Oleh :
SISKA WULANDARI
NIM: 2030023
7. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup menjadi
yang lebih sehat seperti:
a. Menerapkan pola hidup yang sehat
b. Batasi garam dan makanan olahan
c. Konsumsi makanan tinggi serat
d. Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium, kalsium, isoflavon.
e. Hindari minuman beralcohol dan mengandung kafein
f. Rutin berolahraga
g. Pengendalian Stress
h. Berhenti merokok
i. Rutin periksa tekanan darah
8. Penatalaksanaan Hipertensi
Pengobatan dan penanganan pada hipertensi dapat terbagi menjadi 2 golongan,
sebagai berikut :
1) Pengobatan Non Farmakologis
Pengobatan non farmakologis dapat dilakukan dari kesadaran kita sendiri dan
dapat dilakukan dengan cara :
a. Menurunkan berat badan
b. Rutin berolahraga dan beraktivitas
c. Mengurangi konsumsi garam berlebih
d. Hindari merokok dan mengkonsumsi alcohol
e. Hindari stress dan pemicu stress
2) Pengobatan Farmakologis
Ada beberapa golongan yang digunakan untuk obat anti hipertensi, pada
dasarnya berfungsi untuk menurunkan atau menstabilkan dan mengkontrol tekanan
darah dengan cara mempengaruhi jantung atau pembuluh darah, atau keduanya.
Biasanya obat anti hipertensi memiliki jenis seperti berikut :
a. Diuretic
Obat-obatan jensi diuretic ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
lewat urin sehingga volume dalam tubuh berkurang yang dapat menagkibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
b. Penghambat simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja saat kita beraktivitas).
c. Betabloker
Betabloker bekerja melalui penurunan daya pompa jantung, obat jenis
betabloker tidak dianjurkan pada orang yang menderita gangguan pernafasan.
d. Vasodilator
Obat jenis vasodilator ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pmbuluh darah).
9. Komplikasi Hipertensi
Stroke
Pada orang hipertensi akan mengalami komplikasi stroke. Hal itu disebabkan
karena terputusnya pasokan darah ke otak yang disebabkan oleh penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah. Penyumbatan tersebut disebabkan oleh penyakit seperti
aterosklerosis dan hipertensi yang tidak terkontrol.
Jantung
Tekanan darah tinggi dapat memicu terjadinya penyakit jantung. Hal itu
disebabkan tekanan darah tinggi membuat otot jantung memompa lebih keras dari
biasanya untuk memompa darah. Kerja keras jantung tersebut dapat mengakibatkan
pembesaran ukuran jantung sehingga suplai oksigen tidak cukup, sehingga hal
tersebut dapat meneybabkan gangguan aliran oksigen dan terjadilah serangan jantung
bahkan munculnya gagal jantung.
Gagal Ginjal
Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan bagian dalam arteri atau pembekuan
darah yang terjadi pada ginjal, sehingga menyababkan penurunan bahkan kegagalan
fungsi pada ginjal. Tekanan darah tinggi juga memicu kerusakan progresif pada
kapiler dan glomerulus ginjal. Kerusakan yang terjadi pada glomelurus
mengakibatkan darah mengalir ke unit fungsional ginjal. Hal ini menyebabkan
terjadinya gangguan pada nefron dan terjadi hipoksia, bahkan kematian.
Kerusakan mata
Kerusakan mata sampai terjadinya kebutaan biasanya diakibatkan oleh
penyakit hipertensi. Hal itu disebabkan karena hipertensi yang berkepanjangan dapat
merusak arteri pada mata dan memungkinkan untuk terjadinya pembekuan darah
pada mata. Jika hal ini terjadi pada retina mata maka hal itu dapat memicu kerusakan
mata atau retinopati hingga kebutaan.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor
registrasi.
a. Riwayat atau adanya factor resiko
1. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
2. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
b. Aktivitas / istirahat
1. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
2. Frekuensi jantung meningkat
3. Perubahan irama jantung
4. Takipnea
c. Integritas ego
1. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik.
2. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
d. Makanan dan cairan
1. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula yang
berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
2. Mual, muntah.
3. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
e. Nyeri atau ketidak nyamanan
1. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
2. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
3. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
4. Nyeri abdomen.
Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup dan penyakit
cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau riwayat
penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang secara
spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
1) Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
2) Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
3) Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
4) Riwayat merokok
2) Diagnosa Keperawatan
a. Risiko penurunan curah jantung d.d perubahan afterload
b. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan d.d (px mengeluh lelah, px merasa tidak nyaman setelah
beraktifitas, frekuensi nadi 90x/menit)
c. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d (px mengeluh nyeri terutama di belakang kepala,
tengkuk pegal dan menyebar ke bahu)
3) Intervensi keperawatan
1. Risiko penurunan curah jantung d.d perubahan afterload
a. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan curah jantung meningkat
dengan kriteria hasil:
1. Kekuatan nadi perifer meningkat
2. eTekanan darah <140/90 mmHg
3. Frekuensi nadi 60-100 kali/ menit
4. CRT < 2 detik
5. Tidak pucat
b. Intervensi
1 Perawatan jantung
2 Edukasi pengukuran nadi radialis
3 Pemantauan ttv
2. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan d.d (px mengeluh lelah, px merasa tidak nyaman setelah
beraktifitas, frekuensi nadi 90x/menit)
a. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan toleransi aktifitas dapat
meningkat, dengan kriteria hasil:
1. Frekuensi nadi 60-100 kali/menit
2. Jarak berjalan meningkat
3. Keluhan telah menurun
4. Perasaan lelah menurun
5. Tekanan darah <140/90 mmHg
b. Intervensi
1. Manajemen energy
2. Dukungan kepatuhan program pengobatan
3. Edukasi latihan fisik
4. Promosi latihan fisik
3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d (px mengeluh nyeri terutama di belakang kepala,
tengkuk pegal dan menyebar ke bahu)
a. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat yeri menurun
b. Intervensi
1. Manajemen nyeri
2. Edukasi teknik napas dalam
3. Manajemen medikasi
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset Teori dan Praktek Edisi 5.
Widyasari, D. F., & Candrasari, A. (2010, Maret). Peningkatan Pengetahuan Tentang Hipertensi