Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

“CA MAMAE”
STASE KEPERAWATAN GERONTIK

NAMA : RIRIN KHAIRINA


NIM : 2014901110075
KELOMPOK : 2.I

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2020
I. Konsep Penyakit
1.1 Definisi
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita.
Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur
sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan
tumor (kanker) (Wijaya & Putri, 2013).

Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan
maturasi sel (Brunner & Sudart, 2005).

Kanker payudara adalah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan


seluler dan merupakan kelompok penyakit, bukan penyakit tunggal (Tucker dkk, 1998).
1.2 Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian faktor genetik,
hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya kanker
payudara. Penyebab dari kanker payudara masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor
yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor
lingkungan, faktor hormonal dan familial.
Faktor resiko
1. Riwayat pribadi Ca payudara
2. Menarche dini
3. Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4. menopause pada usia lanjut
5. Riwayat penyakit payudara jinak
6. Riwayat keluarga dengan ca mamae
7. Kontrasepsi oral
8. Terapai pergantian hormone
9. Pemajanan radiasi
10. Masukan alcohol

11. Umur > 40 tahun


1.3 Tanda dan gejala
Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit
ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika dudah teraba, biasanya
oleh wanita itu sendiri.

1. Terdapat massa utuh (kenyal)


Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak
beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2. Nyeri pada daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.
Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum
cooper. Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari
telunjuk tangan pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.

4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit
jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
7. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

1.4 Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang
tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam
sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak
dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya
terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan
individu.
2. Fase in situ
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih,
kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4
berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi

Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain


bertambah.

1.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
sponyan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi

2. Tes diagnosis lain


a. Non invasif
1. Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat
diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya
sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai
pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan
memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2. Radiologi (foto roentgen thorak)
3. USG
4. Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa
yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat
menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan
patudar yang tebal/padat.
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena,
bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian
pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
6. Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui
metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul
glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan.
b. Invasif
1. Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk
pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy,
2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi
pemmbedahan.
2. Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau
padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa
srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka
ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
3. Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut.
Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih
cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
4. Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
5. Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara frozen section.

1.6 Komplikasi

Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering
untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang
kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.

1.7 Penatalaksanaan
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu
kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan).
Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)

- Mastektomi parsial (eksisi - Mulai dari lumpektomi


tumor local dan penyinaran) (pengangkatan jaringan yang
luas dengan kulit yang
terkena) sampai
kuadranektomi
(pengangkatan seperempat
payudara), pengangkatan atau
pengambilan contoh jaringan
dari kelenjar limfe aksila
untuk penentuan stadium;
radiasi dosis tinggi mutlak
perlu (5000-6000 rad)
- Seluruh payudara, semua
kelenjar limfe di lateral otot
- Mastektomi total dengan diseksi
pektoralis minor
aksila rendah
- Seluruh payudara, semua atau
sebagian jaringan aksila
- Mastektomi radikal yang
- Seluruh payudara, otot
dimodifikasi
pektoralis mayor dan minor di
- Mastektomi radikal
bawahnya, seluruh isi aksila
- Sama seperti masektomi
radikal ditambah kelenjar
- Mastektomi radikal yang
limfe mamaria interna
diperluas
Non Pembedahan (paliatif)

- Penyinaran - Pada payudara dan kelenjar


limfe regional yang tidak
dapat direseksi pada kanker
lanjut, pada metastase tulang,
metastase kelenjar limfe,
aksila, kekambuhan tumor
local atau regional setelah
mastektomi

- Adjuvan sistemik setelah


- Kemoterapi
mastektomi; paliatif pada
penyakit yang lanjut
- Kanker yang telah menyebar,
memakai estrogen, androgen,
- Terapi hormaon dan endokrin
progesterone, antiestrogen,
ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi
1.8 Pathway
Penigkatan kadar progesterone genetik usia virus alcohol radiasi
defisiensi imun
(usia, menarche dini, menopause,
Diet tinggi lemak, rendah serat,
Oeferektomi, hamil sesudah 30 tahun,  “Linkage genetic” Limfosit
Kontrasepsi oral autosomal dominant T
Mutasi Pe Mutasi
untuk Ca gen, radikal gen,
Perubahan keseimbangan steroid  Deteksi kromosom ekspresi bebas ekspresi
Endogen (esstadiol&progesdiol) 17 c-onk onkogen Interferon
 Mutasi gen BRCA 2 sel, pe
 Mutasi gen supresor Jejas imunitas
Mempengaruhi faktor pertumbuhan tumor p 53 jaringan
sel Kemampuan
untuk
Gangguan proliferasi menghancurkan
Gangguan proliferasi dan
jar. Epitel sistem
dengan derajat otonom menghambat
duktal
tertentu proliferasi sel
Hyperplasia sel dg
MK: Kurang pengetahuan perkembangan atipikal
Melepaskan
Carsinoma in situ diri dari sel
Ca.primer

Masuk ke
Benjolan (+) Distorsi lig Mempengaruhi jar. non Invasi pembuluh sirkulasi
Invasi stoma
pd mammae cooper neoplastik utk meningkatkan limfe menyekat hematoggen
RX radang (pd suplai makanan O2&merangsang drainase limfatik
Ca inflamasi) Lekukan pada proliferasi di sekitar sel Ca
Mengejar jar. yg peka Benjolan pecah Metastasis
kulit (dimpling) Kulit
sensasi nyeri, spt Hipermetabolisme
Histamin, bercawak
perioteum/pleksu syaraf ulserasi Pleura Liver
bradikinin
Nyeri Deposit utk lemak
Stress: ansietas menurun Efusi pleura Obstruksi duktus
Panas, edema, kemerahan hepatikus
MK: MK: Kebutuhan Sesak nafas
MK: Nyeri akut Ansietas(cemas) nutrisi < keb.tubuh
MK: Gangguan pola nafas
II. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Hipertensi
2.1 Pengkajian
2.1.1 Pengkajian Umum
2.1.1.1 Identitas
2.1.1.2 Keluhan utama
2.1.1.3 Pemeriksaan klinis
2.1.2 Pemeriksaan fisik
2.1.2.1 Inspeksi
2.1.2.2 Palpasi
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
2.1.3.1 Pemeriksaan radiologi
a. Mammografi/USG mammae
b. X-foto thorax
c. Kalo perlu
1. Galktografi
2. Tulang-tulang
3. USGabdomen
4. Bone scan
2.1.3.2 Pemeriksaan laboratorium
a. Rutin, darah lengkap, urine
b. Gula darah puasa dan 2 jam pp
c. Enzyme alkali sposphate, LDH
d. CEA, MCA, AFP
e. Hormon reseptor ER, PR
f. Aktivitas estrogen/vaginal smear
2.1.3.3 Pemeriksaan sitologis
a. FNA dari tumor
b. Cairan kista dan pleura effusion
c. Secret putting susu
2.1.3.4 Pemeriksaan patologis
a. Durante oprasi vries coupe
b. Pasca operasi dari specimen operasi
2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.1 Diagnosa 1
Nyeri akut b.d proses penyakit (penekanan/keusakan jaringan syaraf, inflamasi),
efek samping terapi kanker
2.2.1.1 Definisi
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal keruisakan sedemikian rupa (International
Association for the study of Pain): Awitan yang tiba-tiba lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau di
prediksi dan berlangsung < 6 bulan atau > 6 bulan.
2.2.1.2 Batasan karakteristik
- Perubahan selera makan
- Perubahan frekwensi jantung
- Perubahan frekuensi pernapasan
- Laporan isyarat
- Diaphoresis
- Perilaku distraksi (misalnya berjalan mondar-mandir mencari orang
lain, aktivitas yang berulang).
- Mengekspresikan perilaku (misalnya gelisah, merengek, menangis)
- Masker wajah (misalnya mata kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap pada satu focus meringis)
- Sikap melindungi area nyeri
- Focus menyempit (misalnya gangguan persepsi nyeri, hambatan proses
berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
- Indikasi nyeri yang dapat diamati
- Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
- Sikap tubuh melindungi
- Sikap melindungi area nyeri
- Putus asa
- Dilatasi pupil
- Melaporkan nyeri secara verbal
- Gangguan tidur
2.2.1.3 Faktor yang berhubungan
- Agens cedera biologis (misalnya infeksi, iskemia, neoplasma).
- Agens cedera fisik (misalnya abses, amputasi, luka bakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga).
- Agens cedera kimiawi (misalnya luka bakar, kapsaisin, metilen
klorida, agens mustard).
2.2.2 Diagnosa 2
Kerusakan integritas kulit b.d adanya ulkus yang menyebar pada kulit/jaringan
payudara
2.2.2.1 Definisi
Perubahan epidermis/ dermis
2.2.2.2 Batasan karakteristik
- Kerusakan lapisan kulit
- Gangguan permukaan kulit
2.2.2.3 Faktor yang berhubungan
- Zat kimia atau radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban
- Hipertermia atau hipotermia
- Medikasi
- Perubahan status cairan
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan turgor
- Factor perkembangan
- Penurunan imonologis
- Penurunan sirkulasi
- Kondisi gangguan metabolic
- Gangguan sensasi
- Tonjolan tulang
2.3 Perencanaan
2.3.1 Nyeri akut b.d proses penyakit (penekanan/keusakan jaringan syaraf, inflamasi),
efek samping terapi kanker
Intervensi
a. Pertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional: Meminimalkan stimulasi meningkatkan relaksasi.
b. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya:
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.
Rasional: Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dengan
menghambat/memblok respon simpatik, efektif dalam menghilangkan sakit
kepala dan komplikasinya.
c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala: mengejan saat BAB, batuk panjang, dan membungkuk.
Rasional: Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatkan tekanan vakuler serebral.
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasional: Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan
yang memperberat kondisi klien.
e. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah
makan.
Rasional: Menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas,
diazepam dll.
Rasional: Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf
simpatis.
2.3.2 Kerusakan integritas kulit b.d dengan adanya ulkus yang menyebar pada
kulit/jaringan payudara
Intervensi
a. Kaji luka, awasi adanya edema pada luka
Rasional: deteksi dini tanda infeksi pada klien
b. Jangan melakukan observasi pada sisi yang sakit
Rasional: agar pasien tidak kesakitan
c. Lakukan perawatan luka dengan tekhnik steril
Rasional: mengurangi resiko infeksi pada luka
d. Anjurkan klien untuk mengubah posisi secara teratur ke kiri atau kanan dan
telentang
Rasional: menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah
tertentu
e. Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotic
Rasional: antibiotika adalah anti bakteri berspektrum luas

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth
Volume 3. Jakarta: EGC.
NANDA. 2009. Nursing Diagnosis: Definition and Classification. Philadelphia.
Wijaya, A.S & Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) 2.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Banjarmasin, 01 Desember 2020

Preseptor Klinik

(Rosa Sosiawati, S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai