Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KULIAH
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN
PERILAKU ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. NGURAH AYU NYOMAN M, M.Pd.
Dr. ARRI HANDAYANI, M.Si

Disusun Oleh :
NAMA : MOHAMAD ARIEF
NPM : 20510113
KELAS : 1 D (BATANG)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN 2021
1. Motivasi diri, Motivasi kerja, dan Motivasi berprestasi
a. Perbedaan Motivasi diri, Motivasi kerja, dan Motivasi berprestasi dan contohnya
1) Motivasi Diri adalah sebuah kemampuan untuk memotivasi diri tanpa memerlukan
bantuan orang lain. Manusia memiliki kemampuan untuk mendapatkan alasan atau
dorongan untuk bertindak. Proses mendapatkan dorongan bertindak ini pada dasarnya
sebuah proses penyadaran akan keinginan diri sendiri yang biasanya terkubur. Setiap
orang memiliki keinginan yang merupakan dorongan untuk bertindak,namun seringkali
dorongan tersebut melemah karena faktor luar.
Contoh: seseorang yang bekerja keras untuk bisa melanjutkan pendidikannya sampai
jenjang S3 dengan segala keterbatasannya
2) Motivasi Kerja adalah kemauan kerja yang timbul karena adanya dorongan dari dalam
diri karyawan sebagai hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi, pengaruh
lingkungan fisik dan sosial dimana kekuatannya tergantung daripada proses
pengintegrasian tersebut.
Contoh: Seorang guru tetap mengajar dengan baik pada masa pandemic Covid 19 dengan
segala keterbatasan.
3) Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri yang selalu berusaha
atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin
dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan.
Contoh: Seorang siswa belajar dengan keras demi bisa meraih predikat terbaik di
kelasnya.
b. Yang perlu ditingkatkan dalam kerja guru, motivasi intrinsik ataukah motivasi
ekstrinsik.
Motivasi intrinsic merupakan motivasi yang berasal dalam diri seseorang tanpa
dipengaruhi oleh orang lain, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang
cenderung berasal dari dorongan luar atau orang luar yang berhasil mempengaruhi seseorang
untuk bisa bertindak. Dalam iklim kerja guru semua motivasi tersebut penting, namun yang
lebih utama adalah motivasi intrinsic. Motivasi intrinsic merupakan dorongan awal bagi guru
untuk memulai aktivitas kerja di sekolah. Seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu atau
memberikan pengetahuan saja. Seorang guru juga harus mendidik dengan mentransfer nilai
nilai kepada peserta didik.
c. Analisis terhadap motivasi kerja dan motivasi berprestasi kepala sekolah.
Pak Slamet merupakan kepala sekolah yang baik karena mampu melaksanakan visi
misi sekolah. Beliau telah memberikan motivasi kerja kepada anak buahnya. Motivasi kerja
tersebut berupa fasilitas studi lanjut dan berbagai pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan. Sehingga guru dan tenaga kependidikan akan terpacu untuk meningkatkan
kompetensi dan kualifikasinya. Peningkatan kompetensi dan kualifikasi guru serta tenaga
kependidikan tentunya akan menaikkan nilai raport mutu sekolah. Dalam hal ini, Pak Slamet
memiliki motivasi berprestasi tinggi karena mampu mengidentifikasi berbagai progress
kompetisi yang mampu membuat sekolah berpartisipasi dan menunjukkan eksistensi sekolah.
Beliau mampu memberikan motivasi pada guru dan tenaga kependidikan untuk memajukan
sekolah sehingga tentusaja program tersebut didukung oleh seluruh warga sekolah dengan
baik tanpa ada penolakan.

2. a. Perbedaan pendekatan, model, dan gaya kepemimpinan dan contohnya.


Pendekatan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses kepemimpinan. Ada 3 pendekatan kepemimpinan, yaitu pendekatan sifat,
pendekatan perilaku, dan pendekatan kontingensi Contohnya: Pendekatan kejujuran,
tanggung jawab, cepat mengambil keputusan dan lain-lain
Model kepemimpinan adalah bentuk kepemimpinan yang tergambar dari keseluruhan
kepemimpinannya. Contoh: model kepemimpinan otoriter, delegatif, partisipatif,
transaksional dan lain sebagainya
Sedangkan gaya kepemimpinan ialah pola-pola perilaku pemimpin yang digunakan
untuk mempengaruhi aktivitas orang-orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan dalam
suatu situasi organisasinya dapat berubah bagaimana pemimpin mengembangkan program
organisasinya, menegakkan disiplin yang sejalan dengan tata tertib yang telah dibuat,
memperhatikan bawahannya dengan meningkatkan kesejahteraanya serta bagaimana
pimpinan berkomunikasi dengan bawahannya. Contoh: gaya kepemimpinan yaitu gaya
dengan orientasi tugas (Task Oriented) dan gaya dengan orientasi karyawan (Employee
Oriented).
b. Pergeseran pandangan dan peran kepemimpinan ke dalam kepemimpinan perubahan
Menurut kami salah satu teori yang tepat untuk menggambarkan hal tersebut adalah
teori Perilaku (Behavior Theories). Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada
perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku
kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah
(instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan,
cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara
menegur dan memberikan sanksi.
Pergeseran pandangan dan peran kepemimpinan kedalam kepemimpinan perubahan di
sebabkan oleh situasi terkini yang menuntut seorang pemimpin harus kreatif, tegas dan penuh
inisiatif. Perubahan kondisi lingkungan yang sangat cepat menuntut pengambilan keputusan
yang serba cepat juga, sehingga seorang pemimpin harus bijak dalam mengelola sumber daya
yang dipimpinnya. Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dari seorang pemimpin
dimaksudkan agar mampu menggerakkan seluruh anggotanya, mampu bekerja secara efektif
sesuai dengan pembagian tugasnya masing-masing dan menyelesaikan berbagai hal yang
dibutuhkan lembaga.

