Anda di halaman 1dari 2

Virus avian influenza termasuk famili Orthomyxoviridae dengan genus influenza yang terdiri dari 3 tipe

yaitu: A, B dan C. Virus avian influenza merupakan virus RNA yang single-stranded. Genomnya terdiri
dari 8 segmen yang mengkode 10 protein. Diameter virus sekitar 80 X 120 nm. Karakteristik virus ini
berkapsul yang mengandung glikoprotein dan merupakan antigen permukaan. Terdapat 2 jenis protein
permukaan yaitu hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Hemaglutinin bersifat mengaglutinasi sel
darah merah dan berfungsi untuk melekat, menginvasi sel hospes dan kemudian bereplikasi.

Nueraminidase merupakan suatu enzim untuk memecahkan ikatan partikel virus sehingga virus baru
terlepas dan dapat menginfeksi sel baru yang lain.
Di antara ketiga tipe virus influenza ini, hanya tipe A yang mempunyai subtipe paling banyak, terdiri dari
H1 sampai H1619 dan N1 sampai N9. Virus influenza tipe A cepat bermutasi karena antigennya bersifat
drift dan shift.

Antigenic shift terjadi karena terdapat perubahan mayor pada protein HA maupun Na melalui genetic
reassortment. Bila 2 virus yang berbeda dari 2 hospes berbeda menginfeksi hospes ke 3, misalnya babi,
maka akan timbul subtipe virus baru yang mampu menginfeksi hospes lain termasuk manusia dan tidak
dikenal oleh sistem imun hospes.(1,20,21)

Perubahan ini terjadi secara mendadak sehingga dalam waktu singkat dapat mengenai sejumlah besar
populasi yang rentan sehingga timbul pandemi. Antigenic shift hanya terdapat pada virus influenza A.

Antigenic drift merupakan perubahan minor pada komposisi antigen akibat misens mutation. Meskipun
terjadi perubahan struktur antigen, tetapi fungsinya masih sama.

Adanya subtipe disebabkan perbedaan kedua jenis antigen HA (H1–H16) dan NA (N1–N9). Kombinasi
yang berbeda antara HA dan NA akan membentuk subtipe yang berbeda beda. Hingga saat ini hanya
beberapa subtipe virus influenza A yang menimbulkan penyakit pada manusia yaitu H1N1, H1N2 dan
H3N2.

Semua subtipe virus influenza A dapat menginfeksi burung dan ternak, tetapi hanya subtipe H5
terutama H5N1 dan H7N7 yang sangat patogen dapat menginfeksi manusia serta menimbulkan wabah
flu burung yang berbahaya. Virus influenza tipe B hanya memiliki variasi antigenic drift, sering
menimbulkan epidemi dan hanya menginfeksi manusia.

Virus influenza tipe C memiliki antigen yang stabil sehingga menyebabkan penyakit influenza ringan dan
hanya menginfeksi manusia
Terdapat dua jenis mutasi antigen yang dimiliki virus influenzatipe A, yaitu:

l. Antigenic drtft (perubahan antigenic minor) kemampuan melakukan mutasi atau perubahan pada
susunan gen pembenfuk permukaan HA dan NA, namun tidak menyebabkan terbentuknya virus subtipe
baru. Pada peristiwa ini protein HA hasil mutasi sama sekali berbeda dengan protein HA virus asal,
sehingga antibodi yang ada dalam tubuh ayam (hasil vaksinasi) tidak dapat melakukan reaksi tanggap
kebal, karena virus tidak dikenali induk semang dan tidak bisa secara utuh menetralisir virus ini.

Antigenic shift (perubahan antigenic mayor), atau perubahan besar hasil aktivitas dua macam virus
influenza (avian influenza/Al dan human influenza/Hl). Aktivitas perubahan berupa penggantian seluruh
segmen protein RNA dari virus human influenza dengan sogmen protein RNA baru dari virus AI, sehingga
terjadi pencampuran genetik. Perubahan melalui kemampuan antigenic shift ini terjadi dalam satu induk
semang sebagai media pencampuran genetik, dan dalam hal ini adalah ternak babi.

Penyakit Flu Burung disebabkan oleh virus Avian Influenza ( AI ) tipe A yang dapat meng infeksi semua
unggas, manusia babi, kuda, dan anjing laut. VirusAI tidakbisa melakukan perbanyakan pada sel
manusia, demikian juga virus influenza manusia (human infleunza) tidak dapat memperbanyak diri pada
sel unggas, karena tempat perlekatan virus (reseptor) berbeda. Diperlukan induk semang ketiga atau
temak babi yang memiliki kedua reseptor tersebut untuk dapatnmenularkanAl ke manusia. Temak babi
memiliki reseptor untuk virus AI pada unggas yaitu asam sialat a --2,3 darr virus influenza padamanusia
yaitu asam sialat a1,6 ,sehingga ternak babi dapat tertular oleh kedua virus influenza. Kemampuan
antigenic shift yang dimiliki virus menyebabkan ternak babi berperan sebagai media pencampuran
genetik kedua virus pada saat terjadi infeksi ganda secara bersamaan. Pencampuran genetik ke dua virus
menghasilkan virus influenza sub tipe baru yang kemungkinan tebih ganas atau kurang ganas serta
dapat menular ke manusia atau tidak tergantung bentuk protein HA dan NA. Apabila virus Influenza A
sub tipe baru yang dihasilkan babi tersebut memiliki struktur permukaan yang sesuai dengan reseptor
yang ada pada manusia (asam sialata -2,6), maka virus influenza sub tipe baru tersebut dapat menulari
manusia. Virus ini hanya akan menulari manusia saja dan tidak dapat menginfeksi unggas lagi walau
struktur gen dan protein masih sama dengan virus influenza unggas.

Anda mungkin juga menyukai