Anda di halaman 1dari 27

PERATURAN KOPERASI TENTANG KEPEGAWAIAN

DALAM LINGKUNGAN KOPERASI KOKARLIN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
1.     Dalam peraturan  ini, yang dimaksud dengan:
a.    Koperasi Kokarlin adalah sebuah Badan Hukum Koperasi yang didirikan
berdasarkan Akta Pendirian Nomor 703/BH/XII Tanggal 15 Mei 1964 dan telah
mendapatkan pengesahan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi dari Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia berdasarkan surat
keputusannya tanggal 10 Oktober 1996 Nomor: 109/BH/PAD/KWK.1/X/1996
pada Tahun 1996.

b.    Manajer adalah pegawai koperasi yang melaksanakan seluruh kegiatan usaha


koperasi yang telah didelegasikan oleh pengurus dan pengawas serta
bertanggungjawab sepenuhnya kepada pengurus terhadap tugas dan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

c.    Pegawai adalah  karyawan, yang memiliki hubungan kerja dengan Koperasi


Kokarlin, diangkat oleh pengurus Koperasi Kokarlin, diberi tugas dan tanggung
jawab menurut ketentuan yang berlaku di Koperasi Kokarlin setelah memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan

Pasal 2
Status Kepegawaian
1.      Koperasi Kokarlin memberlakukan beberapa jenis status pegawai yang terdiri atas :
a.      Pegawai/Karyawan tetap Koperasi Kokarlin adalah pegawai/karyawan yang
bekerja untuk Koperasi Kokarlin yang pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentiannya ditetapkan melalui surat keputusan (SK Pengurus) dan telah
melalui masa magang dan kontrak, serta mendapatkan semua manfaat dari
pelayanan Koperasi Kokarlin.
b.     Pegawai tidak tetap adalah pegawai yang melakukan hubungan kerja selama
jangka waktu tertentu yang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentiannya
ditetapkan oleh Pengurus atau pejabat yang ditunjuk setelah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Pegawai tersebut terdiri atas:
1) Pegawai Magang yaitu; pegawai yang sedang menjalani masa percobaan
untuk menjadi Pegawai Kontrak dan dipekerjakan atas dasar pemenuhan
kewajibannya sebagai pegawai magang. Ketentuan tentang masa magang ini
diatur dalam pasal atau peraturan lain.
2) Pegawai Kontrak yaitu; pegawai yang karena kondisi, tenaga dan
kemampuannya secara khusus diperlukan oleh Koperasi Kokarlin dan
dipekerjakan atas dasar perjanjian dengan Koperasi Kokarlin dan pemenuhan
kewajibannya sebagai pegawai kontrak.
3) Pegawai Freelance yakni pegawai yang mempunyai kapasitas dan keahlian
tertentu dan dibutuhkan Koperasi Kokarlin pada saat tertentu atas dasar
perjanjian /kontrak kerja dengan Koperasi Kokarlin.

BAB II
PENGANGKATAN PEGAWAI
Pasal 3
Penerimaan dan Seleksi
1.     Penerimaan pegawai baru dimaksudkan untuk mengisi formasi/lowongan yang
tersedia di Koperasi Kokarlin.
2.     Informasi tentang adanya formasi/lowongan kerja dilakukan secara tertutup atau
terbuka berdasarkan kebutuhan dan anggaran yang tersedia.
3.     Setiap orang yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan mempunyai kesempatan
yang sama untuk melamar menjadi pegawai di Koperasi Kokarlin dan mengikuti
proses seleksi.
4.     Pelamar yang lulus dalam proses seleksi dapat diangkat menjadi pegawai Koperasi
Kokarlin dengan status yang ditentukan oleh Koperasi Kokarlin.

Pasal 4
Pegawai  Magang
1.     Pegawai Magang khusus Marketing/lapangan berkewajiban untuk memenuhi
target funding sesuai dengan peraturan di  Koperasi Kokarlin.
2.      Pegawai magang Office /kantor berkewajiban untuk:
a.       melakukan pekerjaannya di office, dan
b.   memanfaatkan waktu luang untuk meraih perolehan funding  dalam rangka
mendukung perolehan pendapatan Koperasi Kokarlin untuk meningkatkan
kemajuan  lembaga.
3.     Seorang Manajer/pimpinan  (status magang) berkewajiban untuk :
a.      Memenuhi target perolehan funding  secara keseluruhan yang ditargetkan oleh
Koperasi Kokarlin berdasarkan perjanjian/kesepakatan dengan pengurus atau
rapat anggota.
b.     Membina dan mengarahkan pegawai di lingkungannya untuk meningkatkan
kinerja masing-masing pegawai dalam rangka meningkatkan kemajuan Koperasi
Kokarlin.
c.      Menilai dan mengevaluasi pegawai di lingkungannya secara obyektif.
d.     Merekomendasikan kepada pengurus untuk mengangkat, memberhentikan atau
mengubah status pegawai.
e.     Mempertanggungjawabkan semua pekerjaan di lingkungannya.

4.      Pegawai Magang atau Manajer (status Magang) dapat diberikan teguran berupa Surat
Peringatan jika :
a.      Tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas berupa surat ijin yang dapat
dipertanggungjawabkan, atau
b.      Tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) bulan, atau.
c.      Tidak melakukan kewajibannya sebagai pegawai magang sesuai dengan
jabatannya, atau
d.     Melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum, peraturan atau
kesepakatan yang telah disetujui.
e.     Surat Peringatan bagi pegawai dibuat oleh manajer atau pejabat yang ditunjuk,
sedangkan Surat peringatan bagi manajer dibuat oleh Pengurus.
f.      Surat Peringatan dapat dibuat berdasarkan hasil evaluasi pegawai secara periodik,
baik mingguan ataupun bulanan.

5.     Evaluasi, pengangkatan, pemberhentian dan pengubahan status pegawai magang


diatur sbb:
a.       Pengangkatan pegawai magang dilakukan oleh pengurus.
b.    Selama masa magang, pegawai magang akan diberikan orientasi dan bimbingan
serta sekaligus dinilai  sikap, tingkah laku, loyalitas, kedisiplinan dan hasil
kerjanya.
c.     Selama masa magang berjalan, pejabat yang berwenang akan mengevalusi dan
menilai sikap, tingkah laku, loyalitas, kedisiplinan, dan hasil kinerja pegawai
magang secara periodik, baik per minggu atau per bulan.
d.    Apabila hasil evaluasi dan penilaian pegawai magang yang dilakukan selama
minimal 3 bulan dinyatakan memenuhi persyaratan, maka calon pegawai tersebut
dapat direkomendasikan untuk diangkat menjadi Pegawai Kontrak.
e.    Apabila hasil evaluasi pegawai magang yang dilakukan selama 3 bulan tidak
memenuhi target kinerja yang diharapkan Koperasi Kokarlin, maka pejabat yang
berwenang dapat merekomendasikan pemutusan hubungan kerja atau
perpanjangan masa magang berdasarkan perjanjian dengan Koperasi Kokarlin.
f.       Pegawai Magang dapat diputus hubungan kerjanya dengan Koperasi Kokarlin
jika;
1) Sudah menerima surat peringatan sebanyak 3 (tiga) kali, atau
2) Memiliki prestasi kerja yang sangat buruk
3) Sebelum dilakukan pemutusan hubungan kerja maka pegawai yang
bersangkutan dapat mengajukan  surat pengunduran diri.
4) Pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh Pengurus atas rekomendasi pejabat
yang berwenang.
5) Koperasi Kokarlin  tidak berkewajiban membayar pesangon bagi pegawai
magang yang diputus hubungan kerjanya.

Pasal 5
Pegawai Kontrak
1.     Pegawai kontrak adalah pegawai yang telah menjalani masa magang selama minimal
3 bulan dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diangkat menjadi pegawai kontrak.
2.     Ketentuan tentang kualifikasi pegawai yang akan di angkat menjadi pegawai kontrak
didasarkan atas jenis pekerjaan dan jabatan yang dibutuhkan.
3.     Penempatan pegawai kontrak dalam suatu jabatan didasarkan atas kesetiaan, ,disiplin,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa
kepemimpinan.
4.     Pegawai kontrak harus menjalani masa kontrak selama minimal 12 bulan terhitung
sejak tanggal pengangkatan sebagai pegawai kontrak.
5.     Pegawai kontrak harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan tugasnya dalam
jabatannya.
6.     Setiap pegawai office/kantor  harus tetap memiliki jiwa marketing dalam rangka
meningkatkan perolehan funding Koperasi Kokarlin.
7.     Bagi pegawai yang memiliki prestasi tinggi akan diberikan insentif tambahan yang
besarnya akan ditentukan dalam peraturan lain.
8.     Selama masa kontrak, pegawai akan tetap dinilai dan dievaluasi oleh pejabat yang
berwenang secara periodik per bulan.
9.     Selama masa kontrak berjalan, pegawai dapat diberikan teguran berupa Surat
Peringatan jika;
a. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas berupa surat ijin yang dapat
dipertanggungjawabkan, atau
b. Tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) bulan tanpa seijin atasan
atau pejabat yang berwenang, atau
c. Tidak melakukan kewajibannya sebagai pegawai kontrak sesuai dengan
jabatannya, atau
d. Melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum, peraturan Koperasi
Kokarlin atau kesepakatan yang telah disetujui.
10. Surat peringatan bagi pegawai dibuat oleh manajer atau pejabat yang ditunjuk,
sedangkan surat peringatan bagi manajer dibuat oleh Pengurus Koperasi Kokarlin.
11. Surat Peringatan dapat dibuat berdasarkan hasil evaluasi pegawai secara periodik per
bulan.
12.  Apabila hasil evaluasi dan penilaian pegawai kontrak yang dilakukan selama minimal
12 bulan dinyatakan memenuhi persyaratan, maka calon pegawai tersebut dapat
direkomendasikan untuk diangkat menjadi Pegawai Tetap.
13. Apabila hasil evaluasi pegawai kontrak yang dilakukan selama minimal 12 bulan
tidak memenuhi target kinerja yang diharapkan Koperasi Kokarlin, maka pejabat yang
berwenang dapat merekomendasikan pemutusan hubungan kerja atau perpanjangan
masa kontrak berdasarkan perjanjian dengan Koperasi Kokarlin.
14.  Pegawai Kontrak dapat diputus hubungan kerjanya dengan Koperasi Kokarlin jika;
a. Sudah menerima surat peringatan sebanyak 3 (tiga) kali, atau
b. Memiliki prestasi kerja yang menurun secara terus-menerus selama 3 (tiga) bulan
secara berturut-turut.
c. Memiliki prestasi kerja yang sangat buruk
d. Melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum, peraturan Koperasi
Kokarlin atau kesepakatan yang telah disetujui.
e. Tidak dapat melakukan kewajibannya dengan baik karena alasan kesehatan atau
alasan lainnya.
15. Sebelum dilakukan pemutusan hubungan kerja maka pegawai yang bersangkutan
dapat mengajukan  sebagai pegawai freelance di Koperasi Kokarlin.
16. Pemutusan hubungan kerja dan pengangkatan pegawai freelance dilakukan oleh
Pengurus atas rekomendasi pejabat yang berwenang.
17. Koperasi Kokarlin tidak berkewajiban membayar pesangon bagi pegawai kontrak
yang diputus hubungan kerjanya.

Pasal 6
Pengangkatan Pegawai Tetap
1.   Pegawai tetap adalah pegawai yang telah menjalani sebagai pegawai kontrak dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diangkat menjadi pegawai Tetap.
2.   Ketentuan tentang kualifikasi pegawai yang akan di angkat menjadi Pegawai Tetap
didasarkan atas jenis pekerjaan dan jabatan yang dibutuhkan.
3.   Penempatan Pegawai Tetap dalam suatu jabatan didasarkan atas kesetiaan, disiplin,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa
kepemimpinan dengan memperhatikan Daftar Urutan Kepangkatan .
4.   Pengangkatan Pegawai Tetap dilakukan oleh Pengurus, setelah memenuhi kriteria
tertentu dan telah melalui masa percobaan, yang dinyatakan dengan surat
rekomendasi dari Pimpinan Manajemen atau pejabat yang  berwenang.

BAB II
PENGGOLONGAN PEGAWAI TETAP
Pasal 7
Penggolongan
Penggolongan Karyawan/pegawai  Koperasi Kokarlin secara lebih rinci diatur dalam
suatu ketentuan tersendiri yang ditetapkan oleh Manajemen/pengurus dengan
mengindahkan peraturan ini.
Pasal 8
Pengangkatan dan Penggolongan
1.   Penggolongan karyawan/pegawai tetap untuk pengangkatan yang pertama mengikuti
ketentuan yang aturannya ditetapkan oleh Pengurus  Koperasi Kokarlin.
2.   Manajemen/pengurus dapat menggunakan Peraturan pemerintah tentang kepegawaian
sebagai salah satu rujukan.
3.   Bagi Karyawan Koperasi Kokarlin yang diberhentikan secara hormat atau karena
mengundurkan diri, maka yang bersangkutan dapat diterima sebagai pegawai
Koperasi Kokarlin kembali sepanjang memenuhi kualifikasi dan kebutuhan formasi di
Koperasi Kokarlin. Golongan dan pangkat yang bersangkutan  disesuaikan dengan
kualifikasi pada saat direkrut kembali.

