Anda di halaman 1dari 5

TIPE BENDUNGAN

1. Umum
Bendungan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, tergantung pada tujuan
pengklasifikasian. Pada kesempatan kali ini, bendungan diklasifikasikan berdasarkan
kegunaannya, desain hidrologi, atau material yang digunakan untuk pembangunannya.
2. Klasifikasi berdasarkan kegunaan.
Bendungan bisa diklasifikasikan berdasarkan kegunaaanya, seperti penyimpanan,
pengalihan, atau penahan. Klasifikasi ini juga bisa dibuat berdasarkan fungsi yang lebih spesifik.
Bendungan tipe penyimpanan dibangun untuk menghimpun air saat supali berlebih dan
digunakan saat suplai air mengalami penurunan atau kekurangan. Periode ini bisa tiap musim,
tahunan, atau lebih lama. Banyak bendungan kecil di sisi saat musim semi berakhir dan
digunakan saat musim panas. Bandungan penyimpanan bisa dikalsifikasikan lebih lanjut
berdasarkan kegunaannya, seperti suplai air, pariwisata, ikan dan kahidupan alam lainnya,
pembangkit listrik tenaga air, irigasi, dan lainsebagainya. Tujuan dari bendungan penyimpan
sering dipengaruhi oleh desain dari struktur bendungan tersebut seperti kriteria besar tampungan
dan juga rembesan yang diizinkan. Gambar 1 memeperlihatkan bendungan kecil tipe
penyimpanan.

Gambar 1 Bendungan penyimpanan.


Bendungan pengalihan biasanya dibangun untuk menyediakan air ke parit, kanal, atau
sistem transportasi air. Kebanyakan digunakan untuk pengembangan irigasi, untuk pengalihan
dari aliran langsung ke lokasi penyimpanan, untuk keperluan industry, atau keperluan lainnya.
Bendungan tipe pengalihan bisa dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2 Bendungan Pengalihan


Bendungan penahan dibangun untuk menahan aliran dan mereduksi banjir. Bendungan
penahan terdiri dari dua jenis. Yang pertama air disimpan sementara dan di alirkan melalui
bangunan outlet yang tidak melebihi kapasitas penampungan dihilir. Tipe kedua air disimpan
selama mungkin dengan tujuan agar meresap kedalam tanah dan mengisi kembali suplai air
tanah. Beberapa bendungan penahan dibangun untuk mengendapkan sedimen, bendungan ini
biasanya disebut bendungan debris.
3. Klasifikasi Berdasarkan desain Hidrolika
Bendungan juga bisa diklasifikasikan berdasarkan limpasannya. Bendungan Limpasan di
desain untuk bisa melimpahkan melalui bangunan pelimpah. Biasanya bendungan ini dibangun
dengan material beton.
Bendungan tanpa limpasan biasanya didesain agar tidak melebihi limpasannya. Bendungan
ini biasanya dibangun menggunakan material timbunan batu.
Seringkali kedua tipe bendungan tersebut dikombinasikan, yaitu bendunga gravity dengan
beton dan limpasan menggunakan timbunan.
4. Klasifikasi berdasarkan material.
Klasifikasi yang paling umum digunakan untuk mendiskusikan bendungan adalah
berdasarkan material yang digunakan untuk konstruksi bendungan. Klasifikasi ini juga
digunakan untuk mengenali apakah termasuk bendungan tipe gravitasi beton, atau bendungan
busur beton.
5. Bendungan Timbunan Tanah.
Bendungan Timbunan Tanah adalah bendungan yang paling umum, karena konstruksi
daari bendungan ini menggunakan material berasal di daerah sekitar bendungan. Penggunaan
kuantitas bendungan membutuhkan penggalian borrow yang membuat bendungan timbunan
tanah memiliki nilai faktor ekonomi. Selain itu, persyaratan pondasi dan topografi untuk
bendungan timbunan tanah tidak begitu ketat dari tipe bendungan lainnya. Karenanya
bendungan timbunan lebih relevan untuk keperluan penyimpanan karena banyaknya kondisi
dilapangan yang tidak mendukung untuk konstruksi beton dan semakin menurun untuk
pengembangan penyimpanan air.
Klasifikasi bendungan timbunan tanah memiliki beberapa tipe, pengembangan penggalian
modern, pengangkutan, dan alat untuk pemadatan material timbunan membuat tipe ini begitu
ekonomis pada kenyataannya menggantikan bendungan tipe semihidrolik dan bendungan
hidrolik.
6. Bendungan Timbunan Batu
Bendungan timbunan batu menggunakan material batu dengan semua ukuran untuk
mendapatkan stabilitas dan inti kedap untuk tahan terhadap rembesan. Inti kedap bisa berupa
material tanah kedap, beton, aspal, atau elemen kedap air lainnya. Seperti timbunan tanah,
bendungan timbunan batu juga bisa mengalami kerusakan atau bahkan hancur karean kelebihan
aliran air dan karena itu harus memiliki spillway untuk melimpahkan jika kelebihan kapasitas.
7. Bendungan Beton Gravitasi.
Bendungan beton gravitasi sangat sesuai untuk lokasi dilapangan dengan kondisi batuan pondasi
yang sangat baik, meskipun pada alur sungai terdapat endapan alluvial, bisa dilakukan
penggalian sampai menemukan kondisi batuan dengan kondisi yang segar. Material hasil galian,
bisa digunakan untuk spillway dan timbunan lain.
Bendungan gravity dapat direncanakan lurus atau melengkung. Bentuk lengkung memiliki
keuntungan baik pada tingkat kemanan dan biaya. Perencanaan bentuk lengkung ditempatkan
pada pondasi yang cukup baik sehingga mengurangi pekerjaan penggalian. Konstruksi
bendungan menggunaka RCC (roller compacted concrete) sudah dikembangkan dan dikerjakan.
Beberapa Bendungan RCC telah dibangun di Amerika Seirikat dan negara lainnya.
8. Bendungan Beton Busur.
Bendungan beton busur sesuai untuk kondisi dimana rasio lebar antara sandaran dengan
tingginya tidak terlalu besar dan pondasi pada sandaran berupa batuan keras yang mampu
menopang gaya lengkung bendungan. Dua tipe dari bendungan busur dapat didefinisikan
sebagai bendungan busur tunggal atau bendungan busur ganda. Bendungan busur tunggal
merentang pada ngarai sebagai satu struktur bangunan dan biasanya dibatasi tinggi maksimum
dengan lebarnya dengan rasio 10:1. Bendungan busur ganda merupakan salah satu dari dua
desain yang berbeda. Mungkin berbentuk seperti silinder yang seragam dan membentang
disepanjang sandaran, atau mungkin terdiri dari beberapa bendungan lengkung tunggal dengan
memiliki penopang dasar beberapa ratus kaki ditengah.
9. Bendungan
DAFTAR PUSTAKA

Bureau of Reclamation, Design of Small Dams, A Water Resources Technical Publication, 1987

Anda mungkin juga menyukai