The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
ABSTRACT
Have been done research on landslide potencial area along the province-road in Sumberjaya, West
Lampung used magnetic and resistivity methods to estimate basement depth and layers thicknes also kind
of rock. Both methods can find a rock layer that has sliding potencial. Magnetic measurement was done
along the road and resistivity done on three places that was estimated has landslide potencial. The result
of magnetic and resistivity processing got the layers has landslide potency was in the depth from 9,4 m to
14,91 m and resistivity has value from 63,1 ohm.m to 94,04 ohm.m were interpreted as alluvium layer,
sandstone-clay, and tuff. This was related with sandstone-clay sediment in the research area and slide
product on the part of the road side as sandstone-tuff. Whereas the basement depth in 14,91 m and
interpreted as the more compact is andesitic rock.
dari hasil rekaman langsung pengukuran di Desa Sukajaya km.187. Titik-titik pengukuran
lapangan maupun dalam bentuk peta kontur magnetik dan geolistrik seperti pada Gambar.
anomali magnet) garis kemiringan maksimum Data pengukuran magnetik yang diperoleh
digambarkan melalui titik O. Titik singgung P1 selanjutnya dilakukan koreksi IGRF dan variasi
berada di atas dan titik P2 berada di bawah titik harian. Koreksi IGRF dilakukan untuk
yang dilalui garis dengan kemiringan maksimum. menghilangkan pengaruh medan utama bumi,
Garis P adalah parameter kemiringan setengah harga IGRF ini diperoleh melalui
maksimum yaitu jarak horizontal antara titik P1 http://www.ngdc.noaa.gov/. Sedangkan koreksi
dan P2 tersebut, sedangkan S merupakan jarak variasi harian dilakukan untuk menghilangkan
horizontal dari bagian kurva yang mendekati linier pengaruh medan magnet dari luar bumi. Dari
pada kurva dengan kemiringan maksimum kedua koreksi ini diperoleh anomaly medan
(Telford dkk, 1990). Sehingga kedalaman pada magnet total dan digambarkan kedalam peta
sumber anomali (batuan dasar) berdasarkan kurva kontur anomaly medan magnet total seperti pada
tersebut yaitu mendekati sama dengan S dan juga Gambar 3 yang selanjutnya ditentukan slice untuk
mendekati sama dengan P/2 (Nettleton, 1976). kemudian ditentukan kedalaman dengan
kemiringan maksimum. Metode kemiringan
Metode Geolistrik Tahanan Jenis maksimum dapat digunakan secara langsung
Metode geolistrik tahanan jenis merupakan untuk menentukan kedalaman batuan dasar
metode yang dapat memberikan gambaran serta (Nettleton, 1976). Data pengukuran geolistrik
kedalaman lapisan batuan bawah permukaan tahanan jenis berupa tahanan jenis semu yang
berdasarkan harga kelistrikannya (Priyanto, 1989). kemudian dapat diperoleh tahanan jenis
Prinsip metode geolistrik tahanan jenis yaitu sebenarnya per masing-masing perlapisan dengan
mengalirkan arus ke dalam bumi melalui dua buah membuat model 1D menggunakan program Resty.
