PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang bersumber daya
masyarakat sehingga tercapai Indonesia sehat.
b. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi masalah promosi kesehatan di puskesmas Tirta Jaya
Menetapkan prioritas masalah promosi kesehatan di puskesmas Tirta Jaya.
Penentukan Plan of Action dari masalah yang menjadi prioritas di Puskesmas.
C. Manfaat Penulisan
Dengan penulisan laporan ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pihak puskesmas dalam memecahkan permasalahan pada program promosi
kesehatan.
Bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam menganalisa
dan memberikan solusi pada permasalahan yang ditemui puskesmas.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Geografi
Puskesmas Tirta Jaya terletak sebelah Timur dengan ibukota Pelaihari,
secara geografis Kecamatan Bajuin terletak di antara 114°30’20” BT-115°
23’31” BT dan 3°30’33” LS – 4°11’38”LS, dengan luas wilayah 71,00 km2
atau 7100 ht. Keadaan alam, dalam arti tinggi rendahnya terhadap
permukaan laut dan jarak dari pantai sangat berpengaruh terhadap
temperatur udara. Temperatur maksimum di Kecamatan Bajuin pada tahun
2014 berkisar antara 31,30C sampai 37,30C, temperatur minimum berkisar
antara 21,50C sampai 23,50C dan rata-rata temperatur udara tiap bulan
berkisar antara 25,00C sampai 28,50C. Keadaan alam Kecamatan Bajuin
berupa daerah bergunung, hutan lebat, dataran rendah, berbukit dan secara
adminitratif terbagi menjadi 09 Desa di kecamatan Bajuin . Untuk Wilayah
kerja Puskesmas Tirta Jaya ada 7 Desa yaitu :
1’ Desa Pamalongan
2. Desa Galam
3. Desa Tirta Jaya
4. Desa Kunyit
5. Desa Ketapang
6. Desa Bajuin
7. Desa Sei. Bakar
Desa yang paling luas ialah Desa Sei. Bakar dengan luas 17.50 km2,
sedangkan Desa yang paling kecil luasnya ialah Desa Kunyit dengan luas
4.00 Km2.
B. Keadaan Penduduk
Berdasarkan registrasi penduduk Tahun 2015 jumlah penduduk Wilayah
kerja Puskesmas Tirta Jaya dari tujuh Desa .
3
Tabel.
Jumlah Desa dan Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Tirta Jaya
Kecamatan Bajuin Tahun 2015
Jumlah Penduduk
Laki - Laki Perempuan Jumlah
No Nama Desa
1 Pamalongan 944 855 1.799
2 Galam 639 637 1.276
3 Tirta Jaya 1.186 1.118 2.304
4 Kunyit 576 562 1.138
5 Ketapang 546 540 1.086
6 Bajuin 938 906 1.844
7 Sei. Bakar 728 716 1.444
Jumlah 5.557 5.334 10.891
Puskesmas Tirta Jaya dari 7 ( tujuh ) desa wilayah kerja sebesar 10,891 jiwa ,
terdiri dari laki-laki 5.557 jiwa ( 51,02 ) dan perempuan 5.334 jiwa ( 48,98 ).
Distribusi penduduk menurut kecamatan dari 7 ( desa ) wilayah kerja
Puskesmas Tirta Jaya dengan jumlah penduduk terbanyak adalah desa Tirta
Jaya 2.304 jiwa ( 21,15 % ), sedangkan penduduk yang terkecil yaitu desa
Ketapang dan desa Pamalongan yaitu masing – masing 1.086 jiwa ( 9,97
% ) .Kepadatan penduduk di Kecamatan Bajuin wilayah kerja Puskesmas
Tirta Jaya dari 7 ) tujuh ) desa pada tahun 2014 berjumlah 10.716 Jiwa dan
tahun 2015 yaitu 10.891 jiwa , maka percepatan penduduk yaitu 1.75 jiwa
( 1,60 % ). Dari tahun ketahun di Kecamatan Bajuin selalu peningkatan pada
Tahun 2013 berjumlah 10.282 jiwa dan Tahun 2014 berjumlah 10.716 jiwa
dan Tahun 2015 berjumlah 10.891 jiwa dengan percepatan penduduk yaitu
175 jiwa ( 1.60 % ) Kecamatan Bajuin cenderung mengalami peningkatan,
seiring dengan perkembangan daerah menuju daerah industri dan pertanian
serta perternakan.
