PROPOSAL PENELITIAN
A. Latar Belakang
Mengendalikan kadar glukosa darah yang tinggi merupakan salah satu cara
terbaik untuk menghindari komplikasi diabetes melitus. Komplikasi yang
bisa muncul adalah mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi
mikrovaskuler berupa neuropati, nefropati dan retinopati. Komplikasi
makrovaskuler berupa Coronary Artery Disease, penyakit serebrovaskuler,
hipertensi, infeksi dan penyakit Pheriperal Artery Disease (PAD). Pheriperal
Artery Disease (PAD) merupakan salah satu komplikasi DM yang
menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah. Penyakit Pheriperal
Artery Disease (PAD) terjadi akibat aterosklerotik. Proses aterosklerotik pada
penyakit Pheriperal Artery Disease (PAD) menyebabkan penurunan aliran
1 Universitas Faletehan
2
Universitas Faletehan
3
manis. Hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor, diantaranya usia, jenis
kelamin, pengetahuan, pendidikan, aktivitas fisik atau olahraga, kedekatan
dan keterpaparan sumber informasi. Salah satu hal terpenting bagi penderita
diabetes melitus adalah pengendalian kadar glukosa darah. Perawat sebagai
edukator sangat berperan untuk memberikan informasi yang tepat pada
pasien diabetes melitus tentang penyakit, pencegahan, komplikasi,
pengobatan dan pengelolaan DM termasuk didalamnya untuk menstabilan
kadar glukosa darah.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2018 menunjukan bahwa
angka kejadian penyakit DM mencapai sebanyak 5.121 kasus di Kota Serang.
Sejumlah 4.063 pasien lama dan 1.058 pasien baru.
Universitas Faletehan
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Universitas Faletehan
5
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Peneliti
Universitas Faletehan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi
karena kerusakan sel β (beta) [ CITATION WHO14 \l 1033 ].
Canadian Diabetes Association (CDA) 2013 juga menambahkan
bahwa rusaknya sel β pankreas diduga karena proses autoimun, namun
hal ini juga tidak diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1 rentan terhadap
7
b. Diabetes tipe 2
c. Diabetes Gestational
Universitas Faletehan
8
a. Patofisiologi DM tipe 1
b. Patofisiologi DM tipe 2
c. Patofisiologi DM Gestational
Universitas Faletehan
9
insulin dan glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan kemungkinan
adanya reseptor insulin yang rusak (NIDDK, 2014 dan ADA, 2014).
3) Obesitas
Universitas Faletehan
10
2) Jenis Kelamin
Universitas Faletehan
11
3) Genetik
Universitas Faletehan
12
d. Kelainan di kulit
e. Kelainan ginekologis
Hal ini terjadi karena ada gangguan di neuropati perifer karena adanya
gangguan pada sirkulasi ektremitas bawah.
Universitas Faletehan
13
i. Mata kabur
6. Pemeriksaan Penunjang
Universitas Faletehan
14
5) Glyeosatet hemoglobin
Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat, yaitu otak dan
sumsum tulang belakang, susunan saraf perifer di otot, kulit, dan organ
lain, serta susunan saraf otonom yang mengatur otot polos di jantung
dan saluran cerna. Hal ini biasanya terjadi setelah glukosa darah terus
tinggi, tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung sampai 10 tahun
atau lebih. Apabila glukosa darah berhasil diturunkan menjadi normal,
Universitas Faletehan
15
terkadang perbaikan saraf bisa terjadi. Namun bila dalam jangka yang
lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan menjadi normal maka
akan melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang
memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut
neuropati diabetik (diabetic neuropathy).
Ginjal manusia terdiri dari dua juta nefron dan berjuta-juta pembuluh
darah kecil yang disebut kapiler. Kapiler ini berfungsi sebagai saringan
darah. Bahan yang tidak berguna bagi tubuh akan dibuang ke urin atau
kencing. Ginjal bekerja selama 24 jam sehari untuk membersihkan
darah dari racun yang masuk ke dan yang dibentuk oleh tubuh. Bila
Universitas Faletehan
16
e. Hipertensi
Universitas Faletehan
17
h. Penyakit paru
Universitas Faletehan
18
j. Infeksi
Universitas Faletehan
19
Universitas Faletehan
20
Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran glukosa darah
puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri mempunyai
kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan
tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin
secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekanan
pengeluaran glukosa dari hati ke dalam darah.
2) Makanan
Universitas Faletehan
21
Universitas Faletehan
22
Universitas Faletehan
23
dengan cara ini membutuhkan waktu yang lama, namun hasil yang
dicapai bersifat tahan lama karena didasari oleh kesadaran diri
sendiri (Notoatmodjo, 2012).
2) Pengetahuan
Universitas Faletehan
24
Universitas Faletehan
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
25 Universitas Faletehan
26
B. Definisi Operasional
Tabel 3.
Definisi Operasional
Definisi
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel Independen
Usia Lama waktu Kuesioner Kuesioner 0 ≥ 40 tahun Ordinal
hidup responden demografi berupa 1 < 40 tahun
terhitung sejak menggunakan pertanyaan
lahir sampai saat google form terkait usia
penelitian responden
Universitas Faletehan
27
Variabel dependen
Kestabilan Kadar glukosa Kuesioner 0 = Tidak stabil, Ordinal
Kadar Glukosa darah berada pada menggunakan jika terdapat
Darah rentang normal google form 100% gejala
mayor dan 50%
gejala minor
(SDKI)
1 = Stabil, jika
tidak ditemukan
100% gejala
mayor dan
minor (SDKI)
C. Hipotesis
Universitas Faletehan
28
Universitas Faletehan
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2020, dimulai dari
penyusunan proposal, sidang proposal, pengumpulan data, pengolahan
data, penyusunan skripsi dan sidang skripsi.
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Menurut Hidayat (2017) sampel
merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Besar sampel yang dubuthkan
dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan
besar sampel (Nursalam, 2016).
2
N .z p.q
n=
d ( N −1 )+ z2 . p . q
2
Keterangan :
N : Perkiraan besar populasi
n : Perkiraan besar sampel
z : nilai standar normal untuk ɑ = 0,05 (1,96)
p : perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q : 1 – p (100% - p)
d : tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)
atau
N
n=
1+ N (d 2)
Keterangan :
Universitas Faletehan
31
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifikansi (p)
penentuan dengan rumus tersebut tidak mutlak, khususnya jika tujuan
penelitian tidak untuk general`isasi.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini terdiri dari :
b. Kriteria Eklusi
Universitas Faletehan
32
D. Pengumpulan Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh
peneliti dari subjek penelitiannya. Data ini diperoleh dari rekapitulasi
data kesehatan mengenai jumlah pasien DM di Dinkes Kabupaten
Serang dan Dinkes Kota Serang Tahun 2019.
Universitas Faletehan
33
Universitas Faletehan
34
a. Uji Validitas
n ( ΣXY )−( Σ X ) .( ΣY )
rhitung = 2 2
√ { N . Σ X ² - ( Σ X ) }. {N . ΣY −( Σ Y ) 2 }
Keterangan :
rhitung : Koefisien korelasi
Universitas Faletehan
35
n : jumlah responden
Rumus Uji t
t hitung=r √(n−2)
√(1−r 2)
Keterangan :
t : nilai t hitung
n : jumlah responden
Keputusan uji :
Bila r hitung lebih besar dari r tabel, artinya variabel valid.
Bila r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel, artinya variabel
tidak valid (Hustono, 2016).
b. Uji Reliabilitas
Universitas Faletehan
36
1. Pengolahan data
c. Tabulasi data
Universitas Faletehan
37
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisa univariat
dan analisa bivariat. Sebelum melakukan analisa univariat dan analisa
bivariat perlu dilakukannya uji kenormalitasan data untuk mengetahui
distribusi data normal atau tidak. Jika distribusi dara normal maka
menggunakan mean untuk nilai tengah, jika distribusi data tidak
normal makan peneliti menggunakan median sebagai nilai tengah.
b. Analisa Bivariat
Universitas Faletehan
38
(O−E)2
X 2 =Σ
E
X2 : Nilai Chi kuadrat
O : Frekuensi observasi
E : Frekuensi harapan
Keputusan uji :
Bila nilap p ≤ 0.05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan
bermakna.
Bila nilai p > 0.05 artinya tidak ada hubungan bermakna
Universitas Faletehan
39
Universitas Faletehan