Disusun Oleh:
MITA PRASETYA AINA MURTI
PO.71.20.3.15.037
Disusun Oleh:
MITA PRASETYA AINA MURTI
PO.71.20.3.15.037
MOTTO
PERSEMBAHAN
Puji syukur yang utama ku lisankan kepada Allah Swt. Yang Maha Kuasa
dan suri tauladan Nabi Muhammad saw yang telah memberikan aku hidup
dan mengerti akan arti kehidupan, atas berkat rahmatdan ridho-Nyalah
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
PERNYATAAN KEASLIAN
Kemenkes Palembang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau
duplikasi dari KTI yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
penulis KTI ini meruapakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang
Ditetapkan : Lubuklinggau
Pada Tanggal........Juli 2018
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
ABSRACT
Degenerative processes of the body that occur together with age will increasethe
risk of joint pain due to knee osteoatritis, especially in the elderly. Join pain
experienced will reduce the physical activity of the elderly and have an impact on
decreasing the scope of join motion. Wrong non-pharmacological actions that can
be used to reduce the scale of joint pain are rheumatic exercises. The purpose of
this study was to determine the effect of rheumatic exercise on changes in pain in
the elderly with knee osteoatritis. This research method uses a case study using a
nursing care approach namely assessment, nursing diagnosis, intervention,
implementatiton andevaluation. The subject of this study were two elderly people
with moderate pain osteoatritis. The main pain management is non-
pharmacological intervention, namely the application of rheumatic exercise.
Supportive interventions carried out are comprehensive pain assassments
including location, characteristics, duration, frequency, quality, and prepisitation
factors, response monitoring individuals against exercise. The result of this study
indicate that there is a decrease in pain scale after intervention interfering with
rheumatic exercise in osteoatritis patients. The suggestion of this research is that it
ishoped that this rheumatic exercise can be applied to the health center to reduce
elderly join pain osteoatritis.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan nasehat, motivasi, serta do’a
2. Ibu drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Palembang.
Keperawatan Palembang.
4. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Lubuklinggau.
5. Bapak Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah
6. Ibu Ns. Eva Oktaviani, M. Kep, Sp. Kep. An selaku pembimbing II Karya
Tulis Ilmiah yang yang penuh dengan kesabaran dalam membimbing penulis
Lubuklinggau.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas dan selalu melimpahkan rahmat
serta hidayahnya atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, akhirnya semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan serta bagi
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR KEASLIAN TULISAN......................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Studi Kasus......................................................................................5
D. Manfaat Studi Kasus...................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Skala untuk Menentukan Prioritas Askep Keluarga 49
Tabel 2.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga Osteoatritis 49
Tabel 2.3. Prosedur Pengukuran Skala Nyeri 72
Tabel 4.1 Komposisi Keluarga 87
Tabel 4.2. Pemeriksaan Fisik 98
Tabel 4.3. Komposisi Keluarga 100
Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik 112
Tabel 4.5 Analisa Data 113
Tabel 4.6 Skoring Masalah 115
Tabel 4.7 Skoring Masalah 116
Tabel 4.8 Skoring Masalah 117
Tabel 4.9 Skoring Masalah 117
Tabel 4.10 Diagnosa Keperawatan 118
Tabel 4.11 Perencanaan 119
Tabel 4.12 Pelaksanaan 123
Tabel 4.13 Evaluasi 132
Tabel 4.14 Evaluasi Penurunan Skala Nyeri Subjek I 135
Tabel 4.15 Evaluasi Penurunan Skala Nyeri Subjek II 136
DAFTAR GAMBAR
Halaman
A. Latar Belakang
lansia Indonesia pada tahun 2010 tersebut sudah menduduki sebesar 9,77% dari
penduduk Indonesia tahun 2010, jumlah lansia tercatat sebanyak 18,1 juta
mobilitas dan aktivitas yang merupakan hal vital bagi kesehatan total lansia.
Arthritis dan gangguan pada tulang menyebabkan munculnya nyeri
panggul, lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal bawah. Lokasi OA
yang sering ditemukan adalah pada lokasi lutut (Arissa, 2013). Lokasi
Indonesia dan berada diatas rata – rata prevalensi nasional yakni mencapai
33% (Riskesdas, 2013). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
Toupin, 2012).
dengan OA lutut dapat menurunkan rasa sakit mereka dan risiko gangguan
Salah satu dari olahraga fisik yang sederhana dan mudah dilakukan
maksimal. Tujuan dari senam rematik ini yaitu mengurangi nyeri sendi dan
rematik yaitu tulang menjadi lebih lentur, otot tetap kencang, memperlancar
peredaran darah, menjaga kadar lemak darah tetap normal, tidak mudah
mengalami cidera, dan kecepatan reaksi sel tubuh menjadi lebih baik
(Nurhidayah, 2012).
tertarik untuk melakukan penelitian tentang perubahan nyeri sendi pre dan
Tahun 2018.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan tingkat kejadian Osteoatritis dari WHO dan dari data yang
tahun di Kota Lubuklinggau sebesar 3.463 jiwa dan kunjungan jumlah pasien
tingkat penangannya yang hanya diberi obat bebas pereda nyeri, maka rumusan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Senam Rematik Untuk Pengurangan Rasa Nyeri Sendi Pada Lansia dengan
Tahun 2018.”
2. Tujuan Khusus
dengan senam rematik untuk pengurangan rasa nyeri sendi pada lansia
dengan senam rematik untuk pengurangan rasa nyeri sendi pada lansia
dengan senam rematik untuk pengurangan rasa nyeri sendi pada lansia
dengan senam rematik untuk pengurangan rasa nyeri sendi pada lansia
dengan senam rematik untuk pengurangan rasa nyeri sendi pada lansia
a. Bagi Penulis
Linggau
A. Konsep Osteoatritis
1. Definisi Osteoatritis
tulang, arthro yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi meskipun
akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain, sehingga timbul gejala
gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan
2005).
khas pada sendi yang mengalami osteoarthritis. Rasa nyeri semakin berat
2. Etiologi
dari:
a. Peningkatan usia
laki yang mendapat osteoartritis sendi lutut yaitu pada umur 59 tahun
dengan puncaknya pada usia 55- 64 tahun, sedang wanita 65,3 tahun
b. Obesitas
2012).
d. Riwayat trauma
seperti sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih
Pada cedera sendi perat dari beban benturan yang berulang dapat
f. Faktor genetik
2009).
Bekerja dengan beban rata-rata 24,2 kg, lama kerja lebih dari 10
(Martin, 2013).
i. Tingginya kepadatan tulang
terjadi akibat tulang yang lebih padat atau keras tak membantu
(Sudoyono, 2009).
3. Manifestasi Klinis
yang signifikan.
konsentris atau seluruh arah gerakan maupun eksentris atau salah satu
sinovitis, dan biasanya tanda kemerahan ini tidak menonjol dan timbul
4. Patofisiologi Osteoarthritis
sebagai berikut:
disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi. Proses
adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut
gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau
diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi
tersebut.
ini tidak ditangani dengan serius. Terdapat dua macam komplikasi yaitu:
7. Pemeriksaan Penunjang
sebagai berikut:
a. Sinar-X
3) Kista tulang
b. Tes darah
rematik.
c. Analisa cairan engsel
d. Artroskopi
e. Foto Rontgent
normal.
