sedikit ditegakkan dengan OMSK AD tipe bahaya.
dari telinga kanan, pusing berputar tidak ada, Dilakukan mastoidektomi radikal pada telinga
dilakukan aff hecting selang seling dan angkat kanan. Pada operasi dilakukan insisi
tampon dalam. Pada pemeriksaan otomikroskopi retroaurikular AD, dilakukan pengambilan tandur
pada aurikular dekstra didapatkan kavitas muskulus temporalis superfisial, dilakukan
lapang, terdapat debris, jaringan granulasi, dan pengeboran pada segitiga Mc Ewen, pada
sekret serous. Pada retroaurikular dekstra luka antrum mastoid terdapat jaringan granulasi dan
jahitan mengering dan jahitan diangkat selang- kolesteatoma, kolesteatoma terdapat di sinodura
seling. Terapi yang diberikan ciprofloxacin angle sampai tegmen timpani dan meluas ke
2x500mg, tarivid tetes telinga 2x5 tetes AD dan kavum timpani. Tulang-tulang pendengaran
asam asetat 2% 2x 6 tetes AD. maleus, inkus dan sisa stapes ditemukan.
Pasien kontrol dua minggu kemudian Dinding posterior liang telinga diruntuhkan dan
didapatkan keluhan kadang sering nyeri di dilakukan meatoplasti. Dilakukan penjahitan
telinga kanan. Pada pemeriksaan otomikroskopi lapis demi lapis. Dipasang tampon dalam. Terapi
aurikular dekstra didapatkan kavitas lapang, pasca operasi yang diberikan antara lain
sekret serous dan terdapat sisa maleus. Pasien ceftriaxon 1x 500 mg, ketorolac 3x1/2 ampul,
diberikan terapi ciprofloxacin 2x 500mg, tarivid ranitidin 2x1 ampul, dexametason 3x1/2 ampul.
2x 5 tetes AD dan asam asetat 2% 2x 6 tetes Pasca operasi pasien tidak ada keluhan pusing
AD. berputar, muntah menyemprot dan rasa kebas di
Ilustrasi Kasus 2 mulut, mulut mencong tidak ada, makan dan
Pasien anak laki-laki usia 6 tahun minum lancar. Pada hari kedua balut tekan
dengan riwayat keluar cairan dari telinga dari kepala dilepas dan pasien diperbolehkan pulang.

Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Arroyan Wardhana Peranan Mastoidektomi Radikal pada Otitis Media Supuratif Kronik ….……….62

Pasien kontrol satu satu minggu konduktif yang memperlihatkan adanya


kemudian tidak didapatkan keluhan keluar cairan gangguan pada telinga luar sampai telinga
dari telinga. Pada pemeriksaan otomikroskopi tengah. Pemeriksaan pencitraan mastoid
didapatkan kavitas lapang, sekret serous, darah Schuller dilakukan mengetahui perluasan
tidak ada. Tampon dalam diangkat dan jahitan adanya kolesteatoma atau infeksi pada kedua
retroaurikular diangkat sebagian. Diberikan pasien ini terdapat adanya mastoiditis. Hanya
terapi amoxyclav 3x1 tab, asam asetat 3x 3 tetes satu pasien yang terdapat kolesteatoma. Adanya
AD.Kontrol dua minggu kemudian keluhan kolesteatoma merupakan indikasi dilakukan
pasien ada keluar cairan dari telinga yang di mastoidektomi radikal pada pasien ini. Kedua
operasi. Pada pemeriksaan otomikroskopi pasien ini dilakukan mastoidektomi radikal.
ditemukan kavitas lapang, sekret mukoid. Rekurensi terjadinya kolesteatoma
Diberikan terapi cefadroxil 2 x 250mg, H202 3% menurut literatur setelah dilakukan pembedahan
3x5 tetes AD, tarivid tetes telinga 2x5tetes AD. sangat bervariasi. Ajalloueyan (2006)
Dua minggu kemudian pasien kontrol melaporkan rekurensi kolesteatoma pasca
keluhan pasien masih keluar cairan dari telinga operasi antara 7,6% sampai 57% dan
kanan. Pada pemeriksaan otomikroskopi berhubungan dengan lamanya follow up.
didapatkan kavitas sempit, terdapat jaringan Pembedahan yang ideal menurut Ajalloueyan
granulasi. Dilakukan kaustik jaringan granulasi. adalah dengan prosedur satu tahap dan
Terapi medikamentosa amoxyclav forte 3x 250 menghindari terjadinya rekurensi, penelitiannya
mg dan tarivid tetes telinga 2 x 5 tetes AD. Dua menggambarkan rekurensi yang rendah dengan
minggu kemudian pasien kontrol dengan mastoidektomi dinding runtuh dibandingkan
keluhan masih keluar cairan dari telinga kanan. dengan lainnya.
Pada pemeriksan otomikroskopi didapatkan Penelitiannya menggambarkan adanya
kavitas sempit dan terdapat jaringan granulasi. peningkatan pendengaran setelah timpanoplasti
Dilakukan kaustik pada jaringan granulasi dan dinding utuh 40 db namun terdapat tingginya
diberikan obat tetes telinga tarivid 2 x 5 tetes rekurensi pada dinding utuh (Ajalloueyan, 2006).
telinga kanan dan diberikan amoxyclav 3 x Keuntungan timpanoplasti dinding
250mg. runtuh atau mastoidektomi radikal adalah
kekambuhan dan komplikasi yang lebih rendah
Diskusi dibandingkan timpanoplasti dinding utuh serta
Dilaporkan dua kasus OMSK tipe keperluan untuk operasi ke dua tidak
bahaya dengan terapi mastoidektomi radikal. dibutuhkan. Kekurangannya adalah perbaikan
OMSK tipe bahaya dilakukan diagnosis dengan pendengaran yang kurang, kesukaran
anamnesis, gejala klinik, pencitraan dan penggunaan alat bantu dengar, memerlukan
audiometri yang dilakukan pada kedua pasien lebih sering kontrol.
diatas. Gejala klinik OMSK tipe bahaya pada Khan et al. (2008) dalam penelitiannya pada
kedua pasien tersebut adalah adanya perforasi 200 orang dengan mastoidektomi radikal tanpa
membran timpani total dan adanya dilakukan timpanoplasti didapatkan 85% dengan
kolesteatoma pada liang telinga. Pada kavitas yang baik dan didapatkan rendahnya
pemeriksaan audiometri menunjukan adanya tuli

Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Arroyan Wardhana Peranan Mastoidektomi Radikal pada Otitis Media Supuratif Kronik ….……….63

kolesteatoma residif serta tidak adanya Djafaar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan telinga
kolesteatoma rekuren. tengah. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N,
Modifikasi mastoidektomi radikal Bashiruddin J, Restuti RD, penyunting.
dipertimbangkan pada kolesteatoma pada Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
th
epitimpanum dengan fungsi pendengaran Tenggorok.6 ed. Jakarta: Balai Pustaka.
normal atau kurang normal walaupun 2008, hal 64-77.
penentuan MRM baru dapat dilaksanakan saat Gulya AJ, Schuknecht HF. The Middle ear. In :
intra operasi (Khan et al. 2008).Pada kasus Gulya AJ, Schuknecht HF, editors.
kedua yaitu dilakukan timpano plasti pada anak. Anatomy of the temporal bone with
rd
Menurut Uyar et al. (2006). timpanoplasti pada surgical Implications. 3 ed. New York :
anak mempunyai angka keberhasilan yang Informa Healthcare. 2007. p41-114.
bervariasi dari 35% sampai 94%. Beberapa Harmadji S. Eradication of cholesteatoma and
peneliti masih debat masalah umur anak hearing reconstruction in Malignant
dilakukan operasi, ada yang mengatakan Chronic Otitis Media. Folia Medica
dibawah 8 tahun boleh dilakukan operasi. Pada Indonesiana 2004;40:48-50.
pasien ini hanya didapatkan mastoiditis atau Helmi. Anatomi bedah regio temporal. In: Helmi,
otorea unilateral sedangkan menurut penyunting. Otitis Media Supuratif Kronik.
kepustakaan bila didapatkan bilateral maka Jakarta : Balai Pustaka. 2005.hal 4-
prognosis kurang baik. Pada pasien anak 26.Lesinkas E, Vainutiene V. Closed
disarankan pemeriksaan preoperatif sangat tympanoplasty in middle ear
mempengaruhi keberhasilan operasi antara lain cholesteatoma surgery. Medicina (kaunas)
status operasi adanya kering atau keluar cairan, 2004;40:9;856-9.
status telinga kontra lateral, fungsi pendengaran Ho SY. Efficacy of the 2 –Staged Procedure in
dan perawatan pasca operasi (Uyar et al., 2006). the Management of Cholesteatoma. Arch
Otolaryngol Head and Neck Surg.
Simpulan 2003;129:541-45.
Kedua kasus di atas merupakan kasus Khan NS, Khan AR, Shah-e din. Modified
OMSK tipe bahaya dengan kolesteatoma tanpa Radical Mastoidectomy “long term
ada komplikasi ke intra kranial atau intra personal experience”. J Med Sci
temporal. Pembedahan merupakan pilihan pada 2008;2:91-3.
OMSK tipe bahaya. Beberapa mastoidektomi Mc Donald TJ. Canal-Wall-Down
radikal sebagai operasi dianjurkan satu tahap Mastoidectomy. In : Haberman TS, editor.
dengan hasil yang lebih baik dibandingkan dua Middle ear and mastoid surgery. New
tahap yang dilakukan. York : Thieme. 2004. p 61-75.
Meyer TA, Strunk CL, Lambert. Cholesteatoma.
Daftar Pustaka In : Bailey BJ, Johnson JT, Newlands
Ajalloueyan M. Experience with surgical SD,editors. Head & Neck Surgery-
th
management of cholesteatomas. Arch Otolaryngology. 4 ed. Philadelphia:
Otolaryngol Head Neck Surg. Lippincott Williams &Wilkins. 2006. p2082-
2006;132:931-33. 92.

Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika
Arroyan Wardhana Peranan Mastoidektomi Radikal pada Otitis Media Supuratif Kronik ….……….64

Uyar Y, Keles B, Koc S, Ozturk K, Arbag H. Journ of Pediatric 2006:70;1805-09.


Tympanoplasy in pediatric patients. Int

Vol.11 I No.1 I Juni 2019 I p-ISSN 2085-5648 I e-ISSN 2655-2396 I Majalah Kesehatan PharmaMedika

Anda mungkin juga menyukai