Anda di halaman 1dari 42

PANDUAN PROFESI

KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga Panduan Profesi Keperawatan Anak ini dapat tersusun.

Program Profesi Ners merupakan upaya pendidikan lanjutan keperawatan setelah


tahap akademik. Salah satu bagian dari Program Profesi Ners adalah praktek keperawatan
anak yang berfokus mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam telaah klinis dengan
mengintegrasikan pemahaman berbagai konsep dasar asuhan pada anak (neonatus, bayi,
balita, prasekolah, dan remaja), baik anak sehat maupun sakit sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik di rumah, Rumah Sakit ataupun di masyarakat dengan menerapkan
proses keperawatan sesuai dengan peran dan fungsi perawat anak dengan memperhatikan
aspek legal dan etik keperawatan.

Semoga panduan ini dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti dan melaksanakan
Profesi Keperawatan Anak dengan sebaik-baiknya dan memperoleh hasil yang optimal. Isi
panduan ini masih belum sempurna, masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan sangat
diharapkan.

Terima kasih kepada preseptor klinik yang telah memberi bimbingan, masukan dan
evaluasi terhadap bagi mahasiswa Program Profesi Program Studi Ners Universitas
Tanjungpura Pontianak.

Penyusun

Tim Profesi Keperawatan Anak


PANDUAN PROFESI

KEPERAWATAN ANAK

Kredit : 3 SKS

Semester : IX

Penanggung Jawab : Tim Profesi Keperawatan Anak

Deskripsi

Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan mahasiswa


dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam
melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif, memberikan pendidikan
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien anak dan keluarganya, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan pada anak.

Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai tingkat usia ( neonatus,
bayi, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja ) dalam konteks keluarga yang bertujuan
untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehat, anak sakit akut dan
sakit yang mengancam kehidupan, anak dengan masalah pediatrik sosial dan manajemen
terpadu balita sakit, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan di tatanan klinik.

Kompetensi

Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:

a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan anak dengan
berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien anak pada
berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga ditatanan klinik
- Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi akibat BBLR, MAS,
Hyperbilirubinemia, Thypoid dan Morbili
- Bayi dan anak dengan gangguan oksigenisasi akibat RDS, asfiksia neonatrum,
ISPA, Penumonia, Anemia, Asma, TB, Thalassemia, PJB (TOF, PDA, VSD, dan
ASD).
- Bayi dengan penyakit infeksi seperti Sepsi Neonatrum, NEC, Thypoid, Kejang
Demam, dan Morbili.
- Bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan kongenital antara lain
Hirschprung, Atresia Ani, Hypospadia, Labiopalatoschiziz, Malformasi anorektal,
gastroskizis, omphalochele, ileus obstruksi, dan stenosis pylorus.

- Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit seperti
Diare, DHF, NS, glomerulonephritis akut dan kronis, GGA, dan GGK.

- Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi seperti KEP/ Malnutrisi, Juvenile, DM, dan
Obesitas.

- Bayi dan anak dengan masalah keganasan seperti Leukemia, Retinoblastoma,


Rhabdomiosarkoma, Limfoma Maligna, Meningoencefalokel, SOL, Osteosarkoma,
dan Tumor Wilm.

- Bayi dan anak dengan masalah kasus bedah neurologi seperti Hidrocepalus,
Meningoencepalocele, dan Spina Bifida.
- Bayi dan anak dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan seperti Autism,
ADHD, dan Retardasi Mental.
- Bayi dan anak dengan gangguan keamanan fisik misalnya dengan penyakit ITP,
Trombositopenia, Meningitis, Enchepalitis, Hyperbilirubinemia, Kejang, Epilepsi,
Fraktur, Apendisiits, dan Hydrosephalus.
- Bayi dan anak dengan gangguan system imun seperti SLE dan HIV/AIDS.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien anak
dalam konteks keluarga
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien anak
dalam konteks keluarga
g. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan
efisien dan efektif pada klien anak
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan pada klien anak dalam konteks keluarga
i. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien dan keluarga agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi
manajemen kualitas dan manajemen risiko pada klien anak dalam konteks keluarga
k. Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di Puskesmas, dengan
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
l. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan pendekatan Manajemen Terpadu
Balita Sehat di masyarakat
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akuntabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
n. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
o. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
p. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
q. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan

Metode Pembelajaran

1. Pre dan post conference


2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini
7. Problem Solving for Better Health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
9. Supervisi

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
Kegiatan Praktek dan Target:

1. Ruang Perawatan Penyakit Dalam Anak


Setelah mahasiswa melakukan praktek profesi diruangan penyakit dalam anak
diharapkan:
a. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan kepada klien anak sesuai
dengan tahap perkembangan, yang mengalami:
 Masalah pada system respirasi: (nebulisasi, fisioterapi dada, suction,
pemberian O2).
 Masalah pada system urinaria: monitor intake output, menentukan derajat
edema/dehidrasi, menghitung kebutuhan cairan.
 Masalah pada system digestive: mengukur antropometri, menetukan ststus
derajat nutrisi, menghitung kebutuhan nutrisi, enteral (NGT) dan
parenteral (infuse).
 Klien dengan masalah pada system neurologis: melakukan tepid
sponge/kompres, restrain, mencegah terjadinya injuri dan cedera fisik
akibat kejang.
 Klien dengan masalah system kardiovaskuler: pemeriksaan EKG,
observasi pengambilan darah AGD.
 Klien dengan masalah system imun (DHF, HIV/AIDS, kondisi pencegahan
infeksi) : injeksi IV, IM, SC.
 Klien dengan masalah pada system hematologi: manjemen nyeri,
pemasangan tranfusi trombosit.
 Klien dengan masalah pada system endokrin.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
kurangnya kebutuhan promosi kesehatan
c. Mahasiswa mampu melaksanakan pengolahan sekelompok klien dengan
memperhatikan aspek etis dan manajerial.
d. Mahasiswa mampu melakukan studi literature untuk menganalisa hasil riset
keperawatan anak

2. Ruang Perawatan Bedah Anak


Setelah mahasiswa melakukan praktek profesi di ruangan perawatan bedah,
diharapkan:
a. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien anak sesuai
dengan tahap perkembangannya, yang mengalami:
 Klien dengan masalah system digestive: perawatan kolostomi, asistensi
washout, perawatan stamp, perawatan Omphalocele
 Klien dengan masalah Sistem Urinaria (Hernia, Hipospadia)
 Klien dengan masalah Sistem Integument (Luka Bakar, diaper rash)
 Klien dengan masalah Sistem Muskuloskeletal (fraktur, dislokasi)
 Klien dengan masalah Sistem Neurologi (Meningitis, Enchepalitis,
Meningocele, Hidrosefalus)
b. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
kurangnya kebutuhan promosi kesehatan.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan pengelolaan sekelompok klien dengan
memperhatikan aspek etis dan manajerial.
d. Mahasiswa mampu melakukan studi literature untuk menganalisa hasil riset
keperawatan anak.

