Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DAN RAGAM KECERDASAN (EQ, IQ DAN SQ)

2.2.1. Pengertian EQ, IQ DAN SQ


a. Emotional Quotient (EQ)
Emotional Quotient (EQ) adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh
Daniel Golleman. Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog,
Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi
pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran rasional digerakkan
oleh kemampuan intelektual atau “Intelligence Quotient” (IQ), sedangkan pikiran
emosional digerakkan oleh emosi.
b. Intelligence Quotient (IQ)
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu
kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena
itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan
dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir
rasional itu.
Kecerdasan intelektual biasanya diasumsikan sebagai kemampuan yang
terkait dengan pengetahuan di sekolah, karena itu seseorang yang kurang
beruntung memperoleh pendidikan disekolah bisa jadi memperoleh skor IQ yang
rendah. Padahal bisa jadi yang berpendidkan rendah memiliki IQ yang lebih tinggi
disbanding dengan yang berpendidikan lebih tinggi.
Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak.Otak adalah organ luar biasa
dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total
berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30
persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh.Otak memiliki 10
sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan
sambungan.Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus
diaktifkan.Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5
% dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %.Sampai sekarang para ilmuan belum
memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.

10
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ
(Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam
belajar.Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat
ditentukan sekitar umur 3 tahun.Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis
keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor
gizi makanan yang cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang
dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan
kecelakaan.IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami
berbagai ilmu.Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar
pada seorang murid, disampi disamping faktor lain, seperti gangguan fisik
(demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ
seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung
antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan
IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan
adalah :
Usia Mental Anak
X100=IQ
Usia Sesungguhnya

Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang
rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut
dengan Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.
Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :
TINGKAT KECERDASAN IQ
Genius Di atas 140
Sangat Super 120-140
Super 110-120
Normal 90-110
Bodoh 80-90
Perbatasan 70-80
Moron/Dungu 50-70
Imbecile 25-50
Idiot 0-25
Ukuran tinggi rendahnya IQ, menurut Sukmadinata dapat diketahui
melalui skor hasil tes IQ sebagai berikut :

11
 140 – keatas = jenius ( 0,25%)
 130 – 139 = sangat cerdas ( 0,75% )
 120 – 129 = cerdas ( 6,00% )
 110 – 119 = diatas normal (13,00%)
 90 – 109 = normal ( 60% )
 80 – 89 = dibawah normal ( 13,00% )
 70 – 79 = bodoh ( 6,00% )

c. Spiritual Quotient (SQ)


Spiritual Quotient (SQ) adalah potensi anugerah Tuhan yang dimiliki
setiap manusia sejak lahir berbarengan dengan potensi-potensi manusiawi lain

11
yaitu PQ (physical quotient = kecerdasan ragawi), EQ (emotional quotient = kecerdasan
emosi) dan IQ (intelectual quotient = kecerdasan intelektual). Sejak ruh ditiupkan ke janin di
rahim seorang ibu, pada saat itulah manusia sudah memiliki potensi SQ yang diberikan
Tuhan. Potensi itu akan dibawa terus dalam kehidupannya.
2.2.2. Perbedaan EQ, IQ DAN SQ
a. Kecerdasan Emosional (EQ)
Adalah kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang lain dengan
baik. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan
untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik,
serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
b. Kecerdasan Intelektual (IQ)
Ialah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif. Kecerdasan yang terukur
dengan angka-angka sejak kita di bangku sekolah hingga kuliah, adalah kecerdasan
intelektual. Kecerdasan inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri kita
c. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal siapa diri kita dan
Tuhan kita. Jadi SQ bukan hanya kemampuan menjalankan shalat atau membaca Al-Qur’an
semata, tapi bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan diaplikasikan
dalam kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku kita adalah merupakan cerminan dari
ibadah yang telah kita laksanakan. Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhan
dan mahluk-Nya.
2.2.3. Manfaat EQ, IQ DAN SQ
a. Kecerdasan Emosional (EQ)
EQ (Emotional Quotient) / kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk
mengelola emosi atau perasaan. EQ masih berorientasi pada kebendaan. Tingkat EQ dapat
meningkat sepanjang kita masih hidup. Kecerdasan Emosional (EQ) justru lebih mungkin
untuk dipelajari dan dimodifikasi kapan saja dan oleh siapa saja yang berkeinginan untuk
meraih sukses atau prestasi hidup
b. Kecerdasan Intelektual (IQ)

