Anda di halaman 1dari 23

JURNAL SEHAT Volume XII Nomor Juli 2018 ISSN: 1979-

MASADA 2 2344

PENGEMBANGAN PROGRAM POSYANDU LANSIA DENGAN APLIKASI


PENDEKATAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANCAEKEK
(STUDI KUALITATIF)

Erlina Fazriana1, Oktarian Pratama2


erlina.fazriana@yahoo.com
1
Program Studi Sarjana keperawatanSTIKes Dharma Husada Bandung
2
Program Studi Diploma Tiga keperawatanSTIKes Dharma Husada Bandung ,

ABSTRAK

Program pengelolahan penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu sistim pelayanan kesehatan
dan pendekatan proaktif yang di laksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,
fasilitas kesehatan dan BPJS. Berdasarkan informasi dari Kepala Puskesmas Rancaekek,
bahwa program lansia yang diselenggarakan di lingkungan Puskesmas Rancaekek untuk
program posyandu lansia sudah diberlakukan pendekatan program yang bekerjasama
dengan BPJS yaitu program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) sejak Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) mulai diberlakukan di Indonesia yaitu sejak awal tahun 2015.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran makna dari pengembangan
program posyandu lansia dengan aplikasi pendekatan program pengelolaan penyakit kronis
(Prolanis) di wilayah Puskesmas Rancaekek. Jenis penelitian kualitatif dengan metode
fenomenologi deskriptif. Sampel informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan teknik
sampling purposive sampling. informannya adalah pemegang program lansia di puskesmas
tersebut dan 4 orang Kader di wilayah Puskesmas Rancaekek. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah pedoman wawancara (indepth interview), data observasi, alat perekam
dan buku catatan lapangan. Uji validitas pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan
Triangulasi. Analisa data dilakukan dengan cara analisa deskriptif. Hasil penelitian yang
didapatkan dari hasil wawancara dengan tema evaluasi input: bertambahnya jumlah kader
Posyandu lansia yang datang dan bertambahya dukungan pembiayaan dari BPJS
Kesehatan, evaluasi proses: belum melaksanakan 10 jenis layanan dan belum menerapkan
sistem 5 meja sesuai standar pelaksanaan Posyandu Lansia dari Kemenkes RI namun
dalam pelaksanaannya tenaga kesehatan professional sudah dilibatkan, evaluasi output:
kurangnya cakupan kunjungan lansia namun dampak dari pelaksanaan PROLANIS terlihat
ada perubahan perilaku pengendalian penyakit kronis (Hipertensi dan DM) serta
peningkatan kualitas hidup lansia. Saran bagi tenaga kesehatan mengoptimalkan kuantitas
pelayanan Posyandu lansia dengan selalu melaksanakan 10 jenis layanan posyandu lansia
dan menggunakan tahapan 5 meja dalam pelaksanaan posyandu lansia.

Kata Kunci : Pengembangan program, PROLANIS

PENDAHULUAN
akan mencapai angka 11,34% atau
Badan kesehatan dunia WHO
tercatat 28,8 juta orang dan menjadikan
menyatakan bahwa penduduk lansia di
jumlah penduduk lansia di Indonesia
Indonesia pada tahun 2020 mendatang
menjadi terbesar ke empat di dunia

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 1


Bandung
JURNAL SEHAT Volume XII Nomor Juli 2018 ISSN: 1979-
MASADA 2 2344
setelah Cina, Amerika, dan India (BPS, Posyandu lansia merupakan wahana
2009). Layanan kesehatan yang semakin pelayanan bagi kaum usia lanjut yang
menjangkau rakyat banyak berakibat dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usia
meningkatnya angka rata-rata harapan lanjut yang menitikberatkan pada
hidup orang Indonesia yakni tahun 2011 pelayanan promotif dan preventif, tanpa
menjadi 67,07 dengan usia harapan mengabaikan upaya kuratif dan
hidup laki-laki 65,21 dan usia harapan rehabilitatif. Kegiatannya adalah
hidup perempuan 69,05 (Menko pemeriksaan kesehatan secara berkala,
Kesra,2011). Propinsi Jawa Barat peningkatan olahraga, pengembangan
menempati urutan ke lima yang paling keterampilan, bimbingan pendalaman
banyak penduduk lansia di Indonesia. agama, dan pengelolaan dana sehat
Yang paling terbesar adalah Yogyakarta (Departemen Kesehatan, 2008).
(12,48%) menyusul Jawa Timur (9,36%) Sedangkan program pengelolahan
di urutan kedua dan Jawa Tengah penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu
(9,26%) di urutan ketiga, dan Bali sistim pelayanan kesehatan dan
(8,77%) di urutan ke empat , serta Jawa pendekatan proaktif yang di laksanakan
Barat (7,09%) di posisi ke lima dari total secara terintegrasi yang melibatkan
jumlah lansia di Indonesia (BPS, 2009). peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS.
Seiring dengan semakin meningkatnya Penyakit Kronis yang di alami oleh
populasi lansia, pemerintah telah masyarakat dewasa ini, akan memberikan
merumuskan berbagai kebijakan dampak dan beban bagi keluarga, bila
pelayanan kesehatan usia lanjut yang penanganan di lakukan secara tidak
ditujukan untuk meningkatkan derajat intesif dan berkelanjutan. Manfaat
kesehatan/mutu kehidupan lansia untuk penanganan yang intesif bagi penderita,
mencapai masa tua bahagia dan berdaya adalah dapat mengenal tanda bahaya, dan
guna dalam kehidupan tindakan segera bila mengalami
keluarga/masyarakat sesuai dengan kegawatdaruratan
keberadaannya. Di pelayanan kesehatan Pelaksanaan posyandu lansia dan
tingkat masyarakat ada Posyandu lansia, prolanis di puskesmas perlu dilakukan
sedangkan untuk pelayanan kesehatan dengan manajemen yang baik dengan
lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, memperhatikan aspek perencanaan,
dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
adalah Rumah Sakit (Fallen, 2010). Penilaian keberhasilan program harus

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 2


Bandung
JURNAL SEHAT Volume XII Nomor Juli 2018 ISSN: 1979-
MASADA 2 2344
dimulai dari awal kegiatan yang meliputi dengan lokasi Posbindu yang jauh / tidak
masukan, proses, dan keluaran dengan terjangkau menjadikan lansia malas
aspek teknis dan manajerial termasuk datang ke Posbindu karena terjadinya
penyediaan sarana, prasarana, dan kelelahan fisik ataupun kekhawatiran
informasi yang digunakan untuk dalam perjalanan menuju lokasi
perencanaan lebih lanjut (Departemen Posbindu.
Kesehatan, 2008). Dalam penelitian Sutini (2010) ada
Posyandu lansia dan prolanis banyak beberapa faktor yang menjadi kendala
memberikan manfaat bagi lansia yang pada posyandu lansia seperti pengetahuan
mengikutinya. Apabila program lansia yang rendah tentang manfaat
Posyandu lanisia dan prolanis tidak posyandu, jarak rumah dengan lokasi
terlaksana maka kegiatan pembinaan posyandu yang jauh dan sulit dijangkau,
kesehatan lansia, pencatatan dan dukungan keluarga yang kurang, sikap
pelaporan status kesehatan lansia, proses kader/petugas kesehatan, pihak
monitor kesehatan lansia melalui pemerintah/institusi, keterampilan kader
pemeriksaan lansia, pengkajian indeks serta ada tidaknya sarana dan prasarana
kemandirian dan indeks masa tubuh yang dibutuhkan.
lansia, upaya preventif terhadap status Evaluasi pengembangan program
kesehatan lansia secara berkala, tidak posyandu lansia sangat penting untuk
dapat terlaksana. dilakukan. Dengan melakukan evaluasi
Adapun beberapa kendala pengembangan program posyandu lansia
pelaksanaan posyandu lansia serta yang ada di masyarakat, bisa diketahui
prolanis, misalnya: pengetahuan lansia kekurangan dan kelebihan program
yang rendah tentang manfaat Posbindu posyandu lansia yang akhirnya bisa
sehingga lansia tidak datang ke Posbindu menentukan apakah program yang telah
karena mereka merasa keadaan kesehatan dilaksanakan dapat mencapai hasil yang
baik. Kurangnya dukungan sosial / sudah ditentukan. Evaluasi program dapat
keluarga yang mengakibatkan lansia digunakan sebagai bahan pertimbangan
kurang termotivasi untuk datang rutin ke bagi pengambil keputusan dalam
Posbindu. Kesan yang buruk terhadap menentukan alternatif kebijakan dengan
petugas Posbindu sehingga lansia tidak mengetahui seberapa tinggi mutu suatu
mempunyai kesiapan untuk menghadiri program sebagai hasil dari pelaksanaan
kegiatan di Posbindu. Jarak rumah

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 3


Bandung
JURNAL SEHAT Volume XII Nomor Juli 2018 ISSN: 1979-
MASADA 2 2344
program yang dibandingkan dengan aplikasi pendekatan program lansia
standar yang sudah ada (Azwar, 1996). kronis (PROLANIS). Instrumen
Berdasarkan informasi dari Kepala penelitian yang digunakan adalah
Puskesmas Rancaekek, bahwa program pedoman wawancara, data observasi, alat
lansia yang diselenggarakan di perekam dan buku catatan lapangan. Data
lingkungan Puskesmas Rancaekek untuk tersebut diperoleh dengan melakukan
program posyandu lansia sudah wawancara secara mendalam kepada 1
diberlakukan pendekatan program yang orang pemegang program lansia di
bekerjasama dengan BPJS yaitu program Puskesmas Rancaekek dan 4 orang kader
pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) posbindu meliputi pengumpulan data
sejak Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tentang kesiapan sumber daya manusia,
mulai diberlakukan di Indonesia yaitu fasilitas, pendanaan, sosialisasi kegiatan
sejak awal tahun 2015. dan evaluasi dari setiap puskesmas.
Pengolahan data dimulai dengan
METODE PENELITIAN
mentranskripsikan seluruh data secara
Jenis penelitian kualitatif dengan
utuh berdasarkan kelompok topik,
metode fenomenologi deskriptif. Sampel
dikembangkan ke bentuk bahasa yang
informan dalam penelitian ini dipilih
lebih baku, secara naratif dan kemudian
berdasarkan teknik sampling purposive
direduksi dalam bentuk rangkuman.
sampling. Sampel dalam penelitian ini
Analisa data dilakukan dimulai dengan
adalah Puskesmas yang melaksanakan
pengumpulan data, reduksi data,
program posbindu dengan aplikasi
menyajikan data dan menarik kesimpulan
program lansia kronis (PROLANIS) dan
dan verifikasi. Validitas pada penelitian
informannya adalah pemegang program
kualitatif ini dilakukan dengan
lansia di puskesmas tersebut dan 4 orang
Triangulasi.
Kader di wilayah Puskesmas Rancaekek.
Data dikumpulkan melalui wawancara HASIL DAN PEMBAHASAN
mendalam (indepth interview), observasi Wilayah kerja Puskesmas Rancaekek
dan telaah dokumen. Wawancara ini terdapat 7 Posyandu Lansia yang
mendalam diltujukan kepada 1 orang terdapat di masing - masing
pemegang program lansia di Puskesmas Kelurahan/Desa. Tempat dan jadwal yang
Rancaekek dan 4 orang kader yang ditetapkan dapat berubah-ubah dan tidak
melaksanakan program posbindu dengan tetap apabila ada halangan pada petugas

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 4


Bandung
JURNAL SEHAT Volume XII Nomor Juli 2018 ISSN: 1979-
MASADA 2 2344
atau tanggal yang ditetapkan jatuh pada Tabel 1. Data dan Kode Informan PKM
hari libur. Jarak Posyandu Lansia yang Rancaekek dekat pedesaan

dekat dengan Puskesmas Induk No Kode Keterangan


1 Bd. B Pemegang
(Puskesmas Rancaekek) adalah Posyandu Program Lansia di
Puskesmas
Lansia Kencana, Posyandu Lansia
Rancaekek
Bojong Dan Posyandu Lansia Kencana 2 Kd. 1B Kader
3 Kd. 2B Kader
mukti sedangkan empat Posyandu Lansia 4 Kd. 3B Kader
5 Kd. 4B Kader
lainnnya berada jauh + 2-7 km dari
Puskesmas Induk. Berdasarkan hasil 1) Input
observasi, wawancara mendalam dan Hasil penelitian mengenai evaluasi
rekap laporan yang dilakukan peneliti input didapatkan beberapa tema penting
diperoleh bahwa kunjungan Posyandu diantaranya adalah kesiapan sarana, obat
Lansia di tujuh Desa/Kelurahan ini masih dan SDM, serta dukungan pembiayaan.
sangat rendah karena hanya 16,29 % dari Berikut hal yang didapatkan dari hasil
jumlah sasaran. Kondisi ini disebabkan wawancara dengan informan tersebut.
oleh banyaknya lansia yang kurang Berdasarkan hasil wawancara
percaya dengan pemeriksaan di Posyandu mendalam terkait dengan kesiapan
Lansia karena petugas kesehatan yang sarana, obat dan SDM sebagai berikut:
memeriksa hanya perawat dan bidan saja “Untuk perlengkapan sarana dan
sementara para lansia sangat obat-obatan yang dimiliki saat ini
semenjak ada prolanis kita
mengharapkan agar di Posyandu Lansia mendapatkan suntikan dana dari
juga ada dokter. 1 Posyandu Lansia sudah BPJS untuk melengkapi sarana dan
obat-obatan. sarana yang kita
mengaplikasikan PROLANIS ke dalam punya ada meja dan kursi, alat
pelaksanaan Posyandu Lansia dari bulan tulis, buku pencatatan kegiatan,
timbangan dewasa, stetoskop,
April 2015. Hasil wawancara mendalam tensimeter, dan Kartu Menuju
didapatkan transkripsi wawancara Sehat (KMS) lansia, sedangkan
untuk obat-obatan dibawa dari
sebanyak 24 halaman. Dari hasil
puskesmas, palingan obat penurun
transkripsi lalu dilakukan reduksi untuk tekanan darah sama pengontrol
gula darah“……(Bd. A)
kemudian dilakukan koding dan “Kita ada KMS lansia, meja dan
kategorisasi. Dibawah ini dibuat kode kursi, timbangan, dan buku
catatan, kalau obat-obatan yang
informan yang disajikan sebagai berikut: saya tahu paling sering dibawa
petugas puskesmas obat jantung
pak”…..(Kd. 5A)