3. Puskesmas
Setelah mahasiswa melakukan praktek profesi di puskesmas diharapkan mahasiswa
mampu :
a. Melakukan asuhan keperawatan pada bayi sehat, meliputi:
 Melakukan imunisasi pada anak, yaitu: imunisasi dasar (Polio, DPT,
Campak, BCG, Hepatitis B) dan imunisasi anjuran (Hepatitis A, HIB,
MMR, Parathypii/Thypii)
 Melakukan screening perkembangan menggunakan DDST/Denver II
 Melakukan Health Education tentang imunisasi dan tumbuh kembang
anak
 Melakukan perawatan dan pijat bayi.
 Melakukan personal hygiene care, meliputi; memandikan, keramas, ganti
baju, perineal care, perawatan kuku, menyisir rambut, kebersihan mulut,
hidung dan telinga.
 Memberikan nutrisi oral, meliputi: persiapan dam pelaksanaan pemberian
susu formula dan PASI.
 Melakukan deteksi dini gangguan tumbuh kembang pada anak
 Melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah nutrisi/gizi
buruk
b. Melakukan asuhan keperawatan terutama Health Education tentang pencegahan
dan perawatan pada klien anak dengan:
o Masalah pada system respirasi (Tuberkulosis/Pneumonia/Asma/ISPA)
o Masalah pada system neurologis (Epilepsy)
o Masalah pada system digestive (Diare)
c. Melakukan MTBS pada anak sakit
d. Melakukan screening Tuberculosa dan Kusta pada anak: melakukan dan membaca
hasil PPD test.
e. Melakukan studi literatur untuk menganalisa hasil riset keperawatan anak
f. Melaksanakan pengelolaan sekelompok klien dengan memperhatikan aspek etis
dan manajerial
g. Melakukan studi literature untuk menganalisa hasil riset keperawatan anak.

4. Ruang Perawatan Perinatologi


Setelah mahasiswa melakukan praktek profesi diruangan perawatan perinatology
diharapkan mahasiswa mampu:
 Melakukan asuhan keperawatan pada bayi sehat.
 Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah pada system
digestive (Berat Badan Lahir Rendah, Hiperbilirubinemia): penatalaksanaan
tindakan fototherapi, mengenai pemasangan exchange transfution,
 Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah pada sistem
respirasi (Asfiksia): pemberian O2
 Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah pada system
integument (Diaper rash): perineal care
 Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah pada system
kardiovaskuler (ASD, VSD)
 Melakukan perhitungan skor kematangan (maturasi) berdasarkan APGAR
Score dan Balard Score
 Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan kurangnya kebutuhan
promosi kesehatan.
 Melaksanakan pengelolaan sekelompok klien dengan memperhatikan aspek
etis dan manajerial.
 Melakukan studi literature untuk menganalisa hasil riset keperawatan anak

5. Ruang Day Care (dimana ni?)


 Melakukan screening perkembangan menggunakan DDST/Denver II
 Melakukan observasi screening tes IQ
 Melakukan observasi screening tes Psikologi
 Melakukan observasi terapi Okupasi, Sensori Integrasi, Perilaku dan Wicara
 Melakukan asuhan keperawatan terutama Health Education kepada keluarga
dan masyarakat tentang pencegahan dan perawatan pada klien anak dengan
kebutuhan khusus

Evaluasi:

1. Laporan Pendahuluan: 20%


a. Responsi LP
b. Tutorial LP/kasus
2. Uji Kompetensi: 40%
- Laporan Kasus Kelolaan, Resume Kelolaan (20%)
- Ujian Klinik/Supervisi (20%)
3. Sikap, Disiplin dan Kerja Tim: 10%
4. Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan, Terapi Bermain): 15%
5. Capaian target kompetensi psikomotor : 15%

Aturan Penyusunan Tugas

a. Laporan Pendahuluan
1) Hari pertama praktik, mahasiswa harus mengidentifikasi terlebih dahulu kasus
kelolaan yang akan di ambil.
2) Mahasiwa membuat laporan pendahuluan pada hari pertama dari kasus
kelolaan yang diambil dan diserahkan kepada preceptor dan dosen pada hari
kedua praktik.
3) Laporan pendahuluan yang dibuat dalam bentuk web of caution yang terdiri
dari : pengertian, etiologi/faktor risiko, penatalaksanaan keperawatan (diagnosa
keperawatan, tujuan,kriteria hasil dan intervensi keperawatan dan rasional)
minimal 3 diagnosa secara lengkap serta daftar pustaka.
4) Penilaian akan dilakukan oleh pembimbing terutama ketika conference.
5) Mahasiswa yang tidak membawa laporan pendahuluan dan atau tidak dapat
mempresentasikannya pada saat conference maka, mahasiswa yang
bersangkutan tidak boleh mengikuti praktik.

b. Presentasi Kasus
Presentasi kasus dilakukan pada minggu kedua dan keempat atau sesuai
kesepakatan. Masing-masing kelompok akan mempresentasikan kasus kelolaan
kelompok mulai dari web of caution sampai evaluasi. Presentasi dilakukan sesuai
kelompoknya masing-masing atau digabungkan dengan kelompok lain. Penilaian
dilakukan oleh pembimbing dengan menggunakan format yang telah tersedia.