elektroda arus sedangkan potensial yang
ditimbulkan diukur melalui dua buah elektroda HASIL DAN PEMBAHASAN
potensial. Penggunaan metode geolistrik telah
banyak dilakukan oleh peneliti lapisan subsurface Data hasil pengukuran metode tahanan jenis
dan air tanah, Nowroozi (1999) telah konfigurasi schlumberger berupa beda potensial
membuktikan keakuratan metoda geolistrik untuk dan arus kemudian dihitung tahanan jenis
mendeteksi lapisan batuan dan akuifer air tanah. semunya. Berdasarkan tahanan jenis semu
Nowroozi juga berhasil membedakan antara tersebut dapat diperoleh nilai tahanan jenis yang
tahanan jenis lapisan yang terisi oleh air tanah sebenarnya pada tiap-tiap perlapisan, sehingga
(fresh water) dengan lapisan yang terintrusi oleh dapat diketahui jenis batuan, ketebalan perlapisan
air laut (salt water). Selain itu, pemanfaatan dan pada tiap titik pengukuran. Secara
metoda geolistrik untuk penelitian lapisan keseluruhan pengolahan data geolistrik pada
subsurface. Osella (1999) melakukan penelitian ketiga titik pengukuran diperoleh nilai tahanan
besarnya kandungan air pada lapisan aluvial jenis antara 63,10 Ωm sampai dengan 94,04 Ωm
dengan teknik electrical imagine, selain itu pada kedalaman antara 9,40 sampai dengan 14,91
Benson (1997), Meju (1999) juga melakukan meter. Sedangkan pada kedalaman lebih dari
penelitian serupa pada masing-masing tempat 14,91 meter diperoleh nilai resistivitas 184,78
yang berbeda. Metode ini juga memberikan hasil sampai 321,12 Ωm.
yang cukup baik dalam pencarian air tanah Sedangkan pada metode magnetik dilakukan
(Byantoro, 2004). dengan cara membuat slice yang melalui titik
Penelitian dilakukan di Jalan Lintas Provinsi yaitu pengukuran pada kontur anomali magnet seperti
di Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. pada Gambar 5 yang selanjutnya dibuat
Pengambilan data magnetik dilakukan di penampang anomalinya seperti ditunjukkan pada
sepanjang jalan Sumberjaya-Fajarbulan dengan Gambar 6.
panjang lintasan kurang lebih 6 km dan jarak per Dengan rumus empiris yaitu: x = 2d
masing-masing titik sejauh 50 meter. Sedangkan Dimana: x adalah jarak dua titik singgung kurva
pengukuran geolistrik dilakukan di 3 titik yaitu maksimum dan minimum pada
Desa Wonosari 2, Desa Sukajaya km. 185 dan kemiringan
setengah maksimum
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
d adalah kedalaman pada sumber lempung pasiran dan pasir tufaan di daerah
anomali (batuan dasar) pengambilan data (Rasimeng dkk, 2006) yang
Sehingga dengan menggunakan metode ini ditunjukkan pada Gambar 10. Sedangkan pada
diperoleh kedalaman batuan dasar yaitu 30 meter. kedalaman lebih dari 14,9 meter terdapat batuan
Hasil pengolahan data menggunakan metode yang lebih kompak dan diinterpretasikan sebagai
magnetik dan geolistrik diperoleh jenis batuan batuan andesit.
pada masing-masing perlapisan, ketebalan dan Pada hasil pengolahan data menggunakan metode
kedalaman batuan dasarnya. Adapun variasi nilai magnetik batuan dasar yang terukur berada pada
tahanan jenis pada tiap-tiap titik yaitu pada kedalaman 30 meter. Pada kedalaman ini
Gambar 7 merupakan variasi tahanan jenis dan diperkirakan batuannya lebih kompak lagi
kedalaman pada titik ukur pertama yaitu di Desa dibandingkan pada batuan yang berada pada
Wonosari 2. Pada kedalaman kurang dari 8,84 kedalaman 14,9 meter. Pengaruh tekanan dari
meter diperoleh nilai tahanan jenis 47,86 Ωm dan lapisan batuan yang ada di atasnya menyebabkan
diperkirakan merupakan batuan yang berupa batuan pada kedalaman ini lebih kompak dan
aluvium, lempung dan pasiran. Sedangkan pada lebih stabil.
