Anda di halaman 1dari 42

Makalah Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan dan Spritual Pada Lansia


Dengan Demensia

NAMA KELOMPOK 6:
- Mia Purnama Sari E.P (17031049)
- Hilmiatus Saidah (17031050)
- Reysa Elsyafitri (17031051)
- Ichwan Ichsannurifly (17031070)
- Ghea Pebby Oktafiga (17031072)
- Irvansyah (17031074)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan karunia nikmat bagi umat-Nya atas Ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini tidak akan terwujud, jika tidak ada dorongan dan dukungan dari berbagai
pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik untuk kedepannya. Terima kasih.

Pekanbaru, 28 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................................................8
TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................................8
2.1 Definisi Demensia.............................................................................................................................8
2.2 Gejala-Gejala Demensia....................................................................................................................8
2.3 Faktor penyebab Demensia................................................................................................................9
2.4 Jenis- Jenis Demensia........................................................................................................................9
2.5 Stadium Demensia...........................................................................................................................10
2.6 Pemeriksaan Laboratorium........................................................................................................10
2.7 Cara Mengurangi Resiko Demensia pada Lansia.......................................................................11
2.8 Manfaat Kegiatan Dalam Perawatan Demensia di Komunitas...................................................12
BAB III....................................................................................................................................................14
TINJAUAN KASUS...................................................................................................................................14
3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN...........................................................................................................14
1. Riwayat Kesehatan........................................................................................................................14
2. Pengkajian psikologis.....................................................................................................................17
3. Pengkajian sosial ekonomi.............................................................................................................18
5. Informasi Penunjang......................................................................................................................22
3. Resume pengkajian........................................................................................................................22
BAB IV.....................................................................................................................................................37
PENUTUP.................................................................................................................................................37
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................38

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di bidang
kedokteran, termasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu
“mematikan” berbagai penyakit infeksi, berhasil menurunkan angka kematian bayi dan
anak, perbaikan gizi dan sanitasi sehingga meningkatkankualitas dan umur harapan
hidup. Akibatnya, jumlah penduduk lanjut usia semakin bertambah banyak, bahkan
cenderung lebih cepat dan pesat (Nugroho, 2008). Lanjut usia adalah proses alami yang
tidak dapat dihindari (Azwar,2006).
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap terakhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2),(3),(4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun (Maryam,2008). Masa senium/lanjut usia, ada pula yang membaginya
menjadi young old (70-75 tahun), old-hold (75-80 tahun) dan very old (80 tahun keatas)
(Nugroho, 2008).
Jumlah lanjut usia saat ini diseluruh dunia lebih dari 629 juta jiwa (satu dari 10
orang berusia lebih dari 60 tahun), diperkirakan tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1.2
miliyar (Nugroho, 2008). Fenomena ini jelas mendatangkan sejumlah konsekuensi, antara
lain timbulnya masalah fisik, mental, sosial, serta kebutuhan pelayanan kesehatan dan
keperawatan, terutama kelainan degenerative (Nugroho, 2008).Menurut Departemen
Kesehatan (2013) menyatakan adanya kecenderungan peningkatan persentase kelompok
lansia dibandingkan kelompok usia lainnya yang cukup pesat sejak tahun 2013 8,9% di
Indonesia dan 13,4%di Dunia hingga tahun 2050 diperkirakan 21,4% di Indonesia dan
25,3% di Dunia.
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan terus
menerus dan kesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh sehingga akan memengaruhi fungsi dan kemampuan
secara keseluruhan (Maryam, 2008). Dalam memasuki usia tua berarti mengalami

5
kemunduran misal kemunduran dalam fisik, kulit mulai mengendur, rambut memutih,
gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan
lambat, dan juga penuaan dalam proses berpikir (Nuha Medika, 2013).
Pada system saraf pusat otak merupakan organ paling penting dalam tubuh kita,
sebab dapat dikatakan segala aktivitas tubuh dikoordinir oleh organ lain. Apabila organ
ini rusak, maka dapat menimbulkan gangguan fungsi otak dan dapat menyebabkan
gangguan memori dan orientasi (Sudoyo, 2009). Gangguan memori dan orientasi disebut
Demensia. Demensia adalah gangguan tingkat intelektual yang sebelumnya lebih tinggi.
Gangguan mencakup memori dan bidang kognitif lainnya seperti berbahasa, orientasi
pemikiran abstrak, penilaian, kepribadian, praksis dan harus cukup berat sehingga
mengganggu kemampuan kerja dan sosial. (Arjatmo Tjokronegoro, 2004 , Sudoyo,
2010). Menifestasi klinik : Penurunan fungsi intelektual, perubahan kepribadian,
Kerusakan penilaian, Perubahan afek, Kerusakan ingatan, khususnya jangka pendek,
Kerusakan koordinasi fisik (Stockslager, 2008). Dampak lanjut dari Penyakit Demensia
dapat mengakibatkan penurunan pemenuhan kebutuhan dasar manusia, terutama
kebutuhan dasar stimulus/rangsangan, Nutrisi, Istirahat dan Tidur, Personal
Hygine/Perawatan Diri.
Demensia merupakan masalah yang besar dan serius yang dihadapi oleh negara
negara maju, dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di negara
negara berkembang seperti di Indonesia. Demensia cukup sering dijumpai pada lansia,
menimpa sekitar 10% kelompok usia di 10 atas 65 tahun dan 47% kelompok usia di atas
85 tahun. Pada sekitar 10- 20% kasus demensia bersifat reversibel atau dapat diobati.
Studi Prevalensi menunjukkan bahwa di amerika serikat, pada populasi usia diatas
65 tahun, persentase orang dengan penyakit Alzheimer lebih tinggi pada wanita dan
demensia multi-infark lebih banyak dijumpai pada pria. (Arjatmo Tjokronegoro, 2004,
Sudoyo, 2010). Diperkirakan terdapat 35,6 juta orang di dunia yang menderita demensia
pada tahun 2010. Negara-negara dengan angka kejadian demensia terbanyak di dunia
adalah Cina (5,4 juta orang), Amerika Serikat (3,9 juta orang), Rusia (1,2 juta orang),
Perancis (1,1 juta orang), Italia (1,5 juta orang) dan Brazil (1 juta orang) (WHO, 2012).
Belum ada data yang pasti tentang prevalensi demensia di Indonesia. (Kemenkes RI,
2010). Pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi upaya pelayanan kesehatan yaitu

6
peningkatan (promotion), pencegahan (preventive), pembatasan kecacatan serta
pemulihan (rehabilitative) (Maryam, 2008). Upaya promotif, yaitu untuk menggairahkan
semangat hidup para lansia agar merasa tetap hargai dan berguna, baik bagi dirinya,
keluarga, maupun masyarakat. Upaya preventif, yaitu upaya pencegahan kemungkinan
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan. Upaya kuratif, yaitu upaya
pengobatan yang penanggulangannya perlu melibatkan multidisiplin ilmu kedokteran.
Upaya rehabilitative, yaitu upaya untuk memulihkan fungsi organ tubuh yang telah
menurun. (Maryam, 2008).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui bagaimana dalam pemberian Asuhan Keperawatan pada lansia
dengan Demensia.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia dengan
Demensia.
b. Mampu menganalisa data untuk menentukan masalah keperawatan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar pada lanjut usia dengan Demensia.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
pada lanjut usia dengan Demensia.
d. Mampu melakukan evaluasi pada lansia dengan pemenuhan kebutuhan dasar pada
lansia dengan Demensia.
e. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus dengan
pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia dengan Demensia.

7
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Demensia


Demensia adalah sindrom penurunan kognitif dan fungsional, biasanya terjadi di
kemudian hari sebagai akibat neurodegenarif dan proses serebrosvaskuler (Killin, 2016).
Demensia merupakan penyakit degeneratif yang sering menyerang pada orang yang berusia
diatas 60 tahun. Demensia terjadi akibat kerusakan sel-sel otak dimana sistem saraf tidak lagi
bisa membawa informasi ke dalam otak, sehingga membuat kemunduran pada daya ingat,
keterampilan secara progresif, gangguan emosi, dan perubahan perilaku, penderita demensia
sering menunjukkan gangguan perilaku harian (Pieter and Janiwarti, 2011). Demensia adalah
kondisi dimana hilangnya kemampuan intelektual yang menghalangi hubungan sosial dan fungsi
dalam kehidupan sehari-hari. Demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang
normal dan bukan sesuatu yang pasti akan terjadi dalam kehidupan mendatang, demensia dapat
juga di sebabkan oleh bermacam-macam kelainan otak (Asrori dan putri, 2014).

2.2 Gejala-Gejala Demensia


Menurut Pieter et al (2011), menyebutkan ada beberapa gejala antara lain :

1. Kemunduran fungsi kognitif ringan, kemudian terjadi kemunduran dalam


mempelajari hal-hal yang baru, menurunya ingatan terhadap peristiwa jangka
pendek, kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan.
2. Sulit mengenali benda, tidak dapat bertindak sesuai dengan berancana, tidak bisa
mengenakan pakaian sendiri, tidak bisa memperkirakan jarak dan sulit
mengordinasinakan anggota tubuh.
3. Depresi yang dialami pada lansia, dimana orang yang mengalami demensia sering
kali menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti ini dapat
saja di ikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparah
kondisi lansia.

Menurut Asrori dan Putri (2014), menyebutkan ada beberapa tanda dan gejala yang
dialami pada Demensia antara lain :

8
1. Kehilangan memori
2. Kesulitan dalam melakukan rutinitas pekerjaan.
3. Kesulitan dalam mengelolah kata yang tepat
4. Disorientasi waktu dan tempat
5. Tidak dapat mengambil keputusan
6. Perubahan suasana hati dan kepribadian.

2.3 Faktor penyebab Demensia


1. Penyakit Alzheimer
Penyebab utama penyakit demensia adalah penyakit alzheimer. Alzheimer tidak diketahui
pasti penyebabnya, tetapi diduga berhubungan dengan faktor genetik, penyakit alzheimer
ini ditemukan dalam beberapa keluarga gen tententu.
2. Serangan Stroke
Penyebab kedua demensia adalah serangan stoke yang terjadi secara ulang. Stroke ringan
dapat mengakibatkan kelemahan dan secara bertahap dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan otak akibat tersumbatkan aliran darah (infark).
3. Serangan lainnya
Serangan lainnya dari demensia adalah demensia yang terjadi akibat pencederaan pada
otak (cardiac arrest), penyakit parkison, AIDS, dan hidrocefalus.
4. Aktivitas
Aktivitas lanjut usia sebenarnya sangat terbatas, karena faktor usia. Bahkan lanjut usia
ada yang tidak ingin melakukan apa-apa hanya berjalan dan duduk di tempat tidur. Hal
ini akan mempengaruhi kondisi lanjut usia sperti cepat terjadinya pikun, mudah terserang
penyakit, otot- otot pada alat gerak melemah.

