Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Makalah yang berjudul Sasaran Keselamatan 5 dan 6 Pasien ini ditulis untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Manajement Patient Safety. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan
aspek lainnya dari makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................i
Daftar Isi .......................................................................................................... .ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... III
BAB II PEMBAHASAN
A. Sasaran 5 ( Mengurangi Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan) ........6
B. Sasaran 6 ( Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh).................. 10
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jennis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah sakit yang cuup besar merupakan
hal yang potensial terjadinya kesalahan medis.
Pengurangan Risiko Pasien Jatuh ,Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab
cedera pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang
diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh,
obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu
berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit.
Upaya terpenting menghilangkan masalah infeksi ini dan infeksi lainnya adalah dengan menjaga
kebersihan tangan melalui cuci tangan. Pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) tersedia dari
World Health Organization (WHO). Rumah sakit mengadopsi pedoman kebersihan tangan (hand
hygiene) dari WHO ini untuk dipublikasikan di seluruh rumah sakit. Staf diberi pelatihan
bagaimana melakukan cuci tangan dengan benar dan prosedur menggunakan sabun, disinfektan,
serta handuk sekali pakai (towel), tersedia di lokasi sesuai dengan pedoman.
1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub) atau
dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash). Rumah sakit akan menyediakan kedua ini
di sekitar ruangan pelayanan pasien secara merata.
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut dengan arah memutar.
Banyak cedera yang terjadi di unit rawat inap dan rawat jalan akibat pasien jatuh.
Berbagai faktor yang meningkatkan riisiko pasien jatuh antara lain: kondisi pasien; gangguan
fungsional pasien (contoh gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, atau perubahan status
kognitif); lokasi atau situasi lingkungan rumah sakit; riwayat jatuh pasien; konsumsi obat
tertentu; konsumsi alkohol.
Pasien yang pada asesmen awal dinyatakan berisiko rendah untuk jatuh dapat mendadak berubah
menjadi berisiko tinggi. Hal iIni disebabkan oleh operasi dan/atau anestesi, perubahan mendadak
kondisi pasien, serta penyesuaian pengobatan.
Banyak pasien memerlukan asesmen selama dirawat inap di rumah sakit. Rumah sakit harus
menetapkan kriteria untuk identifikasi pasien yang dianggap berisiko tinggi jatuh.
Contoh situasional risiko adalah jika pasien yang datang ke unit rawat jalan dengan ambulans
dari fasilitas rawat inap lainnya untuk pemeriksaan radiologi. Pasien ini berisiko jatuh waktu
dipindah dari brankar ke meja periksa radiologi, atau waktu berubah posisi sewaktu berada di
meja sempit tempat periksa radiologi.
Lokasi spesifik dapat menyebabkan risiko jatuh bertambah karena layanan yang diberikan.
Misalnya, terapi fisik (rawat jalan dan rawat inap) memiliki banyak peralatan spesifik digunakan
pasien yang dapat menambah risiko pasien jatuh seperti parallel bars, freestanding staircases, dan
peralatan lain untuk latihan.
Rumah sakit melakukan evaluasi tentang pasien jatuh dan melakukan upaya mengurangi risiko
pasien jatuh. Rumah sakit membuat program untuk mengurangi pasien jatuh yang meliputi
manajemen risiko dan asesmen ulang secara berkala di populasi pasien dan atau lingkungan
tempat pelayanan dan asuhan itu diberikan.
Rumah sakit harus bertanggung jawab untuk identifikasi lokasi (seperti unit terapi fisik), situasi
(pasien datang dengan ambulans, transfer pasien dari kursi roda atau cart), tipe pasien, serta
gangguan fungsional pasien yang mungkin berisiko tinggi untuk jatuh.
Rumah sakit menjalankan program pengurangan risiko jatuh dengan menetapkan kebijakan dan
prosedur yang sesuai dengan lingkungan dan fasilitas rumah sakit.
Program ini mencakup monitoring terhadap kesengajaan dan atau ketidakkesengajaan dari
kejadian jatuh. Misalnya, pembatasan gerak (restrain) atau pembatasan intake cairan.
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari materi yang telah kami buat disimpulkan sasaran 5 mengenai mengurangi resiko
terkait pelayanan kesehatan bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi adalah sebuah
tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan. Oleh sebab itu upaya terpenting memghilangkan
masalah infeksi ini dan infeksi lainnya dengan menjaga kebersihan tangan melalui cuci
tangan.
Adapun sasaran 6 mengenai megurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh bahwa
banyak terjadi cedera di unit rawat inap dan rawat jalan akibat pasien terjatuh. Oleh sebab
itu, banyak pasien memerlukan asesmen selamat rawat inap di rumah sakit. Rumah sakit
harus menetapkan kriteria untuk identifikasi pasien yang dianggap berisiko tinggi jatuh.
3.2 Saran