Nama :
Yuyun Yuneti
NIM 12160120
ii
ABSTRACT
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayahNya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas yang berjudul “ANALISIS
RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA :
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2008-
2011), dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun akan
menyempurnakan penelitian i ini serta bermanfaat bagi penulis, pembaca dan bagi
peneliti selanjutnya
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
HALAMA JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................ii
ABSTRAK.........................................................................................................v
ABSTRACT......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.....................................................................................vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL...........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................9
1.3. Tujuan..................................................................................................10
1.4. Manfaat Penelitian...............................................................................11
1.5. Sistematika Penulisan..........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran A.......................................................................................................101
Lampiran B.......................................................................................................102
Lampiran C.......................................................................................................108
Lampiran D.......................................................................................................114
BAB I
PENDAHULUAN
keuangan masa lalu dan tidak wajib untuk menyajikan informasi non
disajikan harus bersifat relevan dan penting untuk diketahui oleh pengguna
laporan
1
keuangan, baik pihak dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan.
informasi yang berguna bagi investor dan calon investor, kreditur, serta
meliputi pembeli saham atau obligasi, kreditor atau peminjam dana bank,
perusahaan go public).
2
untuk memberikan informasi yang diperlukan. Semakin baik informasi
yang di susun, berarti semakin banyak informasi yang relevan yang dapat
dihasilkan.
mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. Jika rasio keuangan dapat
dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya
kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Setiap investor yang akan
diinvestasikannya.
aliran kas potensial bagi mereka dalam hal jumlah, waktu, dan
per share). Dividen yang akan diterima oleh investor tergantung pada
(Zainudin, 1999). Bagi kreditor, laba dan arus kas operasi merupakan
relevan, penuh dan terbuka supaya dapat dipahami dan bermanfaat bagi
semakin besar laba, maka semakin baik penilaian atas kinerja perusahaan.
penilaian kinerja secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, rasio keuangan
prediksi rasio keuangan atas perubahan laba. Jika rasio keuangan terbukti
cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang baik secara riil
cenderung tidak konsisten untuk waktu dan tempat yang berbeda, selain
penggunaan rasio-rasio keuangan yang juga berbeda. Contohnya, hasil
laba masa depan, yaitu dividen/net income; sales/total assets; long term
ini adalah perubahan Current Ratio (CR), perubahan Leverage Ratio (LR),
Mengingat jenis perusahaan sangat beragam, maka agar hasil penelitian ini
2011 memiliki jumlah perusahaan paling besar, yaitu 148 perusahaan dari
429 perusahaan.
Besar kecilnya laba suatu perusahaan dapat dilihat dari peningkatan atau
depan ?
1. Kegunaan Praktis
a. Bagi Manajemen
b. Bagi Investor
2. Kegunaan Teoritis
BAB I : PENDAHULUAN
terdiri dari gambaran populasi dan sampel perusahaan yang diteliti, jenis
BAB IV : PEMBAHASAN
TELAAH PUSTAKA
timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang
Fisher dan Bedford dalam Chariri dan Imam Ghozali (2003 : 213)
menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang umum yang
1. Psychic Income, yang menunjukan konsumsi barang atau jasa yang dapat
ekonomi yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup (cost
of living)
terhadap Psychic Income sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena
Psychic Income adalah konsep psikologi yang tidak dapat diukur secara
mendasari
atas, laba akuntansi sering tidak konsisten dengan pengertian laba ekonomi.
Perbedaan antara laba ekonomi dan laba akuntansi disebabkan oleh perbedaan
wadah yang akan dinikmati oleh seluruh pihak yang ada dalam unit kegiatan
ekonomi tersebut.
perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama
satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Dalam
pendapatan.
tersebut.
untuk bisa membuat proyeksi tentang laba perlu dipahami dan dianalisa faktor –
faktor atau unsur-unsur pokok yang membentuk laba dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Proyeksi harus didasarkan hasil analisa secara mendalam terhadap tiap-
tiap jenis penghasilan dan biaya yang saling berhubungan satu sama lain serta
dengan memperhatikan situasi dan kondisi dimasa yang akan datang yang
perlu dipelajari dan didasarkan pada hasil analisa dalam beberapa periode. Hal-
hal yang bersifat rutin tentu lebih mudah diproyeksikan dan dengan tingkat
Proyeksi harus didasarkan pada hasil analisa menurut tiap bagian dalam
capital).
keuangan. Atas dasar inilah ada dua alternatif yang dapat digunakan, yaitu
umum atau menggunakan berbagai konsep laba dan menyajikan secara jelas
perusahaan, yaitu :
berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh karena itu, yan
termasuk elemen laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang dapat
(ekuitas) perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi
dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik. Laba
yaitu pendapatan, biaya, untung dan rugi. Akan tetapi, keduanya tidak sama
b. Perubahan aktiva bersih lainnya (holding gain and losses) yang diakui
dalam periode berjalan, seperti untung rugi perubahan harga pasar investasi
Opinion No. 4, ”Reporting the results of operation” pada tahun 1966 dalam
elemen tersebut harus memiliki tingkat abnormal yang tinggi dan tidak
menjalankan kegiatannya.
2. Discontinued Operation
lini usaha utama atau kelas konsumen terpisah yang harus dilaporkan
ini ditempatkan setelah laba dari operasi berkelanjutan dan sebelum pos luar
biasa.
3. Perubahan Akuntansi
dikonsolidasikan.
perusahaan.
yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat
digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Dari perspektif analisis,
evaluasi tingkat laba sangat terkait dengan peramalan laba. Meskipun prediksi
laba tergantung dari prospek masa depan, proses prediksi harus bergantung pada
1. Rasio Keuangan
2. Laba
Nilai masa lalu dari laba akuntansi dapat memberikan prediksi atas nilai-
nilai masa depan. Nilai masa lalu yang dihitung berdasarkan biaya historis
dapat memberikan prediksi yang lebih baik daripada nilai masa lalu yang
3. Arus Kas
Aliran arus kas mampu untuk memprediksi laba masa depan dan hal ini
hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan
dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit
waktu- waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang
sama
rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio
industri atau rasio standar). Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah
menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang
didasarkan pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka rasio
tersebut diperoleh dan golongan yang kedua adalah angka-angka rasio yang
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu rasio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai
yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi,
disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya
Brigham (1999:225) membuat kategori yang lebih banyak, yaitu rasio likuiditas,
Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. Rasio ini menunjukkan
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih cepat (quick asset). Rasio ini
dengan utang jangka pendek di pihak lain. Quick asset ini terdiri atas
uang dan tidak ada kepastian apakah persediaan bisa terjual atau tidak.
Rasio ini dianggap baik jika nilainya lebih dari 1,5. Semakin besar rasio
Kreditur lebih menyukai rasio ini lebih rendah karena berarti semakin
Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan rasio yang lebih besar
Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan
penyusutan serta biaya non kas dapat menutupi kewajiban bunga dan
bunga. Tidak ada pedoman pasti tentang besarnya angka rasio ini yang
3. Rasio Aktivitas
dengan melihat tingkat aktivitas aset. Yang termasuk ke dalam rasio ini
adalah:
a. Inventory Turnover
diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Semakin besar rasio ini,
cepat.
c. Receivable Turnover
menjadi kas. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik, karena berarti
baik.
4. Rasio profitabilitas
pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan. Yang termasuk
Rasio ini mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual. Jika
Rasio ini mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
efisiensi manajemen.
Yaitu rasio yang lazim dan yang khusus digunakan di pasar modal yang
Namun, tidak berarti rasio lainnya tidak dipakai. Yang termasuk ke dalam
Rasio ini menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dan
earning per share. Angka rasio ini digunakan oleh para investor untuk
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap
nilai bukunya.
2.1.8 Keunggulan dan Kelemahan Rasio Keuangan
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
- Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perusahaan yang dapat memberikan informasi yang berbeda. Hal ini akan
keuangan.
sehingga rasio keuangan tidak dapat dikatakan baik atau buruk apabila
rasio keuangan.
spesifik dari analis. Lebih lanjut, menurut Helfert (1991), dalam Warsidi dan
Bambang Pramuka (2000), rasio-rasio keuangan bukanlah merupakan kriteria
yang mutlak. Pada kenyataannya, analisis rasio keuangan hanyalah suatu titik
awal dalam analisis keuangan perusahaan. Menurut Friedlob dan Plewa dalam
Warsidi dan Pramuka (2000), analisis rasio tidak memberikan banyak jawaban,
setiap rasio.
Akan tetapi, aplikasi analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis dan
dalam praktek bisnis dan ekonomi. Rasio keuangan juga telah digunakan
sebagai variabel bebas dan variabel terikat dalam studi ekonomi. Bahkan pernah
dianggap penting. Akan tetapi, hal tersebut tidak diikuti oleh adanya konsensus
praktek bisnis dan ekonomi. Kenyataannya, praktek bisnis yang nyata masih
mengaplikasikan analisis rasio keuangan ini sebagai salah satu model analisis
fenomena akuntansi lainnya. Hal inilah yang selama ini tengah dilakukan
meskipun hasilnya masih jauh untuk dikatakan memadai jika yang diinginkan
adalah sebuah konstruksi formal teori analisis rasio keuangan (Warsidi dan
yang lain adalah rasio keuangan yang ditentukan oleh pemerintah kurang
berguna untuk mengukur kinerja perusahaan yang berupa prediksi laba masa
tahun buku 1989 sampai dengan 1996. Pengujian dilakukan terhadap rasio
Akan tetapi, pada tingkat construct, rasio keuangan Capital, Assets, Earnings,
dapat digunakan sebagai prediktor laba satu tahun yang akan datang, lima rasio
untuk dua tahun yang akan datang, dan dua rasio keuangan untuk tiga tahun
Penelitian yang lain dilakukan oleh Sri Isworo Ediningsih (2004) dan
masa datang. Selain itu, masih ada penelitian yang dilakukan oleh Dian
Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani (2005). Penelitian ini mengambil sampel
penelitiannya digunakan dua komponen laba, yaitu laba setelah pajak dan laba
rasio yang dapat dijadikan prediktornya adalah rasio Total Debt to Total Capital
Assets, Total Assets Turnover dan Return on Investment. Sedangkan, untuk laba
operasional, rasio-rasio keuangan yang dapat dijadikan prediktornya adalah
Current Ratio.
Penelitian yang lain dilakukan oleh MM Sulistyaningtyas (2005)
keuangan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On
Investment, dan Total Assets Turnover, hasil yang didapatnya adalah bahwa
secara parsial dan simultan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit
Margin, dan Total Assets Turnover berpengaruh terhadap perubahan laba untuk
Indonesia sebelumnya.
Tabel 2.1
Penelitian
terdahulu
dalam rangka memperoleh laba ini dapat terlaksana jika perusahaan memiliki
sejumlah sumber daya. Hubungan antar sumber daya yang membentuk aktivitas
mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan dicapai suatu perusahaan. Hal ini
Salah satu rasio likuiditas adalah current ratio. Current ratio yang
dana yang baik, yang ditunjukkan oleh angka rasio yang tinggi, maka laba yang
lebih tinggi dapat tercapai. Current ratio yang tinggi dapat berarti juga adanya
pengurangan utang lancar, yang berarti juga mengurangi beban bunga. Dengan
beban bunga yang lebih rendah, laba yang lebih tinggi dapat diperoleh. Dengan
terdapat penghematan pajak. Namun, di sisi lain, proporsi hutang yang lebih
besar dan ini akan mengurangi laba. Dengan demikian, peningkatan rasio
modalnya akan menjadi terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun. Di sisi
menguntungkan akan hilang. Yang termasuk dalam rasio ini adalah Inventory
banyak. Penjualan semakin banyak, berarti laba yang diperoleh makin tinggi.
penjualan semakin kecil. Semakin kecil aktiva yang dibutuhkan berarti semakin
diperoleh perusahaan.
dan modal saham tertentu. Jika rasio ini semakin tinggi, berarti kemampuan
dan nilai buku per saham. Jika rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen
utang, dan profitabilitas baik, maka kemudian rasio nilai pasar akan menjadi
tinggi. Rasio nilai pasar yang tinggi menunjukkan prospek tumbuh perusahaan
yang tinggi. Price Earning Ratio merupakan fungsi dari profitabilitas masa
depan relatif terhadap tingkat laba saat ini, sementara rasio Price Book Value
merupakan fungsi dari profitabilitas masa depan relatif terhadap nilai buku
laba masa depan. Dengan peningkatan rasio nilai pasar, maka laba masa depan
H4 (+)
Rasio Profitabilitas
H6(+)
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
2.3 Hipotesis
keuangan dapat berguna dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang.
Artinya, rasio keuangan dapat digunakan dalam prediksi laba tidak hanya untuk
satu periode saja, tetapi juga untuk periode yang lebih lama. Dalam hal ini,
ini sering disebut dengan rasio modal kerja yang menunjukkan jumlah
aktiva lancar yang tersedia yang dimiliki oleh perusahaan untuk merespon
yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi. Rasio ini dapat
digunakan untuk memprediksi perubahan laba yang akan datang jika hasil
dalam rasio ini. Selain itucurrent ratio dapat memberikan informasi tentang
menghasilkan laba.
nilai current ratio maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin sedikit,
karena rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar
datang yaitu Nur Fadjrih Asyik dan Soelistyo (2000) menguji manfaat rasio
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari hasil penelitian tersebut
laba. Roma Uly Juliana dan Sulardi (2003) menggunakan current ratio untuk
dengan perubahan laba. Dengan adanya hubungan positif antara current ratio
perubahan laba yang akan datang, maka hipotesis pertama yang dapat
dirumuskan adalah:
dilikuidasi. Perusahaan yang tidak sovabel yaitu perusahaan yang total utangnya
lebih besar dari total asetnya. Rasio ini juga menyangkut struktur keuangan
dan dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap”. Beban tetap ini
mesin (depresiasi). Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva tetap kepada pihak
lain, maka konsekuensinya harus membayar biaya tetap berupa biaya sewa.
saham biasa (pemilik perusahaan). Disisi lain, dengan adanya harapan terhadap
yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap, maka kenaikan leverage ini
juga akan meningkatkan resiko atau arus pendapatan bagi pemegang saham
biasa. , maka hipotesis keempat yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H2 : Terdapat pengaruh positif antara perubahan Leverage Ratio (LR),
kali rata-rata persediaan terjual selama satu periode tertentu. Semakin cepat
piutang dagang dan menagih kasnya. Rasio ini menunjukkan seberapa efektif
persediaanya dan siklus operasi untuk mengisi kasnya kembali. Rasio ini
rendah diantara biaya pokok dan biaya pasarnya (Harnanto, 1984). Rasio
memprediksi perubahan laba yang akan datang telah dilakukan oleh Nur
Fadjrih Asyik dan Soelistyo (2000) dan Roma Uly Juliana dan Sulardi
yang akan datang, tetapi rasio tersebut mempunyai hubungan yang positif
operasi pada tingkat penjualan tertentu. Nilai rasio yang rendah akan
ratio yang tinggi menunjukkan tingkat dan struktur biaya yang tinggi
dan rugi di luar usaha dan yang bersifat ekstraordiner (Harnanto, 1984).
Operating profit margin mempunyai pengaruh yang baik terhadap laba
bersih yang dihasilkan perusahaan jika rasio tersebut mempunyai nilai yang
rendah, jadi semakin rendah nilai rasio tersebut maka laba yang dihasilkan
yang jumlahnya lebih besar dari biaya ekstraordiner juga dapat mempengaruhi
rasio Operating Profit Margin dalam memprediksi perubahan laba yang akan
datang telah diteliti oleh Mas’ud Machfoed (1994) dan Roma Uly Juliana
(2003) yang menguji manfaat rasio operating profit margin pada perusahaan
akan datang, maka hipotesis ketiga yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah:
Price Earning Ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan
earning per share. Makin besar Price Earning Ratio suatu saham maka harga
saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya.
mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan
Price Earning Ratio yang rendah pula. Semakin rendah Price Earning Ratio
suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan.
perbandingan antara harga pasarsuatu saham dengan earning per share (EPS)
antara pasar saham dengan earning per share saat ini yang digunakan secara
luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham
perusahaan.
dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga
saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.,
Ratio (LR), Price Earning Ratio (PER) terhadap laba untuk periode satu
tahun ke depan.
BAB III
METODE PENELITIAN
variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perubahan rasio
oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah laba. Perubahan
laba adalah selisih antara laba tahun tertentu dengan laba tahun sebelumnya
dibagi
tahun sebelumnya.
3.2.1 Populasi
parsial.
manufaktur terdiri dari 148 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
secara stratified random dengan tujuan agar diperoleh sampel yang representatif
laporan keuangan.
1. Dokumentasi
2. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan mengambil bahan yang tertulis dalam buku
literatur atau bahan lain yang berhubungan dengan masalah penelitian, yaitu
data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif dan
dependen.
Dimana : Y = Pertumbuhan
laba a = Konstanta
b = Koefisisen regresi
℮ = Koefisien Error
3.4.2 Analisis Deskriptif
linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimate / BLUE).
Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi yang disebut
normalitas.
2. jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
terikat.
besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat
diolah. (Ghozali,2011:57)
c. Uji Heteroskedastisitas
Dasar analisis :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – tititk yang ada membentuk
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas
heteroskedastisitas (Ghozali,2011:78).
d. Uji Autokorelasi
berikut :
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du)
negatif.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah
Jika F hitung <F tabel maka Ho diterima, yang berarti variabel independen
Sedangkan jika F hitung >F tabel , maka Ho ditolak dan menerima Ha, ini
dependen.
b. Uji t ( Pengujian secara parsial )
dengan tingkat signifikan 5%. Jika t hitung <t tabel maka Ho diterima, ini
dependen.
c. Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang
(Ghozali,2011:45).
DAFTAR PUSTAKA
miyanti, Siti. 2013. “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Beach, Charles M dan Ross Finnie. 2004. “A Longitudinal Analysis of Earnings
Change in Canada”. Canadian Journal of Economics. Vol. 37, No 1. Februari
2004.
Brigham, Engene F, dan Joel F, Houston. 2006. Fundamental of financial
management,Dasar-dasar Manajemen Keuangan, buku satu, edisi sepuluh, alih
bahasa oleh Ali Akbar Yulianto. 2012. Jakarta. Salemba Empat.
Brigham, Engene F, dan Joel F, Houston. 2007. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, Diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto. 2012. Buku Satu. Edisi
Sebelas. Jakarta. Salemba Empat.
Demawan, Shigyt, dan Amir. 2011. “Analisis Rasio Keuangan Untuk
Memprediksi Perubahan Laba”. Jurnal Media Ilmiah Ekonomi dan Bisnis. Vol 3,
No. 2: juli 2011
83