Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STRATEGI PERJUANGAN MUHAMMADIYAH

DISUSUN OLEH

KELOMPOK :

Yulitasari (1714201001)
Amelia Aghni J (1714201006)
Anggraini (1714201013)
Putri Andini (1714201014)
Khurin Aziziyah (1714201019)
Rena Febriyansyah (1714201021)
Zainal Arifin (1714201037)
Dewi Vatonah (1714201040)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Strategi
Perjuangan Muhammadiyah sebagai tugas dari mata kuliah AIKA).

Dalam penyusunan makalah ini, penulis sedikit mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
terutama teman – teman satu kelompok semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penyusun menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya.

Kritik konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan


makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita.
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perjuangan Muhammadiyah adalah perjuangan menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Perjuangan Muhammadiyah tersebut dilaksankan melalui
gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar di seluruh lapangan kehidupan dengan
sasaran umat dakwah dan umat ijabah baik pada level perseorangan maupun
masyarakat, sebagaimana yang menjadi misi persyarikatan sesuai firman Allah
dalam surat Ali Imran :104 sebagai berikut :
ٓ
‫كَ هُ ُم‬GGِ‫ر ۚ َوأُ ۟و ٰلَئ‬GG
ِ ‫وْ نَ ع َِن ْٱل ُمن َك‬GGَ‫ُوف َويَ ْنه‬ ْ ِ‫أْ ُمرُونَ ب‬GGَ‫ر َوي‬GGْ
ِ ‫ٱل َم ْعر‬GG ُ
ِ ‫ ْد ُعونَ إِلَى ْٱل َخي‬GGَ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم أ َّمةٌ ي‬
َ‫ون‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGُ‫ْٱل ُم ْفلِح‬
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran : 104)

Ditinjau dari stuktur konsepsinya, pada hakekatnya perjuangan


Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah perjuangan
muhammadiyah. Karena itu Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan
dengan sebagai pola dasar dari strategi perjuangan Muhammadiyah. Sedangkan
dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan
sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan
memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya
dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimanakah strategi perjuangan Muhammadiyah?

C.    Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana strategi perjuangan Muhammadiyah
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi
Pengertian strategi secara umum dan khusus :

1. Pengertian Umum.
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

2. Pengertian khusus.
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian,
strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari
apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan
pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan
perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

 Ditinjau dari struktur konsepsinya pada hakekatnya strategi perjuangan


Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah
Perjuangan Muhammadiyah. Karena itu Khittah Muhammadiyah dapat
dikatakan sebagai pola dasar dari strategi perjuangan Muhammadiyah.
 Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat
dikatakan sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk
memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah
sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang
dihadapi. Atas teori perjuangan sebagaimana dikandung dalam Khittah itu
kemudian disusun strategi perjuangan sebagai rangkaian kebijakan dan
pelaksanaannya.
B.     Khittah
Apa itu khittah?  Khittah secara bahasa berarti langkah atau jalan. Dalam
dunia gerakan Muhammadiyah, Khittah dipakai untuk menyebut panduan
langkah-langkah dalam berjuang. Khittah adalah pedoman yang dipegang oleh
Muhammadiyah yang sangat berguna ketika menghadapi kenyataan yang
sebenarnya di masyarakat. Singkatnya khittah adalah garis-garis garis haluan
perjuangan Muhammadiyah.
Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan
tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. Hal tersebut mempunyai arti penting
karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan
anggota muhammadiyah. Garis-garis besar perjuangan Muhammadiyah tersebut
tidak boleh bertentangan dengan asas dan program yang telah disusun. Isi khittah
harus sesuai dengan tujuan Muhammadiyah, khittah disusun sesuai dengan
perkembangan zaman.
Jika dikaji secara menyeluruh, maka diketahui bahwa Muhammadiyah
memilki beberapa macam khittah. Ini setidaknya yang terekam dalam sejarah
rumusan khittah Muhammadiyah. Muhammadiyah yang memiliki identitas
gerakan Tajdid (pembaharuan) yang memiliki dua makna yaitu Purifikasi
(pemurnian) dan juga dinamisasi (perkembangan)