Tempat Praktek Klinik

Sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan, yaitu :


a. RSUD Abdul Azis Singkawang (Ruang perawatan anak dan Ruang Bedah), Ruang
Perinatologi)
b. Puskesmas di bawah binaan Dinas Kesehatan Kota Pontianak

Contoh
Standar Operasional Prosedur
PEMERIKSAAN SISTEM
PERSYARAFAN (ANAK)

 Fase Pra-Interaksi
1 Siapkan diri perawat/praktikan
2 Kuasai konsep terkait dengan prosedur 0 1 2
  Fase Orientasi    
3 Siapkan Alat    
  a. hand scoon    
  b. penlight    
  c. kapas dan lidi    
  d. Tongue spatel    
  e. Garpu tala    
  f. Refleks Hammer    
g. Bahan untuk penciuman seperti kopi,
 
gula dan the    
  h. Snellen chart    
  Fase Kerja    
4 Pemeriksaan Status Mental    
  a. Cek status kesadaran, cek GCS    
  Eye = (1-4)    
  4 = membuka mata spontan    
3 = bayi/ anak membuka mata
 
setelah mendengar suara    
2 = bayi/anak membuka mata
 
setelah distimulus nyeri    
1 = bayi/ anak tidak berespon
 
terhadap stimulus    
  Verbal = (1-5)    
5 = bayi tersenyum, mengoceh
  (bubbling), Anak mampu bicara dgn
orientasi baik    
4 = bayi menangis, anak dpt
 
menjawab    
  3 = bayi menangis karena
dirangsang nyeri, anak berbicara tidak
jelas    
2 = bayi mengerang karena    
 
dirangsang nyeri, anak bersuara tak jelas
1 = tidak ada respons terhadap    
 
stimulus nyeri
  Motorik = (1-6)    
6 = bayi bergerak spontan, anak    
 
bergerak sesuai perintah
  5 = bayi menghindar dari
sentuhan, anak dapat melokalisir lokasi
nyeri    
4 = bayi &anak menghindar dari    
 
nyeri
3 = bayi& anak fleksi abnormal    
 
/dekortikasi terhadap nyeri
2 = bayi& anak    
 
ekstensi/deserebrasi terhadap nyeri
1 = tidak ada respons motorik    
 
terhadap stimulus nyeri
  b. Memori    
  c. Bahasa dan bicara    
  d. Mood dan tingkah laku    
5 Pemeriksaan Saraf Kranial    
  1) Test N I Olfaktorius    
• Tutup salah satu lubang hidung anak dan
pada masing-masing sisi berikan rangsang
aroma/bau yang telah disiapkan. Pada
  bayi, tempatkan gelas obyek transparan
atau membran pd hidung bayi dan
perhatikan pengembunan akibat udara yg
dikeluarkan.    
  2) Test N II Optikus    
  • Pada anak besar, Test aktifitas visual,    
tutup satu mata klien kemudian suruh baca
snellen schart pada jarak 6 m
• Test respons cahaya, menyorotkan senter
kedalam tiap mata. Reflek cahaya
 
menunjukkan kemampuan terhadap N II
dan N III    
  3) Test N III Oculomotorius    
• Test respons cahaya, menyorotkan senter
kedalam tiap pupil mulai menyinari dari
  arah belakang dari sisi klien dan sinari
satu mata (jangan keduanya), perhatikan
kontriksi pupil kena sinar.    
• Tes kedudukan bola mata dengan
melihat apakah kedua mata simetris, ada
 
tidaknya strabismus, eksoptalmus, atau
endoftalmus, ptosis.    
• Arahkan jari pemeriksa ke arah rotasi,
perintahkan anak mengikuti. Pada bayi
 
dapat diberikan mainan yang mencolok
dan perhatikan gerakan mata bayi.    
 
4) Test N IV Trochlearis    
• Arahkan jari pemeriksa ke arah bawah
 
dan dalam, perintahkan klien mengikuti    
  5) Test N VI Abdusen    
• Arahkan jari pemeriksa ke arah lateral
 
kanan kiri, perintahkan klien mengikuti    
 
6) Test N V Trigeminus    
• Fungsi sensasi, caranya : Mata anak
ditutup, usap lidi kapas pada area mata
 
(ophtalmik), mandibularis, maksilaris.
Kaji sensibilitas.    
Fungsi motorik, caranya : anak disuruh
mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi
  pada otot temporal dan masseter. Pada
bayi dapat dilihat respons menghisap ASI/
susu    
  7) Test N VII Fasialis    
• Fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian
2/3 lidah anterior, terhadap asam, manis,
asin pahit. Klien tutup mata, usapkan
  larutan berasa dengan kapas/teteskan,
klien tidak boleh menarik masuk lidahnya
karena akan merangsang pula sisi yang
sehat.    
• Fungsi motorik, kontrol ekspresi muka
dengancara meminta anak untuk :
tersenyum, mengerutkan dahi. Perhatikan
 
kesimetrisan wajah anak. Pada bayi
perhatikan kesimetrisan wajah bayi dan
respons saat menangis    
  8) Test N VIII Vestibulocochlearis    
• Fungsi Cochlear (mengkaji
pendengaran),
a. Tes bisik tutup satu telinga klien,
pemeriksa berbisik di satu telinga lain.
b. Tes Garputala.
- Uji Rinne : Getarkan
garputala,tempelkan pd dekat telinga klien
 
jika suara garputala tdk di dengar lg oleh
penderita,pindahkan ke
telinga pemeriksa.
- Uji weber: Getarkan garputala dan
tempelkan pada calvaria klien. Normalnya
bunyi getaran akan berlateralisasi kedua
arah kanan kiri.    
  • Fungsi Vestibulator (mengkaji    
keseimbangan), klien diminta berjalan
lurus, apakah dapat melakukan atau tidak.
Tes Romberg selama 30 detik, klien
diminta berdiri dengan salah satu kaki
diangkat dan kedua tangan direntangkan,
perhatikan keseimbangan klien.
  9) N IX Glossofaringeus dan N. X Vagus    
N IX, mempersarafi perasaan mengecap
pada 1/3 posterior lidah, tapi bagian ini
sulit di test demikian pula dengan
  M.Stylopharingeus. N X, mempersarafi
organ viseral dan thoracal, pergerakan
uvula, palatum lunak, sensasi pharynx,
tonsil dan palatum lunak.    

• Test : inspeksi gerakan uvula (saat klien


  menguapkan “ah”) apakah simetris dan
tertarik keatas.    
• Refleks menelan : dengan cara menekan
  posterior dinding pharynx dengan tong
spatel, akan terlihat klien seperti menelan.    
• Refleks muntah : Tekan lidah klien
  dengan tongue spatel, sentuh palatum
molle. Apakah reflek muntah +/-    
 
10) N XI Akssesorius    
• Klien disuruh menoleh kesamping
melawan tahanan. Apakah
  Sternocledomastodeus dapat terlihat ?
apakah atropi ? kemudian palpasi
kekuatannya.    
• Minta klien mengangkat bahu dan
  pemeriksa berusaha menahan —- test otot
trapezius    
 