C. Pendidikan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan faktor utama
dalam keberhasilan pembangunan. Sumber daya manusia yang berkualitas
diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal baik dari institusi
negeri maupun swasta. Tingkat pendidikan di Kecamatan Bajuin dapat
dirinci sebagai berikut tidak/belum pernah sekolah sebesar 6,4 %,
tidak/belum tamat SD sebesar 40 .30%, SD/MI sebesar 42.17%, sedangkan
SLTP/sederajat sebesar 45.82%, SLTA/sederajat sebesar 13.21% dan
Akademi dan Sarjana sebesar 2.30 %. ( Data 2014 )
D. Keadaan Ekonomi
4
Perekonomian Kecamatan Bajuin dalam tahun 2013 tumbuh sebesar 8.14%
(angka estimasi). Pertumbuhan tersebut lebih meningkat dibandingkan
tahun 2012 yang mencapai 10,24%. Selama kurun waktu 2012–2014
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Bajuin mengalami fluktuasi
pertumbuhan.PDRB per-kapita tahun 2012 atas dasar harga berlaku sebesar
17.415.076 rupiah,
sedangkan jika dilihat atas dasar harga konstan sebesar 8.302.870 rupiah.
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Tanah Laut selama
periode 2010-2012 tumbuh rata-rata sebesar 12,08%, sedangkan
pertumbuhan rata-rata PDRB atas dasar harga konstan dalam periode yang
sama hanya sebesar 3,96%. (Semantara Tanah Laut Dalam Angka 2014).
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi
sebagai :
a. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
c. Pusat pelayanan kesehatan masyarakt primer
d. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer.
Wilayah kerja puskesmas Tirta Jaya meliputi wilayah kerja petani, buruh,
peternak dan lain-lain, yaitu satu wilayah Desa atau beberapa
desa/kelurahan di satu wilayah Desa ada minimal satu unit puskesmas
pembantu dan polindes . Dasar pertimbangan untuk membangun dan
menentukan wilayah kerja puskesmas antara lain faktor luas wilayah,
kondisi geografis, dan kepadatan penduduk. Tahun 2015 jumlah
puskesmas pembantu 2 ( dua ) buah dan 6 ( enam ) buah polindes, 1
( satu ) buah Poskesdes dan 1 unit klinik bersalin yang ada di Puskesmas
Tirta Jaya . Untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap
puskesmas pembantu dan polindes ,
salah satu indikator yang digunakan yaitu rasio puskesmas per 100.000
penduduk. .Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, puskesmas dibantu satu atau beberapa puskesmas pembantu.
Berikut adalah jumlah puskesmas pembantu / Bidan Desa dan Puskesmas
keliling di Pusling tahun 2015.
Dalam peraturan presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan dalam
rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia
5
kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta
terdistribusi secara adil dan merata. Sumber daya manusia kesehatan
termasuk diantaranya kelompok tenaga kesehatan, yang terdiri dari tenaga
medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, dan kebidanan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, dan
tenaga kesehatan lainnya.
BAB III
HASIL KEGIATAN
6
A. PROMOSI KESEHATAN
Konsep dan metode yang digunakan adalah metode komunikasi dan media atau
sarana informasi. Sarana informasi juga perlu ditetapkan atau dipilih untuk
mengikuti metode yang telah ditetapkan. Metode komunikasi yang digunakan
adalah ceramah, tanya jawab, dialog, demonstrasi, konseling dan bimbingan
belajar.
Sedangkan metode sarana komunikasi yang dipakai adalah leaflet, poster, gambar
dan lain-lain. Juga digunakan slide berupa laptop dan LCD proyektor dan DVD
player dengan menggunakan layar dapat digulung.
PHBS dirumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota keluarga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan di masyarakat.