Pasal 9
Kenaikan Pangkat
1.     Ketentuan tentang kenaikan pangkat diatur tersendiri dalam peraturan yang ditetapkan
oleh Managemen/Pengurus Koperasi Kokarlin.
2.     Manajemen/Pengurus dapat menggunakan Peraturan pemerintah tentang kepegawaian
sebagai salah satu rujukan.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN
Pasal 10
Kewajiban Karyawan
1.   Setiap karyawan wajib mentaati segala peraturan Koperasi Kokarlin dan segala
peraturan perundang-undangan  yang berlaku serta mentaati  kode etik profesi
masing-masing
2.   Setiap karyawan wajib mematuhi perintah atasan yang berkaitan dengan pekerjaan,
dengan penuh dedikasi, kesadaran dan tanggung jawab
3.  Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud ayat (2) pasal ini, karyawan selain
melaksanakan tugas yang ditetapkan, dapat pula ditugaskan melaksanakan kerja
lembur, perjalanan dinas, pekerjaan di luar tempat kedudukannya, mutasi dan rotasi.
4.   Setiap karyawan wajib hadir, memulai bekerja dan mengakhiri bekerja pada jam yang
telah di tentukan.
5.   Setiap karyawan wajib mengikuti ibadah, sesuai dengan agama dan keyakinannya.
6.   Setiap karyawan wajib mencatatkan kehadirannya pada mesin absensi yang
disediakan Koperasi Kokarlin  baik pada jam datang maupun pada waktu pulang.
7.   Setiap karyawan wajib memajukan perkembangan Koperasi Kokarlin
8.   Setiap karyawan wajib memelihara hubungan kerja yang harmonis
9.   Setiap karyawan wajib menjaga rahasia Koperasi Kokarlin.
10. Setiap karyawan wajib menjaga ketertiban ,keamanan, kebersihan, dan keselamatan
kerja di tempat kerja
11. Setiap karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan sebaik-baiknya semua
peralatan milik Koperasi Kokarlin  dan hanya menggunakan untuk kepentingan
Koperasi Kokarlin
12. Setiap karyawan wajib mengganti kerusakan dan kehilangan semua peralatan milik
Koperasi Kokarlin  akibat kecerobohan atau kesengajaan yang bersangkutan.
13. Setiap karyawan wajib  mengganti kerugian yang disebabkan tindakan melawan
hukum atau melalaikan kewajibannya atas tugas yang dipertanggungjawabkan
kepadanya, baik langsung ataupun tidak langsung telah menimbulkan kerugian bagi
Koperasi Kokarlin.
14. Setiap karyawan wajib  berpakaian rapi atau memakai seragam yang telah ditentukan.
15. Setiap karyawan wajib menjaga keselamatan yang telah disediakan oleh Koperasi
Kokarlin sesuai dengan prosedur yang berlaku
16. Setiap karyawan wajib  melapor kepada atasannya bila mengetahui ada tindakan
karyawan lain yang merugikan Koperasi Kokarlin.
17. Setiap karyawan wajib melapor kepada atasannya bila menemukan hal-hal yang dapat
membahayakan keselamatan karyawan dan Koperasi Kokarlin.
18. Setiap karyawan wajib melengkapi data personalia yang diperlukan oleh Koperasi
Kokarlin beserta perubahannya.

Pasal 11
Hak Karyawan
1.    Setiap  karyawan berhak memperoleh gaji atau penghasilan yang sah sesuai dengan
pekerjaan dan tanggung jawabnya.
2.   Setiap  karyawan berhak atas cuti, liburan, dan izin tidak masuk kerja.
3.   Setiap karyawan berhak  mendapatkan tunjangan, intensif,  dan fasilitas dari Koperasi
Kokarlin
4.   Setiap karyawan berhak mendapatkan kesempatan yang sama  dalam pengembangan
diri, sesuai dengan prioritas dan ketentuan yang ditetapkan oleh Koperasi Kokarlin
5.   Setiap  karyawan berhak mendapatkan penilaian dan penghargaan atas prestasi
kerjanya.
6.   Setiap  karyawan berhak mengundurkan diri
7.   Setiap  karyawan berhak mengemukakan kritik dan saran kepada atasan serta
kebijakan Koperasi Kokarlin.
8.   Setiap  karyawan berhak mengajukan keluhan dan pengaduan menurut tata tertib yang
diatur Koperasi Kokarlin  baik lisan maupun tulisan kepada atasan.

BAB  IV
HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA
Pasal 12
Kewajiban Koperasi Kokarlin
1.   Koperasi Kokarlin  wajib memenuhi hak-hak karyawan sebagaimana tercantum pada
pasal 11 Peraturan ini.
2.   Koperasi Kokarlin wajib melaksanakan peraturan dibidang ketenagakerjaan.
3.   Koperasi Kokarlin wajib memelihara dan menjaga kerahasiaan data personalia dengan
baik.
4.   Koperasi Kokarlin wajib melakukan program pengembangan SDM
5.   Koperasi Kokarlin wajib memberikan keleluasaan dan mendukung pelaksanaan
ibadah karyawan.
6.   Koperasi Kokarlin  wajib menciptakan komunikasi dua arah yang bebas, terbuka dan
bertanggungjawab.
7.  Koperasi Kokarlin wajib memperhatikan dan menyelesaikan setiap keluhan karyawan

Pasal 13
Hak Koperasi Kokarlin
1.   Koperasi Kokarlin  berhak  menetapkan hari, jam kerja, dan lembur
2.   Koperasi Kokarlin  berhak  memberikan tugas yang layak sesuai dengan fungsi dan
jabatan masing-masing karyawan.
3.   Koperasi Kokarlin berhak menetapkan standar prestasi kerja untuk tiap jabatan.
4.   Koperasi Kokarlin berhak menentukan peraturan dan tata tertib kerja.
5.  Koperasi Kokarlin berhak memutuskan hubungan kerja dengan memperhatikan
Peraturan Pokok Kekaryawanan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
6.   Koperasi Kokarlin berhak menetapkan promosi, mutasi, dan rotasi bagi karyawan
sesuai dengan kebutuhan.
7.   Koperasi Kokarlin berhak megatur waktu cuti dan izin tidak masuk kerja.