11) N XII Hipoglosus    
• Mengkaji gerakan lidah saat bicara dan
 
menelan    

  • Inspeksi posisi lidah (mormal, asimetris /


deviasi)    
  • Keluarkan lidah klien (oleh sendiri) dan    
memasukkan dengan cepat dan minta
untuk menggerakkan ke kiri dan ke kanan.
6 Pemeriksaan Fungsi Sensorik    
  lakukan pemerisaan untuk rasa nyeri    
  lakukan pemeriksaan untuk rasa raba    
 
lakukan pemeriksaan untuk rasa suhu    
  lakukan pemeriksaaan untuk rasa getar    
lakukan pemeriksaan untuk 2 (two) point
 
tactile dyscrimination    
  lakukan pemeriksaan stereognosis    
  lakukan pemeriksaan untuk graphesthesia    
7 Pemeriksaan Sistem Motorik    
  Kaji tonus otot    
•Klien disuruh menggerakkan anggota
gerak pada berbagai persendian, palpasi
 
tonus otot klien (eutoni, hipotoni, atau
hipertoni)    
  Kaji Kekuatan otot    
•Aturlah posisi klien agar tercapai fungsi
optimal yang diuji. Klien secara aktif
menahan tenaga yang ditemukan oleh
  sipemeriksa. Otot yang diuji biasanya
dapat dilihat dan diraba. Gunakan
penentuan singkat kekuatan otot dengan
skala Lovett’s (0-5)    
8 Pemeriksaan Refleks Bayi    
  Reflek Moro/ reflek kejut    
• Ditimbulkan melalui suara mendadak
atau menepuk tempat tidur bayi secara
mendadak. Respons positif bila terjadi
  abduksi-ekstensi tangan kaki dan segera
diikuti adduksi-fleksi tangan kaki, fleksi
ibu jari. Normalnya terjadi pada usia
neonatus-6 bulan.    
  Reflek Hisap (Sucking)    
• Ditimbulkan dgn melihat respons bayi
 
menghisap saat menyusu    
  Reflek Mengeggam (Grasp)    
• Berikan jari tangan pemeriksa atau
 
benda kecil agar bayi dapat menggenggam    
  Reflek Tonic Neck    
• Bayi dalam posisi berbaring/supinasi,
kepalanya dimiringkan ke arah satu sisi.
  Normalnya lengan dan kaki yang sesisi
dgn kepala akan ekstensi. Normalnya
muncul sejak lahir-5 bln    
  Stepping Reflek (Melangkah)    
• Pemeriksa memegang area aksila dan
thorak bayi, dan mendaratkan kaki bayi
  menyentuh meja pemeriksa. Bayi akan
berespons seperti melangkah. Normalnya
muncul sejak bayi lahir-12 bulan    
       
9 Pemeriksaan Refleks Anak    
Lakukan Pemeriksaan aktifitas refleks
  dengan ketukan pada tendon
menggunakan refleks hammer.    
 
1) Refleks Fisiologis    
  Refleks patella    
Pasien duduk di tepi tempat tidur/kursi
dengan kedua kaki menggantung, atau
klien berbaring dan tungkai difleksikan
30○. Ketuk Tendon patella (ditengah-
 
tengah patella dan tuberositas tibiae)
dengan refleks hammer. Respon berupa
kontraksi otot quadriceps femoris yaitu
ekstensi dari lutut.    
  Refleks biceps    
  Lengan difleksikan terhadap siku dengan    
sudut 90○ , supinasi dan lengan bawah
ditopang pada alas tertentu (meja periksa).
Jari pemeriksa ditempatkan pada tendon
m. biceps (diatas lipatan siku), kemudian
diketuk dengan refleks hammer. Normal
akan muncul kontraksi dan fleksi sebagian
otot brisep.
  Refleks triceps    
Lengan ditopang dan difleksikan pada
sudut 90○ ,tendon triceps diketok dengan
refleks hammer (tendon triceps berada
 
pada jarak 1-2 cm diatas olekranon).
Normal akan muncul kontraksi dan
ekstensi ringan    
 
Refleks achilles    
Posisi kaki adalah dorsofleksi, untuk
memudahkan pemeriksaan refleks ini kaki
yang diperiksa bisa diletakkan /
  disilangkan diatas tungkai bawah
kontralateral. Tendon achilles dipukul
dengan refleks hammer, respon normal
berupa gerakan plantar fleksi kaki.    
  Refleks abdominal    
Dilakukan dengan menggores abdomen
diatas dan dibawah umbilikus. Kalau
  digores seperti itu, umbilikus akan
bergerak keatas dan kearah daerah yang
digores    
  2) Refleks Patologis    
 
Refleks Babinski    
Untuk melakukan test ini, goreslah bagian
lateral telapak kaki dari tumit kearah jari
kelingking dan kemudian melintasi bagian
jantung kaki. Respon Babinski timbul jika
 
ibu jari kaki melakukan dorsifleksi dan
jari-jari lainnya tersebar. Respon yang
normal adalah fleksi plantar semua jari
kaki.    
Untuk melakukan test ini, goreslah bagian
lateral telapak kaki dari tumit kearah jari
kelingking dan kemudian melintasi bagian
jantung kaki. Respon Babinski timbul jika
 
ibu jari kaki melakukan dorsifleksi dan
jari-jari lainnya tersebar. Respon yang
normal adalah fleksi plantar semua jari
kaki.    
  Pemeriksaan Khusus Sistem Persyarafan    
  Pemeriksaan rangsangan selaput otak    
  Kaku kuduk    
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat
tahanan, sehingga dagu tidak dapat
 
menempel pada dada —- kaku kuduk
positif (+).    
  Tanda Brudzinski I    
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah
kepala klien dan tangan lain didada klien
untuk mencegah badan tidak terangkat.
  Kemudian kepala klien difleksikan kedada
secara pasif. Brudzinski I positif (+) bila
kedua tungkai bawah akan fleksi pada
sendi panggul dan sendi lutut.    
  Tanda Brudzinski II    
Tanda Brudzinski II positif (+) bila fleksi
tungkai klien pada sendi panggul secara
 
pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai
lainnya pada sendi panggul dan lutut.    
  Tanda Kernig    
  Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba
meluruskan tungkai bawah pada sendi
lutut. Normal, bila tungkai bawah
membentuk sudut 135 derajat terhadap
tungkai atas.    
  Kernig + bila ekstensi lutut pasif akan    
menyebabkan rasa sakit terhadap
hambatan.
 
Test Laseque    
Sendi paha dengan sendi lutut diluruskan,
jika menimbulkan nyeri sepanjang m.
 
ischiadicus sebelum sudut 60 derajat maka
Lasegue +    
  Fase Terminasi
   
  Rapikan alat    
  Cuci Tangan
   
  Evaluasi respon klien dan hitung
pernapasan klien    
  Dokumentasi hasil tindakan    
  Terminasi dan kontrak tindak lanjut
prosedur    
PEMERIKSAAN FISIK NEONATAL

NO TINDAKAN 0 1 2
  Fase Pra Interaksi    
1 Melakukan pengecekan program terapi    
2 Siapkan diri perawat/ mahasiswa    
  Fase Orientasi    
1 Mencuci tanggan    
2 Persiapan alat    
  a. Kapas    
  b. Senter    
  c. Termometer    
  d. Stetoskop    
  e. Selimut bayi    
  f.Bengkok    
  g. Timbangan bayi    
  h. Pita ukur/metlin    
  i. Pengukur panjang badan    
3 Memberikan salam terapeutik dan menyapa nama pasien    
4 Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan    
5 Melakukan kontrak waktu dengan pasien    
  Fase Kerja    
1 Memakai sarung tangan    
2 Letakan bayi pada tempat yang rata    
  Pengukuran anthopometri    
3 Atur skala penimbangan ke titik nol    
4 Penimbangan berat badan    
5 Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/    
  badan bayi diluruskan.    
6 Ukur lingkar kepala dari dahi kemudian melingkari kepala    
  kembali lagi ke dahi    
7 Ukur lingkar dada melalui kedua puting susu dari daerah dada    
  ke punggung kembali ke dada    

8 Pemeriksaan Fisik    
A. Kepala    
  a.Raba sepanjang garis sutura dan fontanel    
  b. Perhatikan ukuran dan ketegangan fontanel    
  c. Periksa adanya tauma kelahiran    
  d. Perhatikan adanya kelainan kongenital    
B. Wajah    
  a. Kaji simetris / tidak    
C. Mata    
  a. Goyangkan kepala bayi secara perlahanlahan    
  supaya mata bayi terbuka.    
  b. Periksa jumlah, posisi atau letak mata    
  c. Periksa adanya trauma/tidak    
  d. Periksa adanya sekret pada mata    
D. Hidung    
  a. Kaji bentuk dan lebar hidung,    
  b. Periksa adanya pernapasan cuping hidung    
E. Mulut    
  a. Kaji kesimetrisan mulut bayi    
  b. Periksa keutuhan langit-langit    
  c. Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum    
  d. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak    
F. Telinga    
  a. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya    
  b. Perhatikan letak daun telinga.    
G. Leher    
  a. Cek kesimetrisan dan pergerakan leher    
  b. Periksa adanya trauma leher    
c. Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena
  jugularis    
H. Klavikula    
  a. Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya    
  b. Periksa ada fraktur / tidak    
I. Tangan    
a. Periksa panjang kedua lengan dengan meluruskan kedua
  lengan    
  ke bawah    
  b. Cek pergerakan lengan    
  c. Cek jumlah jari    
  d. Cek telapak tangan dapat terbuak / tidak    
  d. Cek kuku bayi    
J. Dada    
  a. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas    
  Abdomen    
  a. Kaji ada pembengkan/tidak    
  b. Kaji bentu abdomen    
  c. Kaji pergerakan abdomen pada saat bernapas    
  d. Kaji abdomen kembung / tidak    
K. Genetalia    
  a. Periksa posisi lubang uretra.    
  b. Palpasi skrotum untuk memastikan jumlah testis    
c. Pada bayi laki - laki Ukur panjang penis dan pada bayi
  perempuan    
  perhatkan apakah labia mayora menutupi labia minora    
L. Anus dan Rectum    
  a. Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya    
  b. Cek apakah mekonium sudah keluar pada 24 jam pertama    
M. Tungkai    
a. Periksa kesimetrisan tungkai dan kak dengan meluruskan
  keduanya dan bandingkan    
  b. Periksa pergerakan tungkai    
N. Spinal    
  a. Kaji adanya tanda-tanda abnormalitas    
O. Kulit    
  b. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir    
  c. Periksa adanya pembekakan    
  d.Perhatikan adanya vernik kaseosa    
  e. Perhatikan adanya lanugo    
9 Pemeriksaan Reflek Bayi    
A. Mata    
a. Berkedip atau refleks korneal : bayi berkedip pada
  pemunculan sinar    
terang yang tiba - tiba atau pada pendekatan objek ke arah
  kornea    
  b. Pupil : Pupil konstriksi bila sinar terang diarahkan padanya    
c. Mata boneka : Ketika kepala di gerakkan ke kanan atau ke
  kiri,    
  mata normalnya tidak bergerak    
B. Hidung    
a. Bersin : respon spontan saluran hidung terhadap iritasi atau
  obstruksi    
b. Glabela : ketukan halus pada glabela/bagian dahi antara dua
  alis mata    
  menyebabkan mata menutup dengan rapat    
C. Mulut dan Tenggorok    
a. Menghisap : Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat
  pada area    
  sirkumolar sebagai respon terhadap rangsang    
b. Muntah : Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan,
  hisapan    
atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami
  muntah    
c. Rooting : Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi
  mulut akan    
menyebakan bayi membalikkan kepala ke arah sisi tersebut
  dan mulai    
  menghisap    
e. Ekstruksi : Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi merespon
  dengan    
  mendorongnya keluar    
f. Menguap : Respon spontan terhadap penuruinan oksigen
  dengan    
  meningkatkan jumlah udara inspirasi    
g.Batuk : Iritasi membran mukosa laring atau pohon
  trakeobonkial    
  menyebabkan batuk    
D. Ekstremitas    
a. Menggenggam : Sentuhan pada telapak tangan atau telapak
  kaki dekat    
  dasar jari menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki    
b. Babinski : Tekanan di telapak bagian luar ke arah atas dari
  tumit dan    
  menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi    
c. Klonus pergelangan kaki : Dorsifleksi telapak kaki yang
  cepat ketika    
menopang lutut pada posisi fleksi parsial menyebabkan
  muncul satu    
sampai dua gerakan oskilasi ("denyut"): akhirnya tidak boleh
  ada denyut    
  yang teraba    
E. Massa (Tubuh)    
a. Morro : Kejutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium
  yang    
  menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstremitas yang tiba-tiba    
serta
mengibaskan jari, dengan jari telunjuk dan ibu jari
  membentuk bentuk    
"C" di ikuti dengan fleksi dan abduksi ekstremitas
b. Strartle : Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi
  lengan    
  dengan fleksi siku : tangan tetap tergenggam    
c. Perez : Saat bayi telungkup pada permukaan keras, ibu jari
  ditekan    
sepanjang medula spinalis dan sakrum ke leher : bayi
  berespon dengan    
menangis, memfleksikan ekstremitas, dan meninggikan pelvis
  dan kepala    
d. Tonik leher asimetris ( menengadah ): Jika kepala bayi
  dimiringkan    
dengan cepat ke salah satu sisi, lengan kaki akan berekstensi
  pada sisi    
  tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi    
e. Neck-righting : Jika bayi telentang, kepala dipaligkan ke
  salah satu sisi    
bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut, diikuti
  dengan pelvis    
f. Otolith-righting : jika badan bayi yang tegak ditengadahkan
  kepala    
  kembali tegak, posisi tegak    
g. Inkurvasi batang tubuh ( Galant) : sentuhan pada punggung
  bayi    
sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak ke
  arah sisi    
  yang terstimulasi    
h. Menari atau melangkah : jika bayi dipegang sedemikian
  rupa sehingga    
telapak kaki menyentuh permukaan keras, akan ada fleksi dan
  ekstensi    
  respirokal dari kaki, mestimulasi berjalan    
i. Merangkak : Bayi, bila ditempatkan pad abdomennya
  (telungkup)    
  membuat gerakan merangkak dengan tangan dan kaki    
j. Placing : Bila bayi dipegang tegak di bawah lenggannya dan
  sisi dorsal    
telapak kaki dengan tiba-tiba ditempatkan di atas objek keras,
  seperti    
meja, kaki mengangkat seolah-olah telapak melangkah di atas
  meja    
  D. Tahap Terminasi    
1 Melakukan evaluasi tindakan    
2 Berpamitan dengan klien    
3 Membereskan alat-alat    
4 Mencuci tangan    
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan/
5 Dokumentasi    
PEMERIKSAAN FISIK TODDLER

PROSEDUR KERJA

TIDA
NO TINDAKAN YA K
  Fase Pra Interaksi    
1 Melakukan pengecekan program terapi    
2 Siapkan diri perawat/ mahasiswa    
  Fase Orientasi    
1 Mencuci tanggan    
2 Persiapan Alat    
  a. Meteran    
  b. Timbangan    
  Fase Kerja    
Pengukuran tinggi badan : rata- rata bertambah sekitar 7,5
1 cm/tahun    
Pengukuran berat badan : Rata-rata pertambahan berat badan
2 todler    
  adalah 1,8 - 2,7 kg / tahun    
Pengukuran lingkar kepala : Pada usia 1-2 tahun ukuran lingkar
3 kepala    
  sama dengan lingkar dada    
Kaji abdomen : Karakteristik Todler dengan penonjolan abdomen
4 adalah    
  akibat otot - otot abdomen yang kurang berkembang.    
Kaji Ekstremitas bawah : Kaki yang melengkung biasanya
5 menetap selama    
masa toddler karena otot kaki harus menahan berat badan tubuh
  yang    
  relatif besar    
  D. Tahap Terminasi    
1 Melakukan evaluasi tindakan    
2 Berpamitan dengan klien    
3 Membereskan alat-alat    
4 Mencuci tangan    
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan    
HASI PSIKOMOTOR 70%    
Kognitif 20%    
L Afektif 10%    
    L TL
  D. Tahap Terminasi    
1 Melakukan evaluasi tindakan    
2 Berpamitan dengan klien    
3 Membereskan alat-alat    
4 Mencuci tangan    
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan    
HASI PSIKOMOTOR 70%    

L Kognitif 20%    
Afektif 10%    
    L TL

Pontianak,.........................