7
h) Makan buah dan sayur
i) Melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari
j) Tidak merokok di dalam rumah
a) Posyandu Balita
Puskesmas tirta jaya memiliki 13 Posyandu Balita yang tersebar di 7
wilayah kerja puskesmas tirta jaya. Jumlah kader aktif posyandu
yaitu 70 kader.
b) Posyandu Lansia
Puskesmas tirta jaya memiliki 4 posyandu lansia
c) Polindes
Jumlah polindes diwilayah puskesmas Tirta Jaya ada 7 polindes.
d) Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
8
terhadap ibu hamil dan ataujanin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan
penanganan dinikomplikasi kehamilan.Pelayanan antenatal diupayakan agar
memenuhi standar kualitas 7 T,yaitu:
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran Tinggi badan;
b) Pengukuran Tekanan darah;
c) Pengukuran Tinggi puncak rahim (fundus uteri);
d) Penentuan status imunisasi Tetanus dan pemberian imunisasi tetanustoksoid
sesuai status imunisasi
e) Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
f) Pelaksanaan Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dankonseling
termasukkeluarga berencana)
g) Pelayanan Tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah(Hb),
dan pemeriksaan golongan darah (bila belumpernah dilakukan sebelumnya)
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal pertama kali dibandingkan jumlah sasaran ibu
hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4
adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan dibandingkan sasaran ibu
hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga
kesehatan. Pada Tahun 2015 cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 Murni sebanyak 204
( 93,1 % ) dengan sasaran 219 bumil, dan K4 sebanyak 193 ( 88,1 % ) dengan
sasaran 219 bumil. Pada Tahun 2014 Cakupan pelayanan ibu hamil K1 sebanyak 212
atau 98,2 % dengan target bumil 216 sasaran dan K4 Sebanyak 199 bumil atau
sebesar 92,1 % bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan
tetapi target ditentukan lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2014 . walaupun
tinggi tapi tidak mencapai target yang diharapkan . Sedangkan K4 yang terendah
Desa Tirtajaya target 46 pencapaian 37 ( 80,4 % ) dan yang tertinggi Desa
Pamalongan sasaran 36 pencapaian 33 ( 91,6 % ),
Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan oleh Puskesmas Tirta Jaya untuk
semakin mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat termasuk untuk meningkatkan cakupan pelayanan antenatal . Dari segi
sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan pelayanan bunil akan dilengkapi
kebutuhannya sesuai pelayanan standart yang ada di Bidan Desa . Demikian pula
dengan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti posyandu
9
yang beroperasi 13 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tirta Jaya. Dan semua desa
sudah dilengkapi tenaga bidan yeng bertempat tinggal di Desa dari 7 ( tujuh ) Desa.
C. Keluarga Berencana ( KB )
D. Immunisasi
10
E. GIZI
Salah satu permasalahan gizi masyarakat adalah anemia gizi, yaitu suatu kondisi
ketika kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah tergolong rendah. Rendahnya kadar
Hb ini terjadi karena kekurangan asupan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan komponen Hb terutama zat besi (Fe).Sebagian besar anemia yang
ditemukan di Indonesia adalah anemia gizi besi yaitu anemia yang disebabkan
karena kekurangan zat besi. Dalam rangka penanggulangan permasalahan anemia
gizi besi, telah dilakukan program pemberian tablet Fe. Pemberian tablet besi ini
diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil (antenatal care).Secara
keseluruhan pada tahun 2015 Fe1 pencapaian 215 bumil dengan sasaran 187
( 114,9 % ) dan Fe3 berjumlah 198 dengan sasaran 187 bumil ( 105,8 % ) pada
Tahun 2014 di Puskesmas Tirta Jaya, cakupan pemberian Fe1 secara proyeksi 98,6
% dan secaraa riil 118,5 % dan Fe3 secara proyeksi sebesar 93.5 untuk secara riil
112,4 %.
Pemberian Capsul VIT.A dosis tinggi pada bayi 6-11 bulan pada tahun 2015 yaitu
100 bayi dengan sasaran 97 bayi ( 103 % riil ) dibandingkan tahun sebelumnya
tahun 2014 pencapaian 102 bayi dengan sasaran 102 ( 100 % ) berarti sesuai
dengan pencatatan dan pelaporan, dibandingkan tahun 2015 adanya kelebihan
pemberian Vit A bayi yaitu ada bayi kemungkinan bayi bayi tersebuat dari luar
wilayah Puskesmas Tirtajaya, dan kemungkinan bayi yang ada melebihi target.
Pemberian Capsul Vit.A dosis tinggi pada balita 12-59 bulan pada tahun 2015 yaitu
804 dengan sasaran 775 ( 103,7 % riil ) dibandingkan tahun 2014 Pada Balita 12-
59 bulan sebesar 1125 ( 100 % ) dengan target riil 1125 , berarti sasaran balita 12-
59 bulan masih cukup banyak yang tidak tercatat baik di bidan desa maupun
dipengelola program di tahun 2015.
F. Penyakit Diare
Diare merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.
Penyakit diare sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan, yaitu
penggunaan air untuk keperluan sehari-hari yang tidak memenuhi syarat, sarana
jamban keluarga yang kurang memenuhi syarat, serta kondisi sanitasi perumahan
yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengendalian diare dilakukan melalui
peningkatan upaya pencegahan kasus diare di masyarakat dan tatalaksana kasus
diare di fasilitas pelayanan kesehatan. Tatalaksana kasus diare pun dikembangkan
termasuk penggunaan zink sebagai obat diare. Pada Tahun 2015 jumlah kasus diare
yang ditangani sebanyak 199 penderita ( 64,4 % ).
11
G. Penyakit Malaria
Pada tahun 2015 Puskesmas Tirta Jaya penderita positif malaria sebanyak 6 orang
H. Penyakit DBD
Pada tahun 2015 adanya peningkatan kasus 46 penderita kurang lebih 219 %
dibandingkan pada Tahun 2014 di Puskesmas Tirta Jaya kasus DBD sebanyak 21
kasus.
I. Penyakit rabies
Rabies adalah penyakit infeksi sistem syaraf pusat acut pada manusia dan hewan
berdarah panas yang disebabkan oleh virus Rabies dan merupakan zoonosis
penting karena hingga kini belum ditemukan obatnya, jika gejala penyakit Rabies
telah timbul, maka Rabies akan selalu menyebabkan kematian pada hampir semua
penderita Rabies baik manusia maupun hewan, kucing dan kera. Pada Tahun 2015
kasus Rabies di Puskesmas Tirta Jaya Tidak ada
J. KESEHATAN LINGKUNGAN
Upaya Penyehatan Lingkungan adalah program yang lebih mengarah pada upaya
hygiene dan sanitasi di lingkungan rumah tangga maupun lingkungan komunal
dalam rangka mengupayakan meminimalkan, menekan atau menghilangkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi keadaan kesehatan masyarakat. Kegiatan pokok
dari program ini adalah penyehatan air, hygiene dan sanitasi makanan dan
minuman, penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah, penyehatan
lingkungan permukiman dan jamban keluarga, pengawasan sanitasi tempat-tempat
umum, pengamanan tempat pengelolaan pestisida, dan pengendalian vektor.
K. UPAYA PENGOBATAN
12
Upaya pelayanan kesehatan masyarakat dilakukan dengan rawat jalan baik secara
langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan
gangguan kesehatan sedang hingga berat.Dalam program ini Puskesmas
melaksanakan pelayanan (pengobatan) terdiri dari beberapa tempat. Baik di
Puskesmas sendiri maupun di tempat pelayanan lain, seperti Puskesmas Pembantu
(PUSTU) dan bidan desa.Perekapan laporan dilaksanakan pada akhir bulan, yang
mana hasil laporan dari tempat pelayanan kesehatan di jadikan satu. Pelaporan
data di Puskesmas dilakukan melalui program SIMPUS. Laporan yang disampaikan
ke Dinas Kabupaten adalah merupakan laporan seluruh unit pelayanan kesehatan
yang ada di Puskesmas.
Salah satu upaya kesehatan anak adalah intervensi pada anak usia sekolah. Upaya
bisa mengatasi permasalahan kesehatan pada anak usia sekolah yaitu untuk
pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) seperti menggosok gigi
dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi,
13
melakukan penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD / sederajat yang menjadi
sasaran penjaringan.
kelas I pada tahun 2015 sebanyak 217 dengan sasaran 237 ( 91,5 % ) dan untul
SLTP 141 Siswa ( 100 % ) pada tahun 2014 sebesar 210 siswa atau 90,9 % dengan
sasaran 231 siswa , cakupan ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2014, pelaksanaan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Tirta Jaya melalui Poliklinik Gigi
dari 10 besar kunjungan pada tahun 2015 yang tertinggi yaitu Gangguan
pertumbuhan gigi dan erupsi pada Tahun 2014 yang terbanyak adalah pulpitis 289
pasein, Dari hasil penjaringan jumlah SD/sederajat yang diperika pada tahun 2015
sebanyak 73 siswa.