BAB V
TATA TERTIB KARYAWAN
Pasal 14.
Hari dan Jam Kerja
1.   Dengan tetap memperhatikan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, hari kerja
di Koperasi Kokarlin bagi setiap karyawan adalah 6 (enam) hari dalam seminggu.
2.   Karyawan Tetap harus hadir di kantor pada lokasi masing-masing tepat pada
waktunya sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan, yakni pukul 08.00-16.30 
Wib.
3.   Karyawan yang mendapat giliran piket (berdasarkan jadual diharuskan hadir di kantor
15 menit sebelum kantor buka.
4.   Penyimpangan waktu dan jam kerja dari jam kerja pada pasal ini diatur tersendiri
sesuai dengan jenis dan sifat kerja dengan tetap mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
5.   Waktu istirahat tidak diperhitungkan sebagai jam kerja.

Pasal 15.
Ketentuan Lembur
1.   Kerja lembur adalah bekerja di luar jam kerja dan hari yang ditentukan tetapi bukan
untuk menyelesaikan pekerjaan akibat kelalaian karyawan yang bersangkutan
2.   Setiap Karyawan harus bersedia jika diminta untuk bekerja lembur dalam hal :
a. Untuk memenuhi rencana kerja Koperasi Kokarlin.
b. Ada pekerjaan yang bila tidak dikerjakan akan menimbulkan kerugian bagi
lembaga.
c. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan segera serta tidak dapat ditunda
d. Karyawan yang diminta bekerja lembur akan diberi Surat Perintah Lembur oleh
atasanya langsung yang diketahui oleh Manajer
e. Ketentuan upah lembur mengacu kepada peraturan Manajemen Koperasi
Kokarlin.

Pasal 16.
Larangan-larangan
1.  Setiap karyawan dilarang mengalihkan tugas serta tanggungjawabnya kepada
karyawan lain tanpa persetujuan atasannya langsung.
2.   Setiap karyawan dilarang membawa, mengambil, meminjam atau memindahkan
peralatan milik Koperasi Kokarlin dari kantor Koperasi Kokarlin, kecuali dalam
keadaan darurat yang dapat merugikan lembaga atau dengan ijin pejabat yang
ditunjuk oleh Koperasi Kokarlin sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.   Setiap karyawan dilarang menghambat atau memperlambat penyelesaian pekerjaan
dengan cara apapun.
4.   Setiap karyawan dilarang melakukan penarikan uang dari pihak manapun yang
mengatas namakan Koperasi Kokarlin, tanpa adanya peraturan /penunjukkan tentang
hal tersebut.
5.   Setiap karyawan dilarang korupsi, menggelapkan uang/barang , mencuri, menerima
sogokan, memeras, menarik pungutan liar, dan atau pungutan lain yang dapat
disamakan dengan itu.
6.   Setiap karyawan dilarang memberikan keterangan dan data yang tidak benar, palsu
atau dipalsukan.
7.   Setiap karyawan dilarang mengkonsumsi dan mengedarkan barang terlarang.
8.   Setiap karyawan dilarang melakukan perbuatan asusila.
9.   Setiap karyawan dilarang melakukan segala macam perjudian.
10. Setiap karyawan dilarang mempengaruhi karyawan lain untuk melakukan hal-hal
yang negatif dan berkelahi (kecuali terbukti untuk membela diri).
11. Setiap karyawan dilarang membawa senjata api maupun senjata tajam dalam
lingkungan tempat kerja, kecuali untuk kepentingan tugas.
12. Setiap karyawan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi,
golongan atau pihak lain.
13. Setiap karyawan dilarang menyerang, mengintimidasi, menganiaya dan mengancam
secara fisik atau mental.
14. Setiap karyawan dilarang membujuk atasan atau teman sekerja untuk melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan hukum.
15. Setiap karyawan dilarang dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau
membiarkan  dalam keadaan bahaya barang milik Koperasi Kokarlin.
16. Setiap karyawan dilarang dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau
membiarkan diri atau teman sekerjanya dalam keadaan membahayakan  jiwa.
17. Setiap karyawan dilarang membocorkan rahasia Koperasi Kokarlin atau
mencemarkan nama dan keluarga atasan serta rekan kerja yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan lembaga.
18. Setiap karyawan dilarang meminjamkan uang pribadi mengatas namakan lembaga..
19. Setiap karyawan dilarang mengingkari hal-hal lain yang diatur dalam Perjanjian Kerja
atau Peraturan Koperasi Kokarlin atau Kesepakatan Kerja Bersama yang disepakati
akan berakibat kepada PHK karyawan yang bersangkutan.
20. Setiap Karyawan Tetap dilarang bekerja pada lembaga lain atau melaksanakan
aktivitas lain yang sejenis dengan pekerjaan atau usaha Koperasi Kokarlin.
21. Setiap karyawan dilarang  melakukan kesalahan yang bobotnya sama setelah
mendapat peringatan terakhir yang masih berlaku.

Pasal 17.
Pengawasan dan Sanksi
1.    Manajer dan atau atasan langsung bertindak selaku penyelia bagi karyawan yang
menjadi bawahannya.
2.   Manajer dan atau atasan langsung bertanggung jawab atas pengawasan dan
pelaksanaan Peraturan dan Tata Tertib Koperasi Kokarlin serta wajib menjaga
kedisiplinan karyawan yang dipimpinnya.
3.   Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan ini  akan dikenakan
sanksi.
4.   Sanksi yang dijatuhkan kepada karyawan pada hakekatnya dimaksudkan sebagai
tindakan korektif dan pembinaan terhadap karyawan.
5.   Jenis-jenis sanksi didasarkan pada macam, frekuensi, intensitas dan sifat pelanggaran
baik berupa teguran, surat peringatan (SP 1, SP 2) dan SP 3 berupa pemutusan
hubungan kerja dan sanksi yang lainnya yang ditetapkan oleh Manajemen.
Pasal 18.
Pembatasan Hubungan Keluarga Antar Karyawan
1.  Karyawan tidak diperkenankan memiliki hubungan keluarga satu tingkat (suami-istri,
kakak-adik, orang tua-anak) dengan karyawan lainnya yang berada dalam satu garis
struktural.
2.   Untuk kepala bagian atau manajer Koperasi Kokarlin tidak diperkenankan memiliki
hubungan keluarga satu tingkat dengan Pengurus .
3.  Jika ada hubungan keluarga, maka hanya salah seorang diantaranya yang
diperkenankan untuk tetap menjadi karyawan.
4.   Jika sebelum berlakunya peraturan ini sudah ada hubungan seperti yang dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, maka untuk melanjutkan kedudukan dalam Unit
tersebut diperlukan izin tertulis.
5.   Izin tertulis yang dimaksud pada ayat (4) pasal 3 ditetapkan oleh Pengurus
6.   Pengurus bila yang memiliki hubungan keluarga adalah antar karyawan dan dari
Rapat  Anggota  bila yang memilliki hubungan keluarga melibatkan Pengurus.
7. Izin tertulis yang dimaksud pada ayat (5) pasal ini berlaku  selama-lamanya  satu 
tahun dan tidak bisa diperpanjang.

