Anda di halaman 1dari 12

Kasus Malpraktik Khitan

Makalah,
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Kesehatan)

Oleh,
Danur Chresno Aji
190103001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAMENANG


S1 Administrasi Kesehatan
Jl.  Soekarno-Hatta No.15 Bendo Pare Telp. (0354) 399840
Website : www.stikespamenang.ac.id
Tahun Ajaran 2019/2020
Kasus Malpraktik Khitan
Makalah,
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Kesehatan)

Oleh,
Danur Chresno Aji
190103001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAMENANG


S1 Administrasi Kesehatan
Jl.  Soekarno-Hatta No.15 Bendo Pare Telp. (0354) 399840
Website : www.stikespamenang.ac.id
Tahun Ajaran 2019/2020

Kasus Malpraktik Khitan | i


Kata Pengantar

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Adapun  makalah yang saya buat ini berjudul “Kasus
Malpraktek Khitan”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang masalah ini. Selain itu, makalah ini juga ditulis sebagai salah
satu pemenuhan tugas perkuliahan Hukum Kesehatan sehingga informasi yang
terkandung di dalamnya bisa dijadikan sebagai media pembelajaran bagi
mahasiswa khususnya dan dosen pengampu pada umumnya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, karena makalah ini mungkin masih ada kesalahan
serta kekurangan, untuk itu kritik dan saran pembaca sangat diperlukan guna
melengkapi makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Amiin

Pare, 31 Maret 2020

Penulis

Kasus Malpraktik Khitan | ii


Daftar Isi

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

ABSTRAK.........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan.............................................................................................3
2.1.1 Analisa kasus terkait pembuktian malpraktik Khitan..........3
2.1.2 Kendala dalam menentukan salah tidaknya kasus malpraktik
khitan.............................................................................................5
2.1.3 Penerapan KUHP pada kasus malpraktik khitan.................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................6
3.2 Saran........................................................................................................6
3.3 Daftar Rujukan .......................................................................................7

Kasus Malpraktik Khitan | iii


Abstrak

Dokter berkewajiban memberikan pelayanan medis yang sebaik-baiknya bagi


pasien. Pelayanan medis ini dapat berupa penegakan diagnosis dengan benar
sesuai prosedur, pemberian terapi, melakukan tindakan medik sesuai standar
pelayanan medik, serta memberikan tindakan wajar yang memang diperlukan
untuk kesembuhan pasiennya. Adanya upaya maksimal yang dilakukan dokter ini
adalah bertujuan agar pasien tersebut dapat memperoleh hak yang diharapkannya
dari transaksi yaitu kesembuhan ataupun pemulihan kesehatannya. Namun dalam
melaksanakan dilapangan kadang pula terjadi kesalahan dan bisa disebut dengan
malpraktikan salah satu contohnya adalah Malpraktik Pidana
(CriminalMalpractice) Terjadi apabila pasien meninggal dunia atau mengalami
cacat akibat dokter atau tenaga kesehatan lainnya kurang hati-hati atua kurang
cermat dalam melakukan upaya penyembuhan terhadap pasien yang meninggal
dunia atau cacat tersebut. Dalam masalah kali ini terdapat kasus malpraktik khitan
yang dilakukan oleh tersangka DL merupakan tenaga perawat di salah satu
Puskesmas Pembantu di Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur. Dengan
adanya kendala-kendala dalam kasus juga ikut membantu dalam penyelidikan
kasus dan menjadikan bukti bahwa pelaku kesehatan atau tenaga kerja kesehatan
tidak memenuhi SOP atau tidak dilengkapi surat izin atau surat registrasi lainnya
yang tentu saja tidak punya kewenangan melakukan tindakan medis termasuk
menyunat/mengkhitan dan terbukti bersalah dan melakukan malpraktik.

Kata Kunci : Malpraktik, Medis, Tenaga Kesehatan, Khitan.

Kasus Malpraktik Khitan | iv


Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Pelayanan kesehatan pada dasarnya bertujuan untuk melaksanakan pencegahan
dan pengobatan terhadap penyakit, termasuk didalamnya pelayanan medis yang
dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara dokter dengan pasien yang
membutuhkan penyembuhan. Dalam hubungan antara dokter dan pasien tersebut terjadi
transaksi terapeutik artinya masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban. Dokter
berkewajiban memberikan pelayanan medis yang sebaik-baiknya bagi pasien. Pelayanan
medis ini dapat berupa penegakan diagnosis dengan benar sesuai prosedur, pemberian
terapi, melakukan tindakan medik sesuai standar pelayanan medik, serta memberikan
tindakan wajar yang memang diperlukan untuk kesembuhan pasiennya. Adanya upaya
maksimal yang dilakukan dokter ini adalah bertujuan agar pasien tersebut dapat
memperoleh hak yang diharapkannya dari transaksi yaitu kesembuhan ataupun pemulihan
kesehatannya.

