Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TUGAS AUDITING II

AUDIT SIKLUS INVESTASI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 10
1. YUYUN YUNETI 12160120
2. NURJANNAH 12160089
3. APRIZAL FAJAR ALAMSYAH 11021700125
4. KARTIKASARI 11021700289

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BINA BANGSA
2019/2010
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus investasi ..........................................................2


2.2 Tujuan siklus investasi .................................................................2
2.3 Materialitas, Risiko dan Strategi Audit .......................................3
2.4 Dokumen-Dokumen Terkait Siklus .............................................3
2.5 Program Audit .............................................................................4
2.6 Prosedur Audit TOC Dan Subtantif Tes.......................................4
2.7 ContohKemungkinan Salah Saji...................................................6
2.8 Contoh Kasus dan Pembahasan....................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Aktivitas investasi (investing activity) adalah pembelian dan penjualan tanah,


bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. 
Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen
keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.
Investasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang. Investasi
dalam surat berharga dapat merupakan penanaman modal dalam surat berharga yang
termasuk aktiva lancar maupun bukan aktiva lancar. Investasi dalam surat berharga yang
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar merupakan investasi sementara yang bertujuan
untuk memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka pendek guna
memperoleh laba (capital gain). Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu
periode akuntansi. Disamping investasi sementara, investasi dapat dilakukan dalam
bentuk penanaman modal surat berharga jangka panjang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana siklus Investasi?
2. Apa sajakah dokumen-dokumen yang terkait siklus Investasi?
3. Apa sajakah program auditnya?
4. Bagaimana prosedur audit dan pengujian substantif tes pada investasi?
5. Apa contoh kemungkinan salah saji pada investasi?
6. Apa contoh kasus dan penyelesaian pada investasi?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui flowchart siklus investasi
2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang terkait siklus investasi
3. Untuk mengetahui program audit pada investasi
4. Untuk mengetahui prosedur audit dan pengujian substantif pada investasi
5. Untuk mengetahui contoh kemungkinan salah saji pada investasi
6. Untuk mengetahui contoh kasus dan penyelesaiannya pada investasi

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Siklus Investasi
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain. Surat berharga tersebut
dapat berupa sertifikat deposito, saham biasa, saham preferen, obligasi pemerintah, maupun
obligasi perusahaan. Pada umumnya, investasi perusahaan dilakukan oleh pegawai internal
ataupun oleh orang/perusahaan eksternal,misalnya perusahaan broker saham (pialang). Jika
saham dikelola secara internal, minimal dua orang dipekerjakan untuk menanganinya. Dan
apabila saham dikelola orang dalam, perlu dilakukan pengecekan secara mendadak. Semua
ekuisisi penjualan saham harus mendapatkan otorisasi dari dewan direktur dan komite
investasi, adapun Rekening yang digunakan dalam pencatatan transaksi investasi adalah:
Surat berharga saham, Surat berharga obligasi, Investasi pada saham, Investasi pada obligasi,
Pendapatan bunga, Pendapatan dividen, Laba dari investasi Laba penjualan investasi dan
Rugi penjualan investasi.
2.2   Tujuan Audit Siklus Investasi
Tujuan audit siklus investasi adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus investasi.
1.  Asersi keberadaan dan keterjadian Tujuan audit siklus investasi, tujuan audit asersi
keberadaan atau keterjadian menekankan pada apakah seluruh saldo investasi surat berharga
dan modal saham benar-benar ada pada tanggal neraca.
2. Asersi kelengkapan Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang
semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan.
3.  Asersi hak dan kewajiban Auditor, berkaitan dengan asersi ini, berusaha memastikan
apakah perusahaan mempunyai hak kepemilikan yang sah atas saldo modal saham dan
investasi surat berharga
4.  Asersi penilaian dan pengalokasian Berkaitan dengan asersi dengan penilaian, auditor
akan berusaha memperoleh bukti mengenai apakah saldo investasi surat berharga telah
disajikan dalam laporan keuangn pada jumlah yang tepat.
5.  Asersi pelaporan dan pengungkapan  Selain memperoleh bukti mengenai keempat
asersi tersebut diatas, auditor harus menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo
yang tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca.