BAB VI
PENILAIAN HASIL KERJA
Pasal 19
Pengertian Penilaian Hasil Kerja
1.     Penilaian Hasil Kerja karyawan adalah suatu cara formal dalam melakukan evaluasi
terhadap prestasi kerja Karyawan dalam suatu periode tertentu.
2.   Penilaian Hasil Kerja karyawan harus mengidentifikasikan kelemahan dan kelebihan
karyawan yang bersangkutan.
3.   Sistem penilaian hasil kerja karyawan didasarkan pada suatu sistem penilaian yang
baku yang hasilnya ditetapkan oleh Manajemen.

Pasal 20
Maksud Penilaian Hasil Kerja
1.     Sarana bagi karyawan untuk berkonsultasi dan berdiskusi dengan atasannya tentang
prestasi kerja serta upaya meningkatkan prestasi kerja karyawan tersebut.
2.   Menciptakan hubungan yang lebih baik antara atasan dan karyawan.
3.   Memudahkan atasan melakukan pembinaan ,pengarahan,peningkatan prestasi,dan
pelatihan untuk mengurangi/menghilangkan kelemahan-kelemahan bawahannya.
4.   Mewujudkan interaksi positif antara atasan dan bawahan ,agar tercipta suasana kerja
yang lebih baik, teamwork yang lebih solid dan produktivitas yang meningkat,yang
pada gilirannya akan menghasilkan benefit bagi karyawan yang bersangkutan dan
bagi Koperasi Kokarlin.

Pasal 21
Waktu Penilaian
1.   Penilaian hasil kerja karyawan dilakukan paling sedikit (1) satu kali dalam setahun.
2.   Proses penilaian hasil kerja harus sudah dapat diselesaikan paling lambat 1 bulan
sebelum tahun berjalan berakhir.

Pasal 22
Dampak dari Penilaian Hasil Kerja
1.     Koperasi Kokarlin dapat memberikan penghargaan, kenaikan gaji dan atau promosi
jabatan kepada karyawan yang memiliki prestasi baik.
2.   Karyawan yang dinilai berprestasi kurang baik, Koperasi Kokarlin dapat melakukan
tindakan berupa pelatihan, mutasi, rotasi, dan atau pemberian sanksi disesuaikan
dengan penyebab, potensi dan prestasi karyawan yang bersangkutan.

BAB VII
IMBAL JASA KARYAWAN
Pasal 23
   Atas kontribusi karyawan kepada Koperasi Kokarlin, maka lembaga memberikan
imbalan (reward) baik yang diberi tunai (gaji, intensif, dan tunjangan), fasilitas
(benefit), perbaikan kondisi kerja (work condition) serta pengembangan karir dan
kemampuan (training and development).
BAB VIII
PENGGAJIAN
Pasal 24
Dasar Penggajian
1.     Setiap karyawan mendapatkan gaji sesuai dengan sistem dan skala gaji yang diatur
dan ditetapkan oleh keputusan Manajemen Koperasi Kokarlin.
2.   Gaji (upah) bagi karyawan dengan pangkat terendah tidak akan kurang dari ketentuan
upah minimum yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah Kota Banda Aceh.
3.   Jika Koperasi Kokarlin belum menghasilkan laba maka besarnya gaji menyesuaikan.

Pasal 25
Gaji Selama Masa Sakit
1.   Apabila Karyawan menderita sakit dalam jangka waktu lama dibuktikan dengan surat
keterangan yang sah dari dokter, maka gaji karyawan dibayar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sebagai berikut:
a. Tiga bulan pertama dibayar                100% gaji
b. Tiga bulan kedua dibayar                    75% gaji
c. Tiga  bulan ketiga dibayar                   50% gaji
d. Tiga bulan keempat dibayar                25% gaji
2.   Apabila setelah 12 bulan karyawan belum mampu bekerja kembali, maka Koperasi
Kokarlin dapat memutuskan hubungan kerja dengan karyawan tersebut.

Pasal 26
Gaji Selama Masa Skorsing
1.   Kepada karyawan yang diduga ada indikasi kuat melakukan pelanggaran peraturan ini
atau tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya atau melakukan tindakan
yang merugikan Koperasi Kokarlin dapat dikenakan tindakan skorsing atau langsung
pemutusan hubungan kerja (PHK).
2.   Jangka waktu skorsing yang bersifat mendidik minimal 1 (satu) minggu paling lama 
1 (satu) tahun
3.   Selama skorsing gaji karyawan dibayarkan sebesar-besarnya  50% (lima puluh
persen) dari masa skorsing
4.   Selama masa skorsing maka :
a. Fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada karyawan dicabut oleh Koperasi
Kokarlin.
b. Karyawan tidak dibenarkan masuk kerja
5.   Bila kemudian pelanggaran yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini tidak terbukti,
Koperasi Kokarlin  wajib :
a. Memberikan hak-hak yang belum dibayarkan kepada karyawan yang
bersangkutan maksimum sebesar selisih antara yang seharusnya diterima setiap
bulan dengan jumlah yang diterima dalam masa skorsing
b. Melakukan pemulihan nama baik/rehabilitasi karayawan yang bersangkutan
secara tertulis dan dipublikasikan sesuai kebutuhan.

Pasal 27
Gaji Selama Masa Tahanan dan Penjara
1.   Bagi karyawan yang ditahan dan sedang menjalani proses pengadilan karena suatu
dakwaan dalam mempertahankan misi Koperasi Kokarlin maka karyawan tersebut
berhak penuh atas gajinya hingga telah ditetapkan putusan oleh Pengadilan
2.   Bila karyawan melakukan hal-hal yang bersesuaian atau memperjuangkan misi
Koperasi Kokarlin  namun atas perjuangannya tersebut yang bersangkutan kemudian
diputuskan oleh pengadilan untuk dipenjara  maka yang bersangkutan masih berhak
atas gajinya selama masa penjaranya tersebut.
3.   Bila karyawan dipenjara bukan karena sebab-sebab sebagaimana tercantum pada ayat
(2) pasal ini, maka karyawan tersebut secara otomatis di-PHK.