kedalaman 8,84 meter diperoleh nilai resistivitas
sebesar 179,20 Ωm dan diperkirakan merupakan KESIMPULAN
batuan andesit. Hal ini disesuaikan dengan data
geologi pada daerah penelitian bahwa sebagian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
besar lembar pada daerah penelitian yang terdapat disimpulkan bahwa:
pada Lajur Barisan terdiri dari endapan 1. Lapisan batuan yang berpotensi terjadi
permukaan berupa satuan aluvium yang terdiri longsor memiliki ketebalan antara 8,58
dari bongkahan, kerakal, kerikil, pasir, lanau dan meter sampai 14,91 meter dengan nilai
lempung (Amin dkk, 1993). Selain itu juga resistivitas kurang dari 91 Ωm. Lapisan
terdapat satuan gunungapi muda berupa breksi tersebut berupa lapisan aluvium, dan
vulkanik, lava dan tuf bersusun batuan beku lapisan lempung-pasiran.
andesit basal. 2. Batuan dasar berada pada kedalaman 14,9
Titik pengukuran 2 terletak di Desa Sukajaya km. meter dan merupakan batuan yang lebih
185. Hasil pemodelan pada titik 2 yaitu pada kompak dari pada lapisan batuan yang ada
kedalaman kurang dari 8,85 meter diperoleh nilai di atasnya diinterpretasikan sebagai
resisitivitas sebesar 91,20 Ωm diinterpretasikan batuan andesit.
sebagai lapisan aluvium, lempung dan pasir.
Sedangkan pada kedalaman 8,58 meter diperoleh DAFTAR PUSTAKA
nilai resistivitas sebesar 341,45 Ωm
diinterpretasikan sebagai batuan andesit. Amin, T.C, Sidarto, Santoso, S, dan Gunawan, W.
Pengukuran tahanan jenis pada titik 3 dilakukan di 1993. Peta Geologi Lembar Kotaagung.
desa Sukajaya km. 187 dapat diamati bahwa pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
kedalaman kurang dari 14,91 meter terdapat nilai Geologi. Bandung.
resistivitas sebesar 85,77 Ωm diperkirakan Benson A.K., Payne K.L., and Stubben M., 1997,
sebagai lapisan aluvium, lempung dan pasir. Mapping Groundwater Contamination
Sedangkan pada kedalaman 14,91 meter diperoleh Using DC Resistivity and VLF
nilai tahanan jenis sebesar 321,12 Ωm dan Geophysical Methods-A Case Study,
diinterpretasikan sebagai batuan andesit. Journal of Geophysics, Vol. 62.
Secara keseluruhan pengukuran geolistrik tahanan Byantoro A., Wahyudi, dan Suyanto I., 2004,
jenis diperoleh batuan dengan kedalaman antara Pemetaan akuifer air tanah dengan
8,58 meter sampai dengan 14,91 meter metode resistivity Sounding Desa Petapa,
diinterpretasikan sebagai lapisan aluvium, pasir Pelawa dan Binanga Kecamatan Parigi
dan lempung. Sedangkan pada kedalaman lebih Kabupaten Parigi Mountong Sulawesi
dari 14,91 meter merupakan batuan yang lebih Tengah, Prosiding PIT HAGI ke 29,
kompak. Lapisan itu berupa lapisan aluvium, tuf, Yogyakarta.
pasir dan lempung. Hal ini didukung dengan
adanya endapan di permukaan berupa endapan
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
Maximum Slope
P1
Half Slope
S1
S2
Curve of
Magnetic Intensity
S
P2
P
Gambar 2. Profil Magnetik yang Menunjukkan Parameter Kemiringan (S) dan
Kemiringan Setengah (P) Untuk Menentukan Kedalaman Batuan
Dasar (Nettleton, 1976)
PROCEEDINGS JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, The 36th IAGI, and The 29th IATMI Annual Conference and Exhibition
SUMBER JAYA
jembatan way lirikan
9446000
9445000 Wonosari 2
FAJAR BULAN
435000 436000 437000 438000 439000 440000 441000 442000
Resistivitas Semu
Anomali Medan
Magnet Total
Perhitungan Resistivitas
Perhitungan inversi
Ketebalan lapisan
Kedalaman
Data Geologi
Interpretasi
Kesimpulan
Selesai
9446000
9445000
9444000
Anomali (nT)
350
300
250
200
150
100
50
Jarak (m)
0
0 50 100 150 200 250 300 350
x
a b