A. DESKRIPSI TANAH
DESKRIPSI TANAH ()
11111
1.
Kekuatan
Tanah Kohesif
Kuat
Geser
Kondisi
Undraine Nilai N
d
(kN/m2)
Sangat
<20
<2
lunak
(very
soft)
Lunak
20 - 40
2-4
(Soft)
Teguh
40 - 75
4-8
(Firm)
Kaku
75 - 150
8 - 15
(Stiff)
Sangat
150 - 300 15 - 30
kaku
(Very
stiff)
Keras
>300
>30
(Hard)
Tanah kohesif (Kepadatan)
Kondisi
Nilai N
Sangat lepas
0-4
(very loose)
Lepas (Loose)
4 - 10
Agak padat
(Medium dense)
Padat (Dense)
Sangat padat
(very dense)
10 - 30
30 - 50
Lebih dari
50
Test di Lapangan
Mengalir di sela-sela jari ketika diperas
dalam tangan
Mudah ditekan dengan ibu jari, dapat
dibentuk dengan tekanan jari ringan
Dapat ditekan dengan ibu jari, dapat
dibentuk dengan tekanan jari yang kuat.
Dapat ditekan dengan ibu jari, tidak dapat
dibentuk dengan jari tangan.
Dapat ditekan dengan kuku ibu jari, dapat
ditusuk dengan pisau sampai kedalaman
15 mm.
Tidak dapat ditekan dengan kuku ibu jari
Test di lapangan
Mudah digali dengan sekop
Agak susah digali, pasak susah untuk
ditancapkan
Sulit dipindahkan dengan sekop dan pasak
sulit ditancapkan
Pasak tidak dapat ditancapkan, untuk
dipindahkan/digali memerlukan peralatan
tambahan
Sulit untuk diangkat/dipindahkan
2..
Warna
Parameter
Nilai
Warna Tambahan
Warna Utama
3.
Istilah
Terang, Gelap
Kemerah
mudaan,
Kemerahan,
Kekuning-kuningan, Kejingaa-jinggaan,
Kebiru-biruan,
Kecoklat-coklatan,
Kehijau-hijauan, Keabu-abuan
Merah muda, Merah, Kuning, Jingga,
Coklat, Hijau, Biru, Ungu, Putih, Abuabu, Hitam
plastisitas
Kondisi
Non-plastis
Agak plastis
(Sligthly
plastic)
Semi plastis
(Moderately
plastic)
Sangat
palstis (Very
plastic)
44
Test di lapangan
Tanah jika digulung-gulung sepanjang
40 mm, tebal 6 mm tidak bias
terbentuk
Tanah dapat digulung sepanjang 40
mm dgn tebal 6 mm dan dapat
menahan beratnya sendiri, tetapi bila
tebalnya 4 mm, tanah menjadi tidak
dapat menahan beratnya sendiri
Tanah
dapat
dibentuk
menjadi
gulungan sepanjang 40 mm, setebal 4
mm dan dapat menahan beratnya
sendiri, tapi bila tebalnya 2 mm tidak
dapat menahan beratnya sendiri
Tanah
dapat
dibentuk
menjadi
gulungan sepanjang 40 mm, setebal 2
mm serta dapat menahan beratnya
sendiri
0 35 %
35 % - 50 %
50 % - 90 %
Struktur/Pelapisan
Heterogen (Heterogeneous)
Lapuk (Weathered)
Skala pelapisan
Kondisi
Pelapisan sangat tebal (very thickly
bedded)
Pelapisan tebal (thickly bedded)
Pelapisan medium (medium
bedded)
Pelapisan tipis (thinly bedded)
Pelapisan sangat tipis (very thinly
bedded)
Terlaminasi tebal (thickly
lamination)
Terlaminasi tipis (thinly lamination)
55
Bentuk Partikel
Angularity (kebersudutan)
Menyudut (Angular)
Agak menyudut (Subangular)
Agak bundar (Subrounded)
Bundar (Rounded)
Equidimensional
Datar (Flat)
Melengkung (Elongated)
Datar dan melengkung (Flat and
Elongated)
Tak beraturan (Irregular)
Kasar (Rough)
Halus (Smooth)
Bentuk
Tekstur Permukaan
66 .
Ukuran Partikel/Nama
Jenis
Tanah
sangat
kasar
Tanah
berbutir
kasar
(Lebih da
ri 65%
berukura
n pasir
dan
kerikil)
Tipe dasar
tanah
Berangkal(Bould
ers)
Kerakal(Cobbles)
Kerikil(Gravels)
Ukuran
partikel, mm
Identifikasi Visual
Hanya dapat terlihat
dilubang galian/bukaan
Kasar
Sedang
Halus
Kasar
Sedang
Halus
Pasir
(Sands)
Tanah
berbutir
halus
(Lebih
dari 35%
berukura
n lanau
dan
lempung
Lanau
(Silts)
Kasar
Sedang
Halus
Dapat
dengan
mudah
dikenal
dengan
mata
telanjagn,
sedikit
atau
tidakmempunyai
kohesi
ketika
keadaan
kering,
gradasi dapat diketahui.
Gradasi
bagus,
ukura
partikel
terlacak
antara
rentang
yang
lebar,
terdeteksi
baik.
Gradasi
buruk (mungkin seragam,
ukuran
sebagian
besar
partikel terletak anatara
batas-batas yang sempit,
atau
terjadi
perubahan
gradasi
secara
tiba-tiba
(gap graded), suatu ukuran
tengah
partikel
kadangkadang tiak terwakili.
Hanya lanau yang kasar
agak dapat terlihat dengan
mata
telanjang,
memperlihatkan
sedikit
plastisitas
dan
ditandai
dengan
adanya
gejala
dilatanasi
(dilatancy),
ukuran butir lebih besar
(granular)
halus
ketika
disentuh.
Terlarut
saat
dimasukkan
kedalam
air,Lumpur
mongering
dengan cepat, mempunyai
nilai kohesi, tetapi mudah
menjadi bubuk diantara jarijari tangan.
Lempung
(Clays)
Tanah
organik
Lempung
organic, lanau,
pasir
Gambut(Peats)
Variasi
Variasi
sisa
tumbuhan,
umumnya
berwarna coklat gelap atau
hitam, seringkali dengan
bau yang khas, mempunyai
nilai bulk density yang
rendah.
ordo tanah
1.Alfisol
2.Aridisol
3.Entisol
4.Histosol
5.Inceptisol
6.Mollisol
7.Oxisol
8.Spodosol
9.Ultisol
10.Vertisol
dalam
sistem
Taksonomi
Tanah
USDA
1975,
yaitu:
Alfisol:
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat
penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai
kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari
horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan
dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah
Kuning,
Latosol,
kadang-kadang
juga
Podzolik
Merah
Kuning.
Aridisol:
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai
kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadangkadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah
termasuk
Desert
Soil.
Entisol:
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat
muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison
penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent
atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Aluvial
atau
Regosol.
Histosol:
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan
kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau
lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan
organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan
tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Organik
atau
Organosol.
Inceptisol:
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih
berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang
berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum
berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol,
Regosol,
Gleihumus,
dll.
Mollisol:
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon
lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih
dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah
tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti
lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah
Chernozem,
Brunize4m,
Rendzina,
dll.
Oxisol:
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral
mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga
kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat.
Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan
pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak
jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol
(Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Spodosol:
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah
terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang,
dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat
(albic). Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol.
Ultisol:
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi
penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol,
dan
Hidromorf
Kelabu.
Vertisol:
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat
tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan
mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan
keras. Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem
klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.
A.DESKRIPSI BATUAN
Kondisi
Sangat Lemah (Very
Weak)
Lemah
(Weak)
Agak Lemah
(Moderately Weak)
Agak Kuat (Moderately
Strong)
Kuat
(Strong)
Parameter
Nilai
Warna Tambahan
Warna Utama
II
III
IV
1.25 5.0
50 - 125
125 - 500
500 - 1000
Sangat Kuat
(Very Strong)
Amat Sangat Kuat
(Extremely Strong)
Tingkat
Kuat
tekan
(Kgf/cm2)
0.6 1.25
1000 2000
> 2000
Test di Lapangan
Mudah dipecahkan dengan tangan.
Dapat ditembus pisau hingga 5 mm.
Pecah dengan menekankan palu pada
contoh. Tidak dapat ditembus dengan
pisau. Dapat digores dengan kuku ibu
jari.
Dapat dipecahkan diatas telapak
tangan dengan memukulkan palu
keatas conto. Dapat digores dengan
pisau.
Dapat dipecahkan bila conto diletakkan
diatas benda pejal dan dipukul dengan
palu
Susah dipecahkan bila conto diletakkan
diatas benda pejal dan dipukul dengan
palu
Perlu dipukul dengan palu berkali-kali
untuk meretakkan conto
Conto hanya dapat disumbingkan
dengan palu
Istilah
Terang, Gelap
Kemerah-mudaan,
Kemerahan,
Kekuning-kuningan, Kejingga-jinggaan,
Kebiru-biruan,
Kecoklat-coklatan,
Kehijau-hijauan, Keabu-abuan.
Merah Muda, Merah, Kuning, Jingga,
Coklat, Hijau, Biru, Ungu, Putih, Abuabu, Hitam
Deskripsi
Segar (Fresh). Tidak terlihat tanda-tanda pelapukan material
batuan, mungkin sedikit terjadi perubahan warna pada bidang
diskontinuitas utama
Agak Lapuk (Slightly Weathered). Terjadi perubahan warna
yang menunjukkan pelapukan material batuan dan bidang
diskontinuitas. Seluruh material batuan mungkin berubah
warna karena pelapukan.
Lapuk Sedang (Moderately Weathered) Kurang dari 50%
material batuan beralih ke tanah. Batuan segar atau sudah
berubah warna tetap ada sebagai bagian tak menerus atau
batuan inti.
Sangat Lapuk (Highly Weathered). Lebih dari 50% material
batuan beralih ke tanah. Batuan segar atau sudah berubah
warna tetap ada sebagai bagian tak menerus atau batuan inti.
VI
Struktur
Tipe Batuan
Sedimen
Metamorfosa
Beku
6.
Struktur
Berlapis tebal (Bedded)
Berlapis tipis (Laminated)
Foliasi (Foliated)
Pitaan (Banded)
Belahan (Cleavege)
Masif (Massive)
Aliran (Flow banded)
Tekstur Permukaan
Menyudut (Angular)
Agak Menyudut (Sub-Angular)
Agak bulat (Sub-rounded)
Bulat (Rounded)
Ekuidimensional
Datar (Flat)
Melengkung (Elongated)
Datar dan Melengkung (Flat dan
Elongated)
Tak Beraturan (Irregular)
Kasar (Rough)
Halus (Smooth)
Komposisi partikel : Tergantung pada mineral dan atau jenis batuan yang
menbentuk butiran tersebut.
7.
Diskontinuitas
Istilah umum untuk tiap diskontinuitas mekanis pada massa batuan yang
memiliki kekuatan tarik kecil atau tidak ada sama sekali. Merupakan gabungan
dari jenis kekar, bidang perlapisan yang lemah dan sesar. Sepuluh parameter
yang dipilih untuk menggambarkan diskontinuitas dan massa batuan
diterangkan dibawah ini.
Diskripsi
Amat sangat rapat (extremely close spacng)
Sangat rapat (very close spacing)
Rapat (Closely spacing)
Agak rapat (moderate spacing)
Jarang (wide spacing)
Sangat jarang (very wide spacing)
Amat sangat jarang (extremely wide
spacing)
Diskripsi
Sangat rendah (very low)
Rendah (low)
Sedang (medium)
Tinggi (high)
Sangat tinggi (very high)
Spasi (mm)
< 200
20 60
60 600
200 600
600 - 2000
2000 6000
> 6000
Panjang di Permukaan
(m)
<1
13
3 10
10 20
> 20
Bukaan (mm)
< 0.1
0.1 0.25
0.25 0.5
0.5 2.5
2.5 - 10
>10
10 - 100
100 - 1000
>1000
Deskripsi
Sangat rapat (very tight)
Rapat (tight)
Sebagian terbuka (partly open)
Terbuka (open)
Agak lebar (moderately wide)
Lebar (wide)
Sangat lebar (very wide)
Amat sangat lebar (extremely wide)
Besar (Cavernous)
Tertutup
Berselang
Terbuka
Deskripsi
Dinding dan atap kering, tidak ada rembesan
II
III
IV
teramati
Rembesan kecil, tentukan tumpahan
Aliran sedang, tentukan diskontinuitas dengan
aliran menerus (perkirakan l/menit per 10 m
panjang galian).
Aliran besar, tentukan diskontinuitas dengan
aliran kuat (perkirakan l/menit per 10 m
panjang galian).
Aliran sangat besar, tentukan sumber aliran
yang besar (perkirakan l/menit per 10 m
panjang galian).
NO
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Deskripsi
Pejal, terkadang ada kekar acak
Satu set kekar
Satu sesat kekar dan acak
Dua set kekar
Dua set kekar dan acak
Tiga set kekar
Tiga set kekar dan acak
Empat set kekar atau lebih
Batu pecah/hancur
Jr (Join/m2)
<1
13
3 10
10 30
> 30
MASSA BATUAN
Ukuran dan
bentuk
block
Massive
Blocky
Tabular
Columnar
Irregular
Crushed
Deskripsi
Bbbbbb
Cb
bKLASIFIKASI BATUAN
Secara umum batuan dapat dibedakan menjadi 3 ,yaitu: Batuan Beku,Batuan
Sedimen, dan Batuan Metamorf.
1. Batuan Beku
2. Batuan sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi
hasil erosi. sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen,
waluapun
volumnya hanya sekitar 5% dari volum kerak bumi.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok
utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu
tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang
disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang
dikenai panas (lebih besar dari 150 Celsius) dan tekanan ekstrem akan
mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat
berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang
lebih
tua.
Beberapa
contoh
batuan
metamorf
metamorf
digolongkan
menyusun
berdasarkan
sebagian
tekstur
dan
besar
dari
susunan
kimia
tinggi.
Mereka
juga
terbentuk
lebur,
DAFTAR PUSTAKA
http://kuningtelorasin.files.wordpress.com/2008/08/klasifikasi1.jpg (Diakses
tgl 12.02.2012 pukul 08.01)
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007/12/klasifikasi-tanah-usda1975.html (Diakses tgl 12.02.2012 pukul 08.05)
http://geoumum14.blogdetik.com/2011/12/20/klasifikasi-batuan-sedimen/
(diakses tgl 12.02.2012 pukul 08.10)
http://geoumum14.blogdetik.com/2011/12/20/klasifikasi-batuan-metamorf/ (
Diakses tgl 12.02.2012 pukul 08.15)
http://geoblogi.wordpress.com/2006/10/04/airtanah-apa-dan-bagaimanamencarinya/ (Diakses tgl 12.02.2012 pukul 08.25)