i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar isi .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................... 1
1.3 Manfaat ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Pria.......................................... 3
2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria.......................................... 7
2.3 Pengaturan Hormonal Pada sistem Reproduksi Pria............. 10
2.4 Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pria............................ 12
BAB III PENUTUP................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan............................................................................ 16
3.2 Saran...................................................................................... 16
Daftar Pustaka............................................................................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Untuk mengetahui hormon pada repeoduksi pria
5. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi pria
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Skrotum
adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk
produksi spermatozoa.
a) Dua kantong skrotal, setiap skrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan
oleh septum internal.
b) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi
untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respon terhadap
udara dingin atau eksitasi seksual.
2. Testis
adalah organ lunak, berbentuk oval dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5
inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci)
3
a) Tunika albuginea adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan
merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
b) Tunika seminiferous, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit
dalam lobules. Epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus
seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian
menjadi sperma; sel-sel Sertoli yang menopang dan memberi nutrisi
sperma yang sedang berkembang; dan sel-sel intetisial (leydig), yang
memiliki fungsi endokrin.
3. Duktus
pada saluran reproduksi laki-laki membawa sperma matur dari testis ke
bagian eksterior tubuh.
a) Dalam testis, sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus, kemudian
menuju ke tubulus rekti (tubulus lurus). Dari tubulus rekti, sperma
kemudian menuju jarring-jaring kanal rete testis yang bersambungan
dengan 10 sampai 15 duktulus eferen yang muncul dari bagian atas testis.
b) Epididimis adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4 m
sampai 6 m) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini
menerima sperma dari duktus eferen.
a. Epididimis menimpan sperma dan mampu mempertahankannya
sampai enam minggu. Selama enam minggu tersebut, sperma akan
menjadi motil, matur sempurna, dan mampu melakukan fertilisasi.
4
b. Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding
epididimal berkontraksi untuk mendorong sperma ke dalam
duktus eferen.
c) Duktus eferen adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus
yang terletak dalam korda spermatik yang juga mengandung pembuluh
darah dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot kremaster, dan jaringan
ikat. Masing-masing duktuds deferen meninggalkan skrotum, menanjak
menuju dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik
kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus ejakulator.
d) Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran
(ampula) di bagian ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel
seminalis. Setiap duktus ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan
menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal
dari kandung kemih.
e) Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari
tiga bagian.
a. Uretra Prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung
kemih, menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
b. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 cm sampai 2 cm.
bagian ini di kelilingi sfingter uretra eksternal.
c. Uretra penis (kavernous, berspons) di kelilingi oleh jaringan
erektil bersepon (korpus spongiosum). Bagian ini membesar ke
dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada mulut
uretra eksternal dalam glans penis.
5
4. Kelenjar aksesoris
6
5. Penis
terdiri 3 bagian: akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat
keluar urine dan semen serta sebagai organ kopulasi.
a) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar
korban. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang
merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui
sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
b) Badan penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris; dua korpus
karvenosum dan satu korpus spongiosun ventral di sekitar uretra.
c) Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosasinusoid)
yang diperdarahi oleh arterior aferen dan kapilar, di grainase oleh venula
dan dikelilingi jaringan rapat yang disebut tunika albuginea
d) Korpus karvenosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut tunika
albuginea
A. Proses Spermatogenesis
7
berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit
primer.Setiap spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis untuk
membentuk dua spermatosit sekunder.Pembelahan meiosis kedua pada
spermatosit sekunder menghasilkan empat spermatid.Tahap akhir
spermatogenesis adalah maturasi spermatid menjadi spermatozoa (sperma).
Panjang spermatozoa matur mencapai 60 µm. Sperma matur memiliki
satu kepala, satu badan, dan satu flagellum (ekor).
Kepala berisi nukleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung
enzim yang diperlukan untuk menembus ovum. Badan mengandung
mitokondria yang memproduksi ATP diperlukan untuk pergerakan.Goyangan
flagellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang).
8
dan muncul kembali saat awitan pubertas karena pengaruh hormone
gonadotropin dari kelenjar hipofis.
d. Proses Spermatogenesis
9
melalui penis tetap dan hanya sedikit darah yang masuk kesinusoid
kavernosum.
2. Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis
menyebabkan vasodilatasi arterior yang memasuki penis. Lebih banyak
darah yang memasuki vena dibandingkan yang dapat didrainase vena.
3. Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan
menekan vena yang dikelilingi tunika albuginea non distensi.
4. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebakan terjadinya
vasokonstriksi arteri dan darah akan mengalir ke vena untuk dibawah
menjauhi korpus. Penis mengalami detumesensi, atau kembali ke kondisi
lunak.
3. Enjakulasi
Ejakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual pada
laki-laki. Semen diejeksikan melalui serangkaian semprotan.
1. Implus simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar di sepanjang
saraf spinal lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan
kontraksi peristaltik dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen.
Kontraksi ini menggerakkan sperma di sepanjang saluan.
2. Implus parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot
bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.
3. Kontraksi yang stimulan pada vesikelseminalis, prostat,dan kelenjar
bulbouretral menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang
bercampur dengan sperma untuk
10
3. Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan epididimal,
dan sekresi kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi
berisi sekresi dari vesikel seminalis.
4. Semen mengandung berbagai zat yang ada dalam plasma darah juga zat
tambahan seperti prostaglandin, enzim proteolitik, inhibitor enzim,
vitamin, dan sejumlah hormon steroid serta gonadrotropin dalam
konsentrasi yang berada dengan yang ada di plasma darah.
Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya sekitar 24 sampai 72 jam
dalam saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan selama beberapa
hari pada suhu rendah atau dibekukan jika akan disimpan selama lebih dari satu
tahun.
11
4) Testosteron meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit serta
mengakibatkan permukaan kulit menjadi gelap dan lebih kasar. Hormon
ini juga meningkatkan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea
serta terlibat dalam pembentukan jerawat (pada laki – laki dan
perempuan).
5) Testosteron meningkatkan massa otot dan tulang, meningkatkan laju
metabolik dasar, meningkatkan jumlah sel darah merah, dan
meningkatkan kapasitas peningkatan oksigen pada laki – laki.
2. Hormon hipofisis dan hipotalamus
mengendalikan produksi androgen dan fungsi testikuler.
1. Gonadotropin hipofisis. Folicle stimulating hormone (FSH) memiliki
reseptor pada sel tubulus seminiferus dan diperlukan dalam
spermatogenesis. Luteinizing hormone (LH) memiliki reseptor pada
sel interstisial dan menstimulasi produksi serta sekresi testosteron. LH
juga disebut ICSH (interstitial cell stimulating hormone) atau hormon
perangsang sel interstisial pada laki – laki.
2. Hipothalamic gonadotropin releasing hormone
(GnRH) berinteraksi dengan testosteron, FSH, LH, dan inhibin dalam
mekanisme umpan balik negatif yang mengatur sintesis dan sekresi
testosteron.
1) Penurunan konsentrasi testosteron yang bersirkulasi menstimulasi
produksi GnRH hipotalamik yang kemudian menstimulasi sekresi
FSH dan LH. FSH menstimulasi spermatogenesis dalam tubulus
seminiferus dan LH menstimulasi sel interstisial untuk
memproduksi testosteron.
2) Peningkatan kadar terstosteron dalam darah memberikan kendali
umpan balik negatif pada sekresi GnRH dan pada sekresi FSH dan
LH hipofisis.
3) Inhibin disintesis dan disekresi oleh sel Sertoli untuk merespons
terhadap sekresi FSH. Hormon ini bekerja melalui umpan balik
12
negatif langsung pada kelenjar hipofisis untuk menghambat sekresi
FSH. Inhibin tidak mempengaruhi pelepasan LH (ICSH).
4) Protein pengikat androgen adalah suatu polipeptida yang juga
mengikat testosteron untuk merespons sekresi FSH. Protein
mengikat testosteron untuk mempertahikan konsentrasinya dalam
tubulus seminiferus 10 sampai 15 kali lebih besar dibandingkan
dengan konsentrasinya dalam darah. Hal ini kemudian
meningkatkan penerimaan sel terhadap efek tertosteron dan
berfungsi untuk menunjang spermatogenesis.
3. Pubertas dipicu oleh peningkatan sekresi GnRH.
a. GnRH dihambat melalui umpan balik negatif dari sejumlah kecil
testosteron yang bersirkulasi sebelum pubertas.
b. Saat pubertas, maturasi otak dan penurunan sensitivitas hipotalamus
terhadap penghambatan testosteron menyebabkan peningkatan
sekresi GnRH yang kemudian meningkatkan sekresi FSH dan LH
hipofisis. Ini mengakibatkan terjadinya spermatogenesis, produksi
testosteron, dan pembentukan karakteristik seks sekunder pada laki –
laki.
c. Peningkatan kadar GnRH menyebabkan peningkatan sekresi FSH dan
RH oleh kelenjar hipofisis anterior.