8. Penatalaksanaan
terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot-
otot (quadriceps atau pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi, terapi
splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari-hari ( Azhari,
2008).
lebih lanjut berupa adanya kecurigaan atau terdapat bukti adanya artritis
1. Pengertian Keluarga
kerabat.
pengertian keluarga.
b. Wall (1986) mengemukakan keluarga sebagi dua orang atau lebih yang
dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak atau suami istri,
masyarkat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
2. Struktur keluarga
a. Patrilineal
b. Matrilineal
c. Matrilokal
d. Patrilokal
saudara suami.
e. Keluaga Kawinan
3. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak
angkat.
Rumah tangga yang terdiri dari satuorang tua dengan anak kandung
5) Single Adult
Rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup
1) Commune Family
Lebih dari satu keluarga (dengan anak) tanpa pertalian darah hidup
bersama.
3) Homoseksual
Dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah
tangga.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
konsep diri yang positif, rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta
afektif adalah:
keluarga.
dimana setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak diakui
mereka.
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ini sulit dipenuhi oleh kelurga dibawah garis kemiskinan (Gakin
2010) :
5. Tugas Keluarga
Menurut Jhonson dan Leny, (2010) pada dasarnya tugas keluarga ada
kedudukannya masing-masing.
h. Semangat anggotanya
6. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
a. Tahap I :
Tahap perkembangan:
orangtua)
b. Tahap II:
Tahap perkembangan:
komunikasi bayi.
c. Tahap III:
Tugas Perkembangan:
2) Meyosialisasikan anak.
d. Tahap IV:
berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir paa usia
Tugas perkembangan:
yang sehat.
e. Tahap V:
ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19
atau 20 tahun.
Tugas perkembangan:
f. Tahap VI:
melepas anak usia dewasa muda yang ditandai oleh anak pertama
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal dirumah. Fase ini ditandai oleh tahun-
Tugas perkembangan:
hubungan perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan sari suami
maupun istri.
g. Tahap VII:
Tugas perkembangan:
h. Tahap VIII:
Tugas perkembangan:
integritas hidup).
7. Fungsional Keluarga
a. Struktur komunikasi
tertutup, adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus pada suatu hal,
2) Karekteristik pendengar
a) Siap mendengarkan.
c) Melakukan validasi.
b. Struktur peran
posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat
c. Struktur kekuatan
2) Penggunaan humor.
3) Pengungkapan bersama yang semakin meningkat (memelihara
ikatan).
6) Fleksibilitas peran.
7) Normalisasi.
1) Mencari informasi.
1. Pengertian
masyarakat yang ditujukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
kelompoknya.
keluarga.
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
terlalu muda.
Menurut Jhonson dan Leny, (2010) perawat kelurga juga ikut berperan
aktif dalam perawatan keluarga, seperti yang tertera dibawah ini, antara
lain:
a. Pendidik
agar:
mandiri.
b. Kordinator
d. Pengawas kesehatan
e. Konsultan
f. Kolaborasi
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mncapai tahap
h. Penemu kasus
i. Modifikasi lingkungan
kerusakan yang terjadi . Oleh karena itu, tubuh akan menumpuk makin
(Darmojo 1999).
tahun, lanjut usia (ederly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-
pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahum, kedua (fase virilities) ialah
40-55 tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase
3. Mitos-Mitos Penuaan
dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih oayahnya pada usia muda
susah berubah, keras kepala, dan bawel. Tetapi dalam kenyataannya tidak
penyakit .akan tetapi sekarang banyak penyakit yang bisa terkontrol fan
tertentu dari otak. Akan tetapi tidak semua lansia yang mengalami proses
penuaan disertai kerusakan otak. Mereka masih tetap sehat dan degar dan
sebagai usia yang tidak tidak produktif, padahal masih banyak lansia yang
4. Realita Lansia
b. Tipe mandiri.
d. Tipe pasrah.
e. Tipe bingung.
a. Data Umum
keluarga yang terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, agama
2) Tipe Keluarga
3) Suku Bangsa
kesehatan.
4) Agama
dan istri.
3) Mobilitas Keluarga
tinggal.
tempat tinggal.
kesehatan.
d. Struktur Keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
4) Fungsi Reproduksi
5) Fungsi Ekonomi
menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan Fisik
berbeda jauh dengan pemeriksaan fisik pada klien di klinik atau rumah
penunjang.
h. Harapan Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Skor x Bobot
Angka tertinggi
TABEL 2.2
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA OSTEOATRITIS
3. Pindahkan barang-barang
yang diletakkan rendah
(misalnya tempat menyimpan
sepatu dan meja) yang
membahayakan.
4. Hindari meletakkan sesuatu
secara secara tidak teratur
dipermukaan lantai.
5. Sarankan menggunakan alas
kaki yang aman.
3. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan asuhan Terapi Latihan: Mobilitas Sendi Terapi Latihan: Mobilitas Sendi
fisik b.d keperawatan selama 3x24 jam, 1. Tenukan batasan pergerakan 1. Berguna dalam memformulasikan
ketidakmampuan pasien mampu melakukan sendi dan efeknya terhadap program latihan/aktivitas yang
keluarga memberi mobilisasi sesuai kemampuan, fungsi sendi. berdasatrkan pada kebutuhan
perawatan pada pasien dan keluarga mampu 2. Jelaskan pada pasien atau individual dan dalam
anggota yang sakit. melakukan perawatan pada keluarga manfaat dan tujuan mengidentifikasikan alat/bantu an
lansia yang imobilisasi dengan melakukan latihan sendi. mobilitas.
kriteria: 3. Monitor lokasi, dan 2. Agar pasien dan keluarga dapat
1. Pasien meningkat dalam kecendrungan adanya nyeri memengetahui manfaat dan tujuan
aktivitas fisik. dan ketidaknyamanan selama melakukan latihan sendi.
2. Mampu memotivasi diri pergerakan/aktivitas. 3. Membantu dalam menentukan
untuk melakukan mobilisasi 4. Lindungi pasien dari taruma manajemen nyeri.
sesuai kemampuan. selama latihan. 4. Mencegah terjadinya resiko jatuh..
5. Dukung latihan ROM aktif, 5. Dorongan/motivasi dari orang lain
sesuai jadwal yang teratur dan untuk meningkatkan pemulihan
terencana. maksimal.
6. Lakukan latihan ROM pasif 6. Bantuan akan meningkatkan
atau ROM dengan bantuan, kemampuan lebih.
sesuai indikasi. 7. Dukungan lebih membuat pasien
7. Sediakan duungan positif termotivasi untuk pemulihan
dalam melakukan latihan keadaanya.
sendi.
DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
4. Resiko jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Lingkungan: Manajemen Lingkungan: Keselamatan
ketidakmampuan keperawatan selama 3 hari Keselamatan 1. Membantu dalam menentukan
keluarga memberi pasien dan keluarga dapat 1. Identifikasi hal-hal yang lingkungan yang aman.
perawatan pada mencegah terjadinya jatuh dan membahayakan dilingkungan 2. Menurunkan tingkat resiko jatuh.
anggota yang sakit. aman dalam pergerakannya, (misalnya, bahaya fisik, biologi, 3. Menurunkan tingkat resiko jatuh.
dengan kriteria hasil: dan kimiawi). Pencegahan Jatuh
1. Menggunakan alat bantu 2. Sediakan alat untuk beradaptasi 1. Membantu dalam menentukan
yang dibutuhkan. (misalnya, kursi untuk pijakan dan faktor risiko jatuh.
2. Menempatkan barang- peregangan tangan0. 2. Membantu dalam menentukan faktor
barang di tempat yang 3. Gunakan peralatan perlindungan risiko jatuh.
sesuai agar tidak (misalnya, pengekangan, pegangan 3. Mengurangi resiko jatuh yang akan
menggangu lansia. pada sisi, kunci pintu, pagar, dan terjadi.
3. Memperhatikan kondisi gerbang) untuk membatasi 4. Mengurangi resiko jatuh yang akan
lantai. mobilitas fisik atauakses pada terjadi.
situasi yang membahayakan. 5. Mengurangi resiko jatuh yang akan
Pencegahan Jatuh terjadi.
1. Identifikasi prilaku dan faktor yang
mempengaruhi risiko jatuh.
2. Identifikasi karakteristik dari
lingkungan yang mungkin
meningkatkan potensi jatuh
(misalna,licin dan tangga terbuka).
3. Pindahkan barang-barang yang
diletakkan rendah (misalnya
tempat meyimpan sepatu dan
meja) yang membahayakan.
4. Hindari meletakkan sesuatu secara
secara tidak teratur dipermukaan
lantai.
5. Sarankan menggunakan alas kaki
yang aman.
4. Implementasi Keperawatan
(Gusti, 2013).
kontrak sebelumnya agar keluarga lebih siap baik fisik maupun psikologis
yang perlu mendapat pelayanan, serta peralatan yang dibutuhkan ika ada.
(Widyanto, 2014).
dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
keluarga.
5. Evaluasi
melihat keberhasilan bila hasil dan evakuasi tidaj berhasil sebgaian perlu
klien. Dalam hal ini perawat bisa mengamati ekspresi wajah, nada
c. Ranah Psikomotor
sehingga perlu:
mencapai tujuan.
SOAP.
adalah SOAPIER.
F. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
(Kozier, 2009).
2. Fisiologi Nyeri
proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer yang
spinalis ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir hubungan timbal balik
antara thalamus dan cortex. Proses ketiga adalah modulasi yaitu aktivitas
nyeri dari daerah yang terluka ke otak. Sinyal nyeri dari daerah yang
bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal yang menerima sinyal dari
di otak di mana sensasi seperti panas, dingin, nyeri, dan sentuhan pertama
tertutup. Saat gerbang terbuka, impuls nyeri lewat dan dikirim ke otak.
pusat juga dapat menutup gerbang, misalnya motivasi dari individu yang
berakibat tekanan darah turun nadi turun, mual dan muntah, kelemahan,
kelelahan, dan pucat. Pada kasus nyeri yang parah dan serangan yang
dan kalau makin parah dapat terjadi syok ataupun perilaku yang
3. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut
dan nyeri kronis. Klasifikasi ini berdasarkan pada waktu atau durasi
terjadinya nyeri.
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu yang
singkat, biasanya kurang dari 6 bulan. Nyeri akut yang tidak diatasi
4. Stimululus Nyeri
c. Tumor
e. Spasme otot.
alamiah dari proses penuaan dan dapat diabaikan atau tidak ditangani
pada dewasa muda dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa
peningkatan ambang nyeri. Selain itu, proses penyakit kronis yang lebih
b. Jenis Kelamin
budaya. Misalnya tidak pantas jika laki-laki mengeluh nyeri, dan wanita
c. Kultur
Perry, 2005).
d. Perhatian
menurun.
diakibatkan oleh nyeri tersebut. Individu ini mungkin akan lebih sedikit
g. Arti Nyeri
dan pengalaman.
h. Persepsi Nyeri
nociceptor.
i. Toleransi Nyeri
Pemahaman atau arti nyeri bagi setiap klien berbeda-beda antara lain:
4) Penyakit baru.
6) Peningkatan ketidakmampuan.
7) Kehilangan mobilitas.
8) Menjadi tua.
9) Sembuh
12) Tantangan.
dalam hal skala dan tingkatannya dijelaskan oleh Musrifatul dan Hidayat
berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya
yang dialaminya.
Indikasi: Digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
0 = tidak nyeri
hari)
sehari-hari)
hari)
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat
instrumen ini.
4 – 5 = Cukup nyeri
6 – 7 = Lumayan nyeri
8 – 9 = Sangat nyeri
c. COMFORT Scale
1) Kewaspadaan
2) Ketenangan
3) Distress pernapasan
4) Menangis
5) Pergerakan
6) Tonus otot
7) Tegangan wajah
nyeri.
berikut:
sakit.
obat intravena.
a. Pengertian
pasien jika didapatkan data subyektif dan data obyektif bahwa pasien
mengalami nyeri
b. Tujuan
dan tidak memberatkan yang dapat diterapkan pada lansia dengan rematik
(Pfizer, 2008).
kekakuan dan nyeri sendi, kelemahan dan ketegangan otot. Senam rematik
hanyalah satu upaya untuk mencegah dan meringankan gejala-gejala
rematik dalam fase tenang. Senam ini adalah salah satu modal untuk
Latihan ini juga ditujukan bagi mereka yang sehat dan pasien
rematik yang berada dalam kondisi normal atau fase tenang. Gerakan
dan menguatkan otot, karena otot-otot inilah yang membantu sendi untuk
4. Dosis Latihan
b. Intensitas. senam aerobic low impact memiliki beat per menit (BPM)
antara 70-79. Cocok untuk pemula, lansia, dan mereka yang sedang
Osteoatritis
Senam ini adalah salah satu modal untuk memandu mencegah dan
(Wahyuni, 2008).
2008).
H. Kerangka Konsep
Pengkajian: Intervensi:
Diagnosa Keperawatan: Senam Rematik.
Evaluasi: Penurunan rasa nyeri pada lansia dengan osteoa
1. Identita Nyeri Kronis.
s Defisit
pasien. pengetahuan
2. Riwayat Gangguan mobilitas
kesehatan Resiko jatuh fisik
.
3. Pemeriksa
n fisik.
Bagan 2.2
Kerangka
Konsep
Osteoatritis
2016. Hasil penelitian ini yaitu, skala nyeri pretest kelompok kontrol
memiliki persentase sebesar 75% pada nyeri berat terkontrol (rentang skala
nyeri 7–9) dan sebesar 25% pada nyeri sedang (rentang skala nyeri 4-6). Skala
nyeri posttest pada kelompok kontrol yang mengalami nyeri berat terkontrol
sebanyak 7 orang (58,3%) dan mengalami nyeri sedang sebanyak 5 orang
(41,7%). Skala nyeri pretest kelompok perlakuan sebesar 75% pada nyeri
berat terkontrol (rentang skala nyeri 7-9) dan sebesar 25% pada nyeri sedang
(rentang skala nyeri 4–6). Pada skala nyeri sesudah senam rematik (Skala
METODE PENELITIAN
pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal
dengan pokok pertanyaan yang berkenaan dengan “how” atau “why”. Unit
tunggal dapat berarti satu orang atau sekelompok penduduk yang terkena
yang telah dilakukan yaitu teknik senam rematik untuk menurunkan rasa
Kota Lubuklinggau.
Kriteria Inklusi:
Fokus studi pada penelitian ini adalah perubahan rasa nyeri pada lansia
terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-
senam rematik.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen studi kasus yang digunakan penulis pada studi kasus ini
observer disertai skala nyeri yang diamati, yang dirancang oleh penulis
Setelah data dianalisis dan didapatkan hasil penelitian, maka data atau
hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk narasi atau teks (tekstular) dan
tabel.
Diginty)
kapan saja
untuk tidak memberikan apa yang diketahui kepada orang lain. Oleh sebab
Inclusivness)
bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitan harus dapat mencegah
atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress maupun kematian
a. Letak Geografis
b. Keadaan Demografis
jiwa per km2, keadaan ini tidak ada peningkatan dari tahun
persebaran penduduk.
dengan mayoritas Suku Saling, Suku Musi, Suku Rawas sebagai Suku
asli Sumatera Selatan serta Suku Jawa, Suku Minang, Suku Sunda,
Suku Batak dan China. Agama yang dianut oleh sebagian besar
penduduk adalah agama Islam, sedangkan agama lain seperti : Kristen
dan Katolik banyak dianut oleh Suku Jawa, Batak, dan China.
d. Mata Pencaharian
Tn.D termasuk tipe keluarga Usila / Keluarga yang terdiri dari suami
dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
Rumah yang ditempati Tn.D merupakan milik sendiri dan telah lamaa
Tn.Z termasuk tipe keluarga Usila / Keluarga yang terdiri dari suami
dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
Rumah yang ditempati Tn.Z merupakan milik sendiri dan telah lamaa
a. Pengkajian
I. Data Umum
b) Umur : 69 Thn
c) Agama : Islam
d) Pendidikan : SMP
e) Pekerjaan : Pensiun
Kecematan
Lubuklinggau Utara II
Genogram:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien = Serumah
j) Tipe Keluarga
yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
k) Suku Bangsa
l) Agama
mengunjungi anak-anaknya.
sudah tua.
penyakit keturunan.
III. Lingkungan
a) Karakteristik Rumah
Denah Rumah:
T RUANG
GUDANG
E KELUARGA
KAMAR I KAMAR II
RA
S
RUANG TAMU
DAPUR
TERAS
WC
b) Karakteristik Tetangga dan Komunitas
sendiri.
besar Islam. Bila ada tetangga yang punya hajat Tn.D dan
kesehatan.
keluarga.
V. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
santun.
b) Fungsi Sosialisasi
penanganannya, yaitu:
Ny.N.
- Mengambil keputusan: Ny.N mengatakan bahwa nyeri
Ny.N.
d) Fungsi Reproduksi
e) Fungsi Ekonomi
yang ±1.000.000;.
lain membantu.
Pemeriksaan Fisik
TABEL 4.2
PEMERIKSAAN FISIK
NO. Komponen Tn.D Ny.N
1. TTV TD:130/70 mmHg, TD:110/80 mmHg, T:36,2ºC,
T:37,4ºC, P:80x/mnt P:84x/mnt RR:24x/mnt
RR:20x/mnt
2. Kepala Rambut hitam, lurus, kulit Rambut hitam, lurus, kulit
kepala bersih, rambut kepala bersih, rambut merata,
merata, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
tidak ada lesi. lesi.
3. Mata Sklera tidak ikterik, Sklera tidak ikterik,
kongjungtiva tidak anemis, kongjungtiva tidak anemis,
isokor, fungsi penglihatan isokor, fungsi penglihatan
baik. baik
4. Telinga Bersih, tidak ada serumen, Bersih, tidak ada serumen,
tidak ada tanda-tanda tidak ada tanda-tanda
peradangan, fungsi peradangan, fungsi
pendengaran baik. pendengaran baik.
5. Hidung Bersih, tidak ada tanda- Bersih, tidak ada tanda-tanda
tanda peradangan, tidak peradangan, tidak ada
ada pernafasan cuping pernafasan cuping hidung.
hidung.
6. Mulut Tidak ada tanda-tanda Tidak ada tanda-tanda infeksi,
infeksi, tidak ada tidak ada pembesaran
pembesaran tonsil, gigi tonsil, gigi lengkap.
lengkap.
7. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran thyroid
thyroid
8. Dada dan Paru Bentuk thoraks normal, Bentuk thoraks normal, irama
irama pernafasan normal. pernafasan normal.
9. Jantung Bunyi jantung terdengar Bunyi jantung terdengar
normal normal
10. Abdomen Tidak ada nyeri tekan. Tidak ada nyeri tekan.
11. Ekstremitas Tidak ada gangguan di Ada nyeri di bagian lutut kaki
ekstremitas. kanan dan kiri. Skala nyeri 6.
Keluarga
masalah tersebut.
I. Data Umum
b) Umur : 64 Thn
c) Agama : Islam
d) Pendidikan : SMP
e) Pekerjaan : Swasta
TABEL 4.3
KOMPOSISI KELUARGA
NO. Nama Jenis Hub. Umur Pendidikan Pekerjaan/Ket
Kelamin Dengan .
KK
1. Ny.M P Istri 65 SMP IRT
Genogram:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Ny.M
= Serumah
j) Tipe Keluarga
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua
k) Suku Bangsa
l) Agama
motor.
keluhan biasa.
memerlukan obat.
d) Riwayat Keluarga Sebelumnya
III. Lingkungan
a) Karakteristik Rumah
WC KAMAR I
KAMAR II TERAS
menaiki ojek.
besar Islam. Bila ada tetangga yang punya hajat Tn.Z dan
keluarga.
V. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
santun.
b) Fungsi Sosialisasi
penanganannya, yaitu:
- Mengenal masalah: saat wawancara diketahui bahwa
kesehatan.
kamar.
d) Fungsi Reproduksi
memisahkan diri.
e) Fungsi Ekonomi
dirumah.
lain membantu.
TABEL 4.4
PEMERIKSAAN FISIK
NO. Komponen Tn.Z Ny.M
1. TTV TD:140/90 mmHg, TD:100/80 mmHg, T:37,4ºC,
T:37,2ºC, P:84x/mnt P:80x/mnt RR:20x/mnt
RR:24x/mnt
2. Kepala Rambut hitam, lurus, kulit Rambut hitam, lurus, kulit
kepala bersih, rambut kepala bersih, rambut merata,
merata, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
tidak ada lesi. lesi.
3. Mata Sklera tidak ikterik, Sklera tidak ikterik,
kongjungtiva tidak anemis, kongjungtiva tidak anemis,
isokor, fungsi penglihatan isokor, fungsi penglihatan
baik. baik
4. Telinga Bersih, tidak ada serumen, Bersih, tidak ada serumen,
tidak ada tanda-tanda tidak ada tanda-tanda
peradangan, fungsi peradangan, fungsi
pendengaran baik. pendengaran baik.
5. Hidung Bersih, tidak ada tanda- Bersih, tidak ada tanda-tanda
tanda peradangan, tidak peradangan, tidak ada
ada pernafasan cuping pernafasan cuping hidung.
hidung.
6. Mulut Tidak ada tanda-tanda Tidak ada tanda-tanda infeksi,
infeksi, tidak ada tidak ada pembesaran
pembesaran tonsil, gigi tonsil, gigi lengkap.
lengkap.
7. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran thyroid.
thyroid.
8. Dada dan Paru Bentuk thoraks normal, Bentuk thoraks normal, irama
irama pernafasan normal. pernafasan normal.
9. Jantung Bunyi jantung terdengar Bunyi jantung terdengar
normal normal
10. Abdomen Tidak ada nyeri tekan. Tidak ada nyeri tekan.
11. Ekstremitas Ada gangguan ekstremitas. Ada nyeri di bagian lutut kaki
Susah untuk berjalan. kanan dan kiri. Skala nyeri 6.
