LAMPIRAN 1 Andini
LAMPIRAN 1 Andini
87
tablet dan kapsul sehingga menjadi praktis untuk dikonsumsi. Kapsul adalah
bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak, cangkang
kapsul dibuat dari gelatin dengan atau zat tambahan lain.
Eritromisin digunakan untuk penyakit infeksi. Penyakit infeksi merupakan
penyakit yang banyak diderita masyarakat indonesia sejak dulu, dan masih
merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia, diantaranya adalah infeksi
usus (diare) yang ditandai dengan adanya perubahan bentuk dengan konsistensi
feses yang lembek atau cair. Salah satu faktor penyebab terjadinya diare antara
lain karena infeksi kuman penyebab diare yaitu: Escherichia coli, Bacillus aereus,
Vibrio cholerae, Salmonella sp.
Selain itu juga digunakan untuk infeksi saluran pernafasan, di Indonesia
penyakit infeksi saluran nafas atas adalah penyakit terbanyak yang dihadapi
masyarakat didalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam golongan ini adalah
penyakit infeksi di bagian telinga, hidung dan tenggorok (THT). Pada orang
dewasa keluhan yang ditimbulkan lebih banyak memberikan gangguan pada
pelaksanaan aktivitas sehari-hari sehingga mengurangi produktivitas.
Infeksi saluran pernafasan atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis,
laringitis, epiglotitis, tonsilitis, dan otitis. Infeksi saluran pernafasan atas bila
tidak diatasi dengan baik dapat berkembang menjadi infeksi saluran pernafasan
bawah. Infeksi saluran pernafasan atas yang banyak terjadi dan perlu penanganan
dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan yaitu otitis,
sinusitis,dan faringitis.
88
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Eritromisin
Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolid. Antibiotika
golongan makrolida mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang
besar dalam rumus molekulnya.
89
trachomatis. H. influenzae mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap obat
ini.
2.1.3 Resistensi
Resistensi terhadap eritromisin terjadi melalui 3 mekanisme yang
diperantarai oleh plasmid yaitu:
1. Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman,
2. Berubahnya reseptor obat pada ribosom kuman, dan
3. Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu
(Enterobacteriaceae).
2.1.4 Farmakokinetik
1. Pemberian
Eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga obat ini
diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau ester. Semua obat ini diabsorpsi
secara adekuat setelah pemberian per oral.
2. Distribusi
Distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan
sebrospinal. Obat ini merupakan satu diantara sedikit antibiotika yang bedifusi ke
dalam cairan prostat da mempunyai sifat akumulasi unit ke dalam makrofag. Obat
ini berkumpul di hati. Adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan
lebih baik.
3. Metabolisme
Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui menghambat
oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistemsitokrom P-450.
4. Ekskresi
Eritromisin terutama dikumpulkan dan diekskresikan dalam bentuk aktif
dalam empedu. Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi enterohepatik.
90
2.1.5 Efek Samping
1. Gangguan epigastrik
Efek samping ini paling sering dan dapat mengakibatkan ketidakpatuhan
pasien terhadap eritromisin.
2. Ikterus Kolestatik
Efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin estolat. Reaksi ini
timbul pada hari ke 10-20 setelah dimulainya terapi. Gejalanya berupa nyeri perut
yang menyerupai nyeri pada kolestasis akut, mual, muntah, kemudian timbul
ikterus, demam, leukositosis dan eosinofilia; transaminase serum dan kadar
bilirubin meninggi, kolesitogram tidak menunjukkan kelainan.
3. Ototoksisitas
Ketulian sementara berkaitan dengan eritromisin terutama dalam dosis
tinggi.
4. Reaksi Alergi
Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan
eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.
91
3. Eritromisin dengan Digoksin
Efek digoksin meningkat. Digoksin digunakan untuk laju jantung dan
untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur. Akibatnya: terjadi
efek samping merugikan karena terlalu banyak digoksin. Gejala yang dilaporkan:
mual, kehilangan nafsu makan, aritmia jantung, takikardia atau bradikardia.
4. Erirtromisin dengan Klindamisin atau Linkomisin
Efek antibiotika klindamisin dan linkomisin dapat berkurang. Akibatnya:
infeksi yang diobati mungkin tidak sembuh seperti yang diharapkan.
5. Erirtromisin dengan Antibiotika penisilin
Efek masing-masing antibiotika dapat meningkat atau berkurang. Karena
akibatnya sulit diramalkan, sebaiknya kombinasi ini dihindari.
92
2.1.8 Penggunaan Klinik
1. Infeksi Mycoplasma pneumoniae
Eritromisin yang diberikan 4 kali 500 mg sehari per oral mempercepat
turunnya panas dan mempercepat penyembuhan sakit.
2. Penyakit Legionnaire
Eritromisin merupakan obat yang dianjurkan untuk pneumonia yang
disebabkan oleh Legionella pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari
atau secara intravena 1-4 g sehari.
3. Infeksi Klamidia
Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin untuk infeksi klamidia tanpa
komplikasi yang menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis.
Dosisnya ialah 4 kali sehari 500 mg per oral yang diberikan selama 7 hari.
Eritromisin merupakan obat terpilih untuk wanita hamil dan anak-anak dengan
infeksi klamidia.
4. Difteri
Eritromisin sangat efektif untuk membasmi kuman difteri baik pada
infeksi akut maupun pada carrier state. Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun
antibiotika lain tidak mempengaruhi perjalanan penyakit pada infeksi akut dan
komplikasinya. Dalam hal ini yang penting antitoksin.
5. Infeksi streptokokus
Faringitis, scarlet fever dan erisipelas oleh Str. pyogenes dapat diatasi
dengan pemberian eritromisin per oral dengan dosis 30 mg/kg BB/hari selama 10
hari. Pneumonia oleh pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan dengan
dosis 4 kali sehari 250-500 mg.
6. Infeksi stafilokokus
Eritromisin merupakan alternatif penisilin untuk infeksi ringan oleh S.
Aureus (termasuk strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya
strain-strain yang resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat
oleh stafilokokus yang resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan
penisilin yang tahan penisilinase (misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin) atau
93
sefalosporin. Dosis eritromisin untuk infeksi stafilokokus pada kulit atau luka
ialah 4 kali 500 mg sehar yang diberikan selama 7-10 hari per oral.
7. Infeksi Campylobacter
Campylobacter jejuni dapat diobati dengan eritromisin per oral 4 kali 250
mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan peran eritromisin untuk
infeksi ini.
8. Tetanus
Eritromisin per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10 hari dapat membasmi
Cl. tetani pada penderita tetanus yan alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat
kejang dan pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.
9. Sifilis
Untuk penderita sifilis stadium dini yang alergi terhadap penisilin, dapat
diberikan eritromisin per oral dengan dosis 2 - 4 g sehari selama 10 - 15 hari.
10. Gonore
Eritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pada wanita
hamil yang alergi tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg
sehari yang diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25%.
11. Penggunaan profilaksis
Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik ialah penisilin.
Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap penisilin.
Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita
endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin untuk
keperluan ini ialah 1 g per oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan tindakan,
dilanjutkan dengan dosis tunggal 500 mg yang diberikan 6 jam kemudian.
12. Pertusis
Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat
penyembuhan.
94
2.1 Kapsul
2.2.1 Pengertian dan Macam Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Macam-macam kapsul
Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu
kapsul keras (capsulae durae, hard capsul) dan kapsul lunak (capsulae molles,
soft capsul).
95
titanium dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis/sukrosa 5%. Cangkang
gelatin lunak umumnya mengandung air 6-13%, umumnya berbentuk bulat atau
silindris atau bulat telur (disebut pearles atau globula).
Kapsul cangkang lunak tidak dipakai di apotik, tetapi diproduksi secara
besar-besaran didalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan. Kapsul lunak yang
bekerjanya long acting umumnya berisi granula dan disebut Spansule.
96
0 0,5 0,7 0,9
97
Kerugian bentuk sediaan kapsul:
1. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan.
2. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis.
3. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul.
4. Tidak untuk balita.
5. Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul).
98
seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan
berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang tetap
dan bagian yang bergerak.
Caranya:
Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat
yang tidak bergerak.
Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan/ditaburkan pada
permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang bergerak.
Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.
3. Dengan alat mesin
Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara
besar-besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut, perlu
dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai
dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah
besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjamin.