Namun adakalanya hasil yang dicapai tidak sesuai dengan harapan masing-
masing pihak. Dokter tidak berhasil menyembuhkan pasien, adakalanya pasien menderita
cacat atau bahkan sampai terjadi kematian dan tindakan dokterlah yang diduga sebagai
penyebab kematian tersebut. Dan bisa merambah dalam jenis  Malpraktek Pidana
(CriminalMalpractice) Terjadi apabila pasien meninggal dunia atau mengalami cacat
akibat dokter atau tenaga kesehatan lainnya kurang hati-hati atua kurang cermat dalam
melakukan upaya penyembuhan terhadap pasien yang meninggal dunia atau cacat
tersebut. Malpraktek medis yang dipidana membutuhkan pembuktian adanya unsur culpa
lata atau kelalaian berat atau “zware schuld” dan pula adanya akibat fatal atau serius.
Malpraktek pidana karena kesengajaan (intensional), Malpraktek pidana karena
kecerobohan (recklessness), Malpraktek pidana karena kealpaan (negligence), Malpraktek
Administratif (Administrative Malpractice).Maraknya kasus malpraktik yang menimpa
terjadi dalam beberapa tahun terakhir, membuat masyarakat mempertanyakan kualitas
medis di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, mulai dari balita hingga orang dewasa kerap
menjadi korban dari pelayanan buruk dan tidak profesional yang dilakukan oleh pihak
rumah sakit dan tenaga medis.

Kasus Malpraktik Khitan | 1


1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisa kasus terkait pembuktian malpraktik Khitan?
2. Apa saja kendala dalam menentukan salah tidaknya kasus malpraktik
khitan?
3. Bagaimana Penerapan KUHP pada kasus malpraktik khitan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui analisa kasus terkait pembuktian malpraktik
Khitan.
2. Untuk mengetahui kendala dalam menentukan salah tidaknya kasus
malpraktik khitan.
3. Untuk mengetahui Penerapan KUHP pada kasus malpraktik khitan.

Kasus Malpraktik Khitan | 2


BAB II

Pembahasan

2.1 Pembahasan
2.1.1 Analisa kasus terkait pembuktian malpraktik Khitan.

Senin, 14 November 2016 | 06:35 WIB. Dalam kasus ini terbukti


bahwa terjadi kasus malpraktik pada anak atau siswa Sekolah Dasar yang
alat vitalnya terpotong di Baturaja, Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera
Selatan, menetapkan mantri sunat berinisial DL sebagai tersangka karena
diduga melakukan malpraktik saat mengkhitan anak tersebut. tersangka
DL merupakan tenaga perawat di salah satu Puskesmas Pembantu di
Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur. Padahal dalam
praktiknya, DL tidak dilengkapi surat izin atau surat registrasi lainnya
yang tentu saja tidak punya kewenangan melakukan tindakan medis
termasuk menyunat/mengkhitan, kata kapolres.
Dari keterangan Kapolres Ogan Komering Ulu (OKU), AKBP Leo
Andi Gunawan di dampingi Kasat Reskrim, AKP Harmianto di Baturaja,
Minggu mengatakan, tersangka DL langsung dilakukan penahanan di sel
Mapolres Ogan Komering Ulu. Penetapan tersangka tersebut merupakan
peningkatan status mantri sunat yang sebelumnya sebagai terlapor.
Sebelumnya DL dilaporkan ayah korban yang anaknya disunat dan
kepala penisnya terpotong. Dari hasil penyelidikan terhadap laporan
keluarga korban didapat fakta hukumnya untuk polisi menetapkan DL
sebagai tersangka dan ditahan. Fakta hukum yang dimaksud adalah
penyidik mendapati yang bersangkutan dalam melakukan tindakan
kesehatan. Akibat kelalaiannya menyebabkan korban DWP yang disunat
tersangka mengalami luka berat berupa putusnya ujung alat kelamin
korban.

Kasus Malpraktik Khitan | 3


Kronologi kejadian saat melakukan kegiatan ilegalnya tersebut,
tersangka diundang dan dijemput ayah korban berinisial Shd pada Kamis
(10/11) untuk menyunat. Ketika khitan berlangsung kepala alat kelamin
korban terpotong hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Keluarga korban
kemudian memilih menempuh jalur hukum dengan melaporkan DL ke
Mapolres OKU yang kini sudah ditangani polisi.
Sebelum melakukan tindakan medis, akan ada perjanjian antara
dokter dengan pasien yang memberikan kewenangan kepada dokter untuk
melakukan kegiatan memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh dokter
tersebut. dari hubungan hukum dalam transaksi terapeutik tersebut,
timbullah hak dan kewajiban masing-masing pihak, pasien mempunyai
hak dan kewajibannya, demikian juga sebaliknya dengan dokter. Syarat
syah harus dipenuhi dalam transaksi terapeutik :

1. Ada persutujuan kedua belah pihak

2. Ada obyek

3. Harus legal

4. Harus ada suatu sebab.

Dari kasus diatas Jika dikaji kembali sesuai definisi malpraktik,


syarat syah perjanjian transaksi terapeutik sudah memenuhi kriteria kasus
hukum malpraktik dengan klien atau pasien yaitu pelaku kesehatan atau
tenaga kerja kesehatan tidak memenuhi SOP atau tidak dilengkapi surat
izin atau surat registrasi lainnya yang tentu saja tidak punya kewenangan
melakukan tindakan medis termasuk menyunat/mengkhitan.
Dan dalam penanganannya agar korban atau siswa Sekolah Dasar
yang alat vitalnya terpotong di Baturaja, Polres Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan dari pihak keluarga korban telah membawa korban
yang alat vitalnya terpotong untuk dlarikan ke rumah sakit dan dilakukan
penganan lebih lanjut.

Kasus Malpraktik Khitan | 4


2.1.2 Kendala dalam menentukan salah tidaknya kasus malpraktik
khitan.
a. Kendala membuat bimbang terjadinya malpraktik:
1. Menurut pernyataan pelaku pada pihak berwajib, “Tersangka mengaku tidak
tahu kenapa bisa terpotong (ujung alat kelamin korban). Ini masih kita
dalami lagi sehingga menjadi jelas.” keterangan Kapolres Ogan Komering
Ulu (OKU).
b. Kendala membenarkan terjadinya malpraktik:
1. Fakta hukum yang dimaksud adalah penyidik mendapati yang bersangkutan
dalam melakukan tindakan kesehatan. Akibat kelalaiannya menyebabkan
korban DWP yang disunat tersangka mengalami luka berat berupa putusnya
ujung alat kelamin korban.dalam menjalankan praktiknya pelaku ( inisial
DL) tidak dilengkapi surat izin atau surat registrasi lainnya yang tentu saja
tidak punya kewenangan melakukan tindakan medis termasuk
menyunat/mengkhitan dari keterangan Kapolres Ogan Komering Ulu
(OKU).
2. Guna memperkuat proses penyelidikan dan penyidikan terhadap tersangka
agar bisa dilimpahkan ke jaksa penuntut umum, polisi juga menyita dan
mengamankan barang bukti dari tersangka seperti seperangkat peralatan
medis yang biasa digunakan untuk mengkhitan yakni gunting, kain kassa,
jarum suntik dan lain-lainnya .

2.1.3 Penerapan KUHP pada kasus malpraktik khitan.

Kasus diatas telah melanggar ketentuan Pihaknya akan menjerat


tersangka DL dengan pasal 360 ayat 1 KUHP dan pasal 84 ayat 1
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
Dengan jeratan pasal tersebut tersangka terancam hukuman kurungan di
atas lima tahun penjara. 

Kasus Malpraktik Khitan | 5


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari kasus diatas terbukti bahwa pelaku kesehatan atau tenaga kerja
kesehatan tidak memenuhi SOP atau tidak dilengkapi surat izin atau surat registrasi
lainnya yang tentu saja tidak punya kewenangan melakukan tindakan medis termasuk
menyunat/mengkhitan dan terbukti bersalah dan melakukan malpraktik. Dan
melanggar dengan pasal 360 ayat 1 KUHP dan pasal 84 ayat 1 Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Dengan jeratan pasal tersebut
tersangka terancam hukuman kurungan di atas lima tahun penjara. 

3.2 Saran

Seharusnya perawat tidak boleh melakukan penindakan medis tanpa ada


petunjuk dari dokter. Dan menyarankan, untuk masyarakat umum khususnya
kepada orang tua yang hendak mengkhitankan anaknya bisa langsung ke dokter
yang memang berkompeten di bidangnya, jangan mengambil resiko sebab akan
sangat berbahaya.

Kasus Malpraktik Khitan | 6


Daftar Pustaka

https://www.suara.com/news/2016/11/14/063500/salah-potong-mantri-sunat-jadi-
tersangka

Kasus Malpraktik Khitan | 7

Anda mungkin juga menyukai