2.4 Jenis- Jenis Demensia


1. Demensia tipe alzheimer
Demensia alzheimer adalah salah satu bentuk demensia akibat degerasi otak yang sering
ditemukan dan paling ditakuti. Demensia alzheimer, biasanya diderita oleh pasien usia
lanjut dan merupakan penyakit yang tidak hanya menggerogoti daya pikir dan
kemampuan aktivitas penderita. Demensia alzheimer merupakan keadaan klinis
seseorang yang mengalami kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif
sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Gejalanya dimulai dengan gangguan

9
memori yang mempengaruhi keterampilan pekerjaan, sulit berfikir abstrak, salah
meletakkan barang, perubahan inisiatif, tingkah laku, dan kepribadian.
2. Demensia vaskuler
Demensia vaskuler merupakan jenis demensia terbanyak kedua setelah demensia
Alzheimer. Angka kejadian pada demensia vaskuler tidak beda jauh dengan kejadian
demensia alzheimer sekitar 47% dari populasi demensia keseluruhan. Pada populasi usia
<65 tahun sekitar 1,2-4,2%, dan pada kelompok usia >65 tahun menunjukkan angkat
kejadian 0,7%, dan 8,1% pada kelompok usia diatas 90 tahun.

2.5 Stadium Demensia


1. Stadium I (stadium amnestik)
Berlangsung selama 2-4 tahun dengan gejala yang timbul antara lain gangguan
pada memori, berhitung, dan aktivitas spontan menurun.
2. Stadium II
Berlansung selama 2-10 tahun dengan gejala yang dialami seperti disorintasi, gangguan
bahasa, mudah bingung, dan penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita
pada stadium ini tidak dapat melakukan kegiatan sampai selesai, mengalami gangguan
visuospasial, tidak mengenali anggota keluarganya, tidak ingat sudah melakukan
tindakan sehingga mengulanginya lagi, mengalami depresi berat sekitar 15-20%.
3. Stadium III
Berlangsung sekitar 6-12 tahun dengan gejala yang ditimbulkan penderita menjadi
vegetatif, kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan orang lain, membisu, daya ingat
intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal keluarganya sendiri, tidak
bisa mengendalikan buang air besar maupun kecil. Menyebabkan trauma kematian atau
akibat infeksi.
2.6 Pemeriksaan Laboratorium
Dalam pemeriksaan laboratorium dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pada semua penderita harus melakukan pemeriksaan darah: hitung jenis, laju endap dan
gula darah.
2. Pada pemeriksaan laboratorium tidak terlihat kelainan dari cairan otak dan sumsum
tulang belakang (liquor cerebro spinal) tetapi pemeriksaan EEG (gambaran alis=ran
listrik di otak) biasa terlihat adanya kelainan, yaitu:

10
1) Kerusakan jaringan otak, bisa di otak besar (cerebrum maupun otak kecil
(cerebellum), terutama di bagian abu-abu otak (substansi grecia) dimana sel-sel
gkia lebih banyak dari normal. Sel-sel glia berongga seperti pori-pori plastic busa
(vacuolization) dan diisi oleh sel-sel netropil.
2) Kelainan-kelainan ini bisa terlihat pada binatang percobaan chimpanse setelah 11-
72 bulan ditanamkan dijaringan otak. Penyakit ini dapat ditulirkan pada kera,
kucing, dan kelinci percobaan.
3) Virus penyebab penyakit bisa bertahan berbulan-bulan di dalam jaringan
pembiakan di laboratorium, dan keganasannya pun tidak berubah.
(Yatim, Faisal. 2003. Pikun (Demensia), Penyakit Alzheimer, Dan Sejenisnya.
Bagaimana Cara Menghindarinya. Pustaka Populer: Jakarta)
2.7 Cara Mengurangi Resiko Demensia pada Lansia
1. Menjaga kesehatan jantung
Merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes & obesitas semuanya
merusak pembuluh darah & meningkatkan risiko terkena stroke/ serangan jantung, yang
dapat berkontribusi mengembangkan demensia di kemudian hari. Masalah2 ini dapat
dicegah melalui pilihan gaya hidup sehat.
2. Bergerak, berolahraga produktif
Aktivitas fisik & olahraga adalah cara pencegahan yang sangat efektif karena
membantu mengontrol tekanan darah & berat badan, serta mengurangi risiko diabetes
tipe II & beberapa bentuk kanker. Ada juga beberapa bukti dari riset yang menunjukkan
bahwa beberapa jenis aktivitas fisik dapat mengurangi risiko terkena demensia, salah
satunya poco-poco. Sudah terbukti bahwa olahraga membuat kita merasa senang &
merupakan kegiatan yang cocok untuk dilakukan dengan teman & keluarga. Lanjut usia
yang malakukan latihan fisik olahraga dapat menjaga tubuh tetap sehat, meningkankan
mobilitas, menghindari faktor resiko tulang keropos, dan mengurangi stress
(Aisyah,2000).
3. Mengkonsumsi sayur/buah (gizi seimbang)
Makanan adalah bahan bakar untuk otak & tubuh. Kita dapat membantu keduanya
berfungsi dengan baik dengan makan makanan yang sehat & seimbang. Riset
menunjukkan bahwa diet tipe Mediterania, kaya sereal, buah-buahan, ikan, kacang-

11
kacangan & sayuran dapat membantu mengurangi risiko demensia. Sementara studi
lebih lanjut diperlukan pada manfaat makanan atau suplemen tertentu, namun kita tahu
bahwa makan banyak makanan yang tinggi lemak jenuh, gula & garam dikaitkan dengan
risiko penyakit jantung yang lebih tinggi & sebaiknya dihindari.
4. Menstimulasi otak, fisik – mental – spiritual
Dengan menantang otak dengan aktivitas baru, kalian dapat membantu
membangun neuron otak baru & memperkuat koneksi di antara mereka. Ini dapat
melawan efek berbahaya penyakit Alzheimer dan patologi demensia lainnya. Dengan
menantang otak kalian, kalian dapat mempelajari beberapa hal baru. Jadi bagaimana
belajar bahasa baru atau mengambil hobi baru
5. Bersosialisasi & beraktifitas positif
Kegiatan sosial di masyarakat juga bermanfaat bagi kesehatan otak karena mereka
menstimulasi otak kita, membantu mengurangi risiko demensia dan depresi. Cobalah
dan luangkan waktu untuk teman dan keluarga. ( Alzheimer dan Demensia Indonesia ).

2.8 Manfaat Kegiatan Dalam Perawatan Demensia di Komunitas


Tujuan dari melakukan kegiatan yang lebih berbobot atau bermakna dalam
perawatan demensia bukan saja untuk mengoptimalkan kemampuan dasarnya (misalnya
membaca, berbicara, menyanyi, melukis, dsb.). Melakukan kegiatan juga bertujuan untuk
mengangkat rasa percaya diri dan kebanggaannya dengan bisa melakukan kegiatan yang
lebih produktif dan bermakna.
Kegiatan yang bermakna bisa dalam bentuk apa saja – kuncinya adalah dalam
cara kita memandu perawatan demensia agar bisa dilakukan semaksimal kemampuannya
dan memberikan kepuasan yang diharapkan. Berapa contoh kegiatan, antara lain:
1. Seni karya: Melukis, ragam kerajinan tangan, mengarang puisi, dsb.
2. Seni pentas: Menari, menyanyi, membaca puisi, dsb.
3. Berkomunikasi: Berdiskusi, memberi pendapat, bercerita, dsb.
4. Olah raga: Aneka permainan bola (mis. lempar-tangkap, tendang, masukkan basket),
senam, dsb.
5. Permainan: Aneka games (mis. kartu, Scrabble, dam. Uno), teka teki, puzzle, dsb.

12
6. Rumah tangga: Menyapu, melipat pakaian, mencuci piring, memasak, menyiram
tanaman, memberi makan ikan, dsb.

13
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam melaksanakan
asuhan keperawatan lansia. Dari hasil pengumpulan data pada lansia diperoleh
data-data sebagai berikut:
1. Riwayat Kesehatan
a. Identitas Klien
Pasien bernama Ny. C berasal dari Surabaya, Ny. J tidak mengingat
tanggal lahirnya, berjenis kelamin perempuan, beragama budha, klien
tidak bersekolah, status perkawinan janda, orang yang dapat dihubungi
adalah anak laki-lakinya yang pertama dan anak perempuannya, suku
bangsa berasal dari jawa, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Indonesia dan jawa. Klien tidak mengingat alamat rumahnya. Klien
tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma 2 Cengakareng
Jakarta Barat sudah ± 1 tahun namun klien tidak mengingat sejak kapan.

2. Riwayat Keluarga

Klien pernah menikah namun suaminya menikah lagi dan klien tidak ingin
mengingat suaminya lagi karena telah menyakiti perasaanya. Dari hasil
pernikahan dengan suaminya klien mempunyai 5 orang anak kandung (3
laki-laki, 2 perempuan), Orangtua sudah meninggal.
3. Riwayat Pekerjaan
Klien saat ini tidak bekerja, sebelumnya klien bekerja sebagai wirausaha
bikin keset dan handuk, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari klien
memperoleh pendapatan dari hasil kerjanya itupun ditambah dari suaminya
sebelum suaminya menikah lagi. Semenjak klien tinggal di Panti Sosial
Tresna Werdha Budhi Dharma 2 Cengakareng Jakarta Barat anak-anaknya
tidak pernah datang untuk menjenguk Ny. C.

14
4. Riwayat lingkungan tinggal
Dahulu klien tinggal di Karang Anyar dan memiliki rumah sendiri, klien
tinggal dirumah dengan suami dan 5 anaknya. Klien merupakan orang yang
terbuka dengan masalah-masalah yang dihadapi baik dikeluarga maupun
dengan lingkungan. Sekarang klien tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha
Budhi Dharma 2 Cengkareng Jakarta Barat di Wisma Jeruk kamar Jeruk
Lemon yang terdiri dari 30 orang, barang-barang disimpan oleh pengurus
Panti Tresna Werdha Budhi Dharma 2 Cengkareng Jakarta Barat.
5. Riwayat rekreasi
Klien tidak memiliki hobi yang khusus namun senang melakukan olahraga
atau jalan sehat, tidak mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi apapun karena
tidak pernah sekolah. Jika libur klien hanya diam di rumah atau dikamar
saja.
6. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Keluhan saat ini, klien tidak merasa dirinya sedang sakit. Klien hanya
merasa sudah tua dan sering kesulitan untuk mengingat. Klien tidak
mengetahui tentang penyakitnya saat ini, klien juga tidak pernah
mengkonsumsi obat - obatan.

15
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun klien juga mengatakan
tidak pernah dirawar dirumah sakit
c. Riwayat penyakit keluarga
Klien tidak mengetahui keluarga memiliki riwayat penyakit atau tidak

7. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari


a. Klien makan sehari 3x dengan 1 porsi, namun apabila klien tidak nafsu
makan hanya menghabiskan porsi. Klien tidak mengkonsumsi atau
membeli makanan dari luar, klien hanya makan yang disediakan di
panti. Masalah yang mempengaruhi asupan makanan klien tidak ada
tetapi kadang klien tidak nafsu makan. Selama berada di panti klien
tidak tahu berat badannya naik atau turun karena tidak pernah
menimbang berat badan namun diperkirakan 50kg.
b. Personal hygiene
Klien mandi 2x sehari namun terkadang tidak menggunakan sabun,
mencuci rambut 2x sehari namun tidak pernah menggunakan shampo
karena sering lupa, kuku klien tidak panjang, mulut bersih sedikit bau
tidak ada sariawan, turgor kulit kering dan ada bintik-bintik hitam.
Klien terlihat rapih dan bersih namun badan sedikit bau karena
terkadang mandi tidak menggunakan sabun dan tidak pernah mencuci
tangan sebelum makan maupun sesudah makan. Tetapi klien sering
merapihkan tempat tidurnya.
c. Aktivitas atau istirahat
Klien masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan,
mandi, mencuci pakaian. Klien mampu mengikuti kegiatan beribadah.
Klin tidak menggunakan alat bantu/protesa selama berada di panti.
Klien sulit tidur pada siang hari karena tidak nyaman dengan kamar
yang berisik. Tidur siang hanya dapat ± 1-2 jam, jika tidak dapat tidur
klien lebih banyak jalan-jalan dan melamun.

16
d. Eliminasi
Klien Buang Air Kecil ± 4x sehari dan Buang Air Besar biasanya 2x
sehari. Tidak ada kseulitan atau masalah pada eliminasi
e. Oksigenasi
Pola nafas klien normal, frekuensi nafas 20x/menit, klien tidak
memiliki keluhan batuk, pilek, sesak dll. Klien tidak memiliki riwayat
alergi obat dan makanan.
f. Spritual
Hubungan klien dengan Tuhan Penciptanya, klien rutin melakukan
ibadah selama di panti setiap Rabu dan Kamis, klien mengikuti
ibadah di Aula panti.

8. Tinjauan system
a. Kondisi dari system tubuh yang ada
Terjadi gangguan pada orientasi waktu, orang dan tempat.
b. Masalah gangguan pada system tubuh
Terjadi kerusakan memori
c. Penggunaan protesa
Klien tidak menggunakan alat bantu untuk beraktivitas

2. Pengkajian psikologis
a. Proses pikir (lupa,bingung,pikun, curiga)
Saat ditanya pada kejadian dahulu klien tidak mampu mengingatnya
dengan baik. Kejadian yang ± 1 jam klien juga tidak mampu menginat
dengan baik
b. Gangguan perasaan (depresi,wajah tanpa ekspresi, kelelahan, acuh tak
acuh, mudah tersinggung)
Saat diwawancara klien menunjukan wajah senang, klien terlihat sering
melamun, terkadang klien aktif mengajak teman sebelahnya
berkomunikasi.

17
c. Komunikasi (penggunaan protesa, kesulitan dalam komunikasi, putus
asa dll)
Klien terlihat tidak ada kesulitan dalam komunikasi, lancar
menggunakan bahasa indonesia
d. Orientasi (tempat, waktu dll)
Klien mengalami disorientasi waktu, orang dan tempat. Klien tidak
mampu mengingat sekarang berada dimana, jamberapa, hariapa dan
dengan siapa saja.
e. Sikap klien terhadap lansia
Klien berhubungan baik dengan lansia lainnya, hanya saja klien sedikit
mengabaikan lansia lainnya apabila ada keributan. Klien dapat
menerima kondisinya yang sudah menua.
f. Mekanisme koping terhadap masalah yang ada
Jika ada masalah klien selalu menceritakan kepada orang lain. Dan
klien tidak ingin ngambil pusing kalau ada masalah

3. Pengkajian sosial ekonomi


a. Latar belakang klien
Klien dahulu seorang ibu rumah tangga memiliki suami dan anak-anak.
Suami klien dulu bekerja sebagai karyawan swasta. Namun suaminya
kini menikah lagi dan kini klien tidak mampu/tidak ingin mengingat
suaminya lagi. Klien mempunyai rumah sendiri diKarangAnyar Jawa
Tengah. Klien saat ini tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi
Dharma 2 Cengkareng Jakarta Barat sekitar ± 1 tahun diantar oleh
anaknya
b. Frekuensi hubungan sehari-hari
1) Dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarganya saat ini kurang baik karena
sejak klien diantar kepanti tidak ada pernah dijenguk oleh anak
kandungnya keluarga klien sudah meninggal (orangtua)

18
2) Dengan masyarakat
Hubungan klien dengan masyarakat baik, tetapi klien sering
melamun
3) Aktivitas klien dipanti
Klien tidak mengikuti kegiatan dipanti karena dikamar selalu
terkunci apabila dibuka dan klien dibiarkan beraktivitas nanti akan
kabur dan ingat kembali jalaln ke wisma

Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda Vital
: Keadaan umum klien
1. Kedaan umum
baik
2.Kesadaran : Composmentis
3.Tekanan darah : 110/70 mmHg
4.Penafasan : 20x/menit

5.Suhu : 36,5°C
6.Tinggi badan : ±149 cm
7.Berat badan : ± 50 kg
b. Pemeriksaan dan kebersihan perorangan
1) Kepala
a) Rambut : Bersih, pendek berwarna sebagian putih, tidak
rontok, tidak ada benjolan.
b) Mata : Simetris, pupil anisokor, konjungtiva ananemis,
sklera Anikterik, terlihat cekung dan adanya kantung mata.
c) Hidung : Bersih, tidak ada polip, penciuman baik, tidak ada
Pembesaran sinus
d) Telinga : Sedikit kotor, tidak ada gangguan pendengaran,
tidakada cairan

b. Leher : Normal, tidak ada pembesaran kelenjar getah


bening,Tidak ada pembesaran vena jugularis

19
c. Dada/Thorax
i. Dada : Simetris antara dada kanan dan dada kiri tidak
adakelainan
ii. Paru-paru : Suara nafas vaskuler, irama reguler
iii. Jantung : Normal, tidak ada bunyi mur-mur, tidak ada
bunyiGallop suara jantung 1 dan 2 normal

d. Abdomen : Lunak, terdengar suara timpani, tidak ada distensi,

Hepar tidak teraba, bising usus 8x/menit

e. Muskuloskletal : Tidak ada tanda-tanda gangguan otot atau m


kelemahan otot. Kekuatan otot 5555 5555
35555555
f. Lain-lain
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada edema, score MMSE = 18
g. Keadaan lingkungan
Kamar klien sedikit kurang rapih dan wangi, tercium bau, terlihat
kurang nyaman
h. Status Mini Mental/MMSE
Nama Pasien : Ny. C
Tgl. Lahir : -
Tgl Pemeriksaan : -
Pendidikan : -

20
II. Registrasi 11. Bola : 1

(Mengingat 3 kata : 11-13) 12. Melati : 1

13. Kursi : 1

14 93 at au U\ : 1 III. Atensi/Kalkulasi
.
15
. 86 Y :0 (Serial 100-7 atau sebut
16
79 H\ :1
. Urutan huruf dari belakang)
17 A\
. 72 :1
18 65 W :0
.

IV. Rekol (Memori) 19. Bola : 1

(mengingat kembali 11-13) 20.Melati : 1

21. Kursi : 0

22. Jam Tangan :1

23. Pensil :1

24. Namun, tanpa

dan bila :1

21
22
V. Bahasa- Penyebutan

- Pengulangan 25. Ambil kertas ini


dengan tangan kanan : 1
Pengertian Verbal
26. Lipatlah menjadi 2
dan : 1
(perintah kalimat 25-27)
27. Letakkan dilantai : 1

Membaca + pengertian 28. Tutup mata anda : 1

Bahasa tulisan 29. (tulis kalimat lengkap) : 1

Menulis Total skor : (18)

5. Informasi c. Terapi
Penunjang Medis
: Demensia
a. Diagnosa Alzheimer
Medis
: Tidak Ada
b. Laboratori
um : Tidak Ada

3. Resume pengkajian

Klien mengatakan datang


ke panti di antar oleh anaknya
sekitar ± 5
bulan yang lalu namun klien
tidak dapat mengingat pada
tanggal dan bulan
apa diantar kepanti dan sampai
saat ini klien tidak pernah
23
menjenguk oleh
dikunjungi oleh anaknya atau
yang lainnya. Klien
mengatakan ingin
diantarkan kepanti karena dia
sudah tidak kuat dengan
suaminya yang
menikah lagi dan mengambil
semua hartanya dan kalien
merasa sudah tua.
Klien tidak merasakan sakit
atau tidak punya keluhan
apapun. Dilakukan
pemeriksaan fisik TD : 110/70
mmHg , Nadi : 80x/menit , RR
: 20x/menit
Suhu : 36°C

24
1. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif

25
- Klien mengatakan sudah tua dan - Klien tampak mudah lupa
sudah tidak mengingat umur, tempat, - Klien tampak sering mengula
tanggal lahir, alamat rumah, pertanyaan
jamberapa, hari apa, sedang dimana, - Klien tidak mengenal waktu,
suka mondar-mandir, kadang melamun tempat dan orang (disorientas
waktu)
- ScoreMMSE : 18
- Perubahan respons terhadap
- Klien mengatakan makanan habis 1 stimulasi normal seperti lupa,
porsi setiap makan, kadang ’/2 porsi bingung
- Antropometri : TB : ± 149 cm
BB : ± 50 Kg IMT : 22,5 (18,
24.9).
BBI : 41,65 (41,65-56,35 kg)
- Biochemical Data : tidak ada
- Clinical Sign
a) Rambut Bersih, pendek
berwarna sebagian putih
tidak rontok, tidak ada
benjolan, sedikit bau.
b) Mata : simetris, pupil isok
konjungtiva ananem
adanya kantong mata
c) Mukosa mulut lembab, tur
kulit tidak elastis
d) Abdomen : lunak, terdeng
bising usus, hepar tidak
teraba, tidak ada distensi
abdomen
- Diit : Tidak ada pantangan

26
27
makanan dan diit

- Klien mengatakan terkadang sulit - Mata terlihat cekung

tidur pada malam hari dan siang hari - Adanya kantong mata
tidur hanya ± 1-2 jam/hari kamar bau - Terlihat lesu

dan tidak nyaman. Dan juga sering - Klien sering terlihat tidur pad
kebangun pada malam hari dan tidak siang hari
bisa tidur lagi
- Klien mengatakan mandi 2x sehari

namun terkadang tidak menggunakan - Klien terlihat rapih dan bersih


sabun, rambut di keramas 2x sehari namun badan masih tercium b
tidak menggunakan shampoo karena karena mandi terkadang tidak
sering lupa. menggunakan sabun.
- Kuku klien tidak panjang, mu
bersih, tidak ada sariawan
- Klien tercium tangan bau ami
setiap makan tidak pernah
mencuci tangan, cuci tangan
tidak pernah menggunakan
sabun
• Kamar terlihat kotor lantai
terlihar ada kerak dan bau

28
2. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan Etiologi
Ds : Perubahan Pola Fikir Kehilangan memori ingatan
- Klien mengatakan sudah tua dan
sudah tidak mengingat identitas
sendiri, hari apa, tanggal berapa,
sedang apa.
Do :
- Terlihat serimg lupa
- Sering mengulang pertanyaan
- Tidak mengenal waktu, tempat
dan sekitarnya
- Score MMSE 18
- Perubahan yang terjadi lupa dan
Bingung

Ds : Resiko Perubahan Nutrisi Intake yang tidak adekuat


- Klien mengatakan jika lagi
malas makan hanya
menghabiskan makanannya
porsi, jika lagi nafsu makan bisa
menghabiskan 1 porsi setiap
makan
Do :
- Klien tampak menghabiskan 1
porsi makanannya
- Klien tampak mengunyah
makanan sangat lambat
- TB : ± 149 cm BB : ± 50 kg
- IMT : 22,5 (18,5-24,9)
- BBI : 41,65 (41,65-56,35)
- Hasil LAB tidak ada

29
- Rambut : Bersih, tidak ada
rontok
- Mata : Simetris, Pupil isokor
- Mukosa mulut lembab, turgor
kulit tidak elastis
- Abdomen : Lunak, tidak ada
distensi abdomen, bising usus
8x/menit
- Tidak ada pantangan makanan
dan diit

Ds : Perubahan Pola Tidur Perubahan Lingkungan


- Klien mengatakan sulit tidur
pada malam hari hari dan siang
hari tidur hanya ± 1-2 jam/hari
karena kamar berisik dan
mengganggu kenyamanan
Do :
- Klien tampak tertidur di siang
hari ± 1-2 jam/hari
- Klien tampak setelah bangun
tidur selalu melamun dan
menyendiri

30
Ds : Kurang perawatan diri Penurunan kognitif
- Klien mengatakan mandi 2x
sehari namun terkadang tidak
menggunakan sabun, rambut di
cuci 2x sehari tidak pernah
menggunakan sampo karena
sering lupa. Tidak pernah
menggosok gigi
Do :
- Klien terlihat rapih dan bersih

31
namun badan masih tercium
bau karena mandi terkadang
tidak menggunakan sabun.
- Kuku klien tidak panjang, mulut
bersih, tidak ada sariawan
- Klien tercium tangan bau amis
setiap makan tidak pernah
mencuci tangan, cuci tangan
tidak pernah menggunakan
sabun
- Kamar terlihat kotor lantai
terlihar ada kerak dan bau

3. Diagnosa keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal teratasi
ditemukan
1. Perubahan proses pikir 03 Mei 2017 06 Mei 2017
berhubungan dengan kehilangan
memori/ingatan yang ditandai
dengan :
Ds :
Klien mengatakan sudah tua,
tidah tahu identitas diri, lupa
umur, tanggal lahir, tempat, hari
apa, sedang dimana, senang
menyendiri/melamun.
Do :
- Terlihat Sering mudah lupa,
- Sering mengulang pertanyaan,
- Tidak mengenal waktu, tempat,

32
dan orang yang ada di dekatnya
(disorientasi waktu),
- Score MMSE : 18
Perubahan respons terhadap
stimulasi normal seperti lupa
dan bingung

33
2. Resiko perubahan nutrisi : 03 Mei 2017 06 Mei 2017
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat. Ditandai dengan
Ds : Klien mengatakan makan
kadang habis 1 porsi, jika tidak
nafsu makan hanya
menghabiskan porsi setiap
makan
Do :
- Antropometri : TB : ±149 cm,
BB : ± 5- kg, IMT : 22,5
(18,5-24,9), BBI : 41,65
(41,65-56,35) kg.
- Biochemical data : tidak ada
hasil LAB
- Clinical Sign :
- Rambut : bersih, pendek
berwarna putih, tidak ada
rontok, tidak ada benjolan,
sedikit bau,
Mata : simetris, pupil isokor,
konjungtiva an-anemis, sclera
an-ikterik, terlihat cekung dan
adanya kantung mata, terlihat
lesu,

34
Mukosa mulut lembab, turgor
kulit tidak elastis,
Abdomen : Lunak, tidak ada
distensi, hepar tidak teraba,
- Dietrory history :Tidak ada
pantangan makanan.
3. Perubahan pola tidur 03 Mei 2017 06 Mei 2017

berhubungan dengan perubahan


lingkungan ditandai dengan
Ds :
Klien mengatakan sulit tidur
pada malam hari hari dan siang
hari tidur hanya ± 1-2 jam/hari
karena kamar berisik dan
mengganggu kenyamanan.
Do :
- Klien tampak tertidur di siang
hari ± 1-2 jam/hari
- Klien tampak setelah bangun
tidur selalu
melamun/menyendiri

35
4. Kurang perawatan diri 03 Mei 2017

berhubungan dengan perubahan


kognitif
Ds :
- Klien mengatakan mandi 2x
sehari namun terkadang tidak
menggunakan sabun, rambut
di cuci 2x sehari tidak pernah
menggunakan sampo karena
sering lupa. Tidak pernah
menggosok gigi

36
Do :
- Klien terlihat rapih dan bersih
namun badan masih tercium
bau karena mandi terkadang
tidak menggunakan sabun.
- Kuku klien tidak panjang,
mulut bersih, tidak ada
sariawan
- Klien tercium tangan bau amis
setiap makan tidak pernah
mencuci tangan, cuci tangan
tidak pernah menggunakan
sabun
- Kamar terlihat kotor lantai
terlihar ada kerak dan bau

37
38

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. Diagnose Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Perubahan proses pikir Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan proses pola 1. Untuk mengetahui keadaan
berhubungan dengan kehilangan keperawatan kepada Ny. C pikir klien dengan proses pikir klien menurun atau
memori/ingatan yang ditandai selama 3x24 jam, menanyakan hari dan jam. meningkat.
dengan : diharapkan klien mampu
Ds : mengenali perubahan 2. Lakukan pendekatan pada 2. Membina hubungan terapeutik.
Klien mengatakan sudah tua dan dalam berpikir. Dengan klien secara verbal.
sudah lupa umur, tempat tanggal kriteria hasil : 3. Lakukan review 3. Untuk membantu kemampuan
lahir, alamat rumah, jam berapa, 1. Klien mampu angka/huruf. kognitif klien.
hari apa, dan sedang dimana, mempertahankan
senang menyendiri dan melamun. fungsi ingatan
Do : 2. Menunjukan orientasi 4. Perkenalkan nama perawat 4. Mengasah daya ingat klien.
a) Terlihat Sering mudah lupa, optimal terhadap yang ada dan mengevaluasi
b) Sering mengulang waktu, tempat, dan setiap harinya.
pertanyaan, orang. 5. Berikan isyarat lingkungan, 5. Meningkatkan orientasi
c) Tidak mengenal waktu, waktu, dan tempat. terhadap waktu, tempat dan
tempat, dan orang yang ada di lingkungan.
dekatnya (disorientasi waktu), 6. Lakukan brain gym. 6. Mengasah daya ingat jangka
d) ScoreMMSE:18 pendek.
e) Perubahan respons terhadap
stimulasi normal, seperti;
disorientasi spasial, bingung.
Resiko perubahan nutrisi : kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi makanan. 1. Untuk megetahui adanya alergi
2.
dari kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan kepeda Ny. C atau tidak.
dengan intake yang tidak adekuat. selama 3x24 jam 2. Monitor adanya penurunan 2. Untuk mengetahui adanya
Ditandai dengan : diharapkan kebutuhan BB. penurunan BB atau tidak.
Ds : Klien mengatakan makan nutrisi terpenuhi.

38
3. Perubahan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola tidur. 1. Untuk mengetahui adanya
dengan perubahan lingkungan keperawatan kepada Ny. C perubahan pola tidur pada
ditandai dengan : selama 3x24 jam klien.
Ds : diharapkan masalah pola 2. Observasi tanda-tanda 2. Untuk memonitor tanda-tanda
Klien mengatakan sulit tidur pada tidur teratasi. Dengan vital/hari. vital klien/harinya.
malam hari dan siang hari tidur kriteria hasil :
hanya ± 1-2 jam/hari karena 1. Jumlah jam tidur 3. Jelaskan pentingnya tidur 3. Agar klien mengetahui
kamar berisik dan mengganggu dalam batas normal. yang adekuat. pentingnya tidur yang adekuat
kenyamanan 2. Pola tidur dan kualitas
Do : tidur dalam batas 4. Ciptakan lingkungan yang 4. Untuk meningkatkan
- Klien tampak tertidur di siang normal. nyaman. kenyamanan.
hari ± 1-2 jam/hari 5. Buat jadwal tidur secara 5. Untuk meningkatkan pola tidur
- Klien tampak setelah bangun teratur. klien.
tidur selalu
melamun/menyendiri
4. Kurang perawatan diri Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kemampuan klien 1.Untuk mengetahui kemampuan
berhubungan dengan penurunan keperawatan kepada Ny. C untuk perawatan diri yang klien melakukan perawatan diri
kognitif. Ditandai dengan : selama 3xd24 jam mandiri. secara mandiri.
Ds : diharapkan kebutuhan
Klien mengatakan mandi 2x sehari perawatan diri terpenuhi. 2. Berikan informasi kepada 2.Agar klien mengetahui
namun terkadang tidak Dengan kriteria hasil : klien pentingnya perawatan pentingnya perawatan diri.
menggunakan sabun, rambut di diri.
keramas 2x sehari tidak - Mampu melakukan
menggunakan shampoo karena aktivitas perawatan diri
sering lupa. sesuai dengan tingkat 3. Bantu klien membuat 3.Agar klien nyaman dengan
Do : kemampuan. lingkungan yang nyaman. lingkungan yang bersih.
- Klien terlihat rapih dan bersih
namun badan masih tercium bau

39
karena mandi terkadang tidak
menggunakan sabun.
- Kuku klien terlihat tidak
panjang, mulut bersih tidak ada
sariawan.
- Klien tercium tangan bau amis
setiap makan tidak pernah
mencuci tangan, cuci tangan
tidak pernah menggunakan
sabun
- Kamar terlihat kotor lantai
terlihat ada kerak dan bau.

40
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Demensia adalah sindrom penurunan kognitif dan fungsional, biasanya terjadi di
kemudian hari sebagai akibat neurodegenarif dan proses serebrosvaskuler (Killin, 2016).
Demensia merupakan penyakit degeneratif yang sering menyerang pada orang yang berusia
diatas 60 tahun. Demensia terjadi akibat kerusakan sel-sel otak dimana sistem saraf tidak lagi
bisa membawa informasi ke dalam otak, sehingga membuat kemunduran pada daya ingat,
keterampilan secara progresif, gangguan emosi, dan perubahan perilaku, penderita demensia
sering menunjukkan gangguan perilaku harian (Pieter and Janiwarti, 2011). Demensia adalah
kondisi dimana hilangnya kemampuan intelektual yang menghalangi hubungan sosial dan fungsi
dalam kehidupan sehari-hari. Demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang
normal dan bukan sesuatu yang pasti akan terjadi dalam kehidupan mendatang, demensia dapat
juga di sebabkan oleh bermacam-macam kelainan otak (Asrori dan putri, 2014).

41
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/41475/3/BAB%20II Di akses tgl 29 desember, pukul 19.30 WIB

42

Anda mungkin juga menyukai