BAB IX
TUNJANGAN DAN BANTUAN
Pasal 28
Tunjangan Jabatan
1.  Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan Koperasi Kokarlin kepada
karyawan yang menduduki jabatan tertentu dan hanya berlaku selama karyawan
menduduki jabatan tersebut.
2. Besarnya tunjangan jabatan ditetapkan sesuai dengan Surat keputusan Manajemen
Koperasi Kokarlin.
Pasal 29
Tunjangan Hari Raya
1.   Koperasi Kokarlin dalam batas-batas kemampuannya dapat memberikan Tunjangan
Hari Raya (THR) kepada Karyawan Tetap yang telah mempunyai masa kerja 
minimal 1 (satu) tahun secara terus menerus.
2.   Untuk Karyawan Tetap yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun tidak secara
terus menerus diberikan secara proporsional sesuai dengan masa kerja.
3.   Pelaksanaan dan besarnya Tunjangan Hari Raya ini disesuaikan dengan kebijakan dan
kondisi keuangan Koperasi Kokarlin yang ketentuan teknisnya di atur dalam surat
keputusan manajemen Koperasi Kokarlin.
4.   Tunjangan Hari Raya dapat diberikan oleh Koperasi Kokarlin selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum Hari Raya jika Koperasi Kokarlin tidak dalam keadaan merugi.

Pasal 30
Bantuan Kedukaan
1.     Bila Karyawan meninggal, maka Koperasi Kokarlin memberikan bantuan kedukaan
kepada ahli waris yang sah.
2.      Bila ada keluarga inti karyawan yang meninggal dunia (Suami/Istri dan Anak bagi
yang sudah menikah, Orangtua bagi yang belum menikah), sumbangan diberikan
kepada karyawan yang bersangkutan

Pasal 31
Bantuan Kecelakaan Kerja
1.     Apabila karyawan mengalami kecelakaan kerja sesuai dengan yang dimaksud dalam
Undang-undang kecelakaan kerja, maka Koperasi Kokarlin akan memberikan ganti
rugi sebagaimana diatur dalam undang-undang No.3 tahun 1993
2.  Bila Karyawan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja maka Koperasi
Kokarlin memberikan:
a. Gaji bulan yang berjalan
b. Uang duka atau pengabdian
c. Penggantian oleh Asuransi untuk biaya pengobatan/perawatan rumah sakit sampai
saat jenazah diambil oleh keluarga ahli warisnya
Pasal 32
Bantuan Kematian Bukan oleh Karena Kecelakaan Kerja
1.  Apabila Karyawan tetap yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja, maka
Koperasi Kokarlin akan memberikan sumbangan kepada ahli warisnya dengan
ketentuan sbb:
a. Gaji bulan yang berjalan
b. Uang duka atau pengabdian
c. Uang duka yang serendah-rendahnya sesuai dengan ketentuan Permenaker
No.03/Men/1996 tentang tata cara pemberian uang pesangon, uang jasa dan ganti
rugi lainnya.
d. Penggantian oleh Asuransi untuk biaya pengobatan/perawatan rumah sakit sampai
saat jenazah diambil oleh keluarga ahli warisnya
2.  Untuk Karyawan Tidak Tetap yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja
diberikan bantuan yang besarnya disesuaikan dengan kebijaksanaan Koperasi
Kokarlin.
Pasal 33.
Bantuan Melahirkan
Koperasi Kokarlin   akan memberikan bantuan kepada karyawan atau istri karyawan
yang melahirkan berupa uang maupun berupa penggunaan fasilitas kantor.

Pasal 34
Tunjangan dan Bantuan Lainnya
Koperasi Kokarlin  dalam batas-batas kemampuannya dapat memberikan tunjangan-
tunjangan dan bantuan-bantuan lainnya yang peraturan dan ketentuan teknis mengenai
pasal ini akan diatur dengan surat keputusan Manajemen.

BAB  X
INSENTIF
Pasal 35
Bagi Hasil Laba Bersih Tahunan
Koperasi Kokarlin akan membagikan bagi hasil laba bersih tahunan kepada seluruh
karyawan sesuai proporsi yang tercantum dalam AD/ART dan berdasarkan penilaian
hasil kerja.
BAB XI
PERJALANAN DINAS
Pasal 36
Pengertian perjalanan Dinas:
1.  Perjalanan dinas adalah perjalanan yang harus ditempuh oleh karyawan untuk
kepentingan Koperasi Kokarlin atas perintah pejabat yang berwenang  baik untuk
perjalanan dinas dalam negeri maupun luar negeri
2.   Perintah perjalanan dinas diputuskan oleh Manajemen/Pengurus Koperasi Kokarlin.
3.   Setiap karyawan harus bersedia melaksanakan tugas perjalanan dinas dalam dan luar
negeri bila diperlukan oleh Koperasi Kokarlin.
4.   Koperasi Kokarlin menanggung seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan
perjalanan dinas tersebut dan besarnya ditentukan dan diatur dalam SOP Koperasi
Kokarlin.

Pasal 37
Perjalanan Dinas Jabatan
1.   Yang termasuk perjalanan dinas jabatan adalah :
a. Melaksanakan pendidikan yang ditugaskan oleh Koperasi Kokarlin.
b. Menghadiri seminar, presentasi atau sejenisnya yang berkaitan dengan
kepentingan Koperasi Kokarlin.
c. Memenuhi undangan untuk mewakili Koperasi Kokarlin.
d. Melaksanakan perjalanan dinas lainnya dalam rangka kepentingan Koperasi
Kokarlin.

Pasal 38
Biaya Perjalanan Dinas Jabatan
1.      Biaya perjalanan dinas jabatan terdiri dari:
a. Biaya angkutan umum, Biaya yang diperlukan untuk pembelian tiket angkutan
umum  (pulang-pergi), udara, laut atau darat sesuai dengan kebutuhan yang
besarnya ditentukan berdasarkan tarif resmi yang berlaku.
b. Lumpsum, adalah biaya penginapan, biaya makan, uang saku, cuci pakaian dan
biaya angkutan setempat/dalam kota.
BAB XIV
FASILITAS KESEJAHTERAAN
Pasal 39
Fasilitas Jabatan
1.   Koperasi Kokarlin  dapat menyediakan kendaraan opearsional atau fasilitas lainnya
kepada karyawan yang menduduki jabatan tertentu sesuai dengan batas kemampuan
Koperasi Kokarlin dan pertimbangan-pertimbangan tertentu serta untuk meningkatkan
efektivitas kerja.
2.     Fasilitas jabatan hanya diberikan selama karyawan menduduki jabatan tersebut.