13
Kesuburan pria juga dapat berkurang jika mengalami masalah berat badan,
baik itu obesitas maupun sebaliknya, memiliki berat badan terlalu
rendah.Ini dikarenakan status gizi yang kurang baik dapat memengaruhi
kualitas sperma, sehingga mengurangi tingkat kesuburan pria. Untuk
mengetahui apakah berat badan Anda normal, Anda bisa menghitungnya
dengan kalkulator indeks massa tubuh.
3. Jaga Testis Tetap Dalam Keadaan Sejuk
Jumlah sperma dapat ditentukan oleh suhu testis. Untuk memperbesar
peluang mendapat keturunan, testis harus berada dalam suhu sekitar 34,5
derajat Celcius atau lebih rendah dibandingkan bagian tubuh lain, yaitu
sekitar 37 derajat Celcius. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menurunkan suhu testis.
a. Batasi mandi air hangat.
b. Jika pekerjaan mengharuskan Anda duduk diam selama berjam-jam,
ambil jeda sejenak untuk berdiri dan berjalan ke tempat lain.
c. Bila Anda bekerja di area yang bersuhu panas, ambil waktu beberapa
saat untuk berada di tempat sejuk.
d. Kenakan celana dalam yang nyaman dan tidak terlalu ketat.
e. Jika testis berada pada suhu yang optimal, yakni pada suhu yang sejuk,
produksi sperma juga akan berlangsung dengan baik.
4. Hindari Paparan Racun
Hindarkan diri Anda dari paparan racun berbahaya, seperti
pestisida, logam berat termasuk timbal dan merkuri, serta zat
radioaktif.Paparan zat-zat tersebut berisiko mengurangi tingkat kesuburan
Anda.
5. Konsumsi Makan Sehat
Sperma yang berkualitas bisa didapatkan dengan mengonsumsi
makanan yang sehat dan olahraga secara teratur.Namun hindari melakukan
olahraga berlebihan karena bisa memicu tubuh mengeluarkan hormon
steroid terlalu banyak, sehingga memengaruhi kesuburan. Selain itu,
pastikan Anda mendapatkan nutrisi yang cukup dengan mengonsumsi
14
setidaknya lima porsi sayur dan buah setiap hari, karbohidrat, protein, serta
daging rendah lemak.
6. Lakukan Hubungan Seks Secara Teratur
Penis yang sehat adalah yang mengalami ereksi secara teratur.Saat
ereksi, oksigen dalam darah memenuhi penis dan membuatnya tegang.
Melakukan hubungan seks secara rutin khususnya pada saat pasangan
sedang dalam masa subur adalah salah satu cara memperoleh momongan.
7. Terapkan Perilaku Seks yang Aman
Untuk menjaga kesehatan reproduksi Anda, hindari perilaku seks
berisiko dengan bergonta-ganti pasangan, dan rutinlah melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi penyakit menular seksual.
8. Sunat
Kulit penis bisa menjadi tempat bakteri berkembang biak.
Setidaknya ada 42 jenis bakteri yang terdapat pada kulit penis. Untuk
menghindari perkembangbiakan bakteri, sunat bisa menjadi solusinya,
karena lipatan kulup pada penis yang tidak disunat berisiko menjadi
tempat bakteri berkembang biak. Menurut beberapa penelitian, sunat dapat
memberikan beragam manfaat kesehatan, antara lain:
a. Jenis bakteri pada pria yang disunat lebih sedikit dibandingkan yang
tidak disunat.
b. Sunat juga dikaitkan dengan lebih rendahnya risiko terkena HIV,
kanker penis, infeksi HPV, hingga infeksi saluran kencing. WHO
bahkan merekomendasikan sunat sebagai salah satu upaya mencegah
HIV.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anatomi sistem reproduksi pria terbagi menjadi 2: organ organ eksternal
terdiri dari penis,skrotum,testis,epididimis,sedangkan yang organ organ internal
terdiri dari vas deferens,vesikula seminalis,saluran ejakulasi,saluran
kemih,kelenjar prostat.Hormon pada reproduksi pria yakni testosteron.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan,sehingga diharapkan
untuk kritik dan saran untuk dapat membantu pembelajaran lebih lanjut
16
DAFTAR PUSTAKA
17