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 5


Bandung
“Sarana dan obat-obatan yang ““Jumlah kader secara
dimiliki kebanyakan dibawa dari keseluruhan sebenarnya ada 5
puskesmas. Untuk sarana yang kita hanya saja cuma 3 orang yang
punya hanya meja dan kursi, alat aktif,yaitu bu imas,bu nurul dan bu
tulis, buku pencatatan kegiatan, nining”…..(Kd. 1B)
timbangan dewasa, stetoskop,
tensimeter, dan Kartu Menuju “Untuk kader di Posyandu Lansia
Sehat (KMS) lansia “…….(Bd. B) RW 8 ini dapat dirasa sudah baik,
karena jumlah serta
“Lumayan lah pak. kita punya KMS kualitas/kompetensi yang dimiliki
lansia,tensimeter, timbangan dan kader dalam pelaksanaan program
buku pencatatan kegiatan”…(Kd. Posyandu Lansia sudah seimbang.
3B) Kita sudah memiliki 7 orang kader,
jumlah tersebut dirasa cukup dan
tidak memberatkan para kader
Berdasarkan hasil wawancara di atas
dalam menjalankan tugasnya
terlihat bahwa dari aspek sarana dan obat- hanya saja yang aktif dan sering
mendapatkan pelatihan hanya 3-5
obatan sudah sangat memadai
orang”……. (Bd. B)
dibandingkan sebelum mengaplikasikan
PROLANIS. Dengan bantuan dana dari “Kalau kendala sebenarnya hanya
di masalah umur mungkin pak,
BPJS kelengkapan sarana dan obat-
karena Puskesmas Rancaekek
obatan bisa dilengkapi. Sementara itu, mensyaratkan untuk menjadi kader
Posyandu Lansia, mereka harus
untuk kesiapan SDM mayoritas yang
berasal dari lansia itu sendiri.
menjadi kader sudah dilatih. Hal tersebut Namun menurut saya kader yang
sudah ada sudah memiliki
dapat terlihat dari hasil wawancara
kompetensi dalam memberikan
berikut: pemeriksaan kesehatan kepada
“Kalau yang sudah dilatih lansia seperti halnya mengukur
sebenarnya semua kader sudah tekanan darah dengan
dilatih. Waktu itu pelatihan tentang menggunakan tensimeter. Namun
pelaksanaan Posyandu Lansia dari pemeriksaan kesehatan yang
dinas kesehatan langsung, hanya dilakukan para kader kepada
saja yang sudah dilatih belajar lansia seperti itu perlu
tensi hanya 2 orang,yaitu bu nining pendampingan dari petugas medis
dan bu imas karena mereka kader yaitu petugas puskesmas. Para
yang paling lama disini”…. (Bd. kader disini sudah mendapat
A) pelatihan-pelatihan yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
“Jumlah keseluruhan kader ada 6 Banadung sebelum dijadikan
kader. tapi hanya ada 4 kader yang sebagai kader sehingga mampu
sudah dilatih dan selalu aktif pada melakukan pemeriksaan kepada
saat pelaksanaan lansia. Para kader juga telah
posbindu”…..(Kd. 4A) masuk dalam kualifikasi menjadi
seorang kader Posyandu Lansia,
yang salah satu kualifikasinya
adalah berasal dari anggota
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 160
Bandung
masyaraka pemerintah dan bantuan
t RW 8 “Untuk dana dari
lembaga donor pembiaya
sendiri. BPJS”
Meskipun dapat terlihat dari an kita …..(Bd.
ada salah patungan B)
hasil wawancara
satu atau 3 dari
kader yang berikut: peserta
tidak Posyandu
“dulu
pernah Lansia
sebelum
aktif.”…… yang
ada
.(Bd. B) datang.
prolanis
Jadi
untuk
Berdasarkan setiap
dukungan
lansia
hasil wawancara pembiayaa
yang
n lebih
di atas terlihat datang ke
banyak
Posyandu
bahwa Secara dari
Lansia
masyarakat
keseluruhan memberik
itu sendiri
an
kader Posyandu pak,
sumbanga
biasanya
Lansia tidak ada n secara
setiap ada
sukarela,
kendala, banyak Posyandu
sedangka
Lansia
yang sudah n dana
mereka
dari
dilatih dan aktif nyumbang
pemerinta
secara
menjadi kader. h kita
sukarela
meminta
Masalah hanya atau kita
jatah
ada di umur saja sebut
20% dari
“kenclenga
dana
karena aturan n”,
bantuan
yang sedangkan
pelaksana
dari
an
mengharuskan pemerintah
posyandu
kader berasal dan dari
yang
sponsor
dari lansia. kegiatann
belum ada,
ya
Kemudian, sedangkan
dilaksana
semenjak
untuk masalah kan
adanya
berbaren
mengenai program
gan pada
PROLANIS
dukungan pelaksana
kita
an
pembiayaan mendapatk
Posyandu
an bantuan
Posyandu Lansia Lansia.
dana dari
Selain itu
baik dari BPJS”….
kita juga
(Bd. A)
masyarakat, ada
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 161
Bandung
sesuai berjalannya membantu
“Dalam peraturan
PROLANIS. dalam
pembiaya menteri
an kesehatan Hal tersebut penatalaksanaa
memang tentang
terlihat dari n penyakit
masih Posyandu
ada Lansia Posyandu Hipertensi dan
kendala hanya
Lansia yang DM.
… saja
Kendala memang menyatakan
yang beberapa 2) Process
bahwa salah
dirasakan bulan Hasil
mungkin belakanga satu upaya
n ini kita penelitian
dikarenak dalam
an Peran terbantu mengenai
dengan pembiayaan
Puskesma
adanya evaluasi proses
s yaitu mereka
Rancaeke PROLANI didapatkan
S dalam melakukan
k belum
hal beberapa tema
terlihat kenclengan
dalam pembiaya penting
an”…… atau patungan
biaya
(Kd. 4B) diantaranya
operasion untuk
al adalah jenis
Berdasarkan pembiayaan.
Posyandu
layanan yang
Lansia,da hasil wawancara Selain itu,
n hanya diberikan,
di atas terlihat bantuan dari
mengand partisipasi
alkan bahwa BPJS sangat masyarakat,
iuran kapasitas sudah
dukungan
warga diberika
dan pembiayaan pemantauan
n baik
terkadan perkembangan itu
menunjukkan
g dari pengoba
sumbang sudah ada lansia. Berikut
tan
an desa, hal yang gratis,
kesadaran dari
hal itu senam
mungkin masyarakat didapatkan dari
lansia
menjadi hasil semuan
terkait
kendala ya
untuk pelaksanaan wawancara
mendap
membiay dengan at
Posyandu
ai respon
Posyandu Lansia. informan
positif
Lansia tersebut. dari
Ditambah
dan masyara
melaksan bantuan biaya “Sejauh
ini untuk kat,
akan hanya
dari pihak BPJS layanan
Posyandu saja
Lansia dengan yang
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 162
Bandung
mungkin menjadi maupun pengajian
mereka 4 orang. kader hanya
lebih Selain itu yang saja tidak
memilih capaian telah teratur
jenis kedatang dilatih pak juga
layanan an lansia dalam tiap hari
pengobat dan pra pemeliha
minggu
an gratis lansia raan
pagi kita
untuk lebih ada
datang ke baik lansia”
senam
Posyandu dari bulan- …..(Bd.
lansia
Lansia. bulan A)
berhubun
Untuk sebelumn gan
pemeriksa ya”…. “Untuk
dengan
an gula (Bd. A) jenis
pelaksanaa
darah, kegiatan
PROLANI
tekanan “Selama kita ada
S”…..(Bd.
darah.ter ini pengukur
B)
utama pemanta an
pada uan tekanan
Berdas
pelaksana perkemb darah,
an angan ukur arkan
PROLANI lansia tinggi
hasil
S”….. dilakuka badan,
(Bd. A) n timbang wawancar
menggun berat
a
“Partisip akan badan,
asi KMS dan kadang- didapatka
masyarak lansia. kadang ada n bahwa
at untuk Hanya pengobat
Posyandu saja an gratis secara
Lansia belum juga .. keseluruh
bisa dilakuka dan
dibilang n secara sejauh an
meningkat periodik. ini
Selain itu pelayanan
semennja semuany
k Penjarin a yang
PROLANI gan berjalan
penyakit diberikan
S baik
dijalanka pada pak.. mendapat
lansia selain itu
n, bisa respon
juga terkadan
dilihat
telah g ada positif,
dari
dilakuka
jumlah walaupun
n, baik
kader
oleh titik
yang
petugas
tadinya beratnya
kesehata
berjumlah n di
2 orang masih
puskesm
sekarang as pada
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 163
Bandung
pengobatan. lansia Lansia. didapatka
PROLANIS kalau tidak Berikut hal n dari
yang di sakit dan yang
aplikasikan pemantaua hasil (Kd.1A)
ke dalam n wawancar
“Untuk
Posyandu perkemban a dengan faktor
Lansia gan lansia pendorong
informan
mungkin
membuat menggunak tersebut. untuk
masyarakat an KMS rutin
memeriksa
semakin Lansia “sebelum
kan
ada
ramai untuk perlu kesehatan
PROLANI
nya dan
datang ke ditingkatka S rata-
diaplikasi
rata
Posyandu n. kan
Lansia
PROLANI
Lansia. yang
S
3). Output datang
Perbaikan menamba
ada 10-20
Hasil h
pelayanan orang
semangat
penelitian yang
perlu terus mereka
datang
mengenai untuk
ditingkatkan tapi ada
datang ke
evaluasi juga yang
, termasuk Posyandu
hanya
Output Lansia.
upaya 5orang
kalau fakt
didapatkan saja
promotif penghamb
tetapi
beberapa atnya
dan semenjak
mungkin
tema diberlaku
preventif. jaraknya
kannya
penting yang jauh
Partisipasi PROLANI
atau lupa
diantaranya S cakupan
masyarakat mungkin
kedatang
adalah pak” (Bd.
masih an lansia
rata-rata A)
mencapai
belum
40-60
jumlah “Rata-rata
merata dan orang
ada 40-50
kunjungan, setiap kali
cenderung orang yang
pelaksana
dan faktor datang tapi
partisipasin an
pendorong ada juga
Posyandu
ya rendah yang hanya
Lansia....
dan 30
untuk aktif ngak tahu
penghamba kenapa
datang ke orang saja
t Posyandu bisa yang
posyandu begitu”
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 164
Bandung
datang” masih belum datang ke dan
...................
merata, walaupun Posyandu peningkatan
(Kd. 4A)
memang Lansia yaitu derajat
“Kalau
mengalami terkait kondisi kesehatan
dari
pengamata peningkatan kesehatan lansia.
n saya
semenjak ada lansia saya
sih....yang
mendoron PROLANIS. Hasil Observasi
pada intinya
g mereka
Faktor pendorong 1) Input
untuk ingin berobat,
datang ke lansia Berdasark
penghambat
Posyandu
an hasil
Lansia dan ada jarak,
memanfaat observasi
kesibukan dan
kan
lapangan
Posyandu lainnya. Secara
Lansia itu didapatkan
keseluruhan
karena
untuk jenis
kondisi perlu ada
kesehatan tenaga
mereka .... pemahaman
namun kesehatan yang
yang sama
penghamb datang pada
atnya baik dari
adalah saat
petugas
karena pelaksanaan
faktor kesehatan,
lupa. Posyandu
kader dan
mereka Lansia setelah
sering masyarakat
sekali pelaksanaan
mengenai
lupa...selai PROLANIS di
n itu ada Posyandu
juga yang wilayah kerja
Lansia, bahwa
sibuk Puskesmas
dengan Posyandu
pekerjaann Rancaekek ada
Lansia bukan
yamenjaga Dokter dan
cucu”…… pelayanan bagi
Bidan.
(Bd. A). yang sedang
Terkadang ada
sakit saja tetapi
Berdasarkan
satu orang
tujuan
hasil wawancara
perawat dan
utamanya
didapatkan
satu orang
untuk
bahwa rata-rata
petugas
pencegahan
kunjungan lansia
laboratorium
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 165
Bandung
yang datang Lansia 1 yang Posyandu lanjut usia dan
pada saat berada di Lansia 1 tempat KMS lansia.
pelaksanaan wilayah kerja pelaksanaan Masing-masing
salah satu puskesmas Posyandu Posyandu Lansia
Posyandu Rancaekek Lansia tidak memiliki
Lansia. sarana dan dilakukan di buku pedoman
Berdasark prasarana yang kantor PKK pemeliharaan
an hasil ada sudah yang kalau kesehatan.
observasi lengkap yang hujan sering Berdasarkan
lapangan juga dibantu oleh terkena banjir observasi
didapatkan dukungan dana sehingga untuk lapangan di
sarana BPJS terhadap pelaksanaan semua Posyandu
prasarana yang PROLANIS. Posyandu Lansia juga
ada di tiap Kegiatan Lansia tidak tidak ditemukan
Posyandu dilaksanakan di dilakukan Standar
Lansia. Kantor PKK. menunggu air Operasional
Posyandu surut. Posyandu Prosedur (SOP)

Sarana yang ada Pemeliharaan Lansia 2 pelaksanaan

terdapat meja Kesehatan dilaksanakan Posyandu lansia

dan kursi, alat (BPPK) lanjut berpindah- sesuai edaran

tulis, buku usia belum ada.. pindah tempat dari

pencatatan Berdasarkan antara sekolah Kementerian

kegiatan (buku observasi dan gedung Kesehatan RI.

register), Kit dilapangan BPK desa

lanjut usia Posyandu Lansia sedangkan

(timbangan yang ada untuk sarana

dewasa, meteran, diwilayah kerja yanga ada di

Stetoskop dan puskesmas kedua Posyandu

tensimeter) dan Rancaekek belum Lansia sama-

Kartu Menuju memiliki sarana sama memiliki

Sehat (KMS) dan prasarana meja dan kursi,

lansia sedangkan yang memadai alat tulis, buku

Buku Pedoman seperti di pencatatan


kegiatan, Kit
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 166
Bandung
2) Process layanan yang pendayagunaan
Berdasarkan diberikan program. input
hasil observasi pada Dalam untuk
lapangan untuk proses keberhasilan menghasilkan
mekanisme pelaksanaan ada output lewat
pelaksanaan Posyandu dua suatu proses.
kegiatan Lansia hanya 1 konsep Hasil penelitian
Posyandu Posyandu yang dari Posyandu
Lansia Lansia yang terdapat di Lansia,
semuanya melaksanakan dalamnya yaitu menunjukkan
sudah sesuai 10 jenis kegiatan efektifitas dan bahwa
dengan tahapan yang efisiensi. program
pelaksanaan yang paling
dianjurkan Efektifitas
kegiatan yang mereka
oleh merupakan
inginkan adalah
ditetapkan Kementerian perbandingan
pengobatan
oleh antara output
gratis, padahal
Kesehatan
kementerian dan input
kalau kembali
RI
kesehatan RI, sedangkan
ketujuan
yaitu
hanya saja
pembentukan
Posyandu efisiensi
untuk tahapan
Posyandu
Lansia 2 di adalah
keempat yaitu
Lansia
wilayah kerja taraf
pemeriksaan air
puskesmas adalah untuk faktor yang
seni dan kadar
darah tidak pencegahan menyebabkan
Rancaekek .
satupun dan peningkatan belum
Evaluasi
ditemukan di derajat optimalnya
merupakan
semua kesehatan lansia pelaksanaan
suatu proses
Posyandu sehingga sejauh Posyandu
yang dilakukan
Lansia di ini belum Lansia
oleh seseorang
wilayah kerja tercapai tujuan diantaranya
untuk melihat
Puskesmas tersebut. belumsiapnya
sejauhmana
Rancaekek. Dalam hal keterdukungan
keberhasilan
Sedangkan jenis input banyak dana dari
sebuah
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 167
Bandung
pemerintah yang ada meja dan kursi, tenaga
maupun pihak diwilayah kerja alat tulis, buku kesehatan yang
swasta. Salah puskesmas pencatatan datang pada
satu upaya dalam Rancaekek yang kegiatan (buku saat
pembiayaan sudah memiliki register bantu), pelaksanaan
yaitu mereka meja dan kursi, Kit lanjt usia Posyandu
melakukan alat tulis, buku (timbangan Lansia di
kenclengan atau pencatatan dewasa, wilayah kerja
patungan untuk kegiatan, Kit meteran, puskesmas
pembiayaan dan lanjut usia dan stetoskop dan Rancaekek
ditambah KMS lansia. tensimeter, semuanya
bantuan dana Hanya buku thermometer), hanya bidan
dari BPJS pedoman Kartu Menuju dan dokter.
Kesehatan yang pemeliharaan Sehat (KMS) Terkadang
sangat membantu kesehatan yang lansia, Buku hanya satu
dalam belum dimiliki, Pedoman orang yang
pengendalian padahal menurut Pemeliharaan rutin ada yaitu
penyakit Kronis. Kemenkes (2010) Kesehatan bidan yang
Sarana dan obat- untuk kelancaran (BPPK) lanjut datang pada
obatan yang ada pelaksanaan usia. saat
pada pelaksanaan kegiatan Ketidaksia pelaksanaan
Posyandu Posyandu Lansia pan SDM juga salah satu
Lansia dengan maka dibutuhkan membuat Posyandu
Mengaplikasikan sarana dan pelaksaanaan Lansia.
PROLANIS prasarana Posyandu Posyandu
sudah lebih penunjang Lansia pada Lansia di
lengkap terlihat meliputi : tempat tahap input wilayah kerja
dari pada kegiatan (gedung, belum optimal. puskesmas
sebelumnya. Hal ruangan atau Berdasarkan Rancaekek
tersebut tempat terbuka), hasil observasi Jumlah kader
diperkuat dengan lapangan yang datang
observasi didapatkan pada saat
dilapangan di untuk jenis pelaksanaan
Posyandu Lansia
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 168
Bandung
Posyandu orang kader program, lansia kondisi fisik dan
Lansia di yang datang. yang datang daya tangkap
kurang lebih Dalam hal jauh dari target mereka juga dan
ada 3-4 orang, Process yang ditetapkan. akhirnya sampai
padahal berdasarkan Bidan saat ini
menurut buku hasil penelitian mengatakan pemanfaatan
panduan terlihat bahwa pula bahwa posyandu lansia
pelaksanaan rata-rata selain masih sangat
posyandu lansia kunjungan masyarakatnya rendah.
dari Kemenkes lansia ke yang masih Hal tersebut
(2010) Posyandu rendah senada dengan
menyatakan Lansia masih pemanfaatan penelitian
bahwa untuk rendah Posyandu Pertiwi bahwa
sekali walaupun Lansia, pemanfaatan
pelaksanaan mengalami kadernya juga posyandu lansia
Posyandu peningkatan sering menjadi oleh masyarakat
Lansia semenjak kendala. Hal sangat rendah.
dianjurkan diaplikasikan tersebut, terkait Lansia mau
minimal 5 dengan datang ke

PROLANIS. Dampaknya peraturan dari posyandu lansia

Mayoritas lansia ketika mereka Bupati apabila

yang datang tidak mengalami Kabupaten mengalami

hanya karena keluhan Bandung bahwa keluhan

kondisi kesehatan maka kader posyandu kesehatan.

kesehatan yang mereka tidak mau lansia Penelitian

sedang tidak baik untuk datang ke dianjurkan Purnawati

saja. Artinya Posyandu Lansia. harus lansia mengatakan hal

mereka masih Hal tersebut juga sehingga yang sama yaitu

menganggap dipertegas oleh untuk rendahnya

bahwa Posyandu keterangan dari menggerakan pemanfaatan

Lansia sebagai Bidan Desa supaya lebih

tempat untuk bahwa saat aktif merasa

berobat. pelaksanaan kesulitan karena


terkendala usia,
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 169
Bandung
posyandu pada saat melalui (IMT).
lansia. pelaksanaan penimbanga 4) Pengukuran
Berdasarkan posyandu lansia n berat tekanan darah
hasil observasi meliputi : badan dan menggunaka
lapangan untuk 1) Pemeriksaan pengukuran n tensimeter
aktivitas
mekanisme tinggi dan
kegiatan sehari
pelaksanaan badan dan stetoskop
– hari,
kegiatan hasilnya serta
meliputi
Posyandu dicatat pada penghitunga
kegiatan
Lansia semua grafik n denyut
dasar dalam
Posyandu Indeks nadi selama
kehidupan
Lansia sudah Masa satu menit.
seperti
sesuai dengan Tubuh
makan,
tahapan 5) Pemeriksaan dalam air seni
minum,
pelaksanaan hemoglobin sebagai
berjalan,
kegiatan yang dengan deteksi awal
mandi,
ditetapkan oleh menggunaka adanya
berpakaian,
kementerian n Talquist, penyakit
naik turun
kesehatan RI, Sahli atau ginjal.
tempat tidur,
hanya saja Cuprisulfat. 8) Pelaksanaan
buang air
untuk tahapan 6) Pemeriksaan rujukan ke
besar / kecil
keempat yaitu adanya gula puskesmas
dan
pemeriksaan air dalam air bilamana ada
sebagainya.
seni dan kadar seni sebagai keluhan dan
2) Pemeriksaan
darah tidak deteksi awal atau
status mental
ditemukan. adanya ditemukan
emosional
Menurut penyakit gula kelainan pada
dengan
Pedoman ( Diabetes pemeriksaan
menggunaka
Penyelenggaraa Melitus). butir 1
n pedoman 2
n Posyandu 7) Pemeriksaan sampai 7.
menit (lihat
lansia dari adanya zat 9) Penyuluhan
KMS lansia).
Kemenkes putih telur bisa
3) Pemeriksaan
(2010) (protein) dilakukan
status. gizi
pemeriksaan
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 170
Bandung
didalam teori di pedoman yang Program
maupun atas, maka dikeluarkan Posyandu
diluar penting sekali oleh Lansia di
kelompok bagi kita selaku Kemenkes. wilayah
dalam rangka tenaga kesehatan Dihara kerja
kunjungan untuk terus pkandengan Puskesmas
rumah dan mendorong dan diaplikasikann Rancaekek :
konseling memotivasi ya PROLANIS a. Meningk
kesehatan dan lansia ini bisa atnya
gizi sesuai untuk menambah Program
dengan bisa minat Posyandu
masalah memanfaatkan masyarakat lansia
kesehatan posyandu lansia untuk lebih dalam
yang dihadapi tersebut yang menjaga menjalan
oleh individu kemudian untuk kesehatan kan
dan atau para kader harus mereka pelayana
kelompok dipikirkan khususnya n
lanjut usia. bagaimana dalam kesehatan
10) Kunjungan mengoptimalkan pengandalian lansia
rumah oleh kader peranan posyandu penyakit terlihat
disertai petugas lansia sesuai Kronis dari
bagi dengan (Hipertensi bertamba
anggota dan DM) tanpa hnya
kelompok mengurangi jumalah
lanjut usia yang tujuan utama kader
tidak datang, pelakasanaan Posyandu
dalam rangka Posyandu lansia
kegiatan Lansia yaitu yang
perawatan Promotif dan datang
kesehatan Preventif. dan
masyarakat bertamba
(Public Health SIMPULAN nhya
Nursing). 1. Evaluasi dukungan
Berdasarkan Input
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 171
Bandung
pembiaya l pelaksana pelaksanaa
an dalam meningkat an n
pelaksana setelah posyandu Posyandu
an diaplikasi lansia Lansia
Posyandu kannya yang sudah
Lansia PROLANI belum cukup
dari BPJS S yang melaksana optimal
Kesehata terlihat kan 10 dan
n dengan dari jenis mengalam
Mengapli lengkapny layanan i
kasikan a sarana serta peningkata
PROLAN dan obat- pelaksana n kualitas
IS. obatan, an terlihat
b. Ketersedi bertambah Posyandu dari jenis
aan nya SDM Lansia layanan
sumber khsuusnya yang yang
daya tenaga belum diberikan
manusia, kesehatan menerapk dilakukan
sarana, dan an sistem oleh
prasarana, meningkat 5 meja kader yang
sumber nya sesuai sudah
dana dan dukungan standar terlatih
prosedura dana pelaksana dan tenaga

dalam wilayah kerja an kesehatan

pelaksanaa Puskesmas Posyandu yaitu

n Rancaekek: Lansia bidan dan

Posyandu a. Kuantitas dari dokter.

Lansia. pelayanan Kemenkes 3. Evaluasi

2. Evaluasi Posyandu RI. Output

Process Lansia b. Kualitas Program

Program yang belum pelayanan Posyandu

Posyandu optimal yang Lansia di

Lansia di terlihat dari diberikan Kabupaten


pada Bandung :
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 172
Bandung
a. Hasil perubahan perilaku,
pelaksanaa pengend mempeng
n alian aruhi
Posyandu penyakit pemanfaa
Lansia kronis tan
yaitu (Hiperte posyandu
masih nsi dan lansia
kurangnya DM) b. Perlu
cakupan serta dilakukan
kunjungan peningka penelitian
lansia yang tan dengan
datang kualitas metode
pada saat hidup kuantitati
pelaksanaa lansia. f dan
n posyandu kualitatif
lansia SARAN sehingga
walaupun 1. Saran hasil
meningkat Akademis
penelitian
dengan a. Perlu
yang
diaplikasik dilaksan
didapatka
annya akan
n lebih
PROLANI penelitia
sempurna
S. n untuk
.
b. Dampak mengkaji
2. Praktis
pelaksanaa metode
a. Bagi Dinas
n paling Kesehatan
Posyandu efektif 1) Melak
Lansia dalam ukan
yang memunc advok
mengaplik ulkan asi ke
asikan faktor tingka
PROLANI dominan t desa
S terlihat yang untuk
dari upaya
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 173
Bandung
keleng b. Bagi secara at dan
Puskesmas
kapan rutin menjalan
1) Membe
sarana tidak kan SOP
rikan
dan hanya pelaksana
Penyul
prasara pada an
uhan
na dan saat Posyandu
tentang
kebija sakit. Lansia.
tujuan
kan 2) Mempe 3)
utama
tentan rsiapka Mengopti
posyan
g n malkan
du
pembe kelengk kuantitas
lansia
ntukan apan pelayanan
yaitu
Posyan pelaksa Posyandu
untuk
du naan lansia
memeli
lansia Posyan dengan
hara
minim du selalu
dan
al Lansia melaksan
menjag
setiap engan akan 10
a
RW meleng jenis
kesehat
memp kapi layanan
an
unyai sarana posyandu
bukan
1 dan lansia dan
pengob
Posyan obat- menggun
atan,
du obatan, akan
sehingg
Lansia memper tahapan 5
a
. siapkan meja
lansia
2) Kebija SDM dalam
kan akan
khusun pelaksana
dalam
pembe datang
ya an
rian ke
kader posyandu
reward Posyan
bagi Posyand lansia
kader du
u lansia serta
yang Lansia
aktif. serta meningka
membu tkan
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 174
Bandung
kualitas mereka DAFTAR .
pelayana bersama PUSTAKA
Biro Pusat Burhan,
n yang untuk (2003).
Statisti
diberika memanfaat k. Analisis
Survey data
n pada kan penelitia
Demog
pelaksan Posyandu rafi dan n
Keseha kualitatif.
aan lansia Jakarta :
tan
posyand setiap Indones Raja
ia, Grafindo
u lansia bulannya.
BPS. Persada
dengan 5) Memberik Jakarta;
2009. Burhan,
mengopt an
imalkan Penyuluha Budi, (2007).
T.W.R., Penelitian
jenis n tentang kualitatif.
1996 ,
pelayana pengendali Model Jakarta :
Pelaya Prenada
n an Media
nan
posyand penyakit Group
Keseha
u lansia. kronis tan
Camacho,
Usia
4) (Hipertensi G.B and
Lanjut
Bixby,
Melakuk dan DM) Oleh
L.R,
Masyar
an kepada (2009).
akat
Differenti
peningka lansia (Peneli
als by
tian
tan untuk Socioeco
Kualita
nomic
kemitraa meningkat tif di
Status and
Kec.
n dengan kan derajat Institutio
Tomoh
nal
kepala kesehatan on,
Characte
Sulawe
desa, lansia. ristics in
si
Preventiv
ketua Utara),
e Service
Jurnal
RW, Utilizatio
Jaringa
n by
tokoh n
Older
Epidem
masyara Persons,
ologi
Journal
kat Indones
Aging
ia, Vol.
dengan Health 21
1, Edisi
; 730
mengaja 1,
Yakarta
k Creswell, John
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 175
Bandung
W. Depkes RI.,
(2010). (2005),
Research Pedoman
Design Pembinaa
Pendekat n
an Kesehatan
Kuantita Usia
tif, Lanjut
Kualitati Bagi
f dan Petugas
Mixed. Kesehatan
Yogyaka I,
rta: Kebijaksa
Pustaka naan
Pelajar Program,
Departeme
Departemen n
Kesehat Kesehatan
an RI
Republi
k Federman,
Indonesi A.D,
a. Pendrod,
Kemitra J.D,
an Livot, E,
dalam Hebert P,
Pemberd S,
ayaan Doucette,
Masyara J, and
kat.
Jakarta:
Pusprom
kes
Depkes
RI;2008
Depkes RI.,
(2002),
Pedoma
n
Pengelo
laan
Kegiata
n
Kesehat
an di
Kelomp
ok Usia
Lanjut,
Jakarta

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 176


Bandung
Siu, A.L, 2010. Development of Komnas Lansia. Pedoman Pelaksanaan
and Recovery From Difficulty Wityh Posyandu Lanjut Usia. Komnas
Activities of Daily Living : An Lansia. Jakarta;2010.
Analysis of National Data. Journal
Aging Health 22 ; 1081 Martha, J.W., 1996. Konsep Pembinaan
Program Kesehatan Usia Lanjut
Fuad, H., (2008). Study Fenomenologi di Puskesmas, Medika, No. 1,
Motivasi Lansia Dalam Tahun XXII.
Memanfaatkan Posyandu Lansia Di
Kelurahan Sidomulyo Kec. Motesih Ropei, O. (2010). Pengalaman
Kab. Karang Anyar, Program Study Perubahan Fungsi Seksualitas
Ilmu Keperawatan Fakultas Pada Lanjut Usia Di Kota
Kedokteran Universitas Diponegoro. Cimahi Studi Fenomenologi.
Tesis UI. lib.ui.ac.id/file?
http://datakesra.menkokesra.go.id/sites/d file=digital/137163..
efault/files/pendidikan_file/human_ .pdf 13 jan 15
development_index_2011.pdf
SIRUSA. Usia Harapan Hidup Rakyat
Kelana. (2011). Metodologi Penelitian Indonesia ; (diunduh 18 Oktober
Keperawatan. Jakarta : Trans Info 2014). Tersedia dari :
Media
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kementerian Kesehatan Republik Kombinasi (Mixed Methods).
Indonesia. Pedoman Pembinaan Bandung: Alfabeta
Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas
Kesehatan, Direktorat Bina Suroyo. (2007). Pengembangan Pola
Kesehatan Komunitas, Jakarta:2010. Manajemen Pengelolaan Upaya
Kementerian Kesehatan Republik kesehatan Kerja Di Puskesmas
Indonesia. Pedoman Pengelolaan Kota Tasikmalaya.Tesis UNDIP.
Kegiatan Kesehatan di pola manajemen >>suroyo>>diakses
Kelompok Lanjut Usia, tgl 22 des 14
Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta;2010. Yati, Imami N.R. (2014). Metodologi
Penelitian Kualitatif dalam Riset
Kementerian Kesehatan Republik Keperawatan. Jakarta : Raja
Indonesia. Pedoman Puskesmas Grafindo
Santun Lanjut Usia Bagi Petugas
Kesehatan, Direktorat Bina Yin, Robert K. (2013). Studi Kasus
Kesehatan Masyarakat, Desain & Metode. Jakarta: PT
Jakarta;2010. Raja Grafindo Persada

Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Pusat Promosi
Kesehatan. (online diakses 20
Oktober 2014). Dari
http://www.promkes.depkes.go.i
d/

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma 170


Bandung

Anda mungkin juga menyukai