Dosen Pengajar :
Radityo Fajar Arianto, SE, MBA.
INTERNATIONAL MANAGEMENT
10 DESEMBER 2014
Disusun Oleh:
ANDY
000009361
MAGISTER MANAGEMENT
1
1.What
is
the
macro
and
industry
environment
in
the
Southeast
Asian
region
for
the
entrance
of
new
budget
airlines?
What
opportunities
and
challenges
are
associated
with
this
environment?
Answer:
Kompetisi
untuk
para
wisatawan
asia
tenggara
mengalami
peningkatan
biaya
anggaran
secara
signifikan
dalam
beberapa
tahun
terakhir
terlebih
lagi
perusahaan
penerbangan
telah
masuk
kedalam
pasar
yang
dapat
dikatakan
sebagai
persaingan.
Pendatang
baru
ini
pun
sangat
tertarik
dengan
potensi
wisatawan
dengan
jumlah
yang
besar
,
dan
pada
kenyataannya
peraturan
pemerintah
di
kawasan
itu
sudah
berkurang
(lebih
mempermudah)
dan
membuat
perusahaan
lebih
mudah
untuk
beroperasi
dinegara
tersebut.
Bagaimanapun,
harga
bahan
bakar
menjadi
menjadi
perhatian
seperti
juga
biaya
lainnya
dalam
menjalankan
perusahaan
penerbangan
seperti
memberikan
pelayanan
penumpang
dan
operasional
selama
di
darat
(Ground
Operational).
Beberapa
perusahaan
penerbangan
termasuk
airasia
sedang
membentuk
aliansi
untuk
berbagi
biaya
tambahan
ini
.
2.How
might
demand
for
low-‐fare
service
differ
in
the
Asia-‐Pacific
region
from
North
America
and
Europe?
Answer:
Peluang
substansial
yang
ada
telah
diciptakan
untuk
low-‐fare
airlines
di
asia
dengan
tingkat
pendapatan
yang
relative
lebih
rendah
dan
kebanyakan
hampir
didominasi
oleh
negara-‐negara
asia,
ketersediaan
dari
mode
perhubungan
(transportasi),
dan
persentase
populasi
yang
rendah
yang
mengakibatkan
biaya
airlines
(penerbangan)
lebih
mahal,
sebaik
dan
seperti
halnya
peningkatan
kesadaran
AS
dan
Eropa
terhadap
tren
yang
lebih
memihak
kepada
perusahaan
penyedia
tarif
yang
lebih
murah.
Hal
ini
penting
untuk
dicatat
bahwa
pasar
Asia
substansial
lebih
sensitif
terhadap
perbedaan
tarif
daripada
pasar
di
Amerika
Utara
karena
persaingan
dari
kereta
cepat
(Kereta
berkecepatan
tinggi).
Terlebih,
meskipun
perubahan
saat
ini,
pangsa
2
pasar
di
Asia
masih
relatif
terbatas
dengan
pemakaian
/
pemanfaatan
yang
berasal
dari
potensi
online
(Internet
resources),
dan
masih
memiliki
ketergantungan
terhadap
jasa
agen
pelayaran
and
perantara
(Broker)
lainnya.
Selain
itu,
Maskapai
penerbangan
Asia
dengan
tarif
rendah
(low
fare)
memiliki
pangsa
pasar
yang
lebih
kecil,
dibandingkan
dengan
dominasi
mereka
di
pasar
persaingan
negara
barat.
Akhirnya
,
di
Asia,
maskapai
penerbangan
dengan
tarif
murah
kurang
mungkin
bersaing
dengan
maskapai
penerbangan
yang
lebih
mahal
untuk
pelanggan
yang
sama,
dan
lebih
sering
mentargetkan
pelanggan
personal
yang
mana
tidak
mau
berpergian
via
udara.
Hal
ini
sejalan
dengan
strata
sosial
alami
dari
kultur/budaya
ini,
yang
mana
tidak
terjadi,
misalnya,
pada
Negara
US.
3.Compare
AirAsia’s
generic
strategy
(cost
leadership,
differentiation,
focus)
with
the
strategies
of
other
incumbent
carriers
and
with
Southwest
and
Ryanair.
How
is
it
similar
to
and
different
from
the
strategies
of
those
carriers?
Answer:
AirAsia
sedang
mencoba
untuk
meniru
strategi
sukses
yang
dijalankan
oleh
maskapai
Southwest
dengan
berorientasi
terahap
orang
(orang
yang
menjadi
point
penting
dalam
strategi
ini)
dan
strategi
operasional
yang
efisien
yang
ditunjukan
oleh
maskapai
Ryanair.
Namun,
Southwest
dan
Ryanair
menekankan
strategi-‐strategi
tersebut
untuk
membedakan
diri
mereka
dari
maskapai
penerbangan
murah
di
pasar
Amerika
dan
Eropa
yang
sangat
kompetitif
dan
relatif
jenuh.
Di
sisi
lain,
AirAsia
adalah
peniru
di
pasar
dengan
persaingan
yang
masih
terbatas
dan
merupakan
permintaan
segmen
pasar
yang
baru
dimana
sebelumnya
market
yang
belum
ada.
Hal
ini
memberikan
AirAsia
peluang/kesemparan
untuk
menjadi
pemimpin
dalam
segmen
pasar
mereka
sendiri,
sementara
itu
pada
saat
yang
bersamaan
juga
meniru
dan
mengintegrasikan
model
bisnis
yang
menunjukkan
untuk
menjadi
sukses
ditempat
lain.
Keberhasilan
pendekatan
tersebut
tergantung
pada
kesamaan
pasar
antara
Asia
dan
pasar-‐pasar
lainnya,
serta
kemampuan
AirAsia
untuk
memanfaatkan
potensi
sinergi
pada
strategi
tersebut.
Saat
ini,
AirAsia
sudah
diakui
sebagai
maskapai
penerbangan
Asia
yang
murah
dan
mungkin
maskapai
penerbangan
murah
yang
paling
sukses.
3
4.Did
Fernandes
weigh
the
range
of
political,
economic,
and
operational
uncertainties
and
risks
when
he
took
over
AirAsia?
What
risks
might
he
have
overlooked?
Answer:
Didalam
kasus
ini
menunjukkan
bahwa
Fernandes
menyadari
dengan
baik
sebagian
besar
dari
risiko
ini,
terutama
setelah
bekerja
sebagai
pengambil
keputusan
kapasitas
di
wilayah
geografis
yang
sama.
Dia
tampaknya
juga
telah
mengambil
langkah-‐langkah
yang
tepat
dalam
mencari
nasihat
profesional
di
industri
penerbangan
bertarif
rendah
dari
Conor
McCarthy
dari
Ryanair
dan
lain-‐lain.
Salah
satu
area
yang
mungkin
telah
diabaikan
adalah
risiko
politik
makro
-‐
mayoritas
keputusan
politik
cenderung
mempengaruhi
semua
perusahaan
di
suatu
negara.
Sebagai
contoh,
beberapa
negara
Asia
terus
menghadapi
ketidakstabilan
politik,
gejolak
keagamaan,
fluktuasi
mata
uang,
masalah
korupsi,
masalah
diskriminasi,
dan
masalah
lainnya
yang
mungkin
memiliki
efek
spillover
pada
industri
penerbangan.
5.
How
would
you
describe
Fernandes’
entrepreneurial
strategy?
Answer:
Fernandes
memiliki
semangat
kewirausahaan
yang
kuat
dan
tekad
yang
diperlukan
untuk
membuat
mimpinya
menjadi
kenyataan.
Dia
juga
fleksibel,
berwawasan,
dan
tanggap
terhadap
perubahan.
Namun,
ia
tampaknya
juga
mengambil
risiko
yang
telah
dikalkulasikan
(pertimbangkan),
didukung
oleh
penelitian
dan
konsultasi
pada
tingkat
yang
sesuai.
6.
How
should
AirAsia
respond
to
the
challenges
posed
by
(a)
new
low-‐fare
carriers
entering
the
Asian
marketplace
and
(b)
low-‐fare
strategies
pursued
by
incumbent
carriers?
How
would
you
characterize
the
competitive
dynamics
in
this
market?
Answer:
AirAsia
memiliki
keuntungan
menjadi
yang
pertama
yang
ada
pasar,
yang
mana
memberikan
keunggulan
atas
persaingan
dalam
hal
brand
image,
loyalitas
4
pelanggan,
dan
dukungan
pemerintah.
Selain
itu,
AirAsia
juga
memiliki
keuntungan
atas
pesaing
multinasional
yang
potensial
karena
pengetahuan
atas
budaya
Asia
yang
telah
ditetapkan
dan
dikembangkan.
AirAsia
juga
tampaknya
memiliki
sumber
daya,
kredibilitas
dan
kapasitas
perencanaan
yang
diperlukan
untuk
ekspansi
ke
pasar
internasional
dan
/
atau
go
public
sebelum
banyak
pesaingnya.
Akhirnya,
AirAsia
tidak
menghadapi
kendala
birokrasi,
budaya
organisasi
stagnan,
dan
masalah
kurangnya
kesadaran
akan
biaya,
efisiensi
berorientasi
pada
mentalitas,
lazim
di
incumbent,
yang
dikuasai
pemerintah,
operator
mahal.
This
can
be
accomplished
through
finding
mutually
motivating
goals
so
that
AirAsia
can
be
perceived
as
a
contributor
to
the
national
economy,
rather
than
a
destroyer
of
the
established
carriers.
Pendekatan
yang
paling
efektif
untuk
AirAsia
kemungkinan
akan
memanfaatkan
keuntungan
di
atas
secara
maksimal,
daripada
mencoba
untuk
menciptakan
persaingan,
terutama
dengan
maskapai
incumbent.
Untuk
menetralisir
ancaman
dari
campur
tangan
pemerintah
dalam
menyelamatkan
kelangsungan
hidup
maskapai
penerbangan
utama
dari
Negara
tersebut,
AirAsia
harus
memulai
dan
membina
hubungan
yang
positif
untuk
mendapatkan
dukungan
dari
pemerintah.
Hal
ini
dapat
dicapai
melalui
penemuan
tujuan
saling
memotivasi
agar
AirAsia
dapat
dianggap
sebagai
kontributor
terhadap
perekonomian
nasional,
bukan
sebagai
penghancur
bagi
maskapai
penerbangan
yang
sudah
didirikan.
7.
How
do
you
think
the
Asian
passenger
air
transport
marketplace
will
shake
out?
What
lessons
can
be
drawn
from
the
North
American
and
European
experience?
Sangat
memungkin
bahwa
pasar
Asia
pada
akhirnya
akan
sangat
mirip
dengan
pasar
Amerika
Utara
dan
Eropa.
Sebagai
maskapai
penerbangan
bertarif
rendah
memasuki
pasar
yang
menjanjikan
ini,
hal
itu
akan
menjadi
lebih
kompetitif,
dengan
harga
yang
mendominasi
semua
kriteria
lainnya
didalam
pilihan
dan
keputusan
konsumen.
Alat
promosi
lainnya
yang
akan
diperlukan
untuk
membuat
dan
mempertahankan
loyalitas
pelanggan,
termasuk
akumulasi
jarak
tempuh
(mileage),
sering
dan
juga
jadwal
yang
tepat
waktu,
kenyamanan,
dan
ketersediaan
rute
ke
berbagai
lokasi.
Namun,
alat
ini
tidak
akan
menggantikan
dominasi
pada
orientasi
harga,
melainkan
5
melengkapi
dalam
menciptakan
keunggulan
kompetitif.
AirAsia
disarankan
untuk
mulai
menerapkan
inisiatif-‐inisiatif
yang
lebih
cepat
daripada
nantinya,
setidaknya
secara
percontohan
pada
bagian
pemasaran,
untuk
mengetahui
secara
pasti
mana
yang
dapat
membantu
menjadi
lebih
kompetitif
sebagai
pasar
Asia
menjadi
lebih
ramai.
8.
What
is
your
assessment
of
Air
Asia
moving
beyond
its
historic
strength
in
Southeast
Asia
to
Australia,
China,
India,
and
Europe?
Answer:
Air
Asia
memiliki
kemampuan
terbukti
dengan
suksesnya
dalam
mengoperasikan
maskapai
bertarif
rendah,
dan
harus
memanfaatkan
kemampuan
dengan
memperluas
pangsa
pasar
yang
sama
seperti
China
dan
India.
Ekspansi
ke
pangsa
pasar
yang
baru
tidak
hanya
akan
membuat
pemasukan
pendapatan
baru,
yang
mana
juga
akan
membantu
mengurangi
ketergantungan
perusahaan
pada
pasar
yang
sudah
ada.
Hal
ini
juga
dapat
dicatat
bahwa
lingkungan
bisnis
di
negara-‐negara
lain
mungkin
sangat
berbeda
dari
yang
di
pasar
AirAsia
yang
sudah
ada.
Berdasarkan
perspektif
ini,
AirAsia
dapat
berkonsentrasi
untuk
menjadi
pemimpin
pasar
di
kawasan
Asia
Tenggara,
dan
menghindari
kemungkinan
menguras
sumber
daya
dengan
melakukan
diversifikasi
ke
terlalu
banyak
pasar
baru.
6