Pasal 40
Pengembangan SDM
1.  Koperasi Kokarlin memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada karyawan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan.
2.  Koperasi Kokarlin  memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti
pelatihan baik yang dilaksanakan oleh Koperasi Kokarlin maupun diluar Koperasi
Kokarlin.
3.  Koperasi Kokarlin merencanakan program pengembangan SDM dan melakukan
penunjukkan bagi karyawan untuk mengikuti suatu program, mempertimbangkan
kebutuhan, kemampuan, dan manfaatnya  bagi peningkatan efektivitas/produktivitas
karyawan.
4.  Karyawan yang diikutsertakan oleh Koperasi Kokarlin dalam suatu program
pendidikan/kursus/training harus bersedia menjalani ikatan kerja dengan Koperasi
Kokarlin untuk periode tertentu.
5.  Karyawan yang mengundurkan diri sebelum menyelesaikan ikatan kerja harus
mengganti biaya pendidikan /kursus/training yang telah dikeluarkan oleh Koperasi
Kokarlin bagi yang bersangkutan secara proporsional terhadap lamanya ikatan kerja
yang telah dijalani.
Pasal 41
Fasilitas Pembiayaan
1.  Koperasi Kokarlin dapat memberikan pinjaman dan pembiayaan ringan untuk
membantu karyawan dalam memenuhi kebutuhannya.
2.   Pemberikan pembiayaan dengan mempertimbangkan masa kerja dan gaji karyawan
yang mengajukan pembiayaan.
Pasal 42
Asuransi Bagi Karyawan
1.   Koperasi Kokarlin disesuaikan dengan kemampuannya mengikutsertakan semua
Karyawan Tetap dalam Program asuransi/ sejenisnya.

Pasal 43
Jaminan Hari Tua
1.   Batas pensiun Karyawan Tetap Koperasi Kokarlin adalah 50 tahun. Pada usia tersebut
Koperasi Kokarlin memberhentikan dengan hormat, kecuali ada perpanjangan masa
kerja yang ditetapkan oleh Manajemen.
2.   Karyawan Tetap akan diikutsertakan dalam program Jaminan Hari Tua/DPLK atau
yang sejenisnya sehingga memasuki masa pensiun, sebagaimana pasal 1 di atas,
Koperasi Kokarlin tidak akan memberikan Uang pesangon.

BAB XV.
HARI LIBUR,
CUTI DAN IZIN TIDAK MASUK KERJA SERTA MANGKIR
Pasal 44
Ketentuan Hari Libur
Hari-hari libur yang ditetapkan oleh Koperasi Kokarlin adalah hari-hari libur yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
Pasal 45
Cuti Tahunan
1.   Setiap Karyawan Tetap yang telah bekerja selama 12 bulan terus-menerus tanpa
terputus-putus berhak memanfaatkan cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja.
2.     Karyawan Tetap yang masa kerjanya belum cukup satu tahun, tapi sudah lebih dari 6
(enam) bulan, berhak atas cuti secara proporsional satu hari untuk setiap masa
kerja yang telah dijalaninya.
3.    Hak cuti tahunan yang tidak dimanfaatkan oleh karyawan pada tahun tersebut tidak
dapat diganti dalam bentuk apapun dari Koperasi Kokarlin atau dialihkan kepada
orang lain.
4.   Hak cuti tahunan yang tidak digunakan oleh karyawan dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak hak cutinya timbul, menjadi gugur kecuali karena alasan yang disebabkan
oleh lembaga.
5.  Pelaksanaan pengambilan cuti tahunan dapat dilakukan sekaligus 12 hari kerja terus-
menerus atau dapat diambil dalam beberapa bagian tetapi tidak diperkenankan
mengambil cuti 2 periode dalam 1 (satu) bulan.
6.     Pelaksanaan pengambilan cuti dilaksanakan secara tidak bersamaan.
7.  Mangkir karyawan akan diperhitungkan untuk mengurangi hak cuti tahunan karyawan.
8.     Hak cuti bagi Karyawan Tetap diatur dengan perjanjian kerja dengan karyawan yang
bersangkutan.

Pasal 46
Cuti Bersalin
1.   Karyawan Tetap perempuan berhak atas cuti bersalin selama 1 (satu) bulan dengan
mendapat gaji penuh.
2.  Karyawan yang akan menggunakan cuti bersalin harus mengajukan permohonan
kepada Koperasi Kokarlin dengan melampirkan surat keterangan dokter.
3.   Karyawan perempuan yang mengalami keguguran berhak atas cuti selama ½
(setengah) bulan terhitung mulai gugur kandungan, yang diterangkan dengan surat
keterangan dokter dengan mendapatkan gaji penuh.

Pasal 47
Ijin Tidak Masuk Kerja/Meninggalkan Pekerjaan
1. Koperasi Kokarlin dapat memberikan izin tidak masuk kerja kepada karyawan
dengan ketentuan sebagai berikut :
Pernikahan karyawan     5 hari
Suami/istri meninggal dunia       5 hari
Anak meninggal dunia  5 hari
Orang tua/mertua/saudara kandung meninggal dunia  2 hari
Kakak/adik meninggal    2 hari
Kakak/adik menikah    2 hari
Menikahkan anak   5 hari
Rumah kebanjiran atau kebakaran     2 hari
Musibah lainnya  1 hari
Ujian/wisuda    1 hari
Istri melahirkan 2 hari
Izin lainnya yang sesuai  dan rasional    1 hari

2. Apabila hal-hal pada ayat (1) pasal ini terjadi di luar kota dengan radius lebih dari
100 km, maka diberi ijin tambahan selama-lamanya 2 (dua) hari, dengan
memperhatikan kasusnya.
Pasal 48
Mangkir
1.   Apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa izin atasan dan tanpa alasan-alasan yang
dapat diterima oleh Koperasi Kokarlin maka karyawan tersebut dianggap mangkir.
2.  Sanksi bagi karyawan yang mangkir, selain mendapatkan teguran dan mengurangi
penilaian prestasi kerja, juga akan dipotong gajinya secara proporsional dengan
jumlah hari mangkir karyawan yang bersangkutan.
3.   Karyawan yang mangkir selama 6 hari kerja berturut-turut maka karyawan tersebut
dianggap telah mengundurkan diri dari Koperasi Kokarlin.

BAB XVI
PEMBERHENTIAN KARYAWAN
Pasal 49
Ketentuan Umum
1.  Pemberhentian karyawan akan diselesaikan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
2.      Koperasi Kokarlin memberhentian karyawan apabila:
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri
c. Tidak memenuhi syarat pada masa job training
d. Lanjut usia
e. Melakukan pelanggaran berat
f. Berakhirnya masa kontrak kerja
g. Ketidakmampuan bekerja karena alasan kesehatan
h. Sebab-sebab lain berdasarkan pertimbangan objektif dari Manajemen (misalnya,
lembaga merugi, kondisi keuangan tidak memungkinkan,kegiatan berkurang dll).

Pasal 50
Mengundurkan diri
1.   Karyawan yang mengundurkan diri wajib mengajukan surat tertulis kepada Koperasi
Kokarlin selambat-lambatnya 3 bulan sebelumnya.
Pasal 51
Tidak Memenuhi Syarat Pada Masa Job training
1.    Koperasi Kokarlin sewaktu-waktu dapat memberhentikan karyawan job training yang
tidak memenuhi syarat, berdasarkan hasil evaluasi Koprasi Kokarlin yang
disampaikan secara transparan kepada yang bersangkutan .
2.  Koperasi Kokarlin tidak berkewajiban memberikan uang pesangon kepada karyawan 
Kokarlin yang diberhentikan.

Pasal 52
Masa Sakit Berkepanjangan
1. Koperasi Kokarlin dapat memberhentikan dengan hormat karyawan yang terus
menerus sakit lebih dari 3 bulan yang tidak memungkinkan bagi yang bersangkutan
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

Pasal 53
Pelanggaran Berat
1.   Merujuk surat edaran Mentri Tenaga Kerja No.362/1967 dan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No.03/1996, maka Koperasi Kokarlin akan memutuskan hubungan
kerja secara seketika dan tanpa bersyarat kepada karyawan yang terbukti melakukan
pelanggran-pelanggaran berat sebagai berikut :
a. Setiap karyawan dilarang korupsi, mencuri, menerima sogokan, memeras,
pungutan liar, dan atau pungutan lain yang dapat disamakan dengan itu.
b. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan.
c. Mengkonsumsi dan mengedarkan barang terlarang.
d. Melakukan perbuatan asusila
e. Menyerang, mengintimidasi, menganiaya dan mengancam secara fisik atau
mental
f. Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan hukum.
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak,merugikan atau membiarkan dalam
keadaan bahaya barang milik Koperasi Kokarlin.
h. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau membiarkan diri atau
teman sekerjanya dalam keadaan yang membahayakan jiwa.
i. Membocorkan rahasia Koperasi Kokarlin atau mencemarkan nama dan keluarga
atasan serta rekan kerja yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
negara dan untk hal-hal yang dibenarkan syar’i.
j. Meminjamkan uang dengan menarik riba
k. Melakukan kesalahan yang bobotnya sama setelah mendapat peringatan terakhir
yang masih berlaku.
l. Mengingkari hal-hal lain yang diatur dalam perjanjian kerja atau Peraturan
Koperasi Kokarlin atau Kesepakatan Kerja Bersama yang disepakati akan
berakibat kepada PHK karyawan yang bersangkutan.
2.    Adapun pelaksanaan pemutusan hubungan kerja sebagaimana sebagaimana ayat (1)
pasal ini , akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur dalam UU No.12 tahun 1964.

Pasal 54
Uang Pesangon atau Uang Jasa
1.   Karyawan Tetap yang diberhentikan atas prakarsa Koperasi Kokarlin dan bukan
karena melakukan pelanggran berat, akan menerima uang pesangon dan atau uang
jasa, sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Permenaker 03/1996), besarnya
uang pesangon dan uang jasa ditetapkan serendah-rendahnya sebagai berikut :
a.       Uang Pesangon
1) Masa Kerja kurang dari 1 tahun                                                 : 1 bulan gaji
2) Masa Kerja lebih dari 1 tahun tetapi kurang dari 2 tahun          : 2 bulan gaji
3) Masa Kerja lebih dari 2 tahun tetapi kurang dari 3 tahun          : 3 bulan gaji
4) Masa Kerja lebih dari 3 tahun tetapi kurang dari 4 tahun          : 4 bulan gaji
5) Masa Kerja lebih dari 4 tahun                                                    : 5 bulan gaji
b.      Uang Jasa
c.       Masa Kerja lebih dari 5 tahun tetapi kurang dari 10 tahun         : 2 bulan gaji
d.      Masa Kerja lebih dari 10 tahun tetapi kurang dari 15 tahun       : 3 bulan gaji
e.       Masa Kerja lebih dari 15 tahun tetapi kurang dari 20 tahun       : 4 bulan gaji
f.       Masa Kerja lebih dari 20 tahun tetapi kurang dari 25 tahun       : 5 bulan gaji
g.      Masa Kerja lebih dari 25 tahun                                                   : 6 bulan gaji
h.      Gaji

BAB XVII.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 55
1. Dalam hal terjadi kesalahpahaman atau ketidaksesuaian dalam penafsiran
kebijakan Koperasi Kokarlin sehingga karyawan menganggap bahwa perlakuan
terhadapnya tidak adil dan atau bertentangan dengan Peraturan Karyawan atau
Peraturan Perundangan yang berlaku, diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) untuk tahap pendahuluannya diselesaikan dengan atasan langsung karyawan
dan jika penyelesaian tersebut belum memuaskan kedua belah pihak, maka
permasalahan tersebut diteruskan kepada Manajemen/Pengurus Koperasi.
3. Dalam hal dengan cara dan prosedur sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) belum
diperoleh penyelesaian yang memuaskan, maka persoalan tersebut diselesaikan
bersama secara musyawarah antara Manajemen, Pengurus dan Pengawas Koperasi.
4. Setelah dirundingkan dengan sungguh-sungguh antara Manajemen, Pengurus dan
Pengawas Koperasi ternyata masih terdapat perbedaan yang tidak dapat diselesaikan
secara mufakat, maka perbedaan pendapat ini dianggap sebagai perselisihan dan
penyelesaian selanjutnya sesuai dengan perundangan yang berlaku.
5. Selama dalam proses penyelesaian, kedua Pihak wajib menjaga supaya kegiatan
kerja tetap berlangsung dengan lancar dan aman.

BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 56

1. Dalam hal terjadi perubahan kebijakan-kebijakan, baik kebijakan koperasi maupun


kebijakan dalam peraturan perundangan yang berlaku yang dapat mempengaruhi
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan koperasi, maka terhadap peraturan
koperasi akan diadakan perubahan yang merupakan addendum dan atau amandemen.

BAB XIX
PENUTUP
Pasal 57
1. Peraturan koperasi ini berlaku sejak tanggal penandatanganan dan mengikat
selama 2 (dua) tahun.
2. Dengan berlakunya Peraturan Kopeasi ini, semua aturan Koperasi yang
bertentangan dengan Peraturan Koperasi tidak berlaku lagi.
3. Peraturan Koperasi ini dibagikan kepada setiap Karyawan Koperasi dan
disosialisasikan oleh Manajemen Koperasi untuk diketahui dan dipahami.

Ditetapkan di : Banda Aceh


Pada tanggal: 01 Oktober 2019

PENGURUS KOPERASI KOKARLIN TAHUN 2018-2019,

RAHMAD ARDIANSYAH ANDI IKHSAN RIDHWAN SAPUTRA


SEKRETARIS KETUA BENDAHARA

Anda mungkin juga menyukai