99
Didalam pabrik yang besar penutupan kapsul dilakukan secara otomatis.
Sebagai cairan penutup pada umumnya larutan gelatin yang diberi tambahan zat
warna, sehingga kapsul yang telah ditutup akan kelihatan semacam pita yang
berwarna. Warna ini dapat dipergunakan sebagai tanda pengenal dari suatu pabrik.
100
kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak
lurus, setelah itu ditutup.
101
Kapsul berisi obat kering
Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul,
timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot
rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap
bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang
penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan
tidak satu kapsul pun yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh
kolom B.
Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
Bobot rata-rata kapsul
A B
120 mg atau lebih 10% 20%
lebih dari 120 mg 7,5% 15%
2. Waktu Hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul
lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh
kapsul yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak
terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV, untuk melakukan uji waktu hancur
digunakan alat yang dikenal dengan nama Desintegration Tester.
102
tabung dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat dengan diameter lubang
0,025 inchi (ukuran 10 mesh nomor 23).
Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam
wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa
berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke
bawah berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah.
Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair
antara 35o – 39o C.
Alat untuk menaik turunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi 29
kali hingga 32 kali per menit.
Caranya:
Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang.
Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian
keranjang, gunakan air bersuhu 37o + 2o sebagai media kecuali dinyatakan lain
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi.
Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29 – 32 kali per
menit.
Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing
monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul.
Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur
sempurna.
Dalam FI IV waktu hancur kapsul tidak dinyatakan dengan jelas, namun menurut
FI. III, kecuali dinyatakan lain waktu hancur kapsul adalah tidak lebih dari 15
menit.
3. Keseragaman Sediaan
Terdiri dari keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan
untuk kapsul lunak.
4. Uji Disolusi
103
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk
kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing- masing monografi.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada saat penelitian:
1. Erytromicin
2. Aerosil
3. Amilum
4. Avicel
5. Cangkang kapsul
6. Laktosa
7. Mg Stearat
8. Na Benzoat
9. Talk
104
3.3 Formulasi, Cara Pembuatan dan Evaluasi
Formula Standar (1 batch 71.500 kapsul)
R/ Erytro stearat 25 kg
Aerosil 0,25 kg
Laktosa 2,5 kg
Mg stearat 0,375 kg
Talk 0,5 kg
Formula Standar
• Penimbangan bahan:
Erytromicin 35 g
Aerosil 0,35 g
Laktosa 3,50 g
105
Mg stearat 0,525 g
Talk 0,698 g
• Mixing selama 20 menit.
• Uji alir:
Waktu alir : 5 detik
Tinggi: 3,5 cm
Diameter: 9,5
• Dimampatkan:
Volume sebelum dimampatkan: 81 ml
Volume sesudah dimampatkan: 65 ml
• Bobot plastik kosong: 1,9043 g
• Bobot R/ standar + plastik: 33,5758 g
• Bobot R/ standar: 31,6715 g
• Berat jenis mampat: 31,6715 g = 0,487 g/ml
65 ml
• Untuk mencari ukuran cangkang
• 0,4 g = 0,821 ml
0,487 g/ml
• Dari hasil perhitungan cangkang kapsul yang dipakai ukuran 0.
• Uji keseragaman bobot
Bobot teoritis – bobot cangkang kosong
400 mg + 96 mg = 496 mg
Kolom A: 496 mg x 7,5% = ± 37,2 mg (458,8 – 532,2)
Kolom B: 496 mg x 15% = ± 74,4 mg (421,6 – 570,4)
106
471,2 mg 482, 1 mg
480,8 mg 474,4 mg
453,4 mg 489,5 mg
474,2 mg 471,1 mg
464,2 mg 476,3 mg
Formulasi Modifikasi
• Penimbangan bahan:
Erytromiin 35 g
Amilum 7,5066 g
Avicel 2,5024 g
Na benzoat 2,5157 g
Talk 2,5105 g
• Mixing selama 20 menit.
• Uji alir:
Waktu alir : 50 detik
Tinggi: 4,5 cm
Diameter: 11,5
• Dimampatkan:
Volume sebelum dimampatkan: 101 ml
Volume sesudah dimampatkan: 77 ml
• Bobot plastik kosong: 1,9043 g
• Bobot R/ modifikasi + plastik: 49,5177 g
• Bobot R/ modifikasi: 47,6134 g
• Berat jenis mampat: 47,6134 g = 0,618 g/ml
65 ml
• Untuk mencari ukuran cangkang
0,5 g = 0,81 ml
0,618 g/ml
• Dari hasil perhitungan cangkang kapsul yang dipakai ukuran 0.
107
• Uji keseragaman bobot
Bobot teoritis + bobot cangkang kosong
500 mg + 96 mg = 596 mg
Kolom A: 596 mg x 7,5% = ± 43,5 mg (552,5 – 639,5)
Kolom B: 596 mg x 15% = ± 89,4 mg (506,6 – 685,4)
BAB IV PEMBAHASAN
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Sediaan kapsul dipilih melihat dari beberapa
keuntungannya seperti dapat menutupi rasa pahit dari obat. Dalam formula ini
menggunakan zat aktif Eritromisin stearat yang memiliki rasa agak pahit
sehingga untuk menutupi rasa pahit tersebut dibuat sediaan kapsul. Secara
farmakologis eritromisin digunakan untuk infeksi difteri dan pneumonia sehingga
pembuatan kapsul eritromisin harus baik dan benar agar efek farmakologi dari
sediaan kapsul eritromisin dapat tercapai. Pembuatan kapsul yang baik yaitu
sesuai prosedur pembuatan kapsul dapat terlihat dari hasil evaluasi sediaan kapsul
seperti dari laju alir, waktu hancur kapsul dan keseragaman bobot kapsul.
Dalam makalah ini terdapat dua formulasi sediaan kapsul Eritromisin,
yaitu formula standar LAFIAL dan formulasi modifikasi. Hasil Evaluasi kapsul
untuk formula standar mulai dari uji waktu alir, keseragaman bobot dan waktu
108
hancur kapsul semuanya memenuhi syarat. Waktu alir formula standar yaitu 5
detik, keseragaman bobot tidak lebih dari 2 kapsul yang menyimpang pada kolom
A, yaitu bobot kapsul 453,4 mg dan 543,6 mg dan tidak ada satu kapsul pun yang
menyimpang dari kolom B. Waktu hancur tidak lebih dari 15 menit.
Tetapi untuk hasil evaluasi kapsul formulas modifikasi masih banyak
penyimpangan. Waktu alir kapsul formulas modifikasi melebihi syarat yang
ditentukan hal ini dikarenakan daya alir antar partikel maupun daya alir partikel
dengan wadah buruk. Daya alir antar partikel sangat dipengaruhi oleh glidan
sedangkan daya alir partikel dengan wadah dipengaruhi oleh lubrikan sehingga
dalam formulasi ini harus menggunakan jenis glidan atau lubrikan yang cocok
karena dilihat dari konsentrasi Na-benzoat sebagai lubrikan dalam formula
tersebut sudah menggunakan batas maksimal penggunaannya sebagai lubrikan
begitu pun dengan konsentrasi talk sebagai glidan. Hal lain yang menyebakan
aliran jelek adalah keseragaman ukuran granul.
Keseragaman bobot kapsul formula modifikasi juga tidak memenuhi
syarat, semua bobot kapsul menyimpang pada kolom A dan B. Keragaman bobot
ini disebabkan aliran kurang baik, distribusi ukuran granul yang tidak tepat sebab
dengan demikian dapat memungkinkan timbul porositas tinggi dan sistem
pencampuran yang tidak benar. Hal ini dapat diatasi dengan perbaikan atau
mengulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul serta pengikat
yang cocok.
Waktu hancur kapsul memenuhi syarat.
BAB V KESIMPULAN
Hasil Evaluasi Kapsul Eritromisin
Formula Standar Formula Modifikasi
Waktu Alir 5 detik 50 detik
Keseragaman Bobot 2 kapsul menyimpang Semua kapsul
pada kolom A dan tidak menyimpang pada
ada satu pun yang kolom A dan B
109
menyimpang pada
kolom B
Waktu Hancur 2 menit 55 detik 1 menit 26 detik
Formula standar memenuhi syarat dan Formula modifikasi tidak memenuhi
syarat.
110