Anda di halaman 1dari 7

Tanah Berbutir Kasar

Kerikil -> 50% atau lebih tertahan saringan No 40.

Pasir -> 50% atau lebih lolos saringan No 40.

Kerikil bergradasi baik jika :

Cu = lebih dari 4, dan

Cc = diantara 1 dan 3

Pasir bergradasi baik jika :

Cu = lebih dari 6, dan

Cc = diantara 1 dan 3

Dimana :
Cu = Koefisien Keseragaman.
Cc = Koefisien Gradasi.
D60 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 60%
D30 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 30%
D10 = Diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 10%
Catatan : kedua kondisi Cu dan Cc harus terpenuhi, jika tidak maka termasuk dalam kategori gradasi
buruk.

Tanah berbutir halus

Material tanah ditentukan sebagai material halus apabila material tanah tersebut mengandung butiran
halus 50% atau lebih yang lolos saringan no 200.

Kriteria Filter

- Permabilitas (k) filter harus lebih besar dari urugan yang dilindungi, permeabilitas filter sekitar 20-100
permeabilitas inti.
Kriteria gradasi filter

1. persentase butir yang melewati saringan No 200 kurang dari 5% setelah dipadatkan.

2. harus > 5

3. Kriteria filter terkait jenis tanah yang dilindungi bisa dilihat pada table dibawah ini :

Jenis material inti bendungan ditinjau dari ketahanan terhadap erosi piping.

1. Material yang sangat bagus.

Campuran pasir kasar, kerikil, dan pasir halus bergradasi baik, gradasi D 88 lebih (50mm). gradasi D50
lebih dari (6mm). jika pasir halus tidak memiliki kohesi, tidak lebih dari 20% lolos ayakan 75 µ.

2. Material yang bagus.

- Campuran pasir kerikil dan lempung bergradasi baik. D 85 lebih kasar dari (25mm). lempung halus
anorganik dengan index plastis lebih dari 12.

- Lempung keras plastisitas tinggi dengan indek plastis lebih dari 20.
3. Material yang cukup bagus.

- Gradasi cukup baik, kerikil, pasir medium sampai kasar dengan tidak memiliki kohesi pada pasir
halus. D85 kasar dari (19mm). D50 antara 0,5 dan 3,00 mm. tidak lebih dari 25% halus lolos ayakan
75µ.

- Lempung plastisitas sedang dengan indek plastis lebih dari 12.

4. Material yang buruk

- Lempung plastisitas rendah (CL dan CL – ML) dengan sedikit fraksi kasar. Indeks plastis antara 5 dan
8. Liquid limit lebih dari 25.

- Lanau plastisitas sedang sampai tinggi (ML atau HL) dengan sedikit fraksi kasar. Indkes plastis lebih
dari 10.

- Pasir sedang dengan tanpa kohesi.

5. Material sangat buruk.

- Material halus, seragam, pasir kelanauan tidak berkohesi, D 85 material halus lebih 0,33 mm.

- Lanau pelastisitas sedang sampai tidak memiliki kohesi (ML). indek plastis kurang dari 10.

Kerikil (Gravel) 3 inch sampai ayakan no 4 (3/16 inch).

Kerikil kasar, 3 inch - 3/4 inch.

Kerikil Halus, 3/4 inch - ayakan no 4 (3/16 inch).

Pasir (Sand) ayakan no 4 (3/16 inch) sampai ayakan no 200 (0,075mm).

Pasir kasar, ayakan no 4 sampai ayakan no 10.

Pasir sedang, ayakan no 10 sampai ayakan no 40.

Pasir halus, ayakan no 40 sampai ayakan no 200.


Jenis Gradasi tanah :

Gradasi baik (W), representasi yang baik dari semua partikel mulai terbesar sampai terkecil.

Gradasi buruk (P), gradasi seragam (beberapa partikel memiliki ukuran yang sama), atau skip gradasi
(satu atau beberapa gradasi sedang tidak ditemukan).

Material Batu

Material Batu Dianggap ideal jika :

1. Ukuran diameter batu antara 45 - 60 cm dengan berat antara 250 - 500 kg atau lebih.

2. Batu dengan diameter kurang dari 10 cm yang terdapat dalam timbunan tubuh bendungan,
komposisinya tidak boleh melebihi 5%.

3. Material batu tidak mudah pecah baik dalam pengangkutan maupun saat penuangan dari alat
pengangkutan.

4. Berat jenis tidak kurang dari 2,5.

5. Kuat tekan batu tidak kurang dari 700 kg/cm 2.

6. Daya tahan terhadap pelapukannya tinggi (pada pengujian dengan cairan Na 2SO4 penyusutanya tidak
lebih 0.015 %).

Zona Inti

Persyaratan utama untuk material kedap air yaitu :

1. Memiliki koefisien permeabilitas dan kuat geser yang di inginkan.

2. Tingkat deformasi rendah.

3. Mudah pelaksanaan pemadatannya.

4. Tidak mengandung zat - zat organik serta bahan - bahan mineral yang mudah terurai.

-> Koefisien Permeabilitas

Koefisien permeabilitas sebagai pedoman dari material inti yang digunakan tidak melebihi 1x10 -5
cm/s. Jika material halus dapat melalui saringan No 200 lebih rendah dari 7%, maka material tersebut
biasanya lulus air, akan tetapi jika materila tersebut lebih dari 50% yang bisa melalui saringan no 200
tidak dapat dijadikan material kedap air karena tingkat palstisitasnya tinggi, dan potensi mudah
mengembang/menyusut (tanah dispersif). nilai k suatu material akan paling rendah pada kadar air
sedikit lebih tinggi dari kadar air optimumnya (OMC) sekitar 23% OMC (wet side).

- > Kuat Geser

Material berbutir halus biasanya memiliki kuat geser lebih kecil dari material berbutir kasar. Besar
kuat geser material dipengaruhi oleh kadar air dan tingkat pemadatannya. Walaupun materialnya sama
kuat geser akan berubah jika kadar air dan pemadatannya berubah. Kuat geser ditentukan oleh kohesi
(c) dan sudut geser dalam (θ). pada umunya material dengan tingkat kepadatan D = 95% s/d 98%
merupakan nilai yang cukup untuk digunakan pada tubuh bendungan. Sedangkan material dengan nilai
D = 90% s/d 95% digunakan untuk pembangunan bendungan yang rendah (<30m).

- zona inti dari timbunan non-plastis (PI < 7).

a). Kelembapan Tanah

Jenis massa tanah memiliki tiga unsur, butiran tanah, udara, dan air. Dalam tanah terdapat
banyak butiran halus, jumlah kadar air yang mengisi celah antar butir memiliki efek pada sifat tanah.
Tiga hal yang utama yang ada pada tanah berbutir halus, dimana tergantung pada kandungan
kelembapan, bisa diketahui dengan :

1. kondisi cair, dimana tanah dalam keadaan suspense atau cairan kental.

2. kondisi plastis, dimana tanah dapat dengan cepat berubah atau dicetak tanpa mengulangi elastisitas,
perubahan volume, retakan, atau runtuh.

3. kondisi padat, dimana tanah akan retak ketika berubah bentuk atau akan kehilangan sifat elastisnya.

Deskripsi tanah diatas biasanya merupakan pertimbangan hanya untuk frkasi tanah lebih kecil
dari ayakan no 40 (batas atas dari pasir halus). Untuk fraksi tanah ini, persentase kandungan air dari
berat kering dimana tanah melewati kondisi cair menuju kondisi palstis disebut batas cair (Liquid Limit).
Begitu juga dengan kandungan air pada tanah antara kondisi plastis dan kondisi padat disebut batas
plastis (Plastis Limit).

Perbedaan antara batas cair dan batas plastis sesuai dengan kisaran kandungan air dimana tanah
itu plastis. Perbedaan ini dalam kandungan air disebut index plastis. Tanah dengan plastisitas tinggi
memiliki nilai plastis index tinggi. Pada tanah yang tidak plastis, batas plastis dan batas cair memiliki nilai
yang sama dan index plastis sama dengan 0.

Batas dari konsistens, disebut “atteberg limit” ilmuan swedia, digunakan pad USCS sebagai dasar
untuk perbedaan laboratorium antara material yang memiliki bahan plastisitas yang cukup besar
(lempung) dan tanah yang memiliki material plastis sedikit atau non plastis (lumpur). Dengan enginer
tanah yang berpengalaman, bisa mendapatkan estimasi nilai dari atteberg limit dari tanah. Namun, tiga
tes tangan sederhana telah ditemukan untuk identifikasi lapangan dan klasifikasi tanah halus, dan untuk
menentukan apakah fraksi berbutir halus suatu tanah berlumpur atau liat, tanpa memerlukan estimasi
batas Atterberg. Tes tangan ini menjadi bagian dari prosedur lapangan pada klasifikasi USBR 5005, tes
tangan tersebut berupa :

1. Dilatancy (reaksi terdahap goncangan).

2. Kuatan saat kering (karakteristik hancuran).

3. Kekerasan (konsistensi dekat batas plastis).

b). Komponen sifat tanah

- Kerikil dan Pasir

Kedua butiran kasar (kerikil dan pasir) memiliki sifat teknis yang hamper sama, perbedaan mungkin
pada derajat. Pembagian ukuran kerikil dan pasir dengan ayakan No 4, kerikil dan pasir yang memiliki
gradasi baik merupakan material yang stabil.

Meskipun bentuk dan gradasi butiran, serta ukuran, mempengaruhi sifat-sifat ini, kerikil umumnya lebih
banyak tembus air, lebih stabil, dan kurang terpengaruh oleh air atau beku daripada pasir, untuk jumlah
yang sama.

Pasir menjadi lebih halus dan lebih seragam, karakteristiknya mendekati lanau, dengan korespondensi
penurunan permeabilitas dan pengurangan stabilitas pada terdapatnya air. Pasir sangat halus dan
seragam sulit untuk dibedakan secara visual dari lanau.

- lanau dan lempung

Sebagian kecil material halus dapat memberikan efek signifikan pada sifat teknik tanah. Jika 10% dari
material pasir dan kerikil lebih kecil dari ayakan no 200, tanah bisa hamper kedap air terutama saat
butiran kasar dengan sortasi yang baik.
USCS

Kerikil

Material yang tertahan ayakan no #4

Pasir

Material yang lolos ayakan No #4 dan tertahan ayakan No #200

Lempung dan Lanau

Material yang lolos ayakan No #200

Notasi Penamaan USCS

Huruf Pertama

a. Berbutir Kasar

G = Gravel (kerikil).

S = Sand (pasir).

b. Berbutir Halus

M = Silt (Lanau)

C = Clay (Lempung).

Huruf Kedua

a. Berbutir Kasar (misal awalnya huruf G atau S).

W = well graded (gradasi baik).

P = poorly graded (gradasi buruk).

M = silty (Tercampur Lanau/Kelanauan).

C = clayey (Tercampur Lempung/Kelempungan).

b. Berbutir Halus (misal awalnya huruf M atau C).

L = plastisitas rendah (low plasticity).

H = plastisitas tinggi (high plasticity).

Anda mungkin juga menyukai