11
IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan atau kecerdasan yang didapat dari hasil
pengerjaan soal-soal atau kemampuan untuk memecahkan sebuah pertanyaan dan selalu
dikaitkan dengan hal akademik seseorang. Banyak orang berpandangan bahwa IQ merupakan
pokok dari sebuah kecerdasan seseorang sehingga IQ dianggap menjadi tolak ukur
keberhasilan dan prestasi hidup seseorang. Padahal IQ hanyalah satu “kemampuan dasar”.
c. Kecerdasan Spiritual (SQ)
SQ (Spiritual Qoutient) / kecerdasan spiritual dapat dikatakan sebagai penggabungan
antara IQ dan EQ. SQ merupakan kemampuan untuk mengenal siapa dirinya secara lahir dan
bathin dan mengenal bahwa ada kekuasaan yang melebihi dari apa pun di dunia ini yaitu
Sang Pencipta. Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan
yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan
kecerdasan tertinggi dalam diri kita
2.3. KONSEP DAN CONTOH STRATEGI PEMBELAJARAN YANG
MEMFASILITASI PENGEMBANGAN KECERDASAN PESERTA DIDIK
2.3.1. Pengertian strategi pembelajaran
Dick dan Carey mengatakan, “Strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu
set materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama.” Terdapat
5 komponen strategi pembelajaran yakni (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2)
penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, (5) kegiatan lanjutan.
2.3.2. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran langsung
Yaitu pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Kelebihannya adalah mudah
untuk direncanakan dan digunakan sedangkan kelemahannya dalam mengembangkan
kemampuan dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis.
a. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung
Yaitu sering disebut inquiri, pemecahan masalah,pengambilan keputusan,dan
penemuan,umumnya strategi ini berpusat pada peserta didik. Kelebihan dari strategi ini
antara lain: mendorong keterkaitandan keingintahuan peserta didik,menciptakan alternative
dan menyelesaikan masalah,mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan,dan
pemahaman yang baik. Sedangkan kekurangannya adalah memerlukan waktu yang panjang.
b. Strategi Pembelajaran Interaktif
Yaitu menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Kelebihan strategi
ini antara lain: peserta didik dapat belajar dari temennya dan guru untuk membangun
keterampilan social, keterampilan dan membangun argument yang rasional. Kekurangan dari

11
strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan
dinamika kelompok.
c. Strategi Pembelajaran Pengalaman (Experiental)
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif,berpusat pada peserta
didik,dan berbasis aktivitas. Kelebihan dari strategi ini antara lain: meningkatkan partisipasi
peserta didik, meningkatkan sifat kritis peserta didik, meningkatkan analisis peserta didik.
Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanya proses bukan pada hasil dan
membutuhkan waktu yang panjang.
d. Strategi Pembelajaran Mandiri
Merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif
individu,kemandirian dan peningkatan diri. Kelebihannya adalah membentuk peserta didik
yang mandiri dan bertanggungjawab. Kekurangannya adalah peserta belum dewasa sehingga
sulit menggunakan pembelajaran mandiri.

Terdapat 7 pendekatan yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan strategi


pembelajaran, diantaranya:
a. Bersikap inventif untuk menarik peserta didik
b. Memperlakukan peserta didik seperti orang dewasa
c. Namun kadang-kadang perlakukan mereka seperti anak-anak
d. Salahkan kebijakan
e. Buatlah pembelajaran menjadi nyata
f. Tunjukkan sisi kemanusiaan seorang pengajar
g. Jadilah inspirasi

Tugas kita sebagai pendidik adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang
dapat mengembangkan semua kecerdasan yang ada pada setiap individu. Adapun beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan semua
kecerdasan, diantaranya :
1. Mengaktifkan seluruh indera anak didik
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indera anak didik,
yaitu sebagai berikut.
a. Melatih cara mendengar yang efektif.
b. Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif.
c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat.

11
2. Melatih intelegensi/kecerdasanyang berimbang
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Mengidentisifikasi intelegensi anak didik.
b. Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan
3. Melatih silang intelegensi/kecerdasan yang berbeda.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan adalah
sebagai berikut :
a. Pilih materi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kecerdasannya,
Klasifikasikan isi pelajaran sesuai dengan kemampuan yang ada.
b. Identifikasi semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.
c. Tempatkanlah setiap stasiun kecerdasan ini di tempat-tempat yang sering
dikunjungi atau yang mudah terlihat dari berbagai arah.
Dengan melatih silang kecerdasan anak yang berbeda ini berarti guru memberi
kesempatan kepada anak didik untuk melatih setiap bagian kecerdasannya sesuai dengan
kebutuhannya.

11

Anda mungkin juga menyukai