Keluarga
TABEL 4.5
ANALISA DATA
Analisa Data Etiologi Masalah
Klien 1
DS: Ketidakmampuan keluarga Nyeri Kronis pada
- Klien mengatakan nyeri di bagian merawat anggota keluarga Ny.N keluarga
lutut kanan dan kiri yang menderita Osteoatritis Tn.D
- Klien mengatakan nyeri sudah
terasa sejak kurang lebih 6 bulan
yang lalu
- Klien mengatakan nyeri lutut
sampai kepinggang
- Klien mengatakan nyeri terasa
ketika melakukan aktivitas dan
bangun dari tidur
- Klien mnegatakan apabila nyeri
timbul ketika ingin melakukan
aktivitas maka aktivitas klien
terganggu
- Tn.D mengatakan jika Ny.N sakit
maka Ny.N hanya dikerokin dan
diberi obat warung.
- P: Aktivitas yang berlebihan
- Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk
- R: Pada kaki bagian lutut kanan
dan lutut kiri
- S: Skala nyeri 6
- T: Nyeri muncul pada pagi hari
tepat, terkadang terasa ketika
bangun dari tidur, pada saat
beraktivitas
DO:
- Klien tampak memegangi lutut
- Kaki kanan dan kaki kiri tampak
merah dan bengkak
- Ketika menyuguhkan minuman
klien tampak lambat berjalan
DS: Ketidakmampuan keluarga Defisit
- Ny.N mengatakan nyeri di bagian mengenal masalah anggota pengetahuan
lutut kanan dan lutut kiri keluarga yang sakit dengan pada Ny.N
- Keluarga masih bingung tentang Osteoatritis keluarga Tn.D
penyakit yang dialami Ny.N.
- Keluarga mengatakan tidak
mengatahui bagaimana cara
merawat Ny.N yang sering
mengalami nyeri
- Keluarga Tn.D khsususnya Ny.N
hanya membeli obat diwarung
ketika sakit.
- Ny.N merasa tidak perlu
diperiksakan dipelayanan
kesehatan setiap sakit.
DO:
- Ketika diwawancara klien
bertanya dengan keadaannya
- Keluarga Ny.N tampak bingung
tentang perawatan dan sakit yang
diderita Ny.N.
- Keluarga bertanya apa yang harus
dilakukan dengan keadaan Ny.N
Klien 2
DS: Ketidakmampuan keluarga Nyeri Kronis pada
- Ny.M mengatakan nyeri di bagian merawat anggota keluarga Ny.M keluarga
lutut kanan dan kiri yang menderita Tn.Z
- Ny.M mengatakan nyeri terasa ketika Osteoatritis
lagi ingin berdiri dari duduk
- Ny.M mengatakan nyeri begitu
terasa ketika bangun dari tidur
- Tn.Z mengatakan jika Ny.M sakit
maka hanya istirahat didalam kamar.
- Ny.M mnegatakan apabila nyeri
timbul ketika ingin melakukan
aktivitas maka aktivitas Ny.M
terganggu
- Ny.N mengatakan jika sakit Ny.N
hanya beristirahat dirumah
- Tn.Z mengatakan tidak mengathui
bagaimana cara merawat Ny.M
- P: Aktivitas yang berlebihan
- Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk
- R: Pada bagian lutut kanan dan lutut
kiri
- S: Skala nyeri 6
- T: Nyeri muncul pada pagi hari, pada
saat beraktivitas
DO:
- Ny.M tampak memegangi lutut
- Kaki kanan dan kaki kiri tampak
merah dan bengkak
- Ketika ingin duduk Ny.M
memegangi lutut terlebih dulu baru
duduk
- Tn.Z banyak bertanya tentang apa
yang akan dia lakukan untuk
merawat Ny.M
DS: Ketidakmampuan keluarga Defisit pengetahuan
- Ny.M mengatakan sering mengalami mengenal masalah anggota pada Ny.M
sakit di bagian lutut kanan dan kiri keluarga yang menderita keluarga Tn.Z
- Keluarga Ny.M mengatakan tidak dengan Osteoatritis
begitu banyak tahu apa sakit yang
diderita Ny.M
- Ny.M mengatakan bagian tubuh
sering merasakan lemah.
DO:
- Adanya kemerahan dan
pembengkakan dibagian lutut kanan
- Keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang penyakit apa
yang diderita Ny.M.
4) Skoring Masalah
TABEL 4.6
SKORING MASALAH
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Klien mengatakan ketika
Skala : bangun pagi kakinya
Aktual merasa nyeri dan berat
untuk berjalan
2. Kemungkinan 2 1 1/2 x 2 = 1 Klien mengatakan
masalah dapat nyerinya ketika bangun
diubah: sebagian pagi tidak hilang-hilang.
Keluarga mengatakan
Klien sering tidak mau
diajak ke tempat
pelayanan kesehatan,
kecuali benar-benar
parah.
3. Potensial masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Klien mengatakan
untuk dicegah: sakitnya tidak bertambah
Tinggi parah jika banyak
beristirahat.
4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Klien mengatakan
masalah:: Berat, sakitnya mengganggu
segera ditangani aktivitasnya, kadang
Klien tidak tahan dengan
nyeri nya.
Total 4
- Defisit pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga
dengan Osteoatritis.
TABEL 4.7
SKORING MASALAH
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Ny.N mengatakan sering merasa nyeri
(bobot 1) dilutut kanan dan kiri sehingga kaku untuk
Skala : berjalan. Ketika bangun pagi kakinya
merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk
3 : Aktual berjalan.
2 : Resiko
1 : Sejahtera
Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Keluarga Ny.N mengatakan jika ada
masalah dapat diubah anggota keluarga yang sakit akan dibelikan
(bobot 2) obat warung.
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Tidak dapat
Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Ny.N mengatakan sudah mulai
untuk dicegah (bobot mengurangi aktivitasnya agar penyakitnya
1) tidak bertambah parah.
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Ny.N mengatakan penyakitnya
masalah (bobot 1) mengganggu aktivitas geraknya sehingga
2 : Berat, segera menyusahkan keluarga yang lain.
ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total 3 4/3
TABEL 4.9
SKORING MASALAH
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Ny.N mengatakan sering merasa nyeri
(bobot 1) dilutut kanan dan kiri sehingga kaku untuk
Skala : berjalan. Ketika bangun pagi kakinya
merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk
3 : Aktual berjalan.
2 : Resiko
1 : Sejahtera
Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Keluarga Ny.N mengatakan jika ada
masalah dapat diubah anggota keluarga yang sakit akan dibelikan
(bobot 2) obat warung.
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Tidak dapat
Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Ny.N mengatakan sudah mulai
untuk dicegah (bobot mengurangi aktivitasnya agar penyakitnya
1) tidak bertambah parah.
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Ny.N mengatakan penyakitnya
masalah (bobot 1) mengganggu aktivitas geraknya sehingga
2 : Berat, segera menyusahkan keluarga yang lain.
ditangani
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : tidak dirasakan
Total 3 4/3
b. Diagnosa Keperawatan
TABEL 4.10
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Klien Diagnosa Keperawatan
1. Klien 1 Nyeri kronis b.d ketidakmampuan keluarga Tn.D khususnya
Ny.N merawat anggota keluarga yang menderita Osteoatritis
Defisit pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga Tn.D
khususnya Ny.N mengenal masalah anggota keluarga yang
menderita dengan Osteoatritis.
