Manjemen
Risiko Bisnis
1. Identifikasi Risiko
2. Mengukur Risiko
3. Risiko Kerusakan Properti dan Kewajiban
4. Risiko Kematian
5. Pandangan Asuransi dan Penentuan Premi
02
Fakultas Ekonomi dan Manajemen 31059 Dinar Nur Affini, S.E., MM.
Bisnis
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa mampu
bagaimana mengidentifikasi risiko dan mengidentifikasi dan mengukur risiko
mengukur risiko, serta membahas
beberapa jenis risiko.
Identifikasi Risiko
MEMAHAMI
IDENTIFIKASI
EVALUASI
REVISIT
PRIORITISASI
KELOLA
EKSPOSUR
SUMBER RISIKO RISK FACTORS TERHADAP
KONDISI YANG MENAIKKAN RISIKO
KEMUNGKINAN KERUGIAN
Gambar di atas menunjukkan, pertama ada sumber risiko yaitu api. Api bisa
menyebabkan kebakaran dan kerugian bagi organisasi. Kemudian ada risk factors
(faktor risiko) yang menjadi katalis (catalyst), yaitu yang mempercepat atau
memperbesar kemungkinan munculnya kejadian yang tidak diinginkan. Dalam contoh di
atas, risk factor tersebut adalah minyak tanah yang ditaruh di dekat kompor. Situasi
tersebut akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran
maka gedung yang ditempati kompor tersebut akan terbakar. Dengan kata lain, gedung
tersebut menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran. Kemudian terjadi kejadian
yang tidak kita inginkan (peril), yaitu kebakaran. Kebakaran tersebut mengakibatkan
kerugian.
Kita juga bisa menggabungkan sumber di atas dengan sumber risiko sebelumnya.
Nampak bahwa dengan mengamati sumber-sumber risiko tersebut, risiko yang dihadapi
oleh perusahaan menjadi tidak terbatas. Daftar risiko tersebut akan sangat banyak, di
luar kendali perusahaan. Tahap berikutnya adalah melakukan prioritisasi, yaitu
menetapkan risiko mana saja yang paling relevan terhadap organisasi.
Mengukur Risiko
Setelah risiko diidentifikasi, tahap berikutnya adalah mengukur risiko. Jika risiko bisa diukur,
kita bisa melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Kemudian bisa
melihat dampak dari risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, sekaligus bisa melakukan
prioritisasi risiko (risiko mana yang paling relevan). Pengukuran risiko biasanya dilakukan
melalui kuantifikasi risiko. Kuantifikasi bisa dilakukan dengan metode yang sederhana
Tabel berikut ini menyajikan ringkasan tipe-tipe risiko dan teknik pengukuran yang berbeda-
beda:
Tipe Risiko Definisi Teknik Pengukuran
Risiko Pasar Harga pasar bergerak ke arah yang tidak Value at Risk (VAR), Stress Testing
menguntungkan (merugikan)
Risiko Kredit Counterparty tidak bisa membayar kewajibannya Credit rating, creditmetrics
(gagal bayar) ke perusahaan
Risiko Perubahan Tingkat bunga berubah yang mengakibatkan Metode pengukuran jangka waktu,
Tingkat Bunga kerugian pada portofolio perusahaan durasi
Risiko Operasional Kerugian yang terjadi melalui operasi perusahaan Matriks frekuensi dan signifikansi
(missal sistem yang gagal, serangan teroris) kerugian, VAR operasional
Risiko Kematian Manusia mengalami kematian dini (lebih cepat Probabilitas kematian dengan tabel
dari usia kematian wajar) mortalitas
Risiko Kesehatan Manusia terkena penyakit tertentu Probabilitas terkena penyakit dengan
menggunakan tabel morbiditas
Risiko Teknologi Perubahan teknologi mempunyai konsekuensi Analisis skenario
negatif terhadap perusahaan
Tabel di atas menunjukkan tipe risiko yang berbeda menghadirkan teknik pengukuran yang
berbeda juga. Teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat kuantifikasinya),
mulai dari yang paling sederhana, yaitu matriks frekuensi dan signifikansi kerugian, sampai
pada stress testing yang lebih rumit
Teknik pengukuran yang cukup sederhana (tidak terlalu melilbatkan kuantifikasi yang rumit)
adalah mengelompokkan risiko berdasarkan dua dimensi, yaitu frekuensi dan signifikansi.
