Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH KEPERAWATAN DI DUNIA

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan


melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh
melalui pendidikan keperawatan (UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).

Keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari


pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu,
kelompok, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia (Lokakarya Nasional Perawat 1983).

Asmadi (2008) mendefinikasikan keperawatan sebagai bentk layanan kesehatan


professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kia keperawatan. Keperawatan memiliki suatu cara
pandang mendasar hubungan diantara teori tersebut guna mengmbangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja perawat.
Paradigma keperawatan terdiri atas empat unsur, yaitu keperawatan, manusia,
sehat-sakit, dan lingkungan.

Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive


Culture) sampai pada munculnya Florence Nightingle sebagai pelopor
keperawatan yang berasal dari Inggris. Perkembangan keperawatan dipengaruhi
oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Perkembangan
keperawatan diawali pada :

1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)

Manusia diciptakan memiiki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin


pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah
perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother
instinc kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada
sesuatu tentang adanya kekuatan mistik yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme.
Mereka meykini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan
alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-poon besar, dan gunung-
gunung tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-
dewa dimana pada masa itu mereka menganggap bhawa penyakit
disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai
tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil
tersebut. Setelah itu, perkembangan keperawatan terus berubah dengan
adanya Diakones dan Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan
janda yang membantu pendeta merawat orang sakit, sejak saat itu mulai
berkembanglah ilmu keperawatan.

Fenomena animisme terlihat pada sejarah Bangsa Mesir dan Cina.


Pada masa itu Bangsa Mesir menyembah dea Isis, Dewa yang diaykini
bisa menyembuhkan penyakit. Masyarakat Cina menganggap penyakit
disebabkan oleh syetan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika
orang lain memgang orang yang sakit, akibatnya perawat tidak
diperkenankan untuk merawat orang yang sakit.

2. Zaman Peradaban Kuno

Pada masa ini, keyakinan mengenai penyebab masih mirip dengan zaman
primitive, yaitu didasarkan pada takhayul dan magis, sehingga penyembuhan
membutuhkan penyembuhan magis. Pendeta atau dokter penyihir menikmati
status dalam masyarakat kuno. Sejalan dengan perkembangan peradaban, teori
praktis perawatan medis yang muncul sebagai penyebab nin-medis mulai
terobservasi. Catatan tertua mengenai praktik penyembuhan ada pada kembaran
tanah liat berusia 4000 tahun yang dihubungkan dengan peradaban Sumeria.
Lembaran ini berisi tentang resep obat, tetapi tidak dituliskan untuk mengatasi
penyakit apa.

Lontar Eber merupakan temuan kebudayaan mesir. Lontar ini tertanggal


sekitar tahun 1550 SM, dam dioercayai sebagai teks medis tertua di dunia. Lontar
ini berisi uraian tentang banyak penyakit yang diketahui saat ini dan
mengidentifikasi gejala spesifik. Lontar eber juga berisi 700 zat yang digunakan
untuk obat-obatan disertai cara penyiapan dan penggunaannya. Mumifikasi atau
pembalseman juga muncul pada masa ini, mumifikasi berasal dari keyakinan
bahwa ada kehidupan setelah kematian. Dibutuhkan ilmu dan pengetahuan untuk
membuat larutan yang bisa digunakan untuk mengawetkan mayat. Hal ini,
menunujukkan bahwa pada masa itu sudah mengenal ilmu fisiologi, anatomi, dan
patofisiologi.

Bangsa Yahudi Kuno menyumbangkan Mosaic Health Code. Kode ini dianggap
sebagai legislasi sanitari pertama dan berisi catatan pertama mengenai syarat
kesehatan masyarakat. Kode ini mencakup aspek individu, keluarga dan kesehatan
komunitas., termasuk di dalamnya membedakan antara yang bersih dan yang tidak
bersih.