Penguji

....................................
PEMERIKSAAN FISIK ANAK

PROSEDUR KERJA
NO TINDAKAN   YA TIDAK
  Fase Pra Interaksi      
1 Melakukan pengecekan program terapi      
2 Siapkan diri perawat/ mahasiswa      
  Fase Orientasi      
1 Mencuci tanggan      
2 Persiapan Alat      
  a.Stetoskop      
  b. Spatel Lidah      
  c. Pen Light      
  d. Meteran      
  e. Spekulum hidung      
  f. Otoskop      
  g. Oftalmoskop      
3 Memberikan salam terapeutik dan menyapa nama pasien      
4 Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan      
5 Melakukan kontrak waktu dengan pasien      
  Fase Kerja      
1 Atur posisi klien duduk atau berbaring      
2 Pemeriksaan fisik kulit      
  a. Inspeksi: warna, lesi      
  b. Palpasi :temperature, tekstur, turgor, dan lesi kulit      
3 Pemeriksaan Fisik Kepala      
A Rambut      
  a. Inspeksi & Palpasi : warna, kelebatan, distribusi      
  pertumbuhan rambut kepala      
B Kepala      
  a. Inspeksi : ukuran, bentuk, kesimetrisan muka      
  b. Palpasi : Adanya benjolan atau massa, pembengkakan,      
  nyeri tekan      
C Muka      
  a. Inspeksi : kulit muka,warna,distribusi dan kondisi rambut,      
  kesimetrisan organ: alis mata, mata,hidung, mulut dan      
D Telinga      
  b. Perintahkan klien untuk mengangkat alis ,mata, kernyitkan      
  dahi, kembungkan pipi kemudian tersenyum dengan      
  menunjukan gigi      
E Mata      
  a. Inspeksi : bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sclera, pupil      
F Hidung      
  a. Palpasi : hidung luar perlahan-lahan      
  b. Lihat kedua lubang hidung dengan menggunakan speculum hidung      
  c. Lihat garis dari hidung ( mukosa dan rambut hidung)      
  d. Catat jika ada pembengkakan, kemerahan, pertumbuhan ataupun      
  Cairan      
  e. Lihat posisi septum nasal      
  f. Lihat turbin inferior dan medialis      
  g. Lihat membran mukosa cek adanya cairan yang purulen atau polip      
  Hidung      
G Mulut      
  a. Atur posisi klien duduk, sejajar      
  b. Amati bibir untuk mengetahui kelainan kongenital bibir sumbing      
  warna bibir, ulkus lesi dan massa      
c. Amati gigi, anjurkan klien membuka mulut, jika perlu gunakan
  spatel      
H Lidah      
  d. Amati setiap gigi : posisi, jarak, warna, lesi atau adanya tumor      
  e. Perhatikan kebersihan mulut dan adanya bau      
f. Klien menjulurkan lidah, dan amati warna, ulkus, dan jika ada
  kelainan      
  Lainnya      
g. Amati selaput lendir mulut: warna, pembengkakan, tumor, ulkus
  dan      
  Perdarahan      
I Telinga      
  a. Atur posisi klien duduk      
  b. Inspeksi telinga luar : ukuran, bentuk, warna, lesi dan adanya massa      
c. Palpasi : Pegang telinga dengan jempol dan jari telunjuk, palpasi
  kartilago      
  secara sistematis, catat bila ada nyeri      
  palpasi kartilago secara sistematis, catat bila ada nyeri      
  d.Kaji telinga dalam dengan cara menarik daun telinga ke arah bawah      
  e.Amati pintu masuk lubang telinga dan perhatikan ada peradangan,      
  perdarahan, kotoran atau tidak      
f, Amati membran timpani dengan menggunakan otoskop : Amati
  bentuk,      
  warna, perforasi, adanya darah atau cairan      
  g. Lakukan pemeriksaan ketajaman pendengaran      
4 Pemeriksaan Fisik Abdomen      
a. Inspeksi : kontor abdomen, warna dan keadaan kulit abdomen dan
  Umbilicus      
  b. Auskultasi : Bising usus dengan cara menekan bel dan diafragma      
abdomen sebelum memutuskan bising usus tidak ada, perawat harus    
  mendengarkan selama 5 menit    
  c. Perkusi : lakukan secara sistematik pada semua area abdomen      
  •Bunyi flatness normalnya ditemukan sepanjang batas iga kanan 1-3 cm    
dibawah
  iga dari hepar      
• Bunyi pekak diatas simfisis pubis menunjukan kandung kemih yang
  penuh      
  pada anak kecil ini normal      
  • Timpani normalnya terdengar di seluruh abdomen      
  d. Palpasi :      
  •Jika anak mengeluh nyeri pada abdomen maka lakukan pada area      
  tersebut belakangan maka lakukan pada area tersebut belakangan      
•Palpasi superficial kaji abdomen terhadap nyeri tekan, lesi superficial,
  tonus otot,    
turgor ( mencubit kulit), hiperestesis kutaneus (mengangkat lipatan
  kulit      
  tapi bukan mencubit)      
•Lakukan palpasi dalam dengan menempatkan satu tangan di atas
  tangan      
  yang lain atau menopang struktur anterior dengan tangan lain, lakukan      
Palpasi dari kuadran bawah keatas sehingga pembesaran hati dapat
  terdeteksi      
• Palpasi terhadap hernia inguinalais : Selipkan jari yang kecil ke
  dalam      
  Seluruh inguinalis di dasar skrotum      
• Palpasi terhadap hernia femoralis: temukan nadi femoralis, letakan jari
  telunjuk    
di atas nadi dan jari manis bagian tengah medial terhadap kulit. Jari manis
  di atas    
  area di mana herniasi terjadi      
5 Pemeriksaan Fisik Jantung dan Paru      
a. Inspeksi : Perhatikan bentuk dada ( iga, sternum, dan kolumna
  vetbralis) dari    
depan ke belakang cari adanya deformitas, perhatikan intercostal,
  mencekung      
  atau adanya retraksi pada saat inspirasi      
  b. Palpasi :      
  •Letakkan kedua tangan pada bagian dada      
  •klien di minta tarik nafas      
  • Rasakan gerakan dada bandinkan antara kanan dan kiri      
  • Bandingkan vocal fremitus kanan dan kiri      
  •Perhatikan dada bagian depan di daerah jantung      
  c. Perkusi : lakukan secara sistematik pada semua area      
•Lakukan secara sistematis dari atas ke bawah dari supraclavikular
  kemudian      
  turun ke bawah, setiap satu intercosta, bandingkan kanan dan kiri      
• Lakukan juga perkusi dari belakang mulai dari atas ke bawah secara
  sistematis,    
  bandingkan sisi kanan dan kiri      
  d. Auskultasi Paru      
  • Klien tarik nafas pelan - pelan dengan mulut terbuka      
  • Lakukan auskultasi secara sistematis, dengarkan secara lengkap satu      
  Periode inspirasi dan ekspirasi      
•Mulailah di daerah depan di atas klavikula dan teruskan aulkultasi ke
  sisi-sisi    
Dinding
  •Auskultasi bagian belakang dada mulai dari ats ke bawah      
  •Perhatikan dan catat suara - suara saat auskultasi      
  e. Auskultasi Jantung      
  •Klien diminta berbaring dengan sudut 30⁰      
  •Anjurkan klien untuk rileks      
•Pusatkan perhatian pada suara dasar jantung kemudian baru
  perhatikan      
  Suara tambahan      
•Auskultasi di beberapa tempat, perhatikan irama, frekuensi suara,
  jantung      
  •Usahakan dapatkan kesab intensitas suara jantung      
  •Perhatikan adanya suara tambahan atau suara yang pecah      
  D. Tahap Terminasi      
1 Melakukan evaluasi tindakan      
2 Berpamitan dengan klien      
3 Membereskan alat-alat      
4 Mencuci tangan      
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan      

PEMERIKSAAN FISIK REMAJA

NO TINDAKAN YA TIDAK
  Fase Pra Interaksi    
1 Melakukan pengecekan program terapi    
2 Siapkan diri perawat/ mahasiswa    
  Fase Orientasi    
1 Mencuci tanggan    
2 Persiapan Alat    
  a.Stetoskop    
  b. Spatel Lidah    
  c. Pen Light    
  d. Meteran    
  e. Spekulum hidung    
  f. Otoskop    
  g. Oftalmoskop    
3 Pemeriksaan head to toe:    
A Kepala    
Inspeksi : rambut, kulit kepala, benjolan, wajah simetris /
  tidak    
  ekspresi wajah    
B Mata    
a.Inspeksi : posisi dan kesejajaran mata, alis mata, kelopak
mata, apparatus lakrimalis, sklera, konjungtiva, kornea,
  iris    
b.Inspeksi: adanya keloid, kista epdermoid, lubang telinga
  dan    
  gendang telinga dengan spectrum otoskop terhadap    
serumen,
  otitis ekstirna, otitis media akut    
C Hidung    
a. Inspeksi : hidung eksternal, inspeksi melalui speculum
  pada    
  mukosa hidung terhadap pembengkakan    
  b. Palpasi : sinus terhadap nyeri tekan    
D Mulut    
  Inspeksi : terhadap bibir, mukosa oral, gusi, gigi, lidah    
E Faring    
  Inspeksi : terhadap ukuran dan penampilan tonsil    
F Leher    
a. Inspeksi : jaringan parut, massa, tortikolis, inspeksi
  kelenjar    
  tiroid terhadap goiter    
  b. Palpasi : kelenjar limfe terhadap limfadenopati servikal    
G Thoraks dan paru    
  a. Inspeksi thoraks : frekuensi, irama, takipnea, hiperpnea,    
  pernafasan chyne-stoke    
b. Inspeksi dada : deformitas atau asimetris, retraksi
  inspirasi.    
c. Palpasi dada : area nyeri tekan, akspansi pernafasan,
  fremitus    
  Taktil    
d. Auskultasi : bunyi nafas & adanya bunyi tambahan
  seperti    
  krakles (mengi,ronkhi)    
H Payudara dan Aksila    
  a. Inspeksi : ukuran, simetris, komtur, penampilan kulit,    
  kemerahan, pigmentasi    
b. Palpasi aksila : kelenjar aksila sentralis thd
  limfadenopati    
I System kardiovaskuler    
  a. Palpasi :denyut radialis thd frekuensi dan irama jantung,    
  denyut jantung karotis    
b. Auskultasi : untuk menghetahui murmur yang
  ditransmisikan    
  dari jantung    
J Abdomen    
  a. Inspeksi : kulit, umbilicus, simetris, pembesaran organ    
  b. Auskultasi : bising usus, desiran    
c. Perkusi : terhadap proporsi dan pola timpani serta
  kepekakan    
d. Palpasi : adanya nyeri tekan, adanya tumor, viskus
  distensi    
K Genetalia pada pria dan wanita    
a. Inspeksi : perkembangan penis, kulit , rambut pd bagian
  dasar,    
  kontur skrotum    
b. Palpasi : lesi pd penis, benjolan pd testis, nyeri tekan,
  palpasi    
  lingkar inguinal    
  c. Inspeksi : genetalia eksterna dan interna (labia, klitoris,    
  orifisium uretra, introitus)    
  d. Palpasi : nyeri tekan kelenjar bartholinis    
L Anus dan Rectum    
  a. Inspeksi : adanya hemoroid    
  b. Palpasi : adanya kanker rektal    
M Ekstermitas Atas    
a. Inspeksi : ukuran, simetris, warna, tekstur kulit dan
  kuku    
  b. Palpasi : denyut radialis, brokhialis    
N Ekstermita Bawah    
a. Inspeksi : ukuran, simetris, adanya pembengkakan,
  warna    
  dan tekstur kulit    
b. Palpasi : denyut femoralis, popliteal, dorsalis pedis,
  tibialis    
  Posterior    
  D. Tahap Terminasi    
1 Melakukan evaluasi tindakan    
2 Berpamitan dengan klien    
3 Membereskan alat-alat    
4 Mencuci tangan    
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan    

FORMAT PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR


Pengkajian

1. Identitas klien
Nama :
Tanggal lahir :
Umur :
Agama :
Diagnosa medis :
Tgl. Dikaji :
Tgl. Masuk RS :
No. Medrec :
Golongan Darah :
Nama Ayah/Ibu :
Pekerjaan Ayah/Ibu :
Pendidikan Ayah/Ibu :
2. Keluhan utama/alasan masuk RS
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Prenatal :
b. Natal :
c. Post natal :
5. Riwayat Penyakit Dahulu
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
7. Genogram (jika diperlukan)
8. Riwayat Imunisasi
9. Riwayat Psikososial
10. Lingkungan dan tempat tinggal

11. Pemeriksaan Fisik:

a. Aktivitas/Istirahat

b. Pernapasan dan Peredaran Darah

c. Suhu Tubuh

d. Kulit

e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas

f. Tali Pusat

g. Refleks

Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :

1) Refleks moro (refleks terkejut).

2) Refleks menggenggam (palmer graps).

3) Refleks berjalan (stepping).


4) Refleks mencari (rooting).

5) Refleks menghisap (sucking).

h. Berat Badan

i. Mekonium

j. Antropometri

k. Seksualitas

Contoh LAPORAN KASUS PADA ANAK SAKIT


1. PENGKAJIAN

1. Identitas klien
Nama :
Tanggal lahir :
Umur :
Agama :
Diagnosa medis :
Tgl. Dikaji :
Tgl. Masuk RS :
No. Medrec :
Golongan Darah :
Nama Ayah/Ibu :
Pekerjaan Ayah/Ibu :
Pendidikan Ayah/Ibu :
2. Keluhan utama/alasan masuk RS
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Prenatal :
b. Natal :
c. Post natal :
5. Riwayat Penyakit Dahulu
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
7. Genogram (jika diperlukan)
8. Riwayat Imunisasi
9. Riwayat Psikososial
10. Lingkungan dan tempat tinggal
11. Kebutuhan dasar (makan, minum, eliminasi, tidur, aktivitas bermain)
12. Pemeriksaan fisik (antropometri, keadaan umum, kepala, mata, Sistem pencernaan,
Sistem Pernafasan, Sistem kardiovaskuler, Sistem integument, Sistem perkemihan,
Dampak hospitalisasi)
13. Pemeriksaan perkembangan
14. Pemeriksaan penunjang (Laboratorium, Radiologi)
15. Informasi tambahan
16. Analisis data
17. Diagnosa keperawatan
18. Rencana tindakan keperawatan
19. Implementasi keperawatan
20. Evaluasi keperawatan

PANDUAN LAPORAN PADA ANAK KEBUTUHAN KHUSUS


1. Asuhan keperawatan (pengkajian (format baku DDST))
2. RESUME TINDAKAN TERAPI OKUPASI YANG DILAKUKAN OLEH TERAPIS
(MAHASISWA DAPAT IKUT MENDAMPINGI) KEPADA ANAK
a. Tahap Komunikasi
b. Jenis terapi
c. Prosedur dan jalannya terapi
d. Respons Anak/keluarga
e. Hasil pembelajaran anak
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

Kebiasaan Yang Harus Dihindari

LANGKAH-LANGKAH ALASAN TIDAK DIANJURKAN


Menepuk pantat bayi Trauma/cedera
Menekan dada Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian
Menekan kaki bayi ke Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa,
bagian perutnya perdarahan
Membuka sphincter anusnya Merusak /melukai sphincter ani
Menggunakan bungkusan Membakar/hipotermi
panas/dingin
Meniupkan oksigen/udara Hipotermi
dingin pada tubuh/wajah
bayi

Daftar Pustaka
Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing : Caring for Children. New Jersey :
Prentice Hall

Barbara, V.W. et. al. 2000. Nursing Care of the General Pediatric SurgicalPatient.

Maryland : Aspen Publication

Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their families:The
continuum of care. Philadelphia: W.B.Saunders Company.

Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticut : Appleton
dan Lange.

Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007). Wong’s Nursing Care of Infants and

Children”. (8th edition). Canada: Mosby Company.

Hockenberry, Wilson. (2008). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. (8th ed.). St. Louis:
Mosby Elseiver

Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphian :
Lippincott.

Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of Children and Families.
Redwood City : Addison Wesley

Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatric clinical assessment: Skills and procedures.
Philadelphia: Lippincot

Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas Ilmu
Kedokteran Universitas Indonesia.

Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis : Mosby Year
Book

Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of pediatric nursing, St. Louis
: Mosby.

Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and children, (7th
edition), St. Louis: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai