Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMASI FISIK

JUDUL PRAKTIKUM : KOLOID

DISUSUN OLEH :

Imanuel Rinaldy Sido (191148201088)

DOSEN PEMBIMBING :
Sumarti Binti Amrin, M.Si., Apt
Maria Elvina Tresia Butar-Butar, M. Farm

LABORATORIUM FARMASI FISIK

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul laporan : koloid


Nama : Imanuel Rinaldy Sido
Nim : 191148201088
Kelas : 2A Farmasi

Waktu praktikum
Hari : selasa
Tanggal : 26 Januari 2021

Mengetahui

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Maria Elvina Tresia Butar-Butar, M. Farm Sumarti Binti Amrin, M.Si., Apt
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada saya untuk menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan berjudul “koloid” tepat waktu. Selain itu,
saya juga berharap agar lapoan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
laporan koloid.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah


praktikum farmasi fisik. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini.

Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan laporan ini.

Samarinda, 26 Januari 2021


DAFTAR ISI
Judul laporan: koloid ............................................................................2
BAB I.............................................................................................................................5
I. Tujuan.........................................................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................5
BAB II............................................................................................................................7
PROSEDUR KERJA......................................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................9
HASIL PENGAMATAN...............................................................................................9
BAB IV........................................................................................................................11
PEMBAHASAN..........................................................................................................11
BAB V..........................................................................................................................12
KESIMPULAN............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB I

I. Tujuan

Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat


koloid.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/pemecah). Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Keadaan koloid
merupakan keadaan antara suatu larutan dan suatu suspensi. Bila suatu bahan
berada dalam keadaan subdifisi ini. Bahan itu memperagakan sifat-sifat yang
menarik dan penting yang tidak merupakan cirri dari bahan dalam agregat yang
lebih besar .
Partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
atau dengan mikroskop biasa, walaupun demikian, partikel ini dapat
mempengaruhi cahaya tampak, ukuran partikelnya yang cocok untuk
menyebabkan cahaya tersebar dengan sudut-sudut yang besar. Bila konsentrasi
koloidnya besar, penyebaran cahayanya ini akan menyebabkan larutan koloid
kelihatan jenuh. Jadi, cahaya tak diteruskan, contohnya susu. Sinar yang datang
pada susu disebarkan oleh partikel-partikel koloid. Susu kemudian diadsorpsi,
sehingga tak diteruskan. Bila konsentrasi lebih kecil, dispensi koloidnya kelihatan
seperti awan dan bila diencerkan lagi bisa lebih terang (transparan) misalnya saja
larutan kanji yang encer akan kelihatan terang .
Ciri penting dari partikel koloid adalah tingginya nisbah antara luas
permukaan dengan volumenya. Telah diketahui bahwa atom, ion, atau molekul
pada permukaan zat agak berbeda dengan di bagian dalamnya. Hal ini disebabkan
karena spesies di permukaan mempunyai gaya-gaya yang berbeda dengan spesies
di bagian dalam. Untuk bahan biasa perbandingan atom, ion, atau molekul pada
permukaan sangat kecil dibandingkan di bagian dalam, sehingga gejala istimewa
yang terdapat di permukaan tidak menonjol. Dalam bahan koloid gejala
permukaan sering sangat menonjol .
Suatu koloid selalu mengandung dua fasa yang berbeda, mungkin berupa
gas, cair, atau padat. Pengertian fasa di sini tidak sama dengan wujud,
karena ada wujud sama tetapi fasanya berbeda, contohnya campuran air
dan minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran
itu mempunyai fasa berbeda dengan air walaupun keduanya cair. Oleh
karena itu, suatu koloid selalu mempunyai fasa terdispersi dan fasa
pendisfersi. Fasa terdisfersi dan fasa pendisfersi mirip dengan pelarut dan
zat terlarut pada suatu larutan. Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion
akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan
partikel ini dapat positif atau negatif. Contohnya koloid Fe2O3 bermuatan
positif setelah mengadsorpsi Fe3+ pada koloid Fe2O3 x H2O. Koloid bila
dibiarkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi,
sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana yang disebut
koagulasi atau penggumpalan. Waktu penggumpalan bervariasi antara satu
dengan yang lain, koagulasi dapat dibantu dengan alat sentrifugal ultra.
BAB II

PROSEDUR KERJA

ALAT:

 Tabung reaksi
 Erlenmayer
 Rak tabung
 Corong
 Pipet tetes
 Gelas beker
 Pengaduk
 Lampu senter
 Kotak karton 30cm x 30 cm
 Penangas
 Stopwatch

BAHAN:
 Kertas saring
 Larutan gula
 Susu cair
 Campuran tanah dan air
 Santan
 Agar - agar
 Air panas
 Asam cuka

CARA KERJA
* mengenal larutan sejati, dispersi kasar dan koloid
1. Isi masing-masing tabung reaksi 15 ml larutan gula, susu cair,
campuran tanah dan air, serta santan.
2. Letakan tabung kedalam rak, diamkan dalam waktu 5 menit
3. Amatilah apa yang terjadi ( terdapan endapan atau tidak)tuliskan dalam
tabel
4. kemudian siapkan erlenmayer, letakan corong dan lapisi
dengan kertas saring.
5. Saring cairan tersebut kedalam erlenmayer.
6. Setelah beberapa saat amatilah percobaan tersebut
7. Tuliskan hasil kedalam tabel.