Remaja sehat menjadi aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan
merupakan hal yang perlu dipelihara dan ditingkatkan generasi penerus bangsa
yang sehat, tangguh, tentunya diperlukan upaya – upaya untuk meningkatkan dan
membina kesehatan remaja yang melibatkan semua pihak termasuk orang tua,
Kesehatan Peduli Remaja ( PKPR ) dan sangat strategis untuk delaksanakan kerena
dapat memenuhi kebutuhan dan hak remaja untuk mendapatkan kesehatan remaja
serta ikut dalam setiap langkah kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
1. Laki – laki dengan umur 10 – 14 tahun berjumlah 137 siswa dan umur 15 –
14
2. Perempuan dengan umur 10 – 14 tahun berjumlah 141 siswa dan umur 15 –
4. Dilakukan tindakan medis 402 siswa dan dilakukan konseling 402 siswa.
pada usia pralansia dan lansia dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
maupun non menular yang disebut penyakit tidak menular ( PTM ). Poksila di
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut 45 tahun pra Lansia 60 tahun keatas
15
Pengobatan rawat jalan melalui perawatan rujuk balik dari Rumah Sakit khususnya
dengan penyakit resiko tinggi, maka petugas dapat melalukan kunjungan rumah
dengan perawatan berkala sesuai dengan resiko penyakit yang diderita pasein, baik
penyakit menular maupun penyakit tidak menular yang perlu perawatan khusus
BAB IV
A. TENAGA KESEHATAN
16
Informasi mengenai tenaga kesehatan diperlukan bagi perencanaan dan
pengadaan tenaga serta pengelolaan kepegawaian. Kesulitan dalam memperoleh
data ketenagaan yang mutakhir antara lain disebabkan oleh sifat dari data
ketenagaan yang selalu berubah dengan cepat dan terus menerus.Salah satu unsur
yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga
kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan dimasyarakat. Jumlah
SDM kesehatan yang ada di Puskesmas.
Pada tahun 2015 terdapat tenaga tehnis kesehatan 37 orang yang bertugas di
Puskesmas Tirta Jaya dan jaringannya pelayanan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tirta Jaya dengan Rasio tenaga kesehatan di puskesmas Tirta Jaya
dapat dilihat dalam grafik berikut :
Dokter Umum 2
Dokter Gigi 1
Penyuluh Kesehatan 1
Perawat Puskesmas 7
Perawat Pustu 2
Bidan Puskesmas 6
Bidan Desa
7
Perawat Gigi 1
Sanitarian JUML
2 AH
Pranata Laboratorium 1
Nutrisionest/Gizi 1
Asisten Apoteker 1
Administrasi PTT 1
Kebersihan PTT 1
Jumlah
37
0 5 10 15 20 25 30 35 40
17
B. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Tirta Jaya yang merupakan tempat pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya mempunyai sarana kesehatan masyarakat sebagai berikut :
a. Puskesmas Induk.
b. Puskesmas Pembantu ( Pustu )
Pustu terdapat 2 (dua) buah yang tersebar yaitu:
1. Pustu Ketapang
2. Pustu Pemalongan
c. Posyandu
Posyandu ada 13 (tiga belas) kelompok yang tersebar di 7 (tujuh) desa.
d. Polindes
Terdapat 6 (enam) buah yang tersebar di 6 (enam) desa, nama dan keadaan
polindes dapat dilihat pada tabel berikut :
18
No Nama Polindes Keadaan
Sarana non medis yang ada di wilayah Puskesmas Tirta Jaya dapat dil;ihat pada
tabel-tabel dibawah ini :
BAB V
19
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kerja sama dengan lintas sektor di Puskesmas Tirta jaya sudah berjalan, namun
hasilnya belum maksimal.
Adanya beberapa program yang belum dapat tercapai target.
Adanya beberapa masalah promosi kesehatan di puskesmas Tirta Jaya
Belum maksimalnya kerjasama lintas program sehingga hasil dari
kegiatan di puskesmas belum maksimal.
B. Saran
20