C.    Strategi Muhammadiyah
Dalam mencapai kesuksesan dahwah maka Muhammadiyah harus
membuat strategi yang sering disebut dengan langkah – langkah dan Khittah
muhammadiyah. Pada zaman sekarang yang banyak sekali ormas dengan berbagai
identitas dan karakter, menjadi tantangan tersendiri bagi muhammadiyah dalam
berdakwah, maka sekarang ini muhammadiyah memperkuat dakwah dibidang
pendidikan guna memerangi penyakit agama al: Tahayul, Bid’ah, Churafat (TBC)
dari kesemua langkah dan juga Khittah, semua menuju kepada pendidikan, ini
bearti Muhammadiyah memilih pencegahan terhadap TBC dengan merubah pola
fikir masyarakat tentang hal tersebut, langkah ini menjadi efektif karena akan
meminimalisir konflik, manun dakwah muhammadiyah terkesan menjadi lemah
karena terkasan pula tidak berani melawan TBC secara terangan- terangan.
Berikut adalah uraian strategi Muhammadiyah:

1. Langkah Muhammadiyah Tahun 1938-1940

12 Langkah Muhammadiyah Tahun 1938-1940


a) Memperdalam iman
Hendaklah iman ditablighkan, disiarkan seluas-luasnya, diberi riwayat dan
dalil buktinya, dipengaruhnya dan digembirakan hingga iman itu mendarah
daging, masuk di tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari pada anggota
Muhammadiyah semuanya.

b) Memperluas faham agama


Hendaklah faham agama yang sesungguhnya (murni) dibentangkan seluas-
luasnya, diujikan dan diperbandingkan, sehingga para anggota
Muhammadiyah mengerti dan meyakinkan bahwa Agama Islam yang paling
benar, ringan dan berguna, hingga merasa nikmat mendahulukan amalan
keagamaan itu.

c) Memperbuahkan budi pekerti


Hendaklah iman ditablighkan, disiarkan seluas-luasnya, diberi riwayat dan
dalil buktinya, dipengaruhnya dan digembirakan hingga iman itu mendarah
daging, masuk di tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari pada anggota
Muhammadiyah semuanya.

d) Menuntun amalan intiqad


Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri (self correctio)
dalam segala usaha dan pekerjaan itu. Buah penyelidikan perbaikan itu
dimusyawarahkan secara khusus untuk mendatangkan kemaslahatan dan
menjauhkan mudarat.

e) Menguatkan persatuan
Hendaklah menjadi tujuan kita menguatkan persatuan organisasi,
mengokohkan pergaulan persaudaraan, mempersamakan hak dan
memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita.
f) Menegakkan keadilan
Hendaklah keadilan dijalankan semestinya walaupun terhadap diri sendiri,
dan ketetapan yang sudah seadilnya dan dipertahankan di mana juga.

g) Melakukan kebijaksanaan
Dalam gerak kita, tidaklah melupakan hikmat kebijaksanaan yang
disendikan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Kebijaksanaan yang
menyalahi kedua pegangan itu haruslah dibuang, karena itu bukanlah
kebijaksanaan yang sesungguhnya.

h) Menguatkan tanwir
Tanwir mempunyai pengaruh besar dalam kalangan organisasi
Muhammadiyah dan menjadi tangan kanan yang bertenaga di sisi PP
Muhammadiyah. Karenanya wajiblah Tanwir diperteguh dan diatur  sebaik-
baiknya.

i) Mengadakan Musyawarah
Untuk mengadakan garis yang tentu dalam langkah-langkah dan
perjuangan kita, hendaklah diadakan musyawarah-musyawarah terutama
untuk hal yang khusus dan penting seperti Usaha Dakwah Islam di seluruh
Indonesia dan lain-lain.

j) Memusyawaratkan putusan
Agar dapat meringankan dan memudahkan pekerjaan, hendaklah setiap
putus mengenai tiap-tiap majlis/bagian, dimusyawarahkan dengan pihak yang
bersangkutan, sehingga dapatlah mentanfidzkannya untuk mendapatkan hasil
dengan segera.

k) Mengawasi gerakan ke dalam


Pandangan kita hendaklah kita tajamkan, mengawasi gerak kita yang ada
di dalam Muhammadiyah, baik mengenai yang sudah lalu, yang masih
berlangsung maupun yang akan dihadapi.

l) Memperhubungkan gerakan luar


Kita berdaya upaya untuk menghubungkan diri dengan pihak luar,  seperti
persyarikatan-persyarikatan dan pergerakan-pergerakan lain di Indonesia
dengan dasar silaturrahim, tolong-menolong dan segala kebaikan, dengan
tidak mengubah asas masing-masing. Terutama perhubungan dengan
persyarikatan dan pemimpin Islam.

2. Khittah Muhammadiyah Tahun 1956-1959 (KHITTAH PALEMBANG)

Muhammadiyah menetapkan Khittah ( langkah yang dibatasi dalam waktu


yant tertentu ) untuk tahun 1956-1959 antara lain :
a) Menjiwai Pribadi Para Anggota Terutama Para Pemimpin Muhammadiyah
Dengan:
 Memperdalam dan mempertebal Tauhid.
  Menyempurnakan ibadah dengan khusuk dan tawadlu.
 Mempertinggi ahlak.
 Memperluas ilmu pengetahuan.
 Menggerakan muhammadiyah dengan penuh keyakinan dan rasa
tanggung jawab, hanya mengharapkan keridhoan Allah dan kebahaian
umat.

b) Melaksanakan Uswatun Hasanah :


 Muhammadiyah harus selalu dimuka membimbing arah pendapat
umum.
 Menegakan agama islam.
 Membentuk rumah tangga bahagia.
 Mengatur hidupdan kehidupan antara rumah tangga dan tetangga.
 Anggota muhammadiyah harus menyesuaikan hidup dimasyarakat.

c) Mengutuhkan Organisasi Dan Merapikan Administrasi :


 Memeliharah fitrah terhadap keutuhan organisasi dan administrasi.
 Memperkuat keahlian para pekerja dan pemimpin agar tetap segar dan
giat.
 Menanamkan kesadaran organisasi.
 Administrsi dituntun menurut ketentuan yang ada.
d) Memperbanyak Dan mempertinggi Mutu Amal
e) Mempertinggi Mutu Anggota Dan Membentuk Kader.
f) Memperarat Ukhuwah.
g) Menuntun Penghidupan Anggota.

3. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1969 (KHITTAH


PONOROGO)

Dengan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proposi
yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis
konsepsional, secara operasional dan konkrit riil bahwa ajaran islam mampu
menguatkan masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berpancasila dan
UUD 45 mrnjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia
material dan spiritual yang diridhai oleh Allah SWT.        Khittah Ponorogo pada
dasarnya menjelaskan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi dakwah Islam
yang bekerja dalam bidang kemasyarakatan. Isi khittah ponorogo dibagi menjadi
dua bagian :

a) Pola Dasar Perjuangan


Muhammadiyah berjuang untuk mencapai atau mewudkan suatu cita-cita
dan keyakinan hidup yang bersumber ajaran islam. Dakwah islam dan amar
makruf nahi munkar dalam arti dan proposi yang sebenar-benarnya
sebagaimana yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah SAW adalah satu-
satunya jalan untuk mencapai cita-cita dan keyakinan hidup tersebut.
Dakwah Islam dan amar makruf nahi munkar seperti yang dimaksudkan
harus dilakukan melalui 2 saluran atau bidang secara simultan:
 Saluran politik kenegaraan (politik praktis)
 Saluran masyarakat

Untuk melakukan perjuangan dakwah Islam dan amar makruf nahi munkar
seperti yang dimaksud di atas, di buat alatnya masing-masing yang berupa
organisasi :
 Untuk saluran atau bidang politik kenegaraan (politik praktis) dengan
organisasi politik (partai).
 Untuk saluran atau bidang kemasyarakatan dengan organisasi non
partai.

Muhammadiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri


sebagai “GERAKAN ISLAM DAN AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR
DALAM BIDANG MASYARAKAT. Sedang untuk alat perjuangan dalam
bidang politik kenegaraan (politik praktis), Muhammadiyah membentuk satu
partai politik diluar organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah harus
menyadari bahwa partai tersebut adalah merupakan proyeknya dan wajib
membinanya. Antara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubungan
organisatoris, tetapi memiliki hubungan ideologis. Masing-masing berdiri dan
berjalan sendiri-sendiri menurut caranya sendiri-sendirii, tetapi dengan saling
pengertian dan menuju tujuan yang satu. Pada prinsipnya tidak dibenarkan
adanya rangkap jabatan, terutama jabatan pimpinan antara keduanya demi
tertibnya pembagian kerja sama.