*mempelajari sifat koloid


1. Isilah 4 gelas kimia dengan masing-masing 100 ml ( susu cair, larutan
gula, campuran air dan tanah, agar-agar,santan).
2. Masukan kedalam beker glass
3. Buatlah kotak menggunakan karton dengan ukuran 30 cm x 30 cm
lalu lubangi satu sisi 1x1 cm dan sisi berhadapan 5x5 cm.
4. Tempatkan beker glass berisi larutan kedalam karton yang telah
dibolongi tadi.
5. Senteri dari dari lubang kecil
6. Amatilah apakah terjadi efek tyndal atau tidak.

*membedakan serta memahami pembuatan koloid secara disperse dan


kondensasi
1. Campurkan 2 sendok agar-agar dengan air 100 ml kedalam beker
glass
2. Panaskan beker glass kedalam penangas air lalu aduk hingga terlarut
semua
3. Amati proses apa yang terjadi pada menit 5,10,15,20,25 menit
4. Kemudiaan tuangkan 200 ml susu cair kedalam cawan petri
5. Tambahkan 10 ml asam cuka kedalam petri
6. Aduklah campuran tersebut
7. Amati proses apa yang terjadi.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

1. mengenal larutan sejati, dispersi kasar dan koloid

no sampel Setelah filtrat residu


disaring
1 Larutan mengendap Tidak Tidak
gula ada ada
2 Susu cair Larut dan ada Tidak
terdapat ada
emdapan
3 campuran Larut dan ada ada
tanah dan terdapat
air endapan
4 santan mengendap Tidak Tidak
ada ada

2.mempelajari sifat koloid

no sampel Hasil pengamatan


1 Susu cair Terdapat efek tyndall
2 Larutan gula Tidak Terdapat efek tyndall
3 Campuran Tidak Terdapat efek tyndall
tanah dan air
4 santan terdapat efek tyndall
3.membedakan serta memahami pembuatan koloid secara disperse dan
kondensasi.

koloid penyebab perubahan


Agar-agar (sol) Penambahan susu Berwarna putih, bau
susu, terdapat endapan,
rasa manis,sedikit
kental
Susu(emulsi) Penambahan cuka Bau cuka tajam,
terdapat 2 fase
berbeda,encer berwarna
kuning keputihan.
BAB IV

PEMBAHASAN

- mengenal larutan sejati, dispersi kasar dan koloid


larutan gula dan santan tidak terserap dengan baik pada kertas saring
karena memiliki kerapatan partikel yang kuat, mengahkibatkan larutan gula
dan santan tidak diserap dengan baik pada kertas saring dan tidak masuk
kedalam erlenmayer.
Sedangkan susu cair dan larutan tanah dicampur air berhasil melewati
kertas saring tetapi meninggalkan residu pada kertas saring terutama pada
larutan tanah campur air terjadi pengendapan tanah yang tidak terlarut dengan
baik pada kertas saring dan terjadi pengendapan lagi pada erlenmayer.

-mempelajari sifat koloid


larutan koloid yang mempunyai partikel yang lebih besar dan acak
sehingga sinar datang dipantulkan oleh partikelnya ke segala arah yang disebut
efek Tyndall.
Pada percobaan kali ini cahaya yang dapat menembus pada lubang adalah
larutan gula dan tanah campur air sedangkan susu dan santan mengalami efek
tyndall pemantulan cahaya.

-membedakan serta memahami pembuatan koloid secara disperse dan


kondensasi.
Pada percobaan ini nampak jelas bahwa agar-agar yangdicampur susu
akan membentuk 2 fase berbeda karena susu mengandung lemak dan PDA
komposisi penyusunnya terdiri atas air hal ini yang membuatnya terpisah
karena air dan minyak tidak dapat menyatuh.
BAB V

KESIMPULAN

1. larutan yang memiliki kerapatan partikel yang kuat tidak dapat menembus kertas
saring dan begitu pula sebaliknya larutan yang yang memiliki kerapatan partikel
tidak kuat akan dapat melewati kertas saring baik yang meninggalkan endapan
maupus melewati semua.

2. Efek tyndall yang terjadi pada percobaan ini terjadi pada susu dan santan karena
memiliki partikel larutan yang besar mengahkibatkan cahaya tidak dapat menembus
atau dibiaskan kembali.

3. Agar-agar mengandung air dan susu mengandung lemak, hal ini yang membuat
keduanya jika dicampurkan akan membuat 2 fase atau terpecah menjadi gumpalana-
gumpalan.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1986. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina Purna
Aksara.
Keenan, C.W.1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Petrucci,Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Syukri.S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai