Anda di halaman 1dari 10

END-OF-LIFE CARE

- PERJALANAN SEBUAH PENYAKIT –

1. Perjalanan dimulai

 (perawatan paliatif) pasien di reffered ke unit paliatif, ada pasien yang

meminta untuk dirujuk ke pelayanan paliatif, ada yang dirujuk dari

pihak RS.

 Proses rujuk dianggap sebagai tanda akhir hayat mereka

 Pasien keluarga dan tenaga kesehatan membangun hubungan saling

percaya, perawatan paliatif dimulai dari hub yg baik.

 Anggota keluuarga yg merawat membuat komitmen merawat pasien.

Missal : istri sakit, suami berhenti kerja untuk merawat istri

2. Peneman perjalanan

 Hubungan dan koneksi lebih dekat

 Perawat dan tenaga kes lain dating kerumah. Terdapat perbedaan drpd

pasien yg dating ke RS. Hubungan lebih kuat perawatan dating

kerumah.

 Focus perawatan ke spiritual, fisik, nyeri, sesak, kegiatan harian

(makan, mandi, tidur)

 Keluarga merawat pasien dengan perasaan tanggung jawab, ibadah

 Pengalaman perawatan berhub dengan aspek budaya

Missal begron jawa : menggunakan istilah ke-jawa-an


Menggunakan terapi komplementer yg tidak bertentangan dg terapi

medis

3. Akhir kehidupan

 Diskusi akhir kehidupan (apa yg diinginkan pasien, keluarga)

Missal : tempat pemakaman, hal-hal yg belum terlaksana dari

keinginan pasien

 Mengingatkan pasien hal-hal keberhasilannya, pasien mempunyai

keluarga yang saying, dibantu mempersiapkan akhir hidupnya

 Menghargai pasien sebagai manusia (menggunakan kata-kata yg lebih

halus)

- ILLNESS TRAJECTORY –

1. Periode singkat

 Fungsi tubuh tinggi  penurunan cepat, kematian tiba-tiba

2. Periode lebih Panjang

 Pasien dg kegagalaan pada fungsi tubuh (gagal jantung, gagal ginjal,

dsb). Proses perbaikan tidak berlangsung cepat.

 Saat pasien meninggal seakan tbtb, karena kondisinya sempat

membaik

3. Periode tidak stabil

 Pasien demensia, kesadaran menurun, kondisi tidak stabil, perjalanan

cukup cepat
- DEATH AND DYING –

Pasien merasa mereka menjadi beban karena penyakitnya.

1. Pasien merasa cemas

 Memikirkan keadaan keluarga

2. Disstres psikologis

 Banyak gejala yang muncul

Untuk mengatas hal tersebut

 Mempersiapkan agar pasien bisa melewati akhir hidupnya dengan baik

(husnul khatimah)

Dignity therapy  membuat pasien merasa lebih memiliki martabat

sebagai manusia. Kondisi fisik, hub dengan keluarga. (Juliao 20017)

Forgiving therapy  memaafkan. Meningkatkan kondisi fisik dan

mental, pasien mampu memberi keputusan, meningkatkan self-esteem,

meninggal dengan baik. Depresi dan kecemasan menurun, kehidupan

akhir yang damai.


- THEORIES REATED TO END OF LIFE CARE –

1. Kolcaba : theory of comfort / kenyamanan

 reliefe (pasien tidak lagi merasakan sakit)

 Ease (perasaan lebih tenang)

 Transcendence (spiritual, hubungan dengan pencipta lebih baik)

Kebutuhan pasien dan keluarga terkait perawatan, spiritual dan psikologis

Kondisi lingkungan berpengaruh

Intervensi sesuai kebutuhan pasien

Terdapat pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan

Peningkatan kenyamanan

Proses menuju kesehatan  perilaku internal (dari pasien dan keluarga)

 kematian yg tenang  perilaku eksternal (dari RS/ pihak lain yg

bersangkutan
Integritas institusi : melakukan intervensi berbasis ebn, terdapat kebijakan

yang mendukung

2. Kubler rose : stage of grief (tahapan berduka)

Melakukan pendekatan kualitatif bgmn seseorang melewati proses

berduka

 Denial : fase pertama kali muncul, berusaha menghindar dari keadaan,

bingung, terkejut, ketakutan, shock

 Anger : frustasi, tdak bisa menyelesaikan masalahnya, pasien lebih

sensitif, kecemasan

 Bargaining : berusaha berjuang menemukan makna penyakitnya

(dengan dia didiagnose itu akan terjadi apa pada dirinya, apa

penyebabnya), mulai mau berinteraksi lagi (menceritakan sakitnya),

berikan dukungan emosional dari keluarga dan perawat, pasien

bertanya tentang penyakitnya menunjukan fase ini.

 Depression : proses bargaining tidak berhasil, overthinking, kesedihan

mendalam, merasa tidak berguna (ngapain saya hidup), tidak mau

membicarakan hal-hal terkait penyakitnya dg mengalihkan perhatian/

membuang muka

 Acceptance : menerima kondisi, menerima penyakitnya, mampu

bangkit. Perawat memberikan petunjuk apa yg harus dilakukan untuk

menjaga kesehatan.
Tahapan ini bisa dilalui pasien dan keluarga, jadi perawat melakukan

perawatan pailatif pada keduanya.

Dilakukan diskusi bersama (apa yg ingin diketahui, apa yg ditakutkan,

bgmn perasaannya).

Diberikan support emosional, saling menutupi kesedihan sebenarnya

tidak baik

Memberikan panduan dan arahan (perawat sebagai fasilitator)

3. Paraiba : peaceful end of life

Akhir kehidupan yang damai

 Tidak ada nyeri, ada banyak opsi untuk menangani nyeri apakah

pasien menerima atau tidak atas saran intervensi

 Pasien merasa damai atas dirinya sendiri (fase penerimaan /

acceptance)

 Mempertahankan kenyamanana fisik, psikologis, spiritual, lingkungan

 Respek/ menghargai pasien sebagai manusia

Missal : tetap menyapa pasien walapun beliau tidak bisa membalas

sapaan

 Melakukan kedekatan dengan orak yang bermakna (missal keluarga)

- PRINSIP AKHIR KEHIDUPAN -

1. Mengetahui kematian akan dating, apa yang akan dilakukan. Apakah

pasien mengeluhkan sesuatu, kecemasan, atau tenang


2. Mampu mengontrol apa yang akan terjadi

Missal pasien sakit kondisi memburuk tidak mau dibawa berobat tidak

mau diberi peralatan, perawat memenuhi keinginan tersebut.

3. Menjaga martabat pasien dan memperhatikan privasi pasien

Missal saat memandikan pasien, tidak membuka tubuh pasien hanya

dibuka bagian yang perlu dibuka

4. Pasien bisa mengontrol tanda gejala penyakitnya, missal nyeri dan

kelelahan

5. Pasien memilih akan meninggal dimana (rumah atau yang lain), ingin

dimakamkan dimana, siapa yg diinginkan menemani akhir kehidupannya.

6. Pasien memiliki akses informasi apabila terjadi sesuatu hal yang penting

7. Memiliki akses dukungan spiritual dan emosional

Ditawarkan apakah perlu ulama/ pemuka agama dating mendampingi.

8. Pasien memiliki akses untuk ke pelayanan hospice, RS, fas lain

9. Pasien memiliki control siapa saja yang diinginkan menemani akhir

kehidupannya

10.Apa yang diinginkan pasien atas proses penyakit

11.Pasien mempunyai waktu menyampaikan selamat tinggal perpisahan

12.Pasien dapat meninggal apabila sudah saatnya

Tidak perlu dilakukan treatment apabila sudah menunjukkan hal-hal akhir

kehidupan
- DISKUSI AKHIR KEHIDUPAN –

Dipengaruhi oleh daerah dan budaya

 Dilakukan tidak secara langsung dengan pasien. Komunikasi dengan

keluarganya. Pasien tidak diberitahu penyakitnya (luar negeri)

 Lebih detail dan informasi langsung pada kerabat pasien

Keluarga akan merefleksikan kondisi yang menunjukkan pasien akan

meninggal.

Yang disampaikan saat diskusi end of life

 Menyampaikan kondisi apa adanya

 Menanyakan kepada kerabat apa harapan terakhir pasien

 Memberikan support spiritual (berdoa, sholat dzikir)

 Meminta pasien untuk meminta maaf dan memberikan maaf pada

siapapun apabila kondisi pasien masih memungkinkan.

 Menanyakan persiapan untuk kematian pasien (tempat pemakaman)

- GOD DEATH FROM VARIOUS PERSPECTIVES –

1. Perspektif timur

 Pasien memiliki pilihan proses kematian akan dimana

 Bebas dari penderitaan dan rasa nyeri

 Pemenuhan religiusitas dan spiritualitas

 Pencapaian pasien

 Emosional yang baik


 Ditawarkan treatment yang bisa dilakukan

 Meninggal dengan bermartabat

 Dikelilingi keluarga

 Kualitas akhir kehidupan yang baik

2. Perspektif islam

 Iman dan kepercayaan

 Dipimpin syahadat

 Tilawah disamping pasien

 Dihadapkan ke kiblat

 Meninggal di hari yang baik dan waktu yang baik

 Self esteem dan citra tubuh

 Mencegah bau, deformitas setelah meninggal dengan dimandikan

 Dimakamkan sesegera mungkin

 Emenjaga jasad tetap utuh

 Menjaga kebersihan jasad

 Perhatikan keluarga yang ditinggalkan

 Ekonomi

 Social

Tayeb 2010

- Pentingnya menghargadi martabat dan privasi manusia

- Dukungan emosional dan spiritual


3. Perspektif Cina

 Kematian adalah bagian dari kehidupan  Taoism, Confucianism,

buddhism

 Kematiana dalah hal yang tabu, membiacarakan kematian akan memberi

sial

 Meninggal tidak dirumah, apabila kondisi sudah menurun segera dibawa

ke RS. Meninggal dirumah akan menimbulkan ketidakberuntungan

 Pemberi informasi diberikan ke keluarganya.

 Melihat hari baik untuk pemakanannya, saat upacara dibuat sesuai dengan

kesukaan pasien (terkait dengan budaya)

Yeay rampung 😊

Anda mungkin juga menyukai