Anda di halaman 1dari 3

Cut Lutfia Khalisa

1704101010034
Stabilisasi dan Perkuatan Tanah

Stabilisasi Tanah Dengan Metode Pemadatan

Pengertian dan Tujuan Stabilisasi


Stabilisasi tanah merupakan usaha untuk memperbaiki sifat tanah secara teknis dengan
menggunakan bahan-bahan tertentu. Pekerjaan ini umumnya dilakukan dengan mencampur tanah
dengan jenis tanah lain sehingga gradasi yang diinginkan bisa didapatkan. Selain itu, pencampuran
tanah juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan buatan pabrik agar sifat-sifat teknis
dari tanah bisa lebih baik.
Stabilisasi tanah biasanya memiliki tujuan utama untuk mengubah sifat teknis tanah itu
sendiri, seperti sifat kompresibilitas, kapasitas dukung, kemudahannya untuk dikerjakan,
permeabilitas, sensitifitasnya terhadap kadar air yang berubah, serta potensi pengembangannya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, proses stabilisasi ini dapat dilakukan dengan cara paling sederhana
seperti pemadatan,

Stabilisasi dengan Pemadatan


Untuk mengantisipasi tanah terutama bersifat ekspansif (kembang-susut) yang mengikuti
kadar airnya maka diperlukan pemadatan (compaction) karena mempengaruhi daya dukung tanah.
Adapun untuk melakukan stabilisasi tanah dengan cara pemadatan diperlukan peralatan yang
berfungsi untuk memadatkan tanah tersebut. Alat-alat pemadatan yang digunakan memiliki jenis
yang berbeda untuk keperluan tipe pemadatan yang berbeda.
Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dan tanah, dan banyak struktur teknik
lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadatan
tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan
daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah
yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.
Uji Proctor Standar

Gambar 1. Satu Set Alat Pemadatan Proctor Standar

Metode Pelaksanaan
1. Prosedur pelaksanaan Uji Proctor Standar berdasarkan ASTM Test Designation D-698 dan
AASHTO Test Designation T-99.
2. Tanah yang lolos saringan no 4 kondisi kering udara dicampur air diaduk merata dengan
kadar air rencana tertentu, kemudian dimasukkan ke dalam mold standar dalam 3 lapisan.
3. Tiap lapis tanah dalam mold ditumbuk dengan hammer standard 25 x sehingga setelah
padat menempati mold 1/3 bagian tinggi mold.
4. Distribusi tumbukan dan urut-urutan tiap tumbukan.
5. Setelah pemadatan untuk ketiga lapisan selesai dilaksanakan, kemudian dihitung berat
volume tanah basah dan berat volume tanah kering untuk satu macam kadar air tersebut.
6. Pekerjaan serupa urutan 1 - 4 diulangi untuk kadar air rencana yang lain yang lebih besar
sampai 5 atau 6 tingkatan percobaan.
7. Hasil dari 5 atau 6x percobaan tersebut digambarkan dalam bentuk grafik hubungan antara
kadar air dengan berat volume kering hingga tarikan garis regresi membentuk hubungan
fungsi parabola.
8. Dari grafik tersebut akan diperoleh nilai berat isi kering max yang didapat pada kadar air
OMC.
Beberapa kondisi capaian pada pemadatan:
- Umumnya berat volume kering max diperoleh pada derajat kejenuhan 75-80%
- Tanah Granular (Pasir - Kerikil):
• Pemadatan pada tanah tidak kohesif (pasir/kerikil) lebih baik menggunakan kombinasi
kekangan dan getaran. Di lapangan digunakan mesin gilas roda halus (roller) + penggetar.
• Metoda lain juga dengan menyiram sampai jenuh lapisan tanah timbun lalu kemudian
menggunakan mesin gilas berpenggetar.
- Tanah Kohesif (Lempung - Lanau):
• Capaian kepadatan tanah kohesif yang dipadatkan sangat tergantung pada metode
pemadatan, energi yang digunakan dan kadar air pemadatan dipengaruhi oleh struktur dan
sifat tanah kohesif.

Energi Pemadatan Untuk Standar Proctor

Dalam persamaan tersebut:


CE = Energi pemadatan (kg. cm/cm3)
W = Berat palu pemukul hammer (2.5 kg)
H = Tinggi jatuh palu penumbuk (30.5 cm)
L = Jumlah lapisan (3 lapis)
N = Jumlah tumbukan per lapis (25 x per lapis)
V = Volume cetakan (942.64 cm3) tergantung dimensi mold vana digunakan

Anda mungkin juga menyukai