b) Progam Dasar Perjuangan


Program dasar perjuangan Muhammadiyah dalam teori
konsepsional berupa program, program operasional diwujudkan dalam
usaha konkrit,bdan riil. Pada masa Kepemimpinan KH. AR Fakhrudin
menjelaskannya sebagai berikut :
 Hakikat Muhammadiyah mempunyai kepentingan untuk melaksanakan
amar makruf nahi munkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal
usaha yang sesuai bidang yang dipiih masyarakat.
 Muhammadiyah dan masyarakat membentuk keluarga dan masyarakat
sejahtera sesuai dengan dakwah jama’ah. Muhammadiyah juga
menyelenggarakan amal usaha dan berusaha meningkatkan mutu amal
usaha.
 Muhammadiyah adalah gerakan dakwah islam yang beramal dalam
segala bidang kehidupan masyarakat. Tidak mempunyai afiliasi
dengan partai politik manapun dan memberikan hak seluas-luasnya
kepada anggotanya untuk masuk ke partai politik manapun.
 Muhammadiyah dan ukhuwah Islamiyah Muhammadiyah akan bekerja
sama dengan golongan islam manapun dalam menyiarkan dan
mengamalkan agama islam serta membela kepentingannya.      
   
4. Khittah Muhammadiyah Tahun 1971 (KHITTAH  UJUNG PANDANG)
Adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupan manusia dan masyarakat. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai
dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain,
sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
Persyarikatan Muhammadiyah. Untuk lebih memantapkan muhammadiyah
sebagai gerakan da’wah islam setelah pemilu tahun 1971, muhammadiyah
melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara konstruktif dan positif terhadap partai
muslimin Indonesia. Untuk lebih meningkatkan partisipasi muhammadiyah dalam
pelaksanaan pembangunan nasional.

5. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978 (KHITTAH


SURABAYA)
Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala
bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau
organisasi apapun. Adapun Khittah Perjuangan Muhammadiyah itu berisi
pernyataan tentang

a) Hakekat Muhammadiyah,
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya
dinamika dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari
luar, telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut
seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi,
politik dan kebudayaan yang menyangkut perubahan struktural dan perubahan
pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan
perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar
ma'ruf nahyi munkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang
sesuai dengan lapangan yang dipilihnya, ialah masyarakat, sebagai usaha
Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "Menegakkan dan menjungjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya". Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan
diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud dalam "Mattan Keyakinan
dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah". Keyakinan dan cita-cita Hidup
Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah,
juga bagi gerakan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat
dan ketatanegaraan, serta dalam kerjasama dengan golongan Islam lainnya.

b) Muhammadiyah dan Masyarakat,


Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih
dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar ma'ruf nahyi munkar
dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga
dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Da'wah jama'ah. Disamping itu
Muhammadiyah menyelenggarakan amal usaha seperti tersebut dalam
Anggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan
mutunya. Penyelenggaraan amal usaha tersebut merupakan sebagian ikhtiar
Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan cita-cita Hidup yang
bersumberkan ajaran Islam, dan bagian dari usaha untuk terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

c) Muhammadiyah dan Politik,


Dalam bidang Politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya:
dengan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar dalam arti dan proporsi yang
sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis
konsepsional, secara operasional dan secara konkrit riil bahwa ajaran Islam
mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan
makmur serta sejahtera, bahagia, material dan spiritual yang diridahai Allah
swt. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh
pada kepribadiannya.
Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian
gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan
peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam hal ini Muktamar
Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa :
 Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam
segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai
hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari
sesuatu Partai Politik atau organisasi apapun.
 Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak
memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak
menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan
Muhammadiyah.

d) Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah,


Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan
golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan
Agama Islam serta membela kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama
tersebut, Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan
mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya.

e) Dasar Program Muhammadiyah


Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut diatas dan dengan
memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya,
perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut:

 Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang


menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan
muslimat yang beriman teguh, taat beribadah, ber-akhlak mulia, dan
menjadi teladan yang baik ditengah-tengah masyarakat.
 Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah
tentang hak dan kewajibannya sebagai warganegara dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya
terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup masyarakat.
 Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai
gerakan untuk melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar
kesegenap penjuru dan lapisan masyarakat serta segala bidang
kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.

