DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Sumarti Binti Amrin, M.Si., Apt
Maria Elvina Tresia Butar-Butar, M. Farm
Waktu praktikum
Hari : selasa
Tanggal : 26 Januari 2021
Mengetahui
Maria Elvina Tresia Butar-Butar, M. Farm Sumarti Binti Amrin, M.Si., Apt
KATA PENGANTAR
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan laporan ini.
I. Tujuan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/pemecah). Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Keadaan koloid
merupakan keadaan antara suatu larutan dan suatu suspensi. Bila suatu bahan
berada dalam keadaan subdifisi ini. Bahan itu memperagakan sifat-sifat yang
menarik dan penting yang tidak merupakan cirri dari bahan dalam agregat yang
lebih besar .
Partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
atau dengan mikroskop biasa, walaupun demikian, partikel ini dapat
mempengaruhi cahaya tampak, ukuran partikelnya yang cocok untuk
menyebabkan cahaya tersebar dengan sudut-sudut yang besar. Bila konsentrasi
koloidnya besar, penyebaran cahayanya ini akan menyebabkan larutan koloid
kelihatan jenuh. Jadi, cahaya tak diteruskan, contohnya susu. Sinar yang datang
pada susu disebarkan oleh partikel-partikel koloid. Susu kemudian diadsorpsi,
sehingga tak diteruskan. Bila konsentrasi lebih kecil, dispensi koloidnya kelihatan
seperti awan dan bila diencerkan lagi bisa lebih terang (transparan) misalnya saja
larutan kanji yang encer akan kelihatan terang .
Ciri penting dari partikel koloid adalah tingginya nisbah antara luas
permukaan dengan volumenya. Telah diketahui bahwa atom, ion, atau molekul
pada permukaan zat agak berbeda dengan di bagian dalamnya. Hal ini disebabkan
karena spesies di permukaan mempunyai gaya-gaya yang berbeda dengan spesies
di bagian dalam. Untuk bahan biasa perbandingan atom, ion, atau molekul pada
permukaan sangat kecil dibandingkan di bagian dalam, sehingga gejala istimewa
yang terdapat di permukaan tidak menonjol. Dalam bahan koloid gejala
permukaan sering sangat menonjol .
Suatu koloid selalu mengandung dua fasa yang berbeda, mungkin berupa
gas, cair, atau padat. Pengertian fasa di sini tidak sama dengan wujud,
karena ada wujud sama tetapi fasanya berbeda, contohnya campuran air
dan minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran
itu mempunyai fasa berbeda dengan air walaupun keduanya cair. Oleh
karena itu, suatu koloid selalu mempunyai fasa terdispersi dan fasa
pendisfersi. Fasa terdisfersi dan fasa pendisfersi mirip dengan pelarut dan
zat terlarut pada suatu larutan. Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion
akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan
partikel ini dapat positif atau negatif. Contohnya koloid Fe2O3 bermuatan
positif setelah mengadsorpsi Fe3+ pada koloid Fe2O3 x H2O. Koloid bila
dibiarkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi,
sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana yang disebut
koagulasi atau penggumpalan. Waktu penggumpalan bervariasi antara satu
dengan yang lain, koagulasi dapat dibantu dengan alat sentrifugal ultra.
BAB II
PROSEDUR KERJA
ALAT:
Tabung reaksi
Erlenmayer
Rak tabung
Corong
Pipet tetes
Gelas beker
Pengaduk
Lampu senter
Kotak karton 30cm x 30 cm
Penangas
Stopwatch
BAHAN:
Kertas saring
Larutan gula
Susu cair
Campuran tanah dan air
Santan
Agar - agar
Air panas
Asam cuka
CARA KERJA
* mengenal larutan sejati, dispersi kasar dan koloid
1. Isi masing-masing tabung reaksi 15 ml larutan gula, susu cair,
campuran tanah dan air, serta santan.
2. Letakan tabung kedalam rak, diamkan dalam waktu 5 menit
3. Amatilah apa yang terjadi ( terdapan endapan atau tidak)tuliskan dalam
tabel
4. kemudian siapkan erlenmayer, letakan corong dan lapisi
dengan kertas saring.
5. Saring cairan tersebut kedalam erlenmayer.
6. Setelah beberapa saat amatilah percobaan tersebut
7. Tuliskan hasil kedalam tabel.
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
1. larutan yang memiliki kerapatan partikel yang kuat tidak dapat menembus kertas
saring dan begitu pula sebaliknya larutan yang yang memiliki kerapatan partikel
tidak kuat akan dapat melewati kertas saring baik yang meninggalkan endapan
maupus melewati semua.
2. Efek tyndall yang terjadi pada percobaan ini terjadi pada susu dan santan karena
memiliki partikel larutan yang besar mengahkibatkan cahaya tidak dapat menembus
atau dibiaskan kembali.
3. Agar-agar mengandung air dan susu mengandung lemak, hal ini yang membuat
keduanya jika dicampurkan akan membuat 2 fase atau terpecah menjadi gumpalana-
gumpalan.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1986. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina Purna
Aksara.
Keenan, C.W.1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Petrucci,Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Syukri.S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.