4. Cara pengambilan keputusan dan kualitas pengambilan keputusan individu sebagian


besar dipengaruhi oleh persepsi persepsi individu. Contoh dalam lingkungan kerja di
SMA Negeri 1 Bandar.
Persepsi adalah proses di mana seseorang mengorganisasi dan menginterpretasikan suatu
kesan yang mereka rasakan yang bertujuan untuk mengartikan keadaan lingkungan mereka.
Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif.
Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas
itu sendiri. Persepsi menjadi penting karena kebiasaan seseorang lebih didasarkan pada persepsi
yang mereka rasakan dibandingkan dengan kenyataan yang ada.
Setiap individu akan mengambil keputusan ketika ia dihadapkan pada dua atau lebih
pilihan alternatif. Oleh karena itu, pengambilan keputusan individu merupakan bagian penting
dari perilaku organisasi. Akan tetapi cara individu dalam mengambil keputusan dan kualitas
pilihannya sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka. Pengambilan keputusan terjadi sebagai
reaksi atas suatu masalah yang sedang dihadapi, yaitu perbedaan antara situasi sekarang dengan
situasi yang diinginkan, yang mengharuskan kita untuk mempertimbangkan alternatif tindakan
yang harus dilakukan untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut. Terkadang
masalah yang kita alami dapat menjadi suatu keuntungan bagi orang lain. Jadi kesadaran bahwa
ada masalah dan bahwa keputusan mungkin atau mungkin tidak diperlukan adalah masalah
perseptual.
Setiap keputusan membutuhan interpretasi dan evaluasi. Pada umumnya, kita menerima
data dari berbagai sumber yang perlu kita saring, proses dan interpretasi. Data mana yang
relevan bagi keputusan dan mana yang tidak? Persepsi kita akan menjawab pertanyaan itu. Kita
juga perlu mengembangkan alternatif-alternatif dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya.
Sehingga roses perceptual kita akan mempengaruhi hasil akhir. Selama pengambilan
keputuasan, kesalahan perseptual sering kali muncul sehingga dapat membiaskan analisis dan
kesimpulan.
Contoh yang terjadi di satuan pendidikan kami, SMA Negeri 1 Bandar pada saat
menyusun Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS), misalnya Tarik ulur penyusunan program
baik fisik dan non fisik terkadang menjadi perdebatan panjang. Ada sebagian guru yang
menginginkan lebih fokus pada pengembangan SDM, dengan kegiatan kegiatan yang dapat
meningkatkan kompetensi guru, ada sebagian guru yang menginginkan fokus pada
pengembangan fisik sarana prasarana. Hal ini terjadi karena perbedaan persepsi dari
masingmasing guru dalam memandang permasalahan yang ada di sekolah dan solusi untuk
mengatasi masalah tersebut.

7. Deskripsi Budaya organisasi di SMA Negeri 1 Bandar


Budaya tidak hanya berlaku pada kebudayaan dan adat istiadat seperti yang dimiliki oleh
negara Indonesia yang kaya dengan kebudayaannya. Pada kenyataannya, setiap organisasi juga
memiliki budaya yang menjadi ciri khas organisasi mereka masing-masing. Budaya dalam
organisasi disebut sebagai budaya organisasi. Budaya adalah seperangkat pemahaman penting
yang dimiliki, diyakini, serta diterapkan oleh anggota komunitas yang sama. Budaya terdiri dari
serangkaian nilai, ide-ide, persepsi, preferensi, konsep moralitas, kode perilaku, yang nantinya
akan menciptakan kekhasan di antara kelompok manusia tersebut. Sedangkan, organisasi adalah
suatu platform dimana individu dari berbagai latar belakang bersatu dan bekerja sebagai unit
kolektif untuk mencapai tujuan bersama dan target tertentu. Jadi, budaya organisasi adalah
sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang dalam suatu organisasi dan
membimbing perilaku para anggotanya. Selain itu, budaya organisasi juga dapat didefinisikan
sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, harapan, sikap dan norma-norma
yang menyatukan suatu organisasi serta disebarluaskan oleh para karyawannya. Organisasi
yang dimaksud disini adalah satuan pendidikan.
Salah satu budaya organisasi di satuan pendidikan tempat kami bekerja adalah budaya
hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah. Sekolah kami merupakan sekolah Adiwiyata
Nasional dan memiliki mata pelajaran monolitik yang menjadi ciri khas sekolah yaitu mata
pelajaran ketrampilan lingkungan hidup. Silabus dari mata pelajaran tersebut kami kembangkan
sendiri sesuai dengan kebutuhan karakteristik sekolah dan lingkungan sekolah kami. Komitmen
kami untuk menjadi sekolah Adiwiyata merupakan sebuah keputusan bersama dengan
mempertimbangkan berbagai indikator yang telah kita tetapkan. Indikatorindikator yang
menjadi pencapaian kemudian kita sepakati dan dilaksanakan sebagai sebuah budaya individu
dan kelompok di satuan pendidikan kami. Keputusan kami untuk mengambil langkah sebagai
sekolah Adiwiyata ternyata sejalan dengan semangat pemerintah terkait isu global tentang
lingkungan yang semakin hari semakin memprihatinkan.
Alhamdulillah, sekarang ini sekolah kami sedang mempersiapkan sebagai sekolah
Adiwiyata Mandiri. Kami segenap guru dan tenaga kependidikan serta di dukung oleh stake
holder yang lain berkomitmen dan penuh rasa tanggung jawab bertekad untuk mensukseskan
agenda sekolah kami tersebut.

8. Tugas guru tidak jarang menimbulkan stress kerja.


a. Deskripsi ragam stress kerja yang pernah kami alami dan contohnya.
Ada banyak ragam stres kerja yang pernah kami alami di lingkungan sekolah,
diantaranya :
1) Beban kerja yang terlalu tinggi.
Contoh: menjadi wakil kepala sekolah dan tugas-tugas tambahan yang lain
2) Kurangnya hak partisipasi dalam kegiatan sekolah
Contoh: beberapa kegiatan hanya didominasi orang-orang tertentu
3) Pola komunikasi yang buruk antara guru dan kepala sekolah sebagai manajer.
Contoh: Kepala sekolah terkadang kurang taktis dalam menyampaikan ide/gagasan
kepada warga sekolah
4) Gaya manajemen tidak jelas
Contoh: pendekatan, model dan gaya kepemimpinan kepala sekolah sering tidak jelas,
sehingga guru dan warga sekolah kesulitan menangkap ide besar dari kepala sekolah.
5) Kepala sekolah tidak terbuka dan kurang menanggapi saran dari bawahannya
Contoh: terkadang kepala sekolah kurang terbuka dan kurang serius menanggapi
ide/gagasan dari guru dan warga sekolah
6) Kurangnya kegiatan pelatihan yang update sesuai kebutuhan guru
Contoh: Kepala sekolah kurang tanggap untuk selalu mengadakan pelatihan yang
dibutuhkan guru dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya.

b. Analisis sumber sressor dan dampaknya serta cara menanggulanginya.


1) Sumber stressor
a) Mengajar yang bukan sesuai bidang studi yang diampu
b) Siswa sulit di kelola
c) Lingkungan kerja yang kurang kondusif
d) Kepala sekolah bekerja secara dictator
e) Pola manajemen kepala sekolah tidak jelas

2) Dampak stress kerja


a) Dampak Fisik
Tekanan darah meningkat, sulit tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, mulut kering,
berkeringat, punggung terasa sakit, bola mata melebar nyeri pada bahu dan leher,
keringat berlebih, dan kehilangan energi.
b) Dampak Emosional
Mudah marah, mudah tersinggung dan sensitif, gelisah, cemas, suasana hati mudah
berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, dan kelesuan mental.
c) Dampak Intelektual
Mudah lupa, sulit fokus, ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal,
daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sensitif terhadap kritik, hambatan
mental dan terlalu banyak memikirkan satu hal saja
d) Dampak Interpersonal
Acuh dan mendiamkan orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau
menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan
orang lain.

3) Cara menanggulangi stress kerja


a) Kenali batas kemampuan
Mengenali sampai mana batas kemampuan dalam menanggung beban pekerjaan adalah
hal yang penting untuk mengurangi stres dalam pekerjaan. Dengan demikian dapat
memperhitungkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan beban
kerja. Selain itu dapat terhindar dari rasa lelah berlebihan
b) Memperbaiki komunikasi dengan atasan
Bagi sebagian orang, berbicara dengan atasan terkadang merupakan hal yang agak
canggung. Memperbaiki komunikasi dengan atasan dapat mengurangi stres yang
dialami kepada atasan.
c) Melakukan Refreshing
Beban atau target pekerjaan tidak jarang membuat seseorang menjadi stres. Bahkan
tidak jarang, hal ini dapat berdampak dan menimbulkan masalah lain di kehidupan
pribadi. Jika sudah berada di tahap ini mengistirahatkan diri sejenak merupakan pilihan
yang tepat.
d) Melakukan olahraga atau aktivitas lain
Beberapa olahraga dan aktivitas yang dapat menghilangkan stres dan tentu saja
meningkatkan stamina, antara lain jalan santai, renang, menyanyi dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai