(ICD 10 – O.48)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/6
Pemeriksaan rutin:
Palpasi abdomen dengan manuver Leopold I-IV
Mengukur tinggi fundus uteri (TFU)
Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
Menilai adanya his
Menghitung gerakan janin harian dengan kartu gerakan janin.
Pemeriksaan bimanual untuk menilai kematangan serviks dengan
rumus skor Bishop
Skor Bishop6
0 1 2 3
Dilatasi (cm) 0 1-2 3-4 5-6
Penipisan (%) 0-30 40-50 60-70 80
Penurunan kepala -3 -2 -1 atau 0 +1,+2
Konsistensi keras sedang Lunak
Posisi posterior tengah anterior
5. Pemeriksaan 1. Ultrasonografi
penunjang USG pada kehamilan awal cukup akurat untuk menentukan
usia kehamilan, dapat menurunkan insidensi kehamilan lewat
waktu hingga sekitar 10% dibandingkan dengan pengukuran
berdasarkan HPHT saja. USG memiliki kesalahan hingga ≤7
hari jika dikerjakan di trimester pertama, ±2 minggu pada
trimester kedua dan ±3 minggu pada trimester ketiga.1,2
USG di trimester pertama (usia kehamilan antara 11-14
minggu) sebaiknya ditawarkan kepada semua ibu hamil untuk
menentukan usia kehamilan dengan tepat.2,3
Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 5 hari
berdasarkan perhitungan hari pertama haid terakhir dan USG
trimester pertama, waktu taksiran kelahiran harus disesuaikan
berdasarkan hasil USG.3
Ketika terdapat hasil USG trimester pertama dan kedua, usia
kehamilan ditentukan berdasarkan hasil USG yang paling awal.
USG diperlukan saat pasien datang dengan kehamilan yang
diperkirakan lewat waktu untuk menilai profil biofisik dan
kesejahteraan janin, presentasi janin, taksiran berat janin (TBJ),
posisi dan kondisi plasenta dan volume air ketuban.1,4
USG Doppler terhadap sirkulasi janin dan uteroplasenta, dapat
digunakan untuk melihat adanya insufisiensi uteroplasenta.1,4
Pemeriksaan USG dapat dilakukan hingga 3 kali seminggu
untuk menilai volume air ketuban. Oligohidramnion
berhubungan dengan luaran janin yang lebih buruk pada
kehamilan lewat waktu. Berkurangnya perfusi plasenta akan
mengurangi juga perfusi pada ginjal janin, sehingga akan
terjadi pengurangan produksi urin dan bisa menyebabkan
oligohidramnion pada kehamilan lewat waktu.
Oligohidramnion didefinisikan jika amniotic fluid index (AFI)
<5 cm atau single deepest pocket (SDP) <2 cm.1,4
Induksi terencana
Induksi terencana pada kehamilan setelah 41 minggu akan mengurangi
risiko kematian perinatal dan mengurangi risiko seksio sesarea. Hal ini
tidak berhubungan dengan paritas, keadaan serviks atau metode
induksi.1,4
Manajemen ekspektatif
Manajemen ekspektatif dapat dilakukan dengan pengawasan janin yang
cukup ketat pada kehamilan tanpa komplikasi pada usia 41-42 minggu,
dan tanpa adanya tanda-tanda morbiditas atau mortalitas janin.1,2
Pengawasan janin pada kehamilan lewat waktu lebih bertujuan untuk
mendeteksi adanya insufisiensi plasenta, bukan untuk mencegah hal
tersebut. Pengawasan ini juga tidak dapat mencegah morbiditas terkait
kehamilan lewat waktu, seperti aspirasi mekoneum, fetal distress, dan
makrosomia janin.1,2
Prosedur yang digunakan untuk pengawasan janin:1,2,4
1. Kartu gerakan janin (dihitung harian)
2. Kardiotokografi (NST/CST)
3. Pengukuran volume air ketuban dengan USG
4. Profil biofisik
5. USG Doppler terhadap sirkulasi uteroplasenta.
Minimal tes yang harus dikerjakan untuk menilai kesejahteraan janin
pada kehamilan 41-42 minggu mencakup NST (2-3 kali perminggu),
dan penilaian volume air ketuban (2 kali perminggu).3
Jika penilaian kesejahteraan janin menunjukkan kondisi baik, maka
manajemen ekspektatif dapat dilanjutkan hingga usia kehamilan 42
minggu.4
Jika kehamilan sudah mencapai 42 minggu maka induksi persalinan
lebih dianjurkan dibandingkan manajemen ekspektatif karena
meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas janin.1,2,3
10. Edukasi 1. Edukasi tentang kehamilan lewat waktu dan komplikasi yang mungkin
akan dihadapi.
2. Edukasi dan persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
12. Indikator medis Kehamilan lewat waktu dirawat selama 2-3 hari dengan tanpa komplikasi.
Target:
80% kehamilan lewat waktu dirawat selama 2-3 hari dengan tanpa
komplikasi.
15. Kepustakaan 1. Siozos C, Stanley KP. Prolonged pregnancy. Current Obstetric &
Gynaecology 2005;15:73-79
2. Simpson PD, Stanley KP. Prolonged pregnancy. Obstetric, Gynaecology
and Reproductive Medicine 2011;21(9): 257-262
3. Delaney M, Roggensack A. Guideline for the management of pregnancy
at 41+0 to 42+0 weeks. SOGC Clinical Practice Guideline 2008;
2014:800-810
4. Briscoe D, Nguyen H, Mencer M, Gautam N, Kalb DB. Management of
pregnancy beyond 40 weeks’ gestation. Am Fam Physician
2005;71:1935-42
5. Duke Evidence-based Practice Center. Managemet of prolonged
pregnancy. Evidence Report/Technology Assessment no 53. AHRQ
Publication 2002
6. Crane J. Induction of labour at term. SOGC Clinical Practice Guideline
2001;107:1-12