Budaya Afrika Kuno, fungsi pengasuhan yang dimiliki oleh perawat termasuk
peran sebagai bidan, herbalis, ibu susu, dan pemberi perawatan untuk anak dan
lansia (Dolan, Fitzpatrick, dan Herrmann, 1983). Budaya India Kuno, sudah
mengenl adanya perawat laki-laki yang memiliki kriteria pengetahuan mengenai
cara mempersiapkan obat yang akan diberikan, pintar, mampu mencurahkan kasih
sayang ke pasien, kemurnian pikiran dan tubuh. Adapun perawat wanita India
bertindak sebagai bidan dan merawat keluarga yang sakit. Peran perawat dalam
budaya Cina kursng disebutan, namun peran Cina Kuno lebih banyak pada
penemuan obat herbal, pemakaian akupunktur sebagai metode pengobatan, dan
publikasi Nei Ching (canon of medicine), yang merinci empat langkah
pemeriksaan : melihat, mendengar, bertanya, dan merasakan.

Sejarah Yunani dan Romawi Kuno, perawatan orang skit lebih maju dalam
mitologi dan realitas. Dewa mitos Yunani yang dianggap sebagai dwea
penyembuh adalah Asklepios, istrinya Epigone adalah dewi penenang, Hygenia
anak perempuanAsklepios adalah dewi kesehatan dan diyakini sebagai
perwujudan perawat. Kuil yang dibangun untuk menghormati Asklepios, menjadi
pusat penyembuhan, pendeta kuil Asklepios memberikan penyembuhan melalui
pengobatan natural dan supranatural (Donahue, 1996). Seorang dokter Yunani
Kuno, Hipocrates, mempercayai bahwa penyakit memiliki penyebab alami.
Pernyataan Hipocrates ini sangat bertentangan dengan pendapat tabib pendeta di
kuil yang mengatakan bahwa penyakit adalah magis dan mistik. Sedangkan
kontribusi Romawi terhadap perawatan kesehatan adalah sanitasi umum,
pengeringan rawa, dan pembangunan saluran air, tempat pemandian umum dan
pribadi, system drainase, dan pemanasan sentral.

3. Zaman Keagamaan

Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia


sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan. Pada
permulaan Masehi, agama Kristen cukup besar mempengaruhi profesi
keperawatan. Sejarah digambarkan bahwa keperawatan merupakan bentuk
perintah dari Diakonia, suatu kelompok kerja seperti perawat kesehatan
masyarakat atau yang mengunjungi orang sakit. Pada masa pemerintahan Lord
Constantine keperawatan mengalami kemajuan. Ia mendirikan xenodhoecim
atau hospes yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan
terutama bagi orang-ornang yang sakit. Terlihat jelas dengan berdirinya
Rumah sakit terkenal di Roma yang bernama Monastic Hospital. Rumah sakit
ini dilengkapi dengan fasilitas perawatan berupa bangsal perawatan, bangsal
untuk orang cacat, miskin dan yatim piatu. Di Eropa, pada pertengahan abad
VI Masehi keperawatan juga berkembang di benua Asia. Tepatnya di Asia
Barat Daya yaitu Timur Tengah seiring dengan perkembangan agama Islam.
Pengaruh agama Islam terhadap prkembangan keperawatan, tidak lepas dari
keberhasilan Nabi Muhammad SAW dlam menyebarkan agama Islam.
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualitas telah dimulai sejak seorang
perawat muslim pertama bernama Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad
SAW, yang sealu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang
membutuhkan tanpa membedakan apakah klienya kaya atau miskin. Negara
Timur Tengah memberikan status kepada Rufaidah yaitu seorang perawat
muslim. Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal
diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam
khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke genrasi modern perawat di Saudi
dan Timur Tengah. Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika
mengenal Florence Nightingale sebagi pelopor keperawatan modern. Prof. Dr.
Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd
International Nursing Conference “Empowerment ang Health: An Agenda for
Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4
November 1998,menggambarkan Rufaidah adalah perawat professional
pertama dimasa sejarah islam. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian
yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang
baik. Sentuhan sisi kemanusaiaan adalah hal yang penting bagi perawat,
sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch)
seimbang. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus
Sekolah Keperawatan pertama di dunia Islam meskipun lokasinya tidak dapat
dilaporkan, dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit
(preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan )health
aducation).

