“CA MAMAE”
STASE KEPERAWATAN GERONTIK
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan
maturasi sel (Brunner & Sudart, 2005).
4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit
jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
7. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
1.4 Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang
tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam
sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak
dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya
terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan
individu.
2. Fase in situ
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih,
kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4
berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi
1.6 Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering
untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang
kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
1.7 Penatalaksanaan
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu
kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan).
Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Masuk ke
Benjolan (+) Distorsi lig Mempengaruhi jar. non Invasi pembuluh sirkulasi
Invasi stoma
pd mammae cooper neoplastik utk meningkatkan limfe menyekat hematoggen
RX radang (pd suplai makanan O2&merangsang drainase limfatik
Ca inflamasi) Lekukan pada proliferasi di sekitar sel Ca
Mengejar jar. yg peka Benjolan pecah Metastasis
kulit (dimpling) Kulit
sensasi nyeri, spt Hipermetabolisme
Histamin, bercawak
perioteum/pleksu syaraf ulserasi Pleura Liver
bradikinin
Nyeri Deposit utk lemak
Stress: ansietas menurun Efusi pleura Obstruksi duktus
Panas, edema, kemerahan hepatikus
MK: MK: Kebutuhan Sesak nafas
MK: Nyeri akut Ansietas(cemas) nutrisi < keb.tubuh
MK: Gangguan pola nafas
II. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Hipertensi
2.1 Pengkajian
2.1.1 Pengkajian Umum
2.1.1.1 Identitas
2.1.1.2 Keluhan utama
2.1.1.3 Pemeriksaan klinis
2.1.2 Pemeriksaan fisik
2.1.2.1 Inspeksi
2.1.2.2 Palpasi
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
2.1.3.1 Pemeriksaan radiologi
a. Mammografi/USG mammae
b. X-foto thorax
c. Kalo perlu
1. Galktografi
2. Tulang-tulang
3. USGabdomen
4. Bone scan
2.1.3.2 Pemeriksaan laboratorium
a. Rutin, darah lengkap, urine
b. Gula darah puasa dan 2 jam pp
c. Enzyme alkali sposphate, LDH
d. CEA, MCA, AFP
e. Hormon reseptor ER, PR
f. Aktivitas estrogen/vaginal smear
2.1.3.3 Pemeriksaan sitologis
a. FNA dari tumor
b. Cairan kista dan pleura effusion
c. Secret putting susu
2.1.3.4 Pemeriksaan patologis
a. Durante oprasi vries coupe
b. Pasca operasi dari specimen operasi
2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.1 Diagnosa 1
Nyeri akut b.d proses penyakit (penekanan/keusakan jaringan syaraf, inflamasi),
efek samping terapi kanker
2.2.1.1 Definisi
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal keruisakan sedemikian rupa (International
Association for the study of Pain): Awitan yang tiba-tiba lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau di
prediksi dan berlangsung < 6 bulan atau > 6 bulan.
2.2.1.2 Batasan karakteristik
- Perubahan selera makan
- Perubahan frekwensi jantung
- Perubahan frekuensi pernapasan
- Laporan isyarat
- Diaphoresis
- Perilaku distraksi (misalnya berjalan mondar-mandir mencari orang
lain, aktivitas yang berulang).
- Mengekspresikan perilaku (misalnya gelisah, merengek, menangis)
- Masker wajah (misalnya mata kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap pada satu focus meringis)
- Sikap melindungi area nyeri
- Focus menyempit (misalnya gangguan persepsi nyeri, hambatan proses
berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
- Indikasi nyeri yang dapat diamati
- Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
- Sikap tubuh melindungi
- Sikap melindungi area nyeri
- Putus asa
- Dilatasi pupil
- Melaporkan nyeri secara verbal
- Gangguan tidur
2.2.1.3 Faktor yang berhubungan
- Agens cedera biologis (misalnya infeksi, iskemia, neoplasma).
- Agens cedera fisik (misalnya abses, amputasi, luka bakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga).
- Agens cedera kimiawi (misalnya luka bakar, kapsaisin, metilen
klorida, agens mustard).
2.2.2 Diagnosa 2
Kerusakan integritas kulit b.d adanya ulkus yang menyebar pada kulit/jaringan
payudara
2.2.2.1 Definisi
Perubahan epidermis/ dermis
2.2.2.2 Batasan karakteristik
- Kerusakan lapisan kulit
- Gangguan permukaan kulit
2.2.2.3 Faktor yang berhubungan
- Zat kimia atau radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban
- Hipertermia atau hipotermia
- Medikasi
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan turgor
- Factor perkembangan
- Penurunan imonologis
- Penurunan sirkulasi
- Kondisi gangguan metabolic
- Gangguan sensasi
- Tonjolan tulang
2.3 Perencanaan
2.3.1 Nyeri akut b.d proses penyakit (penekanan/keusakan jaringan syaraf, inflamasi),
efek samping terapi kanker
Intervensi
a. Pertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional: Meminimalkan stimulasi meningkatkan relaksasi.
b. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya:
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.
Rasional: Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dengan
menghambat/memblok respon simpatik, efektif dalam menghilangkan sakit
kepala dan komplikasinya.
c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala: mengejan saat BAB, batuk panjang, dan membungkuk.
Rasional: Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatkan tekanan vakuler serebral.
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasional: Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan
yang memperberat kondisi klien.
e. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah
makan.
Rasional: Menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas,
diazepam dll.
Rasional: Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf
simpatis.
2.3.2 Kerusakan integritas kulit b.d dengan adanya ulkus yang menyebar pada
kulit/jaringan payudara
Intervensi
a. Kaji luka, awasi adanya edema pada luka
Rasional: deteksi dini tanda infeksi pada klien
b. Jangan melakukan observasi pada sisi yang sakit
Rasional: agar pasien tidak kesakitan
c. Lakukan perawatan luka dengan tekhnik steril
Rasional: mengurangi resiko infeksi pada luka
d. Anjurkan klien untuk mengubah posisi secara teratur ke kiri atau kanan dan
telentang
Rasional: menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah
tertentu
e. Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotic
Rasional: antibiotika adalah anti bakteri berspektrum luas
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth
Volume 3. Jakarta: EGC.
NANDA. 2009. Nursing Diagnosis: Definition and Classification. Philadelphia.
Wijaya, A.S & Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) 2.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Preseptor Klinik