Anda di halaman 1dari 1

Kebijakan yang mempengaruhi keadaan lingkungan permukiman tradisional di Sumba

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman
didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan
permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.Pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan
permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk membangun permukiman kota. Wilayah perkotaan
merupakan kawasan yang digunakan sebagai pusat pergerakan berbagai kegiatan dengan aglomerasi
penduduk dan intensitas penggunaan lahan untuk permukiman yang tinggi, serta ditunjang oleh
tersedianya berbagai sarana prasarana penunjang transportasi dan infrastruktur yang memadai.
Penggunaan lahan perkotaan (urban) termasuk didalamnya penggunaan lahan untuk
perumahan/permukiman, kegiatan perdagangan / jasa, Perusahaan /industri dan fasilitas sosial yang
terletak di kota kabupaten maupun kota-kota kecamatan. Kawasan permukiman perkotaan ini diarahkan
pada Ibukota Kecamatan.

Dengan adanya kebijakan ini, mempengaruhi keadaan lingkungan permukiman tradisional.

Anda mungkin juga menyukai