Memasuki abad VII Masehi, agam Islam tersebar ke berbagai pelosok


negara dari Afrika, asia Tenggara, sampai Asia Barat dan Eropa (Turki dan
Spanyol). Pada masa itu jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan
seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hyginie, dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar
perawatan kesehatan seperti menjaga kebersihan diri (personal hyginie),
kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang pesat. Masa Lae to
Middle Ages (1000-1500 M), negara-negara Arab membangun RS yang baik
dan mengenalkan perawatan orang skit. Ada gambaran unik Rs yang tersebar
dalam peradaban islam dan banyak dinut RS modern saat ini hingga sekarang,
yaitu pemisahan antara ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita
merawat pasiean wanita dan perawat laki-laki merawat pasien laki-laki.
4. Zaman Abad Pertengahan

Permulaan abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami


perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kekuasaan,
yaitu perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Akibat dari
hal tersebut, banyak tempat ibadah yang ditutup, dan kekurangan tenaga kerja
perawat karena seblumnya tindakan perawatan dilakukan oleh kelompok agama.

Perang seperti perang Salib berdampak positif terhadap perkembangan


keperawatan. Pengaruh perang Salib terhadap keperawatan adalah mulainya
dikenal istilah P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Pada masa itu,
keberadaan perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan dan timbul peluang kerja
bagi perawat di bidang social. Setelah perang Salib, kota-kota besar muali berdiri
dan berkembang dengan menurunkan factor feodalisme. Perkembangan populasi
penduduk yang luas di kota-kota tersebut menyebabkan munculnya masalah
kesehatan yang secara otomatis akan membutuhkan peran tenaga kesehatan
(termasuk perawat). Kurangnya pemeliharaan kesehatan dan sanitasi serta
meningkatnya kemiskinan di daerah pedesaan mengakibatkan munculnya masalah
kesehatan yang serius pada abad kelima belas sampai ke tujuh belas. Faktor-faktor
social seperti hukum yang menekan orang miskin dan pajak terhadap jendela
rumah, menyebabkan menurunnya ventilasi karena pemilik rumah menutup
jendela menghindari membayar pajak. Hal tersebut melahirkan suatu kondisi
kesehatan yang memerlukan respon dari perawat.

Pada tahun 1663 dibentuklah kelompok biarawati oleh St. Vincent de paul.
Kelompok ini merawat orang-orang di rumah sakit, orang terlantar dan kaum
miskin. Kelompok ini terkenal luas sebagai perawat keliling karena mereka
merawat orang sakit di rumah-rumah. Pada masa ini juga mulai dirintis
pendidikan keperawatan yang dipelopori oleh Louise de Gras. Program
pendidikan yang diberikan saat ini adalah pengalaman merawat orang sakit di
rumah skit, dan melakukan kunjungan rumah. Peran rumah sakit terhadap
perkembangan keperawatan tidak dapat diabaikan. Ada tiga rumah sakit yang
berperan besar terhadap perkembangan perawat pada zaman pertengahan, yaitu
Dieu di Lion, Hotel Dieu di Paris, St. Thomas Hospial. Florence Nightingale
memulai karirnya menjadi perawat di rumah sakit St. Thomas Hospital ini. Abad
XVIII, pengembangan kota yang lebih besar membawa penambahan jumlah
rumah sakit dan memperbesar peran perawat.

Memasuki abad XIX reformasi social masyarakat merubah peran perawat


dan wanita secara umum. Pecahnya perang Krim (Crimean War), penunjukkan
dirinya (Florerence) oleh inggris untuk menata asuhan keperawatan pada sebuah
rumah sakit militer milik Turki memberi peluang baginya untuk meraih prestasi.
Hal ini disebabkan karena ia berhasil mengalami kesulitan atau masalah yang
dihadapi dan berhasil menepis anggapan negative terhadap wanita dan
meningkatkan status perawat. Perkembangan keperawatan di Inggris sangat
penting dipahami karena Inggris membuka jalan bagi kemjuan dan perkembangan
perawat dimana kepeloporan Florence diikuti oleh negara-negara lain.
Tahun1860, prakting keperawatan Notes or Nursing: What it is and What it is not
untuk msyarakat umum. Filosofinya terhadap praktik keperawatan merupakan
refleksi dari perubahan kebutuhan masyarakat. Ia melihat peran perawat sebagai
seseorang yang bertugas menjaga kesehatan seseorang berdasarkan pengetahuan
tentang bagaimana menempatkan tubuh dalam suatu status yang bebas dari 2
penyakit (Nightingae, 1860; Schuyler, 1992). Pada tahun yang sama, ia
mengembangkan program pelatihan untuk perawat pertama kali, sekolah pelatihan
Nightingale untuk perawat di St. Thomas Hospital di London. Konsep pendidikan
inilah yang mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia dewasa ini.

Perang sipil (1860-1865) menstimulasi perkembangan keperawatan di


Amerika Serikat. Clara Burton, pendiri palng merah amerika merawat pejuang di
medan pertempuran, membersihkan luka, memnuhi kebutuhan dasar, dan
menenangkan para pejuang dalam menghadapi kematian. Setelah perang sipil,
sekolah di Amerika dan Kanada membentuk kurikulum sendiri mengikuti sekolah
Nightingale. Sekolah pelatihan yang pertama di Kanada, st. Catherina di Ontario
didirikan tahun 1874. Tahun 1908, Mary Agnes Snively membantu
terbentuknyaThe Canadian National Association of Trained Nurse, selanjutnya
nama tersebut berubah menjadi The Canadian Nurses Association (CAN) pada
tahun 1924. Tahun 1899 afiliasi Amerika dan Kanada berhenti, organisasi baru
dibentuk dengan nama American Nurses Association (ANA) pada tahun 1911.

Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad XIX, tapi di


komunitas, keperawatan tidak menunjukkan peningkatan yang berarti sampai
tahun 1893 ketika Lilian Wald dan Mary Brewster membuka The Henry Street
Settlement, yang berfokus pada kebutuhan kesehatan orang miskin yang tinggal di
rumah penampungan di New York. Perawat yang bekerja di ntempat ini memiliki
tanggungjawab yang lebih besar terhadap klien daripada mereka yang bekerja di
rumah sakit, karena mereka seringkali menghadapi situasi yang membutuhkan
tindakan mandiri dari perintah dokter. Selain itu dalam mengobati penyakit, orang
miskin membutuhkan terapi keperawatan yang ditujukan untuk perbaikan nutrisi,
memberikan penginapan, dan mempertahankan kebersihan. Kemajuan terlihat di
rumah sakit, kesehatan masyrakat dan pendidikan terjadi pada wal abad ke-20.
Pada masa itu mulai dirintis pendidikan keperawatan ditingkat universitas.
Dengan berkembangnya pendidikan keperawatan maka praktik keperawatan juga
mengalami perluasan. Pada tahun 1901 didirikan The Army Nurses Corps, diikuti
dengan berdirinya The Navy Nurses Corps pada tahun 1908. Spesialisasi
keperwatan juga mulai dikembangkan. Sekitar tahun 1920-an dibentuk organisasi
perawat spesialis, seperti Association of Operating Room Nurses (1949),
American association of Critical-Care Nurses (1969) dan Oncology Nursing
Society (1975).

Anda mungkin juga menyukai