2|Page
2.3   Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
Surat berharga sebagai investasi jangka pendek mungkin material untuk kemampuan
membayar (solfabilitas) jangka pendek, tetapi pendapatan atas investasi itu jarang signifikan
dengan hasil operasi perusahaan. Dengan demikian, surat berharga yang dipegang atau
dipunyai sebagai investasi jangka pendek, biasanya material bagi neraca, tetapi tidak bagi
laporan laba rugi. Risiko salah saji pada transaksi penanaman investasi pada umumnya
rendah karena transaksi ini merupakan transaksi yang ajarang terjadi. Lebih dari itu,
pengendalian intern atas transaksi ini, pada umumnya efektif karena satu atau lebih direktur
berpartisipasi dalam transaksi. Adapun Strategi audit tergantung frekuensi transaksi
penanaman investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Bila frekuensinya rendah,
auditor akan menghemat biaya bila memakai primarily substantive approach atau pendekatan
pengutamaan pengujian substantive. Sebaliknya, apabila frekuensi transaksi tinggi, auditor
akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti
yang mendukung lower assessed level of control risk.

2.4 Dokumen-Dokumen Terkait Siklus

1. Sertifikat saham, Dokumen ini menunjukan jumlah saham yang dimiliki klien sebagai
salah satu pemegang saham. Dokumen ini memberikan pembuktian akan eksistensi
saham tersebut
2. Sertifikat Obligasi, Dokumen ini menunjukan jumlah obligasi yang dimiliki klien
sebagai salah satu pemegang obligasi. Dokumen ini memberikan pembuktian akan
eksistensi obligasi tersebut
3. Bond Indenture, Kontrak yang memberikan peryataan atau syarat syarat obligasi
oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi
4. Anjuran Makelar, Dokumen yang dikeluarkan oleh makelar ( penghubung antara 2
belah pihak yang berkepentingan) yang memberi spesifikasi harga mengenai transaksi
investasi. Dokumen ini merupakan sumber utama pencatatan transaksi investasi
5. Book Of original Entry, buku jurnal yang digunakan untuk mencatat segala transaksi
yang berhubungan dengan Investasi
6. Investment Subsidiary ledger, merupakan buku pembantu investasi yang digunakan
untuk mencatat berbagai portofolio investasi maupun bentuk sekuritas.

3|Page
2.5 Program Audit
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akutansi yang bersangkutan
dengan investasi
Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo investasi yang
dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan
keandalan catatan akutansi yang mendukung informasi investasi yang disajikan di
neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo investasi yang
dicantumkan di neraca dengan akun investasi di dalam buku besar dan selanjutya ke
register bukti kas keluar dan jurnal penerimaan kas, dan buku pembantu investasi.

2. Membuktikan aserasi keberadaan dan keterjadian investasi yang dicantumkan di


neraca
Auditor membuktikan apakah saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang
ada pada tanggal neraca dan menceminkan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan investasi selama tahun yang diaudit.

3. Membuktikan aserasi kelengkapan investasi yang dicantumkan di neraca


Membuktikan bahwa investasi yang dicantumkan di neraca mencakup semua
kepentingan klien terhadap aktiva entitas lain pada tanggal neraca dan mencakup
semua transaksi yang berkaitan dengan ionvestasi dalam tahun audit
4. Membuktikan aserasi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di
neraca
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada
prinsip akutansi berterima umum. Pengujian subtantif terhdap investasi diarahkan
untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan aserasi penyajian dan
pengungkapan ekuitas pemegang saham di neracanya sesuai dengan prinsip akutansi
berterima umum

2.6 Prosedur Audit TOC Dan Subtantif Tes

1. Prosedur Audit Awal


- Usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang
bersangkutan dalam buku besar.
- Hitung kembali saldo akun investasi di dalam buku besar.
- Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber-posting
dalam akun investasi.
- Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
- Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal yang
bersangkutan.

4|Page
- Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku
pembantu investasi.
2. Prosedur Analitik
Menghitung rasio:
- Rasio investasi sementara dengan aktiva lancar.
- Rasio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar.
- Rate of returns tiap-tiap golongan investasi.

Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada
data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.

3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci


- Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan
investasi.
- Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit.
- Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat
berharga.
- Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi.
- Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam
periode sekitar tanggal neraca.
- Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam
periode sekitar tanggal neraca.
- Periksa dokumen yangmendukung pemerolehan investasi yang dimiliki oleh
klien pada tanggal neraca
4. Pengujian terhadap Akun Rinci
- Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi.
- Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan
penghitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut.
- Kirimkan konfirmasi terhadap surat berharga milik klien yang berada di
tangan pihak lain.
- Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil
konfirmasi dan jumlah yang dihasilkan di neraca.
- Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.

5|Page
- Minta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan
utang.
- Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan
prinsip akuntansi berterimas umum di Indonesia.
- Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
- Periksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi
jangka panjang.
- Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat
pengendalian perusahaan lain.

Pengujian Substantif

1. Verifikasi terhdapa kecermatan berbagai saldo, daftar dan buku pembantu


2. Menerapkan prosedur analitikal
3. Inspeksi perhitungan sekuritas di tangan
4. Konfirmasi sekuritas pada pihak lain
5. Melakukan penelusuran ke rekening investasi
6. Menghitung kembali pendapatan yang telah diterima
7. Penelaahan dokumentasi harga pasar saham
8. Membandingkan penyajian statement dengan GAAP

2.7 ContohKemungkinan Salah Saji


• Pencatatan saldo investasi dalam neraca tidak mencerminkan jumlah investasi yang
terjadi sesuai tanggal neraca
• Pendapatan investasi, Gain atau Losses tidak disajikan dalam jumlah yang wajar

6|Page
2.8 Contoh Kasus dan Pembahasan

CONTOH KASUS

Polda Minta BPKP Audit Kasus Investasi PT KAI

BANDUNG--Untuk mengetahui berapa nilai kerugian negara dalam kasus proyek


investasi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dengan PT Optima Karya Capital Manajemen
(OKCM), penyidik Satuan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Jabar berkoordinasi
dengan BPKP. Permohonan untuk mengaudit proyek tersebut, sudah diajukan penyidik
beberapa waktu lalu. ‘’Kami sudah berkoordinasi dengan BPKP untuk melakukan
audit,’’kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Drs Dade Achmad, Jumat (30/10).

Dikatakan Dade, dengan adanya audit maka akan diketahui berapa kerugian negara
akibat kasus tersebut. Biasanya, imbuh dia, hasil audit tersebut memakan waktu berbulan-
bulan. Ia berharap BPKP bisa melakukan audit secara cepat sehingga kasus ini semakin jelas.
‘’Kita belum tahu kapan BPKP akan menyampaikan hasil auditnya. Mudah-mudahan tidak
lama,’’kata dia.

Sebagaimana diberitakan Republika, dana investasi yang ditanamkan PT KAI ke PT


OKCM jumlahnya Rp 100 miliar. Menurut Kasat Tipikor Polda Jabar, AKBP Drs Sony
Sonjaya, dana investasi tersebut sampai saat ini belum dikembalikan oleh pihak PT OKCM.
‘’Kalau dikembalikan tentunya tak ada kerugian negara, sampai saat ini belum ada dana yang
dikembalikan,’’ujar dia.

Kasus Perdata

Sementara itu, kuasa hukum tersangka Ahmad Kuncoro (Direktur Keuangan PT KAI),
Triweka Rinanti, SH, MH, menilai kasus proyek investasi merupakan persoalan perdata. Kata
dia, antara PT KAI dengan PT OKCM tentang pengembalian dana Rp 100 juta sudah
dituangkan dalam kesepakatan bersama. ‘’Jadi sangat tidak tepat kalau penyidik
mempersoalkan masalah ini sebagai kasus pidana. Ini jelas perdata,’’kata dia.

Dokumen perjanjian pembayaran utang-piutang itu, lanjut Triweka, bisa menjadi bukti
kuat bahwa persoalan tersebut merupakan kasus perdata. Selain masalah tersebut, ia juga
mempertanyakan penahanan kliennya. Sedangkan tersangka dari PT OKCM sampai saat ini

7|Page
tidak ditahan. ‘’Sangat tidak adil cara seperti ini. Uang itu berada di PT OKCM, kok malah
tidak ditahan,’’ujar dia.

Kesimpulan:

1. PT KAI menderita kerugian sebesar Rp 100 miliar terhadap investasi pada PT OKCM
karena dana investasi tersebut tidak dikembalikan.
2. Proses audit yang memakan waktu cukup lama.
3. Kasus ini dijadikan kasus pidana, padahal seharusnya masuk ke ranah perdata.

8|Page
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/download/link/audit-investasi-55b08451c40d5

https://idiotsbrainn.blogspot.co.id/2016/04/audit-siklus-investasi.html

http://ferianggriawan1.blogspot.com/2014/11/makalah-audit-siklus-investasi.html

9|Page

Anda mungkin juga menyukai