Proses tersebut pada dasarnya melakukan dua hal:
1. Mengembangkan standar risiko
2. Menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi
Gambar berikut ini adalah contoh penggunaan matriks frekuensi dan signifikansi untuk
mengevaluasi risiko kesalahan manusia dalam pemrosesan transaksi. Berdasarkan
pengalaman masa lalu , kejadian seperti itu sering terjadai. Tetapi kerugian yang ditimbulkan
biasanya tidak terlalu besar. Berdasarkan informasi tersebut, risiko kesalahan manusia
dalam pemrosesan transaksi bisa dikategorikan sebagai frekuensi tinggi, signifikansi rendah.
Rendah
Tinggi Frekuensi
Selain matriks frekuensi dan signifikansi, masih banyak teknik pengukuran atau kuantifikasi
risiko lainnya. Penggunaan teknik tersebut akan tergantung dari karakteristik risiko yang
akan kita evaluasi.
Risiko Properti
Risiko yang mungkin terjadi atas property (harta benda) mencakup banyak hal seperti
kebakaran, banjir, kerusakan, dan lainnya. Dalam perusahaan asuransi, risiko atas harta
benda biasanya masuk dalam kategori asuransi umum, seperti terlihat dari penawaran
produk salah satu perusahaan asuransi umum.
Risiko Gugatan
Eksposur kewajiban legal (liability) muncul jika pengadilan memutuskan kita sebagai pihak
tertanggung yang harus membayar ganti rugi kepada pihak lain. Eksposur gugatan lebih
kompleks dibandingkan dengan eksposur property karena melibatkan banyak pihak, yaitu
pihak yang menuntut, pihak yang dituntut, perusahaan asuransi, dan sistem
pengadilan/sistem hukum.
Dasar legal:
1. Pelanggaran terhadap kewajiban hukum
a. Pelanggaran hukum yang disengaja
b. Kewajiban absolute
c. Negligence
2. Elemen tindakan negligence (kecerobohan)
1. Kontrak karyawan-atasan
2. Pemilik properti dengan orang lain (owner-tenant)
3. Produk
4. Profesional
5. Lainnya
Risiko Kematian
Untuk mengukur besarnya kerugian yang dihadapi, kita perlu menghitung probabilitas suatu
peristiwa akan terjadi dan besarnya kerugian yang akan ditanggung (severity)
1. Tabel kematian (mortality table)
Probabilitas kematian awal bisa dihitung dengan menggunakan tabel kematian. Tabel
tersebut menunjukkan probabilitas kematian dan bertahan hidup untuk kelompok umur
tertentu, dan disajikan dengan format yang mudah dibaca.
2. Kerugian dari kematian awal
Kematian awal menimbulkan konsekuen negatif atau kerugian bagi pihak yang
ditinggalkan. Pihak tersebut adalah:
a. Eksposur yang dihadapi oleh keluarga
b. Eksposur yang dihadapi bisnis
Selama risiko itu ada, semua orang akan mencoba melindungi diri mereka terhadap
konsekuensi/akibat yang ditimbulkannya. Pengembangan asuransi bisnis terhalang dengan
tidak adanya pengukuran risk exposure. Kemajuan di dalam mengakses probabilitas dan
perkembangan pengukuran risiko secara statistik meletakkan dasar asuransi bisnis modern.
Daftar Pustaka
2016 Manajemen Risiko Bisnis
12 Dinar Nur Affini, S.E., MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hanafi, Mamduh M. (2012). Manajemen Risiko. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN
Supranto, Johannes dan Luqman Hakim. (2013). Pengambilan Risiko Secara Strategis. Raja
Grafindo Persada