Anda di halaman 1dari 7

RESUME KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH II

PEMBIDAIAN

Dosen Pengampu :

Daryono,S,Pd,M.Kes

Disusun Oleh :

Rizki Devita Roshella

PO71201180029

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

JURUSAN KEPERAWATAN

2020/2021
SOP PEMBIDAIAN
Pemasangan bidai adalah suatu tindakan untuk mengatasi atau membantu pasien yang
mengalami patah tulang sehingga tidak terjadi pergerakan / pergeseran sehingga pasien tidak
merasa sakit. Prosedur ini dilakukan sebagai acuan dan langkah-langkah dalam pelaksanaan
pemasangan bidai / spalk pada pasien. Pemasangan bidai / spalk pada pasien patah tulang
dilakukan oleh petugas IGD untuk mencegah komplikasi.

Selain itu pembidaian juga dikombinasikan dengan tekhnik pembalutan perban atau dengan kain
mitela, dengan tujuan untuk :

1.      Mencegah pergerakan bagian tubuh yang cidera.

2.      Menyangga luka.

3.      Mengurangi atau mencegah edema.

4.      Mengamankan bidai dan balutan.

Adapun jenis-jenis pemasanagn perban diantaranya dapat dilihat pada table dibawah ini :

Jenis Deskripsi Tujuan atau Manfaat


Melingkar Perban dilitkan ai atas lilitan Menahan perban pada lilitan pertama
sebelumnya sampai ujung terakhir dan terakhir, menutupi bagian tubuh
perban. yang kecil (jari tangan, jari kaki).
Spiral Lilitkan perban ke arah atas bagian Menutupi bagian tubuh yang
tubuh melintasi setengah atau dua berbentuk silinder seperti pergelangan
pertiga lebar lilitan sebelumnya. tangan atau lengan bagian atas.
Spiral terbalik Balikkan lilitan perban pada Menutupi bagian tubuh yang
pertengahan setiap lilitan perban yang berbentuk kerucut seperti lengan
dibuat. bawah, paha atau betis. Berguna bila
menggunakan perban yang tidak
elastis seperti perban kassa atau
flannel.
Bentuk delapan Lilitkan perban secara miring pada Menutupi sendi, bentuk yang pas
lilitan sebelumnya kea rah aats dan memberikan dampak imobilisasi yang
bawah dari bagian yang akan di sangat baik.
perban. Setiap lilitan melintasi lilitan
sebelumnya untuk membuat bentuk
delapan.
Rekuren Pertama-tama ikatkan perban dengan Menutupi  bagian tubuh yang tidak
lilitan sirkular pada ujung proksimal rata misalnya kepala atau tempat
bagian tubuh sebanyak dua kali. Buat dilakukan amputasi.
setengah lilitan tegak lurus dengan
tepi perban. Perban dililitkan ke
ujung distal bagian tubuh yang akan
ditutupi oleh setiap lilitan dengan
setiap lilitan dilipat kea rah belakang.

A.    Persiapan Alat
1.      Perban dengan ukuran sesuai yang akan digunakan. Lebar dan nomor perban disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk bahan elastic biasanya tersedia dalam ukuran 20cm serta 135 dan
270cm, ukuran 7,5cm dan 10cm yang paling sering digunakan.

2.      Kain mitela (sesuai kebutuhan).

3.      Spalk (sesuai kebutuhan).

4.      Peniti pengaman (sesuai kebutuhan).

5.      Plester

6.      Gunting Plester.

B.     Persiapan Pasien

1.      Inspeksi adanya gangguan integritas kulit yang ditandai dengan abrasi, perubahan warna,
luka, atau edema. (Lihat dengan teliti daerah penonjolan tulang).

2.      Observasi sirkulasi dengan mengukur suhu permukaan, warna kulit, dan sensasi bagian
tubuh yang akan dibalut.

3.      Khusus untuk di Unit Gawat Darurat, perhatikan jika ada luka maka bersihkan luka, dan
berikan balutan atau jahitan jika luka terbuka.

4.      Khusus untuk di Unit Perawatan, Kaji ulang adanya program khusus dalam catatan medis
yang berhubungan dengan pemasangan perban elastic. Perhatikan area yang akan dipasang
perban, jenis perban yang dibutuhkan, frekuensi penggantiannya dan respon sebelumnya
terhadap terapi.

5.      Kaji kebutuhan atau kelengkapan alat.

6.      Identifikasi rencana perawatan dan pengobatan.

7.      Menjelaskan prosedur kepada klien. Jelaskan bahwa tekanan lembut dan ringan yang
diberikan bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi vena, mencegah terbentuknya bekuan darah,
mencegah gerakan lengan, menurunkan/mencegah timbulnya bengkak, memfiksasi balutan
operasi dan memberikan tekanan.
8.      Mengatur posisi pasien. Bantu agar pasien mendapat posisi yang nyaman dan benar sesuai
anatomik.

9.      Mencuci tangan.

                                                            PELAKSANAAN

Pengertian Melakukan immobilisasi ekstremitas yang


cidera dengan dugaan patah tulang atau
dislokasi dengan bidai.
Tujuan -     Immobilisasi sehingga membatasi
pergerakan antara 2 bagian tulang yang
patah saling bergesekan

-     Mengurangi nyeri

-     Mencegah kerusakan jaringan lunak,


pembuluh darah dan syaraf di sekitarnya
Indikasi ·     Pasien dengan multiple trauma

·      Jika terdapat tanda patah tulang


Persiapan Alat -     Bidai sesuai dengan kebutuhan (panjang
dan jumlah)

-          Kassa gulung

-          Gunting

-          Kassa steril (bila perlu)

-          Plester

-          Hand schoen


Pelaksanaan 1.       Cuci tangan dan pakai hand schone
2.       Dekatkan alat-alat didekat pasien

3.       Berikan penjelasan kepada pasien


tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan

4.       Bagian ekstremitas yang cidera harus


tampak seluruhnya, pakaian harus dilepas
kalau perlu digunting

5.       Periksa nadi, fungsi sensorik dan


motorik ekstremitas bagian distaldari tempat
cidera sebelum pemasangan bidai

6.       Jika nadi tidak ada, coba luruskan


dengan tarikan secukupnya, tetapi bila
terasa ada tahanan jangan diteruskan,
pasang bidai dalam posisi tersebut dengan
melewati 2 sendi

7.       Bila curiga adanya dislokasi pasang


bantal atas bawah, jangan coba diluruskan

8.       Bila ada patah tulang terbuka, tutup


bagian tulang yang keluar dengan kapas
steril dan jangan memasukkan tulang yang
keluar ke dalam lagi, kemudian baru
dipasang bidai dengan melewati 2 sendi

9.       Periksa nadi, fungsi sensori dan


motorik ekstremitas bagian distal dari
tempat cidera setelah pemasangan bidai

10.   Bereskan alat-alat dan rapikan pasien

11.   Lepas hand schone dan cuci tangan


Link video pemasangan bidai

https://youtu.be/kEtjx4UF_as

https://youtu.be/iDnpcVYWw5g

https://youtu.be/erNZmDrmRk0

Anda mungkin juga menyukai