6. Khittah Muhammadiyah Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara


Tahun 2002 (KHITTAH DENPASAR)

Dalam Posisi yang demikian maka sebagaimana khittah Denpasar,


muhammadiyah dengan tetap berada dalam kerangka gerakan dakwah dan tajdid
yang menjadi fokus dan orientasi utama gerakannya dapat mengembangkan fungsi
kelompok kepentingan atau sebagai gerakan social civil-society dalam
memainkan peran berbangsa dan bernegara.

a) Garis Besar Perjuangan Muhammadiyah


Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya
dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar,
telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh
segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan
kebudayaan yangmenyangkut perubahan stukturil dan perubahan pada sikap
serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan
perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar
makruf nahi munkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang
sesuai dengan lapangan yang dipilihnya masyarakat, sebagai usaha
Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya : “Menegakan dan menjunjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur
yang diridhai Allah SWT.

b) Ciri Perjuangan Muhammadiyah


Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikatan
Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang
melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha
dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang
menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan Muhammadiyah.
Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas
mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai
berikut.

 Muhammadiyah adalah gerakan Islam


Telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa Persyarikatan
Muhammadiyah dibangun oleh KH Ahmad Dahlan sebagi hasil
kongkrit dari telaah dan pendalaman (tadabbur) terhadap Alquranul
Karim. Faktor inilah yang sebenarnya paling utama yang mendorong
berdirinya Muhammadiyah, sedang faktor-faktor lainnya dapat
dikatakan sebagai faktor penunjang atau faktor perangsang semata.
Dengan ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap mengkaji ayat-
ayat Alquran, khususnya ketika menelaah surat Ali Imran, ayat:104,
maka akhirnya dilahirkan amalan kongkret, yaitu lahirnya
Persyarikatan Muhammadiyah. Kajian serupa ini telah dikembangkan
sehingga dari hasil kajian ayat-ayat tersebut oleh KHR Hadjid
dinamakan “Ajaran KH Ahmad Dahlan dengan kelompok 17,
kelompok ayat-ayat Alquran”, yang didalammya tergambar secara
jelas asal-usul ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam
pengabdiyannya kepada Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah seperti di atas
jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain
karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al-
Qur’an karena itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali
semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala
yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan
pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan
sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan
melaksankan ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak
berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil,
kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati
oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin. Muhammadiyah adalah
gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan
dakwah Islamiyah. Ciri yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya
dan tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muahammadiyah.
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama
yang mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari
pendalaman KHA Dahlan terdapat ayat-ayat Alquran Alkarim,
terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104. Berdasarkan Surat Ali
Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah atau
strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak)
Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan
juangnya.
Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat
bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha
yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai
ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan
sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain
merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha
diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana
dan wahana dakwah Islamiyah.
 Muhammadiyah adalah gerakan tajdid
Ciri ke tiga yang melekat pada Persyarikatan Muhammadiyah
adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi.
Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu
organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam
sebagaimana yang tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus
memebersihkan berbagai amalan umat yang terang-trangan
menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun
bid’ah lewat gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu mata
rantai dari gerakan tajdid yang diawali oleh ulama besar Ibnu
Taimiyah sudah barang tentu ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi
secara total berbagai penyimpangan ajaran Islam seperti syirik,
khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab semua itu merupakan benalu yang
dapat merusak akidah dan ibadah seseorang.
Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah
sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran
Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan
juga termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai
pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan
bermasyarakat, semacam memperbaharui cara penyelenggaraan
pendidikan, cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim,
cara pengelolaan zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan
rumah sakit, pelaksanaan sholat Id dan pelaksanaan kurba dan
sebagainya. Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam
pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi (purification) dan tajdid
dalam pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation). Dalam
hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan
tajdid, maka Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan
Purifikasi dan Gerakan Reformasi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammadiyah dalam memahami ajaran Islam membaginya kepada


empat; aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah duniawiyat. Dalam hal Muamalah
yang menjadi pokok perhatian di antaranya adalah mengenai bisnis. Menurut
paham Muhammadiyah bahwa masalah bisnis  mesti diperhatikan umat Islam.
Oleh sebab itu, Muhammadiyah membentuk suatu majelis yang khusus mengurusi
bidang perekonomian. Muhammadiyah juga merumuskan tujuan ekonomi adalah
terciptanya kehidupan sosial ekonomi umat yang berkualitas sebagai benteng atas
problem kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan pada masyarakat bawah
melalui berbagai program yang dikembangkan Muhammadiyah.

Dan khittah tersebut juga memiliki Progam Dasar Perjuangan dengan


dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proposi yang sebenar-
benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsional,
secara operasional dan konkrit riil bahwa ajaran islam mampu menguatkan
masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berpancasila dan UUD 45
mrnjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia material dan
spiritual yang diridhai oleh Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai