Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Stroke adalah suatu penyakit neurologis atau sindrom yang ditandai dengan gangguan
fungsional yang berkembang cepat akibat gangguan otak (Irfan, 2010). Stroke merupakan
masalah neurologik primer yang ada di dunia. Serangan stroke yang akut menyebabkan
kecacatan fisik dan mental maupun tingginya angka kematian yang mendadak, baik pada
usia produktif maupun usia lanjut. Diperkirakan satu dari tiga orang akan mengalami
stroke dan satu dari tujuh orang akan meninggal karena stroke. Stroke akan menjadi
beban bagi penderita dan keluarganya. Hal ini tentunya dapat menjadi faktor penghambat
bagi pembangunan (Junaidi, 2011).

Menurut (WHO) tahun 2016, 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke setiap
tahunnya. Dari jumlah tersebut, 5 juta orang meninggal dunia dan 5 juta lainnya
mengalami kecacatan yang permanen. Di Indonesia, dari hasil data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menemukan prevalensi penderita penyakit stroke
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga
kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes
tertinggi di Sulawesi Utara 10,8 %, sedangkan Provinsi Papua memiliki jumlah penderita
paling sedikit yaitu sebanyak 2,3 %. Dalam kondisi patologi stroke dibagi dalam dua
yaitu Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik. Stroke Hemoragik terjadi akibat
dari pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak (Pudiastuti, 2013). Sedangkan
Stroke Non Hemoragik terjadi ketika pembuluh darah ke otak mengalami sumbatan oleh
bekuan darah (Irfan, 2010). Menurut Hartono, Yulianti, Isneini (2009), tanda dan gejala
stroke antara lain perubahan tingkat kesadaran, terhambatnya kemampuan untuk
bergerak, hilangnya kemampuan dalam berbahasa atau afasia, bicara cadel atau pelo,
konsentrasi menurun dan gangguan sensorik dan motorik.

Gangguan sensorik dan motorik post stroke mengakibatkan gangguan keseimbangan


termasuk kelemahan otot, gangguan kontrol motorik hingga menimbulkan cacat fisik
yang permanen. Cacat fisik dapat mengakibatkan seseorang kurang produktif. Apabila
tidak diantisipasi maka kelemahan yang terjadi akan menyebabkan ketergantungan dalam
melaksanakan aktifitas seharihari seperti berpakaian, makan, mengambil benda dan
menggunakan kamar mandi. (Irfan, 2010). Gangguan pada tangan seperti kelemahan
yang terjadi pada pasien stroke non hemoragik dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan
sehari hari pasien (disabilitas), sehingga akan membatasi atau menghalangi penderita
untuk berperan secara normal, baik sebagai pribadi, anggota keluarga maupun anggota
masyarakat. Gofir, 2009 (dalam Astriani, Ariana, 2016).

Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah kecacatan fisik dan mental.
Sebesar 30% - 40% penderita stroke dapat sembuh sempurna bila ditangani dalam waktu
6 jam pertama (golden periode), namun apabila dalam waktu tersebut pasien stroke tidak
mendapatkan penanganan yang maksimal maka akan terjadi kecacatan atau kelemahan
fisik seperti hemiparese. Penderita stroke post serangan membutuhkan waktu yang lama
untuk memulihkan dan memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal. Terapi
dibutuhkan segera untuk mengurangi cedera cerebral lanjut, salah satu program
rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien stroke yaitu mobilisasi persendian dengan
latihan range of motion (Levine, 2008).

Range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan pergerakkan sendi secara normal dan
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. Melakukan mobilisasi persendian
dengan latihan ROM dapat mencegah berbagai komplikasi seperti nyeri karena tekanan,
kontraktur, tromboplebitis, dekubitus sehingga mobilisasi dini penting dilakukan secara
rutin dan kontinyu. Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan kekuatan
otot karena dapat menstimulasi motor unit sehingga semakin banyak motor unit yang
terlibat maka akan terjadi peningkatan kekuatan otot, kerugian pasien hemiparese bila
tidak segera ditangani maka akan terjadi kecacatan yang permanen (Potter & Perry,
2009).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sulistiawan (2014) yang meneliti tentang
Efektivitas Range Of Motion Aktif-Asistif : Spherical Grip Terhadap Peningkatan
Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien Stroke Di RSUD Tugurejo Semarang.
Pelaksanaan mobilisasi persendian dengan latihan ROM aktif dan pasif pada penelitian
ini dilakukan selama 7 hari dengan perlakuan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Kekuatan otot sesudah terapi latihan gerak jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum terapi,
dalam arti terjadi kenaikan baik pada hemiparese kanan maupun kiri. Secara statistik
dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Match Pairs diperoleh hasil (p<0,05). Yaitu
terdapat perbedaan yang bermakna nilai kekuatan otot antara sebelum dan sesudah diberi
perlakuan pada pasien stroke hemiparese kanan maupun kiri.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan otot pasien
hemiparese stroke hemoragik.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengidentifikasi kekuatan otot sebelum dan setelah dilakukan latihan ROM pada
pasien hemiparese stroke hemoragik.
b. Menganalisis pengaruh latihan ROM terhadap kekuatan otot pada pasien
hemiparese stroke hemoragik.
c. Mendiskripsikan peningkatan kekuatan otot pasien hemiparese stroke hemoragik.
BAB II

ANALISIS KRITIS

A. Pertanyaan Klinis

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara latihan Range of Motion dengan
kekuatan otot pasien stroke ?

B. Tabel PICO

Analisis

P (Problem/Populasi) Sebagian besar pasien stroke memiliki masalah


neuromuskular sehingga terjadi kelemahan otot, hal ini
membutuhkan latihan yang khusus untuk melatih kekuatan
otot yang dialami oleh penderita stroke.
I (Intervention/Intervensi kep) Pemberian latihan Range Of Motion (ROM)
C (Compare/Pembanding) Head up Position 30ºC
O (Outcome/Hasil yang Ada pengaruh yang signifikan antara range of motion
diharapkan dengan kekuatan otot pasien stroke

C. Tabel Penelusuran Jurnal

Kata kunci DOAJ Garuda Google Scholar


Stroke, ROM ejournalKeperawatan
dan Kekuatan (e-Kp) Volume 1.
Otot Nomor 1. Agustus
2013
latihan rom, Idea Nursing Journal
kekuatan otot, Vol. III No. 1 ISSN:
pasien stroke 2087-2879
iskemik
Stroke, ROM Jurnal Keperawatan
Aktif, Kekuatan GSH Vol 7 No 1
Otot. Januari 2018 ISSN
2088-2734
Stroke; Range of Journal of Caring
motion, articular; Sciences 2019; 8 (1): 39-
Hemiplegia; 44
Motor activity doi:10.15171/jcs.2019.006
http://
journals.tbzmed.ac.ir/ JCS

D. Critical appraisal

No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)


1 Nama peneliti : Claudia Agustina Sikawin, Mulyadi, Henry Palandeng
Tahun : 2013
Alamat web : Google scholar
Tahun terbit jurnal : 2013
Judul penelitian : PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)
TERHADAPKEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKEDI IRINA F NEUROLOGI
BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOUMANADO

Tujuan penelitian : .Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh


latihan Range of Motion terhadap kekuatan otot pasien stroke.
Metode Penelitian :
1. Penelitian ini bersifat Kuasi Eksperimen dengan metode Nonequivalent Control
Group Desain.
2. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, penelitian ini
melibatkan15 responden.
3. -
Hasil penelitian
Hasil : analisa dengan menggunakan uji statistic Paired Sample T-Test dengan tingkat
kemaknaan (α) 0.05, menunjukkan score kekuatan otot sebelum dan sesudah dilakukan
latihan range of motion mengalami peningkatan score rata-rata 3.87

Kesimpulan uji dari bivariate

Pembahasan dan kesimpulan  adanya pengaruh latihan range of motion terhadap


kekuatan otot pada pasien stroke dengan nilai P = 0.003.

2 Nama peneliti : Marlina


Tahun :
Alamat web : Google scholar
Tahun terbit jurnal :
Judul penelitian : PENGARUH LATIHAN ROM TERHADAP PENINGKATAN
KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUDZA BANDA
ACEH.

Tujuan penelitian : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ROM terhadap
peningkatan kekuatan otot.
Metode Penelitian :
1. Desain Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan pretest-postest
group desain kelompok intervensi (intervention group) dan kelompok kontrol
(control group).
2. Sampel berjumlah 50 responden yang terdiri dari 25 group kontrol dan 25
group intervensi dengan pendekatan non probability sampling jenis
consecutif sampling.
3. Pasien diberikan tindakan latihan range of motion selama 6 hari. Evaluasi
hasil penelitian dilakukan setelah 6 hari dengan menilai kekuatan otot

Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kekuatan otot responden pada latihan ROM
sebelum intervensi adalah 3,68 dengan standar deviasi 1,62. Pada pengukuran sesudah
intervensi didapat rata-rata 4,60 dengan standar deviasi 0,81. Terlihat nilai mean
perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua 0,92 dengan standar deviasi 1,07.
Data bivariate (p value )
Kesimpulan uji dari bivariate
Hasil uji statistik didapatkan nilai (Pvalue=0,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang bermakna kekuatan otot sebelum dan sesudah tindakan ROM pada pasien
stroke iskemik

Pembahasan dan kesimpulan  Penelitian ini telah mengidentifikasi beberapa


karakteristik dari 50 responden, usia responden paling banyak 50-60 tahun, jenis kelamin
terbanyak pada penelitian ini adalah pada kelompok jenis kelamin lakilaki, faktor risiko
terbanyak pada penelitian ini adalah faktor risiko hypertensi serta serangan yang muncul
umumnya serangan pertama. Rata-rata nilai kekuatan otot pasien stroke berbeda yang
berarti bermakna antara nilai kekuatan otot sebelum diberikan
intervensi dengan nilai kemandirian sesudah diberikan intervensi yang artinya bahwa
latihan ROM dapat meningkatkan nilai kekuatan otot pasien stroke.

3 Nama peneliti : Susana Nurtanti dan Widya Ningrum


Tahun : 2018
Alamat web : Google scholar
Tahun terbit jurnal : 2018
Judul penelitian : EFEKTIFITAS RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP
PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA PENDERITA STROK.

Tujuan penelitian : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas ROM aktif
terhadap peningkatan kekuatan otot.
Metode Penelitian :
1. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus deskriptif.
2. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat Dusun Jaten
Kedunggupit yang mengalami kelemahan anggota gerak dengan jumlah 2
responden.
3. Instrumen penelitianini menggunakan standar operasional prosedur (SOP)
pengukuran kekuatan otot dan lembar observasi. Uji analisa datamenelaah
data hasil wawancara dan observasi.

Hasil penelitian
terdapat 2 responden yang mengalami kekakuan otot pada penderita stroke. Untuk
mengatasi masalah kekakauan otot responden diberikan latihan ROM aktif. ROM aktif
dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan waktu setiap latihan 20 menit selama 1 bulan.
Semua responden mengalami kenaikan kekuatan otot dari skala 2 yaitu mampu
menggerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah menjadi skala 3 yaitu mampu
menggerakkan otot dengan tahanan minimal.
Pembahasan dan kesimpulan  ROM aktif efektif terhadap peningkatan kekuatan
otot pada penderita stroke

4 Nama peneliti : Zahra-Sadat Hosseini, Hamid Peyrovi, Mahmoodreza Gohari


Tahun : 2019
Alamat web : http:// journals.tbzmed.ac.ir/ JC
Tahun terbit jurnal : 2019
Judul penelitian : The Effect of Early Passive Range of Motion Exercise on Motor
Function of People with Stroke: a Randomized Controlled Trial

Tujuan penelitian :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROM pasif
fase akut pasca stroke terhadap fungsi motorik pasien.
Metode Penelitian :
1. Jenis Metode penelitian ini dilakukan dengan studi uji coba terkontrol secara
acak.
2. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan stroke.

Hasil penelitian
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan
ROM dengan kekuatan otot ekstremitas pasien stroke.
Pembahasan dan kesimpulan  Dianjurkan untuk menggunakan latihan rentang gerak
pasif dini sebagai bagian dari perawatan bagi penderita stroke selama fase akut penyakit.

\
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN

A. Analisis Jurnal
Range of Motion (ROM) adalah salah satu intervensi yang dilakukan kepada pasien
yang memiliki masalah neuromuskular, khususnya pada pasien yang menderita
stroke. ROM dapat dilakukan dengan mudah yang bisa dipraktikan diatas tempat tidur
pasien dengan gerakan-gerakan sederhana yang melatih kekuatan otot pasien, ROM
sangat efektif untuk dilakukan di Indonesia.
Pengaruh latihan ROM ini sangat besar untuk peningkatan kekuatan otot pasien
stroke, sehingga tenaga kesehatan khususnya perawat bisa menerapkan intervensi
melatih kekeuatan otot dengan metode ROM. Dalam penerapan intervensi tentunya
pasti memiliki kendala termasuk dalam melatih kekuatan otot dengan menggunakan
metode ROM, kendala yang bisa terjadi adalah pasien ataupun keluarga tidak rutin
melakukan ROM saat setelah perawat memberikan contoh, pasien atau keluarga
terlalu mengandalkan perawat, maka dari itu butuh tindak lanjut untuk melakukan
pendidikan kesehatan terhadap keluarga pasien stroke agar bisa melakukannya secara
mandiri tanpa didampingi perawat.

B. Kesimpulan
Hasil analisis yang dilakukan dari 4 jurnal didapatkan jumlah sampel terbanyak yaitu
25 responden pasien stroke dan paling sedikit yaitu 2 resonden pasien stroke. Dengan
metode penelitian rata-rata menggunakan quasi eksperiment. Hasil penelitian
didapatkan ROM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan
otot pada pasien stroke dengan rata-rata nilai p value < 0,5.
DAFTAR REFERENSI

Astriani, N. M., & Ariana, P. A. 2016. Pengaruh ROM Exercise Bola Karet Terhadap Kekuatan
Otot Genggam Pasien Stroke Non Hemoragi. Jurnal Keperawatan Buleleng 2.

Irfan, Muhammad, 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Edisi Pertama. Penerbit Graha
Ilmu:Yogyakarta.

Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : ANDI.

Levine, P. G. 2009. Stronger After Stroke. Panduan Lengkap Efektif Terapi Pemulihan Stroke.
Jakarta : EGC

Perry, Potter. 2010. Fundamental Keperawaan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Pudiastuti, Dewi Ratna. 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogjakarta: Nuha Medika.

Sulistiawan, A & Husna, E. 2014. Pengaruh Terapi Aktif Menggenggam Bola Terhadap
Kekuatan Otot Pasien Stroke di RSSN Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Stikes Prima
Nusantara Bukittinggi. 5

WHO. 2016. Stroke Statistic. http://www.strokecenter.org/patients/aboutstroke/stroke-statistics/

Anda mungkin juga menyukai