Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT/RW 02/08 KAMPUNG


CIWARU DESA CIPOCOK SERANG BANTEN

Disusun Oleh :

GERBONG B KEPERAWATAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan Rahmat, Taufik, dan HidayahNya. Ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada bapak Delly Arfa Syukrowardi S.Kep
MNS selaku dosen pembimbing Keperawatan Komunitas, dan kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga penulisa laporan kasus mengenai “Asuhan
Keperawatan Komunitas di RT/RW 02/08, Kampung Ciwaru, Desa Cipocok,
Serang Banten” ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih
banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran guna penyempurnaan
penyusunan laporan kasus ini sangat penulis harapkan, sehingga nantinya bisa
memberikan hasil akhir yang lebih baik.

Wassalamu’alikum Wr.Wb

Serang, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR DIAGRAM...........................................................................................iii

ABSTRAK.............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................2
B. Tujuan..........................................................................................................2
a. Tujuan Umum........................................................................................2
b. Tujuan Khusus.......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4

A. Konsep Komunitas.......................................................................................4
B. Konsep TB.Paru...........................................................................................5
C. Konsep Keluarga Berencana........................................................................6
D. Konsep Hipertensi........................................................................................8
E. Konsep Merokok........................................................................................11
F. Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).............................................12

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................18

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................20

BAB V KESIMPULAN.......................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................25

1 | Universitas Faletehan
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Grafik Data Kesehatan……………………………………………..


22

2 | Universitas Faletehan
ABSTRAK

Laporan Kasus
Tanggal : 28 Januari 2021 ( Kamis Sore )

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT/RW 02/08 KAMPUNG


CIWARU DESA CIPOCOK SERANG BANTEN

Oleh : Gerbong B Keperawatan Komunitas


Pembimbing : Pak Delly arfa Syukrowardi S.Kep, MNS

Abstrak
Latar belakang : Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan
sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari (FerryEfendi dan Makhfudli, 2009).

Kasus : Dari hasil analisa kelompok di Kp. Ciwaru Rt. 002Rw 008 Kel. Cipocok
Kec. Cipocok kota serang. memperoleh hasil gambaran asuhan keperawatan
keluarga dengan berbagai macam masalah Kesehatan. Diantaranya hipertensi 3
KK, TB Paru 1 KK, Merokok 6 KK, JKN 5 KK dan KB 3 KK dari total
keseluruhan 21 KK.
Diskusi : Dari hasil diskusi kelompok didapatkan hasil bahwa kelompok akan
melakukan penyuluhan kesehatan mengenai masalah yang ada di Kp. Ciwaru Rt.
002Rw 008 Kel. Cipocok Kec. Cipocok kota Serang dengan sasaran penyuluhan
kepada ibu-ibu dengan jumlah 12 orang.
Kata Kunci : Masalah Komunitas dan Penyuluhan Kesehatan

3 | Universitas Faletehan
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan


sehat, baiksecara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untukhidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal
bagi setiapindividu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari
keperawatan,khususnya keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009).Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaannilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk,2006). Keperawatan komunitas ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui
intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (FerryEfendi dan
Makhfudli, 2009). Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan
dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan
bagi yang sedang menderita penyakit maupundalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011).Dari penjelasandiatas maka kelompok tertarik
membahas mengenai konsep dasar keperawatan kounitas.Indonesia sehat 2025
sebagai visi pembangunan kesehatan pemerintah Indonesia dijabarkan dalam
salah satu misinya adalah memandirikan masyarakat. Hal inimemerlukan
dukungan dari semua unsur yang ada, termasuk masyarakat sebagai objek dan
subjek dari pembangunan kesehatan itu sendiri. Selama lebih dari lima
dekadeIndonesia selalu diharapkan dengan masalah kesehatan yang masih klasik
yaitu masih tingginya kekurangan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga kesehatan dan perilaku hidup sehat serta menjaga lingkungan yang baik
untuk mendukung kesehatan.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara

4 | Universitas Faletehan
lebih aktif dalamusaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh
kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah
kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga
dan kelompok dalam masyarakat.Dalam upaya meningkatkan kemampuan
bekerja dengan individu; keluarga dankelompok di tatanan pelayanan kesehatan
komunitas dengan menerapakn konsep kesehatan dan keperawatan komunitas,
serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan
mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengankompetensi yang
harus dicapai, maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi Nerss universitas
faletehan melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di RT/RW
002/008 cipocok jaya serang-banten yang berjumlah 21 kk,.Dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok
danmasyarakat. Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitad dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan
mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik keperawatan komunitas selama 1 minggu mahasiswa


mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada warga masyarakat di
RT/RW 002/006 cipocok jaya serang-banten.

Tujuan Khusus

Setelah melakukan praktik keperawatn komunitas selama 1 minggu, mahasiswa


mampu menerapkan hal sebagai berikuta.

a. Melakukan Pengkajian Pada Warga Masyarakat RT/RW 002/006 cipocok


jaya serang-banten.

b. Merumuskan Diagnosa Pada Masyyarakat RT/RW 002/006 cipocok jaya


serang-banten.

5 | Universitas Faletehan
c. Menetapkan Intervensi Pada Masyarakat RT/RW 002/006 cipocok jaya
serang-banten.

d. Menetapkan Implementasi Pada Masyarakat RT/RW 002/006 cipocok jaya


serang-banten.

e. Melakukan Evaluasi Pada Masyarakat RT/RW 002/006 cipocok jaya serang-


banten.

6 | Universitas Faletehan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Komunitas
Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki
satu sama lain untuk mencapai tujuan. Keperawatan Komunitas atau
Community Health Nursing merupakan praktik untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan dari
ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat. Pengertian lain
dari keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada
kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas
dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta
tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

Keperawatan komunitas berfungsi untuk memberikan pedoman dan


bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuahan keperawatan,
selain itu keperawatan komunitas berfungsi untuk memberikan asuahan
keperawtaan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang
efektif dan efisien serta melibatkan peran masyarakat didalamnya.

Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi


kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan
tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk
semua orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Ada beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi di Komunitas yaitu Tb.
Paru, hipertensi, KB, merokok dan JKN.

7 | Universitas Faletehan
B. Konsep Tb. Paru
1. Definisi
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang sebagian
besar disebabkan oleh bacteri mycobacterium tuberculosis. Kuman
tersebut
biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui uara yang dihirup ke
dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru kebagian
tubuh lain melalui system peredaran darah, system saluran limfe, mealui
saluran pernapasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian
tubuh lainnya (Andra, Yessie, 2013).
2. Etiologi
Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang
berukuran panjang 1-4mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar
kompenen M.Tuberculosis adalah berupa lemak/lipid sehingga kuman
mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan
faktor fisik mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai
daerah
yang banyak oksigen. Oleh karena itu, M.Tuberculosis senang tinggal di
daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah
tersebut
menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberkulosis (Somantri,
irman
2008).
3. Tanda Dan Gejala
Gambaran klinik TB Paru dapat dibagi menjadi 2 golongan
a. Gejala respiratorik (Batuk biasa, batuk berdarah, sesak napas, nyeri
dada
b. Gejala sistematik (Demam, keringat malam, anoreksia, penurunan
berat badan serta malaise).
4. Patofisiologi

8 | Universitas Faletehan
Bakteri tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke
percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat terulang kembali pada bagian
lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring, telinga tengah atau usus.
Kavitas kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan sekalipun
tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila
peradangan mereda lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh
jaringan parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus. Bahan
perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran
yang ada dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan
inidapat menimbulkan gejala dalam waktu yang lama atau membentuk lagi
hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan yang aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui saluran limfe atau pembuluh darah
(limfohematogen). Organisme yang lolos dari kelenjar limfe akan
mencapai aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang
dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain (ekstrapulmoner).
Penyebaran hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya
menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi bila fokus nekrotik merusak
pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem
vaskuler dan tersebar ke dalam sistem vaskuler ke organ-organ tubuh
(Andra, Yessie, 2013).
5. Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan Penunjang
1) Sputum (Kultur, Ziehl-Neelsen)
2) Tes kulit (PPD, Mantoux, Vollmer)
3) Foto thorax
4) Histologi atau kultur jaringan (termasuk bilasan lambung, urine,
cairan serebrospinal, biopsi kulit)
5) Biopsi jarum pada jaringan paru
6) Darah : LED, Limfosit, Elektrolit dan Analisa Gas Darah
7) Tes Faal Paru
8) Hitung darah lengkap meliputi pemeriksaan Neutrofi, Basofil,
Eosinofil, Monosit, Limfosit, dan Makrofag

9 | Universitas Faletehan
C. Konsep Keluarga Berencana
a. Definisi Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan
dan penjarangan kehamilan, atau salah satu usaha untuk membantu
keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan berkeluarga dengan
baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.
b. Manfaat Keluarga Berencana
a. Perbaikan kesehatan badan ibu
b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak, beristirahat,
dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
c. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
d. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
c. Macam-Macam Metode Kontrasepsi
a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI).
b. PIL.
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat
digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Efek samping: gangguan
perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur)
c. Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam
usia reprroduksi. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4
bulan. Cocok untuk masa menyusui, karena tidak menekan produksi
ASI.
d. Kontrasepsi IMPLAN
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk
Jadena,Indoplant, dan Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan
dalam usia reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut. Aman dipakai saat
laktasi.

10 | Universitas Faletehan
e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih
lama dan lebih banyak Pemasangan dan pencabutan memerlukan
pelatihan Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi Tidak
boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi Menular Seksual. Ada
beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops.

D. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan
sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah
serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas
50 tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia (Stockslager , 2008).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah.
WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah
normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas
160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak
membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
2. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

11 | Universitas Faletehan
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
4) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
3. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

12 | Universitas Faletehan
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien
yang mencari pertolongan medis. Menurut Rokhaeni (2001),
manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu
: Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.

4. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
1) Diet
a) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5
gr/hr
b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c) Penurunan berat badan
d) Penurunan asupan etanol
e) Menghentikan merokok
2) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu
isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang
dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut

13 | Universitas Faletehan
zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit
berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
3) Edukasi Psikologi
b. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan
hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
E. Konsep Merokok
1. Definisi Merokok
Merokok adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh banyak
orang. Perilaku merokok adalah salah satu kebiasaan yang dapat
membahayakan kesehatan baik bagi perokok sendiri maupun orang lain
yang kebetulan menghisap asap rokok tersebut, namun kenyataannya dari
hari kehari semakin banyak orang yang merokok dan semakin bertambah
muda usia perokok tersebut (Natoadtmodjo, 2010).
2. Kandungan Rokok
Asap rokok diidentifikasi mengandung 4000 lebih senyawa kimia.
Beberapa diantara senyawa tersebut yakni: (Hutapea, 2013).
a. Nikotin
Nikotin merupakan basa lemah yang dapat menembus barier membran
sel darah dan otak pada pH fisiologis.. Nikotin adalah zat aditif yang
mempengaruhi saraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen
dan memicu kanker paru-paru yang mematikan. Secara perlahan
nikotin akan mengakibatkan perubahan sel - sel otak perokok yang
menyebabkan rasa keinginan untuk merokok lebih banyak lagi untuk
mengatasi ketergantungan (Hutapea, 2013).
b. Karbonmonoksida (CO)
Karbonmonoksida (CO) adalah zat yang mempunyai afinitas yang
lebih tinggi terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin (Hb)
didalam darah. Dengan adanya karbonmonoksida dalam darah,

14 | Universitas Faletehan
membuat darah menjadi tidak efektif dalam peningkatan oksigennya
(O2). (Hutapea, 2013).
c. Tar
Tar adalah subtansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru. Hasilnya sel-sel pernafasan tersumbat oleh tar dan
bahan-bahan kimia berbahaya lainnya. Kandungan tar pada rokok
berkisar antara < 1-35 mg. Kandungan tar pada rokok di Negara
berkembang cukup tinggi.

Zat – zat lain yang terkandung dalam rokok antara lain


a. Ammonia
b. Aseto
c. Cyanide
d. Formic acid
e. Fenol
f. HCN / Asam Sianida
g. Hydrogen sulfide
3. Dampak Rokok Bagi Kesehatan
Asap rokok tidak hanya membahayakan bagi perokok, namun dapat
membahayakan bagi orang yang di sekitarnya atau perokok pasif ini. Asap
rokok orang lain terdiri dari asap rokok utama yang dihembusakan dari
mulut perokok yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan asap
rokok sampingan dari ujung rokok yang dibakar (side stream) yang
mengandung 75% kadar bahan lainnya (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2010). Studi terhadap akibat asap rokok yang orang di kantor
yang tidak menerapkan ditemukan rata – rata kadar zat karsinogen benzo
(a) pyrene yang dihisap karyawan telah berada pada tingkat bahaya sedang
sampai dengan tinggi dan tidak ada batas aman untuk pemaparan asap
rokok orang lain.

F. Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn)


1. Definisi JKN

15 | Universitas Faletehan
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Jaminan ini disebut Jaminan Kesehatan Nasional karena semua penduduk
Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh
BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di
Indonesia dan telah membayar iuran.(Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014


berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No.
40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) demi
tercapainya jaminan kesehatan semesta. Aspek pelayanan kesehatan
merupakan aspek yang perlu diperhatikan dimana pelayanan kesehatan
merupakan kunci keberhasilan kedua dalam penyelenggaraan JKN selain
aspek regulasi, kepesertaan, manfaat, keuangan dan kelembagaan (DJSN,
2012).
2. Manfaat JKN
Ada 2 (dua) manfaat Jaminan Kesehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan
dan Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans
hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan
kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Pelayanan yang
diberikan bersifat paripurna (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif)
tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta. Promotif dan
preventif yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan
(personal care).
a. Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian
pelayanan:
1) Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit
penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan
perilaku hidup bersih dan sehat.

16 | Universitas Faletehan
2) Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri
Pertusis Tetanus dan Hepatitis B (DPTHB), Polio, dan Campak.
3) Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar,
vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang
membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan
alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
4) Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari
risiko penyakit tertentu.

17 | Universitas Faletehan
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. ANALISA DATA KOMUNITAS

NO DATA MASALAH KESEHATAN


1 DS : Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
- Mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah
kesehatan dan pencegahannya
- Mengekspresikan tidak adanya hambatan yang berarti
dalam mengintegrasikan program yang ditetapkan untuk
mengatasi masalah
- Menggambarkan berkurangnya faktor risiko terjadinya
masalah
DO :
- Pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan
program kesehatan
- Tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau
penyakit yang tidak terduga

2 DS : Defisit Pengetahuan
- Menanyakan masalah yang dihadapi
DO :

18 | Universitas Faletehan
- Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

19 | Universitas Faletehan
B. PLAN OF ACTION

DIAGNOSA TUJUAN PENANGUNG


NO SASARAN WAKTU TEMPAT DANA
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS JAWAB
1 Kesiapan Untuk Mengidentifikasi Masyarakat 16.00 WIB Di Aula Andri restu
Peningkatan meningkatkan masalah kesehatan Kp. Ciwaru - Selesai Paud kp. wardani
Manajemen kemampuan sesuai dengan hasil Rt.002 Rw. Ciwaru
Kesehatan masayarakat pengkajian komunitas 008
dalam yang telah dianalisa. kelurahan
mengenal Menyusun prioritas Cipocok
secara dini berdasarkan maslah
masalah kesehatan yang ada.
kesehatan Menyusun
yang ada di perencanaan kegiatan
daerahnya. berdasarkan
permasalahankesehatan
yang ada didalam
komunitas.

2 Defisit Pengetahuan Masyarakat 16.00 WIB Di Aula


Kp. Ciwaru - Selesai Paud kp.
Rt.002 Rw. Ciwaru

20 | Universitas Faletehan
008
kelurahan
Cipocok

21 | Universitas Faletehan
C. IMPLEMENTASI KEGIATAN

MASALAH HASIL
NO WAKTU
KESEHATAN
RESPON MASYARAKAT FAKTOR PENDUKUNG FAKTOR PENGHAMBAT
1 Kesiapan Peningkatan 1. Masyarakat tampak Dengan adanya kerjasama -
Manajemen Kesehatan sangat antusias yang baik dari masyarakat
2 Defisit Pengetahuan
terhadap kegiatan dan mahasiswa pemberian
pemberian implementasi dapat berjalan
pendidikan dengan lancar, adapun faktor
kesehatan yang pendukungnya yaitu dengan
dilakukan adanya pemberian materi
mahasiswa yang disampaikan
2. Masyarakat mampu mahasiswa, melakukan
memahami diskusi dan melakukan
penjelasan yang evaluasi kepada masyarakat.
diberikan dan Setelah evaluasi, masyarakat
menunjukkan sikap menunjukkan sikap ingin
atau keinginan untuk merubah perilaku sehari-
merubah perilaku. harinya agar lebih sehat.

22 | Universitas Faletehan
D. RENCANA TINDAK LANJUT

N MASALAH KEGIATA PENANGUNG


TUJUAN SASARAN WAKTU DANA
O KESEHATAN N JAWAB
1. Kesiapan Pemberian Masyarakat 16.00 WIB Andri restu
Peningkatan Pendidikan Kp. Ciwaru - Selesai wardani
Manajemen Kesehatan Rt.002 Rw.
Kesehatan 008
2. Defisit Pengetahuan
kelurahan
Cipocok

18 | Universitas Faletehan
BAB IV

PEMBAHASAN

GRAFIK DATA KESEHATAN


Kp. Ciwaru Masjid, Ds. Cipocok, RT/RW 02/08, Kec. Cipocok.
20
20 18 18
18 16
15
16
14
12
10
8 6
5
6
3 3
4
1
2
0
HIPERTENSI TB. PARU KB JKN MEROKOK

Kelaurga tanpa masalah Keluarga dengan masalah

Grafik 4.1

Studi kasus yang dilakukan kelompok di Kp. Ciwaru Rt. 002Rw 008 Kel.
Cipocok Kec. Cipocok kota serang. memperoleh hasil gambaran asuhan

20 | Universitas Faletehan
keperawatan keluarga dengan berbagai macam masalah Kesehatan. Diantaranya
Hipertensi, Tb. paru, merokok, Jaminan Kesehatan nasional dan program keluarga
berencana. Data awal yang diperoleh merupakan data PISPK (Program Indonesia
sehat dengan pendekatan keluarga) yang didapatkan dari petugas Kesehatan di
daerah tesebut. Data ini berisi mengenai jenis penyakit, frekuensi dan juga
persentase. Dalam proses pengkajian mahasiswa melakukannya secara langsung
dengan mendatangi warga untuk mendapatkan data – data lain yang diperlukan
sesuai dengan format asuhan keperawatan. proses pengkajian tidak mengalami
hambatan dan semua informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan jelas.
Jumlah keluarga yang tercatat sebagai warga di Kp. Ciwaru Rt. 002 Rw. 008
adalah sebanyak 21 keluarga. Data lain yang bisa didapatkan dari hasil pengkajian
merupakan data tekanan darah, kepatuhan minum obat, struktur dan fungsi
keluarga dan koping keluarga yang digunakan dalam proses pengembangan
keluarga.

Berdasarkan hasil pengkajian dan Analisa data yang dilakukan, kelompok


mendapatkan hasil beberapa diagnose keperawatan sesuai masalah yang terjadi.
Pada kasus merokok proses intervensi asuhan keperawatan yang dapat dilakukan
adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai bahaya merokok dan
pemasangan banner sebagai media pengingat agar masalah merokok dapat
teratasi. Setelah dilakukannya program tersebut kemudian kelompok melakukan
evaluasi dan didapatkan hasil keluarga mampu memahami penjelasan yang
diberikan dan menunjukan sikap atau keinginan untuk merubah prilaku. Dalam
penentuan diagnose dan asuhan keperawat pada kasus ini tidak ditemukan
hambatan dikarnakan adanya factor pendukung yaitu data wawancara yang
didapatkan sangat lengkap karna warga mampu kooperatif dalam proses
pengkajian. Perencanaan program Kesehatan yang disusun guna meningkatkan
manajemen Kesehatan warga dilakukan dengan membaca tinjauan Pustaka
sebagai landasan teori penyusunan dengan tetap memperhatikan data obyektif dan
subjektif yang ditemukan. Dengan adanya Kerjasama yang baik antara mahasiswa
dan warga sehingga implementasi yang diberikan dapat berjalan lancer dengan
ditunjukannya sikap mau merubah prilaku, pemahaman yang baik mengenai
materi yang dijelaskan serta dapat memfasilitasi Tindakan yang harus dilakukan.

21 | Universitas Faletehan
Sehingga evaluasi yang didapatkan dalam masalah ini adalah masalah bisa teratasi
Sebagian dan masih perlunya pengawasan.

Kasus lain yang ditemukan dalam studi kasus ini adalah masalah Jaminan
Kesehatan nasional (JKN). Dalam proses pengkajian didapatkan data bahwa
masih banyak keluarga yang belum memiliki jaminan Kesehatan. Hal ini
disebabkan oleh banyak hal, baik itu pengetahuan maupun ekonomi. untuk
mengatasi masalah tersebut kelompok memutuskan untuk melakukan penyuluhan
mengenai pentingnya memiliki jaminan Kesehatan nasional dan juga Langkah –
Langkah yang bisa dilakukan dalam memperoleh jaminan Kesehatan tersebut.
Media lain yang digunakan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan membuat
dan menyebarkan beberapa poster mengenai jaminan Kesehatan nasional.
Sehingga setelah dilakukan intervensi keluarga menyatakan tertarik dan ingin
memiliki jaminan Kesehatan nasional untuk kemudahan dan keuntungan dalam
menjamin Kesehatan keluarganya. Masing – masing keluarga juga antusias
menanyakan berbagai hal terkait proses dalam pembuatan jaminan Kesehatan
tersebut. Untuk beberapa keluarga yang mengalami hambatan pada perekonomian
kelompok menyarankan untuk mencari informasi lebih jauh ke instansi terkait
supaya dapat didapatkan hasil atau jalan keluar yang terbaik. Dengan adanya
sikap kooperatif dari masing – masing keluarga menjadikan hasil evaluasi dari
permasalahn ini adalah, masalah bisa teratasi Sebagian dan masih perlu untuk
mendapatkan pengawasan.

Selain itu adapun masalah kasus KB (keluarga berencana) dan hipertensi yang
cukup banyak terjadi di masyarakat sekitar sehingga kelompok mampu memeriksa
kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah, cek gula darah dan lain sebagainya.
Salah satu nya KB yang cukup banyak ditemukan di masyarakat yang tidak
menggunakan KB dan Jumlah pasangan subur yang menggunakan KB sebanyak
20% dari 21 KK yang terkaji dan hampir setiap pasangan usia subur
menggunakan KB seperti, kb suntik, implat, pil dan kebanyakan keluarga
mendapatkan pelayanan di praktik bidan dan puskesmas. Sehingga Penyuluhan
kesehatan sangat penting untuk keluarga yang pengetahuan nya minim terhadap
pemakaian KB dikarnakan banyak Sebagian warga yang tidak menggunakan KB

22 | Universitas Faletehan
perlu penyuluhan untuk mengetahui penggunaan dan kesehatan kb bagi
masyarakat sekitar. Ada pun Kasus penderita hipertensi di masyarakat cukup
banyak warga yang mengalami penyakit hipertensi terutama pada lansia yang
mencapai usia sekitar 50 tahun dan perlu pengawasan yang cukup ketat sehingga
permasalahan di masyarakat dapat teratasi dan kelompok mampu memberikan
pengetahuan tentang pentingnya perawatan dan pencegahan hipertensi sehingga
warga mampu menerapkan pengetahuan tentang pentingnya perawatan dan
pencegahan penyakit hipertensi sehingga masalah hipertensi di wilayah cipocok
RT 02 dapat teratasi dengan baik.

Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang


berukuran panjang 1-4mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar
kompenen M.Tuberculosis adalah berupa lemak/lipid sehingga kuman
mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan
faktor fisik mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang
banyak oksigen. Bakteri tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan
masuk ke percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat terulang kembali pada
bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring, telinga tengah atau usus.
Kavitas kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan sekalipun tanpa
pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda
lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat
dekat dengan perbatasan bronkus.Keadaan inidapat menimbulkan gejala dalam
waktu yang lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi
tempat peradangan yang aktif. Penyakit dapat menyebar melalui saluran limfe
atau pembuluh darah (limfohematogen). Organisme yang lolos dari kelenjar limfe
akan mencapai aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang
dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain (ekstrapulmoner). Penyebaran
hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan
tuberkulosis milier. Ini terjadi bila fokus nekrotik merusak pembuluh darah
sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke dalam
sistem vaskuler ke organ-organ tubuh.

23 | Universitas Faletehan
BAB V

KESIMPULAN

Studi kasus yang dilakukan kelompok di Kp. Ciwaru Rt. 002Rw 008 Kel.
Cipocok Kec. Cipocok kota serang. memperoleh hasil gambaran asuhan
keperawatan keluarga dengan berbagai macam masalah Kesehatan. Diantaranya
Hipertensi, Tb. paru, merokok, Jaminan Kesehatan nasional dan program keluarga
berencana. Jumlah keluarga yang tercatat sebagai warga di Kp. Ciwaru Rt. 002
Rw. 008 adalah sebanyak 21 keluarga. Data lain yang bisa didapatkan dari hasil
pengkajian merupakan data tekanan darah, kepatuhan minum obat, struktur dan
fungsi keluarga dan koping keluarga yang digunakan dalam proses pengembangan
keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian sesuai masalah yang terjadi. Di dapatkan
hsil terdapat masyarakat yang masih merokok, masih banyak keluarga yang belum
memiliki Jaminan Kesehatan nasional (JKN), masyarakat yang tidak
menggunakan KB dan Jumlah pasangan subur yang menggunakan KB sebanyak
20% dari 21 KK, Ada pun Kasus penderita hipertensi di masyarakat cukup
banyak warga yang mengalami penyakit hipertensi terutama pada lansia yang
mencapai usia sekitar 50 tahun, dan terdapat keluarga yang memiliki penyakit TB.
Mahasiswa akan mengintervensi asuhan keperawatan yang dapat dilakukan
dengan memberikan penyuluhan mengenai masalah yag di dapatkan di keluarga

24 | Universitas Faletehan
dan pemasangan banner sebagai media pengingat agar masalah dapat teratasi.
Setelah dilakukannya program tersebut kemudian kelompok melakukan evaluasi
dan didapatkan hasil keluarga mampu memahami penjelasan yang diberikan dan
menunjukan sikap atau keinginan untuk merubah prilaku. Perencanaan program
Kesehatan yang disusun guna meningkatkan manajemen Kesehatan warga
dilakukan dengan membaca tinjauan Pustaka sebagai landasan teori penyusunan
dengan tetap memperhatikan data obyektif dan subjektif yang ditemukan. Dengan
adanya Kerjasama yang baik antara mahasiswa dan warga sehingga implementasi
yang diberikan dapat berjalan lancer dengan ditunjukannya sikap mau merubah
prilaku, pemahaman yang baik mengenai materi yang dijelaskan serta dapat
memfasilitasi Tindakan yang harus dilakukan. Sehingga evaluasi yang didapatkan
dalam masalah ini adalah masalah bisa teratasi Sebagian dan masih perlunya
pengawasan.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan Praktis,


Binarupa Aksara, Jakarta.

Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan


gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.

Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik,


Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of Aging. Little


Brown and Company. Boston

Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT


Gramedia, Jakarta.

Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman.
EGC. Jakarta

Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.

25 | Universitas Faletehan
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Hutapea, R. (2013). Why Rokok? Tembakau dan Peradaban Manusia. Bee Media
Indonesia.

Manuaba, 2009, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana.
Balai.

Natoadtmodjo. (2010). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Saifuddin, AB, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP. Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.

Soemantri, irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan Pada


Pasien Dengan Gangguan Sisten Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika

Sundquist, K, 2010, Kontrasepsi Apa Yang Terbaik Untuk Anda, Arcan, Jakarta.
Pustaka, Jakarta.

Tarwanto, e. a. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba Medika.

Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Marisa. 2013. KMB 1 Keperawatan
Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa Teori & Contoh Askep).
Jogjakarta: Nuha Medika

Iqbal dkk,W.2011.Ilmu Keperawatan Komunitas.jakarta:Salemba Medika

26 | Universitas Faletehan
Dokumentasi Kegiatan

27 | Universitas Faletehan
28 | Universitas Faletehan

Anda mungkin juga menyukai