Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya yang memberi kesempatan kepada penyusun makalah ini,
sehingga dapat tersusun dengan baik sesuai dengan yang diharapkan nantinya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang mikrosko dan
metode mikrobiologi. Makalah ini tersusun masih banyak kekurangan dari segi
manapun, oleh sebab itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas bantuan teman-teman yang memberi sumber materi penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pengajar yang telah banyak
memberi kesempatan dalam penyelesaian makalah ini.
Demikianlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua yang ikut
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amiin.....
Penyusun
Kelompok XIV
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ...................................................................................
I.2 Rumusan Masalah...............................................................................
I.3 Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Mikroskop dan mikroskopik…………………………………………
II.2 Reagen pewarnaan mikroorganisme…………………………………
II.3 Pewarnaan sederhana…………………………………………………
II.4 Pewarnaan negative………………………………………………….
II.5 Pewarnaan diferensia , pewarnaan gram, tahan asam, kapsul,
spora dan san fagel………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda
kecil yang tidak kasat mata atau mikroorganisme yang mikroskopis.
Mikroskop sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Adapun bagian-bagian mikroskop yang terdiri dari dari
lensa okuler, lensa objektif, lengan mikroskop, dan lain-lain yang akan
dibahas pada praktikum ini.
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
mikroba yang tak kasat mata, mikroba yang mencakup bermacam-macam
kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun
kelompok sel bakteri, alga, protozoa, fungi mikroskopik bahkan virus.
Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga
organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal
(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista
bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies
multisel tidak terlihat mata telanjang..
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali
bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler).
Mikroorganisme yang hidup di alam memiliki morfologi, struktur dan sifat-
sifat yang khas, begitu juga dengan bakteri. Salah satu untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasikan ialah dengan
metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
melalui serangkaian pengecatan. (Margaret F W 1989).
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Mikroskop dan mikroskopik
1. Mikroskop
Mikroskop adalah suatu alat yang berada didalam laboratorium
yang memberikan bayangan dari benda yang diperbesar hingga
ukuran tertentu hingga dapat dilihat dengan mata. (cindy : 2009).
. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat
dengan mata. Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek,
dimana sebelumnya sudah ada Robert Hook dan Marcello Malphgi
yang mengadakan penelitian melalui lensa yang sederhana. Lalu
Antony Van Leuwenhoek mengembangkan lensa sederhana itu
menjadi lebih kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan
berbagai makhluk kecil lainnya.
Mikroskop yang umum digunakan dalam mikrobiologi
biasanya dilengkapi dengan tiga lensa objektif, masing-masing lensa
memberikan derajat pembesaran yang berlainan, yang terpancang
pada turret yaitu suatu alas (platform) yang dapat diputar untuk
menggerakkan masing-masing objektif sehingga letaknya segaris
dengan kondensor. Pembesaran total yang dapat dicapai dengan
salah satu objektif manapun ditentukan dengan mengalikan daya
pembesaran lensa objektif dengan daya pembesaran lensa mata,
yang biasanya 10 kali.
Mikroskopi merupakan keahlian dalam menggunakan
mikroskop, atau teknik yang digunakan untuk menghasilkan detail
struktur gambar dari obyek kecil yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang.
b. Komponen-komponen mikroskop
1. Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat
lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak,
dan diperbesar dari lensa objektif
2. Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati,
lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di
mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan
perbesaran lensa objektif.
7. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan
cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan
cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat
di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar
digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan
jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena
berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
11. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang
melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
c.Macam-macam mikroskop
1. Mikroskop cahaya
Mikroskop elektron adalah jenis mikroskop yan menggunakan
sinar partikel elektron untuk menerangi spesimen dan
menghasilkan gambar yang diperbesar. Mikroskop elektron
dibagi menjadi dua, yaitu :
- Mikroskopi elektron payar (SEM), memfokuskan seberkas
elektron melalui spesimen atau pada permukaannya. Dengan
resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang
radiasi.
- Mikroskopi elektron transmisi (TEM), mengarahkan berkas
elektron melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip
dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya melalui
obyek (slide).
Pewarnaan differensial
a. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat
berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal
identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan
peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada
membran sel bakteri. (Manurung, 2010). Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
c. lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat
kering, tidak mengandung asam tekoat.
Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)
c. Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan
pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan
Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Menurut Volk & Wheeler (1988), dalam pengamatan spora
bakteri diperlukan pewarnaan tertentu yang dapat menembus
dinding tebal spora. Contoh dari pewarnaan yang dimaksudkan
oleh Volk & Wheeler tersebut adalah dengan penggunaan larutan
hijau malakit 5%, dan untuk memperjelas pengamatan, sel
vegetative juga diwarnai dengan larutan safranin 0,5% sehingga sel
vegetative ini berwarna merah. Dengan demikian ada atau tidaknya
spora dapat teramati, bahkan posisi spora di dalam tubuh sel
vegetative juga dapat diidentifikasi.Namun ada juga zat warna
khusus untuk mewarnai spora dan di dalam proses pewarnaannya
melibatkan treatment pemanasan, yaitu; spora dipanaskan
bersamaan dengan zat warna tersebu tsehingga memudahkan zat
warna tersebut untuk meresap ke dalam dinding pelindung spora
bakteri.
Beberapa zat warna yang telah disebutkan di atas, dapat mewarnai
spora bakteri, tidak lepas dari sifat kimiawi dinding spora itu
sendiri.Semua spora bakteri mengandung asam dupikolinat.Yang
mana subtansi ini tidak dapat ditemui pada sel vegetatif bakteri,
atau dapat dikatakan, senyawa ini khas dimiliki oleh spora.Dalam
proses pewarnaan, sifat senyawa inilah yang kemudian
dimanfaatkan untuk di warnai menggunakan pewarna tertentu,
dalam hal ini larutan hijau malakit. Sedangkan menurut pelczar
(1986), selain subtansi di atas, dalam spora bakteri juga terdapat
kompleks Ca2+dan asam dipikolinan peptidoglikan.
Skema prosedur pengecatan Spora Schaeffer Fulton
d. Pewarnan kapsul
Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tapi
dapat berfungsi sebagai makanan cadangan, perlindungan terhadap
fagositosis ( baik dalam tubuh inang maupun dialam bebas ) atau
perlindungan terhadap dehidrasi. Kemampuan menghasilkan kapsul
merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh
komposisi medium tempat ditumbuhkannya sel-sel yang
bersangkutan. Komposisi medium juga dapat mempengaruhi ukuran
kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan
juga dapat berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu
spesies.
Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk
virulensi. Semua kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam air.
Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa glukosa ( misalnya
dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula amino
(misalnya asam hialuronat pada Staphylococcus piogenik),
polipeptida (misalnya polimer asam D-glutamat pada Bacillus
antraksis) atau kompleks polisakarida protein ( misalnya B disentri).
Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau
modifikasi dari cara itu. Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini
( metode Welch) meliputi pemberian larutan kristal ungu panas
disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan tembaga sulfat.
Tembaga sulfat ini digunakan untuk menghilangkan zat warna
berlebihan karena pencucian biasa dengan air akan melarutkan
simpai. Garam tembaga memberi pula warna pada latar belakang,
sehingga sel dan latar belakang akan tampak biru tua dan simpai
berwarna biru yang lebih muda. Pewarnaan ini menggunakan
larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai
pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga
juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.
e. Pewarnaan flagel
Flagel merupakan organel sel yang tidak dapat dilihat dengan
pewarnaan biasa. Untuk itu pewarnaan khusus atau dengan
mikroskop electron. Pewarnaan flagel dengan memberi suspense
koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk
presipitat tebal pada dinding sel dan flagel. Dikenal 4 jenis flagel :
a. Monotrikh, flagel tunggal pada salah satu ujung,
missal : Vibrio sp.
b. Lofotrikh, terdapat 1/lebih flagel disalah satu ujung
missal: Alcalingenes sp
c. Amfitrikh, terdapat 1/lebih flagel di kedua ujung,
missal: Alcalingenes sp
d. Peritrikh, flagel terbesar diseluruh badan kuman,
misal: Pruteus vulganis
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1.) Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
mikroba yang tak kasat mata, mikroba yang mencakup bermacam-
macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel
tunggal maupun kelompok sel bakteri, alga, protozoa, fungi mikroskopik
bahkan virus. Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan
2.)Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat obyek atau benda-benda
yang terlalu kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.
3.) Teknik perwarnaan bakteri yaitu Pewarnaan sederhana, Pewarnaan
Negatif, Pewarnaan Diferensial: pewarnaan gram, tahan asam, kapsul,
spora dan san fagel
III. 2 Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan agar pembaca dapat
mengambil manfaat dan pengetahuan dari makalah ini serta dapat berbagai
macam tekhnik dalam pewarnaan mikroorganisme.
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih
lengkap tentang gagal jantung, pembaca dapat membaca dan mempelajari
buku – buku yang berhubungan dengan gagal jantung.
DAFTAR PUSTKA
Alcamo I.E. 1996. Farmingdale: Addison Wesley publi. Laboratory
fundanmentals of microbiology shing company.
Entjang, Indan, 2003. Mikrobiologi dan parasitologi untuk akademi perawat dan
sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. PT. CITRA ADITIA BAKTI.
Bandung
Tim dosen pembina. 2015. Petunjuk praktikum biologi umum. Jember: universitas
jember
Volk, W.A dan M.F Wheleer, 1998, mikrobiologi dasar , jil 2, ed 5, terjemahan S.
Adisoemarto,Erlangga, Jakarta.