2. Klien 2 Nyeri kronis b.d ketidakmampuan keluarga Tn.Z khususnya
Ny.M merawat anggota keluarga yang menderita Osteoatritis
Defisit pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga Tn.Z
khususnya Ny.M mengenal masalah anggota keluarga yang
menderita dengan Osteoatritis.
c. Perencanaan
TABEL 4.11
INTERVENSI
No Dx. Tujuan Evaluasi Intervensi
Klien 1
Tujuan Umum Tujuan Khusus Kreiteria Standar
1. Setelah Setelah dilakukan senam Tindakan 1. Keluarga Tn.D Manajemen Nyeri
dilakukan 6 kali rematik selama 1x10menit, (psikomotor) khususnya Ny.N 10. Lakukan pengkajian nyeri
kunjungan Ny.N dan keluarga dapat mampu melakukan komprehensif yang meliputi
rumah keluarga mencapai: senam rematik. lokasi, karakteriktik, onset/durasi,
mampu TUK 1: 2. Keluarga Tn.D frekuensi, intensitas atau beratnya
merawat Keluarga mampu merawat khususnya Ny.N nyeri dan faktir pencetus.
anggota anggota keluarga yang mampu menerapkan 11. Gali bersama pasien faktor-faktor
keluarga yang menderita Osteoatritis dengan: senam rematik secara yang dapat menurunkan atau
menderita a. Menerapkan senam rutin. memperberat nyeri.
Osteoatritis rematik secara rutin 12. Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan dirasakan,
dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur.
13. Libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri.
Peningkatan Latihan
8. Pertimbangkan motivasi individu
untuk memulai atau melanjutkan
program latihan.
9. Dampingi individu pada saat
mengembangkan program latihan
untuk memenuhi kebutuhannya.
10. Libatkan keluarga/orang yang
merawat dalam merencanakan
dan meningkatkan program
Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi
latihan.
11. Instruksikan individu untuk
melakukan latihan
12. Ajarkan keluarga/individu untuk
melakukan latihan
13. Monitor respon inividu terhadap
program latihan.
2. Setelah Setelah dilakukan pendidikan 1. Respon/verbal 1. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang
dilakukan 6 kali kesehatan selama 1x30 menit pengetahuan menyebutkan tanda penyakit Osteoatritis
kunjungan keluarga mampu mengetahui (kognituf) dan gejala 2. Jelaskan pada keluarga Ny.N
rumah keluarga tentang penyakit Osteoatritis Osteoatritis tentang kemungkinan penyebab
mampu pada Ny.N dengan cara: 2. Keluarga mampu terjadi Osteoatritis
mengenal Tuk 1: menyebutkan 3. Diskusikan pada keluarga tentang
masalah yang Keluarga mampu mengenal 2. Sikap penyabab dari komplikasi penyakit Osteoatritis
diderita Ny.N. masalah Osteoatritis dengan: penyakit 4. Beri penjelasan kepada keluarga
a. Menyebutkan tanda dan Osteroatritis secara tentang cara pencegahan
gejala Osteoatritis sederhana komplikasi penyakit Osteoatritis
b. Menyebutkan penyebab 3. Keluarga mampu 5. Motivasi keluarga untuk merawat
dari penyakit Osteoatritis menjelaskan anggota keluarga yang sakit serta
c. Menyebutkan komplikasi komplikasi dari memerikasakan kesehatan
dari penyakit Osteoatrits penyakit Osteoatritis kepuskesmas
d. Menjelaskan cara 4. Keluarga mampu
pencegahan komplikasi menjelaskan cara
penyakit Osteoatritis pencegahan
e. Menyebutkan pentingnya komplikasi penyakit
merawat anggota keluarga Osteoatritis
yang sakit serta 5. Keluarga mampu
kepuskesmas menjelaskan
pentingnya
membawa anggota
keluarga yang sakit
kepelayanan
Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi
kesehatan dengan
baik
Klien 2
1. Setelah Setelah dilakukan senam Tindakan 1. Keluarga Tn.Z Manajemen Nyeri
dilakukan 6 kali rematik selama 1x10menit, (psikomotor) khususnya Ny.M 1. Lakukan pengkajian nyeri
kunjungan Ny.M dan keluarga dapat mampu melakukan komprehensif yang meliputi
rumah, keluarga mencapai: senam rematik lokasi, karakteriktik,
mampu TUK 1: 2. Keluarga Tn.Z onset/durasi, frekuensi, intensitas
merawat dan Keluarga mampu merawat khususnya Ny.M atau beratnya nyeri dan faktir
mengatasi nyeri anggota keluarga yang mampu menerapkan pencetus.
pada Ny.M menderita Osteoatritis dengan: senam rematik 2. Gali bersama pasien faktor-faktor
1. Menerapkan senam secara rutin yang dapat menurunkan atau
rematik secara rutin memperberat nyeri.
3. Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur.
4. Libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri.
Peningkatan Latihan
1. Pertimbangkan motivasi individu
untuk memulai atau melanjutkan
program latihan.
2. Dampingi individu pada saat
mengembangkan program latihan
untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Libatkan keluarga/orang yang
merawat dalam merencanakan dan
meningkatkan program latihan.
4. Instruksikan individu untuk
Diagnosa Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi
melakukan latihan.
5. Ajarkan keluarga/individu untuk
melakukan latihan.
6. Monitor respon inividu terhadap
program latihan.
2. Setelah Setelah dilakukan pendidikan 1. Respon verbal 1. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang
dilakukan 6 kali kesehatan selama 1x30 menit pengetahuan menyebutkan tanda penyakit Osteoatritis
kunjungan keluarga mampu mengetahui (kognitif) dan dan gejala 2. Jelaskan pada keluarga Ny.M
rumah keluarga tentang penyakit Osteoatritis sikap Osteoatritis tentang kemungkinan penyebab
mampu pada Ny.M dengan cara: 2. Keluarga mampu terjadi Osteoatritis
mengenal Tuk 1: menyebutkan 3. Diskusikan pada keluarga tentang
masalah yang Keluarga mampu mengenal penyabab dari komplikasi penyakit Osteoatritis
diderita Ny.M. masalah Osteoatritis dengan: penyakit 4. Beri penjelasan kepada keluarga
a. Menyebutkan tanda dan Osteroatritis secara tentang cara pencegahan
gejala Osteoatritis 2. Tindakan sederhana komplikasi penyakit Osteoatriti
b. Menyebutkan penyebab (psikomotor) 3. Keluarga mampu 5. Motivasi keluarga untuk merawat
dari penyakit Osteoatritis menjelaskan anggota keluarga yang sakit serta
c. Menyebutkan komplikasi komplikasi dari memerikasakan kesehatan
dari penyakit Osteoatrits penyakit Osteoatritis kepuskesmas
d. Menjelaskan cara 4. Keluarga mampu
pencegahan komplikasi menjelaskan cara
penyakit Osteoatritis pencegahan
e. Menyebutkan pentingnya komplikasi penyakit
merawat anggota keluarga Osteoatritis
yang sakit serta 5. Keluarga mampu
kepuskesmas menjelaskan
pentingnya
membawa anggota
keluarga yang sakit
kepelayanan
kesehatan dengan
baik
d. Pelaksanaan
TABEL 4.12
PELAKSANAAN
Diagnosa Keperawatan 20 Mei 2018 23 Mei 2018 26 Mei 2018
Klien 1
Nyeri kronis b.d Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
ketidakmampuan keluarga
Tn.D khususnya Ny.N 10:00 1. Mengkaji skala nyeri 06:30 1. Mengkaji skala nyeri sebelum 06:30 1. Mengkaji skala nyeri
merawat anggota keluarga sebelum dilakukan dilakukan senam rematik. sebelum dilakukan
yang sakit senam rematik. 06:35 2.Mempertimbangkan motivasi senam rematik.
10:15 2. Melakukan pengkajian individu untuk memulai atau 06.35 2. Menanyakan motivasi
nyeri komprehensif yang melanjutkan program latihan. untuk melanjutkan
meliputi lokasi, durasi, 06:40 3. Meliibatkan keluarga/orang program latihan
skala nyeri. yang merawat dalam 06.30 3. Mengajarkan
11.45 3. Menggali bersama merencanakan dan keluarga/individu
pasien faktor yang dapat meningkatkan program untuk melakukan
memperberat nyeri dan latihan. latihan.
menurunkan nyeri. 07:00 4. Mengajarkan 07:50 4. Mengkaji skala nyeri
12:00 4. Memberikan informasi keluarga/individu untuk sesudah dilakukan
mengenai nyeri, seperti melakukan latihan. senam rematik.
penyebab nyeri, berapa 07:15 5. Mengkaji skala nyeri sesudah
lama nyeri akan dilakukan senam rematik.
dirasakan.
12:05 5. Melibatkan keluarga
dalam modalitas
penurunan nyeri.
Diagnosa Jam 21 Mei 2018 Jam 23 Mei 2018 Jam 26 Mei 2018
Defisit Pengetahuan b.d 12:15 1. Mengkaji pengetahuan 07:20 1. Menayakan kembali tentang
Ketidakmampuan keluarga keluarga tentang penjelasan tentang penyakit
mengenal masalah anggota penyakit osteoatritis osteaotritis yang telah
keluarga yang menderita 12:30 2. Menjelaskan pada dijelaskan telah diberikan.
Osteoatritis keluarga tentang
penyebab terjadinya
osteoatritis
12:40 3. Mendiskusikan
penjelasan kepada
keluarga tentang
komplikasi penyakit
osteoatritis.
12: 50 4. Memberi penjelasan
kepada keluarga tentang
cara pencegahan
komplikasi penyakit
osteoatritis.
13:00 5. Memotivasi keluarga
untuk merawat anggota
keluarga yang sakit serta
memeriksakan kesehatan
.
Diagnosa 29 Mei 2018 1 Juni 2018 4 Juni 2018
Keperawatan
TEBEL 4.13
EVALUASI KEPERAWATAN
Dx Kunjungan ke 1 Kunjungan ke 2 Kunjungan ke 3 Kunjungan ke 4 Kunjungan ke 5 Kunjungan ke 6
20 Mei 2018 23 Mei 2018 26 Meii 2018 29 Mei 2018 1 Juni 2018 4 Juni 2018
Klien 1
Nyeri Kronis b.d S: S: S: S: S: S:
ketidakmampuan - Ny.N - Ny.N - Ny.N - Ny.N mengatakan - Ny.N - Ny.N mengatakan
Tn.D khususnya mengatakan mengatakan mengatakan dengan senam mengatakan nyeri dibagian
Ny.N merawat nyeri nyeri dibagian nyeri dibagian rematik nyerinya nyeri lutut kanan dan
anggota keluarga dibagian lutut kanan dan lutut kanan dan sedikit-sedikit dibagian lutut kiri tidak begitu
yang menderita lutut kanan kiri ketika kiri ketika berkurang kanan dan terasa lagi.
Osteoatritis dan kiri bangun dari bangun dari - Ny.N mengatakan kiri tidak - Ny.N mengatakan
ketika tidur dan ketika tidur sudah akan terus begitu terasa dia sangat senang
bangun dari melakukan sedikit melakukan senam lagi. karena nyeri ketika
tidur dan aktivitas masih mendingan. rematik karena - Ny.N melakukan
ketika terasa. - Ny.N dengan senam mengatakan aktivitas dan disaat
melakukan - Ny.N mengatakan rematik membuat dia sangat bangun tidur sudah
aktivitas... megatakan ingin ketika Ny.N lebih baik. senang tidak seperti yang
- Ny.N melakukan melakukan - Ny.N mengatakan karena nyeri dulu.
mengatakan senam sendiri aktivitas nyeri sudah ingat ketika - Ny.N
skala nyeri tetapi belum tidak terlalu sedikit-sedikit melakukan mengatakan dia
sebelum hapal. terasa lagi. langkah-langkah aktivitas dan sudah
dilakukan - Ny.N - Ny.N senam. disaat bangun melakukan senam
senam mengatakan mengatakan - Ny.N mengatakan tidur sudah rematik sendiri
rematik 6 skala nyeri sudah ingat sudah melakukan tidak seperti walaupun tidak
O: sebelum sedikit-sedikit senam sendiri yang dulu.
- Ny.N tampak dilakukan langkah-langkah tetapi tidak - Ny.N
senang ketika senam rematik 6 senam. beratutan dan mengatakan
- - dia sudah
Kunjungan ke 1 Kunjungan ke 2 Kunjungan ke 3 Kunjungan ke 4 Kunjungan ke 5 Kunjungan ke 6
20 Mei 2018 23 Mei 2018 26 Mei 2018 29 Mei 2018 1 Juni 2018 4 Juni 2018
teratasi sebagian
P: Intervensi
peningkatan
latihan 1-6
dilanjutkan
Defisit S: S:
Pengetahuan b.d perawat. - Tn.Z khususnya
Ketidakmampuan - Keluarga Tn.Z Ny.M
keluarga mengatakan mengatakan
mengenal sudah mengerti masih ingat apa
masalah anggota apa penyakit yang dijelaskan
keluarga yang dari Ny.Z. perawat.
menderita O: O:
Osteoatritis - Tn.Z dan - Tn.Z dapat
Ny.M dapat menjawab
menejalaskan kembali
kembali pertanyaan dari
tentang perawat.
penyakit A: Masalah teratasi
Ny.M, tanda P: Intervensi di
gejala, hentikan
penyebab,
komplikasi.
A: Masalah
teratasi
P: Intervensi di
pertahankan
Hasil Evaluasi Subyek Sesudah Dilakukan Intervensi Keperawatan Dengan
Senam Rematik
terjadi penurunan skala nyeri yang dialami oleh kedua subyek, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.14 dan 4.15 sebagai berikut:
Subjek I
TABEL 4.14
EVALUASI PENURUNAN SKALA NYERI PADA Ny. N SETELAH
DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN DENGAN SENAM
REMATIK
Hari/ Kondisi Pre Senam Rematik Kondisi Post
No
Tanggal Interpretasi
Skala Nyeri
Skala Nyeri
1. 20 Mei 2018 Belum Nyeri sedang
6 dilakukan 6
Senam Rematik
2. 23 Mei 2018 Senam Rematik Nyeri sedang
6 5
3. 26 Mei 2018 Senam Rematik Nyeri sedang
5 4
4. 29 Mei 2018 Senam Rematik Nyeri ringan
4 3
5. 1 Juni 2018 Senam Rematik Nyeri ringan
3 2
6. 4 Juni 2018 Senam Rematik Nyeri ringan
2 1
Subyek II
TABEL 4.15
EVALUASI PENURUNAN SKALA NYERI PADA Ny. M SETELAH
DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN DENGAN SENAM
REMATIK
Hari/ Kondisi Pre Kondisi Post
No Senam Rematik
Tanggal Interpretasi
Skala Nyeri Skala Nyeri
1. 20 Mei Belum dilakukan Nyeri sedang
2018 6 6
Senam Rematik
2. 23 Mei Senam Rematik Nyeri sedang
6 6
2018
3. 26 Mei Senam Rematik Nyeri sedang
2018 6 6
B. Pembahasan
1. Pengkajian
keadaan rumah dan lingkungan sekitar rumah serta keadaan fisik anggota
keluarga didapat dengan cara lain yaitu dengan pemeriksaan fisik yang
subjek II juga pada tanggal 20 Mei 2018 namun di jam yang berbeda
didapatkan data keluhan Ny.N dan Ny.M yaitu nyeri lutut kanan dan lutut
sering terkena Osteoatritis (Sudoyo Aru, 2009). Rasa nyeri semakin berat
kasus Ny.N dan Ny.M dengan teori terdapat kesamaan. Nyeri Ny.N dan
Ny.M pasien mengatakan nyeri dibagian lutut kanan dan kiri. Ny.N dan
Ny.M juga mengatakan nyeri begitu terasa ketika beraktivitas. Ny.N dan
incident atau faktor penyebab, quality atau kualitas nyeri, region atau
lokasi nyeri, scale aau skala nyeri, time atau waktu (Muttaqin, 2009). Hasil
sama mengatakan nyeri sangat terasa ketika bangun dari tidur dan saat
lokasi nyeri di bagian lutut kanan dan kiri, Severity: Ketika melakukan
adalah 6, begitu pula pasien II mengatakan skala nyeri nya 6, Time: pasien
2. Diagnosa Keperawatan
etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga serta
digunakan dari tipologi NANDA dan SDKI (2016) dan doengoes sebagai
yang berkaitan dengan rasa nyaman, apabila kasus ini tidak diatasi dapat
Ny.M yang mengatakan bahwa Ny.N dan Ny.M mengalami nyeri lutut
bagian kanan dan kiri, dan nyeri semakin terasa ketika bangun dari tidur
Ny.M sudah tau menderita sakit lutut tetapi tidak mengatahui sakit apa
ditemukan pada keluarga Tn.D dan keluarga Tn.Z karena keluarga tau
yang akan mengambil keputusan adalah Tn.D dan Tn.Z, pada masalah
yang dibuat apabila keluarga Tn.D dan Tn.Z sakit belum tepat karena
dirawat dirumah dengan alasan sakit yang diderita Ny.N dan Ny.M
adalah sakit biasa karena usia tua. Menurut Komang, 2012 yang
menunjang.
3. Perencanaan
keperawatan disesuaikan dengan teori yang ada dan lebih fokus melihat
pada kasus yang nyata yang didapatkan dari pengkajian kondisi pasien
sangat berharap tujuan dan kriteria hasil yang telah disusun dan
ini, peneliti juga menyesuaikan antara tujuan yang ingin dicapai dengan
kemampuan yang dimiliki keluarga Tn.D dan keluarga Tn.Z. Selain itu,
peneliti berusaha untuk konsisten dengan tujuan yang ingin dicapai agar
(Komang, 2012).
nyeri, termasuk lokasi, lamanya, dan intensitas (dengan skala nyei 0-10),
rematik ini yaitu mengurangi nyeri sendi dan menjaga kesehatan jasmani
menjaga kadar lemak darah tetap normal, tidak mudah mengalami cidera,
dan kecepatan reaksi sel tubuh menjadi lebih baik (Heri, 2014).
kepuskesmas.
diukur), Accepptance (rasional), dan Timming. Tetapi dalam hal ini, terdapat
sama, nyeri berkurang dari 6-1, pasien dan keluarga mampu melakukan
dalam kurun waktu tersebut. Penyusunan intervensi dalam kasus ini tidak
tanda dan gejala dari penyakit, keluarga dan pasien mampu menjelaskan
kebutuhan pasien dan keluarga dapat terpenuhi secara optimal. Selain itu,
keperawatan pada keluarga Tn.D dan keluarga Tn.Z dapat tercapai. Faktor
diagnosa yang pertama pada kedua subjek untuk diagnosa nyeri yaitu
nyeri 6, hari kedua skala nyeri 5, hari ketiga skala nyeri 4, hari keempat
skala nyeri 3, hari kelima skala nyeri 2, dan hari terakhir skala nyeri
ketiga skala nyeri masih 6, dihari keempat berubah menjadi 5, dan dihari
dari data pasien dan keluarga mengatakan pasien dan keluarga sudah
5. Evaluasi
bertambah terasa ketika bangun dari tidur, dan ketika melakukan aktivitas,
nyeri seperti ditusuk-tusuk, lokasi nyeri dilutut bagian kanan dan lutut
bagian kiri, pada subjek I skala nyeri 6, dan pada subjek II skala nyeri
bangun dari tidur dan ketika melakukan aktivitas. Objektif pasien tampak
apa yang dijelaskan, namun pasien masih tampak bingung dengan senam
Masalah keperawatan pada kedua subjek sesuai dengan kriteria hasil pada
kriteria hasil pada tujuan keperawatan adalah keluarga dan pasien mampu
menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit, keluarga dan pasien mampu
dan II berbeda, dikarenakan usia subjek I yang lebih muda dari pada
itulah yang menyebabkan skala nyeri subjek I dan II berbeda. Subjek I di hari
pertama skala nyeri sudah berubah, subjek II sudah tiga hari tetapi skala
pergerakan sendi dan memiliki pengaruh besar dalam penurunan skala nyeri
sendi namun ada faktor penurunan rasa nyeri yaitu usia dan lamanya
A. Kesimpulan
yang mengalami nyeri sendi dengan skala nyeri 6 dan Ny.M yang juga
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny.N dan Ny.M yaitu nyeri
Osteoatritis.
senam rematik dan sesudah dilakukan senam rematik dengan hasil ada
penurunan rasa nyeri pada subjek I dan subjek II, yaitu subjek I skala
B. Saran
1. Keluarga
yang ada.
haruslah dapat menerapkan ilmu dan kiat yang telah diperoleh dibangku
perkuliahan dengan baik dan benar, selain itu mahasiswa/i juga mesti
memiliki keterampilan dalam melakukan pendekatan dan asuhan
keperawatan keluarga.
Osteoatritis.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan. 2011. Metode Penelitian & Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Friedman. 2010. Buku ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, & Praktik, Edisi
5. Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC.
Jhonson & Leny. 2010. Keperawatan Keluarga: Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Klieman. 2011. Keperawatan Aktivitas Fisik Ed. 15. Alih bahasa Indonesia.
Jakarta: EGC.
Konzier. 2012. Asuhan Keperawatam pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba
Medika.
Maharani. 2007. Thesis faktor – faktor resiko Osteoarthritis Lutut Studi Kasus di
Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. Semarang. Universitas
Diponegoro
Martin. 2013. Body Mass Indeks, Ocupational Activity, and Leisure Time
Physical Activity: An Exp;oration of Risk Factor and Modifiers for
Knee Osteoarthritis in The 1946 British Birth Cohort. BMC Muscular
Disorders. 14(219),
Mentes. 2010. Benefits of physical activity for knee osteoarthritis: A brief review.
Journal Of Gerontological Nursing, Vol 36.
Moorhead, S. 2013. .Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of
Health Outcomes.5th Edition. Missouri: Elsevier Saunder.
Ilmu
Keperawatan. Edisi. 2. Jakarta: Salemba Medika.
Notoadmojo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta