Oleh
Andri Amaliel Managanta1,2)
ABSTRAK
Penggunaan pupuk organik dapat diindentifikasi lebih awal melalui intensi. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi motivasi, persepsi terhadap intensi penggunaan
pupuk organik, menganalisis hubungan motivasi, persepsi terhadap intensi penggunaan
pupuk organik. Menganalisis pengaruh norma subjektif, persepsi pengendalian perilaku
dan sikap individu terhadap intensi penggunaan pupuk organik. Penelitian dilaksanakan
dikelompok tani Rahayu Mekar Leuwibatu Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
Populasi 110 petani dan sampel sebanyak 64 orang petani. Pengujian hipotesis
penelitian dilakukan dengan menggunakan model analisis jalur (path analysis) dan
pengolahan data menggunakan program Lisrel 9.2 dan smartPLS 3.0. Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan antara motivasi dan persepsi petani padi terhadap
intensi penggunaan pupuk organik. Ini berarti semakin tinggi motivasi dan persepsi petani
maka akan semakin tinggi pula intensi penggunaan pupuk organik pada petani. Adanya
pengaruh dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif dan persepsi pengendalian
perilaku petani padi terhadap intensi penggunaan pupuk organik.
1) Staf
Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sintuwu Maroso
2) Mahasiswa Program Doktor Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
diakui secara luas dapat Penggunaan pupuk organik
meningkatkan produksi tanaman dapat diindentifikasi lebih awal
pertanian. Pupuk anorganik secara melalui intensi penggunaan, dalam
umum dinilai memiliki beberapa hal ini petani padi didesa Leuwibatu.
kelebihan antara lain praktis dari Intensi penggunaan tersebut
penggunaannya, hasilnya lebih dipengaruhi oleh motivasi petani
cepat diketahui, dan lebih efisien terhadap kebutuhan yang dirasakan
baik dari segi waktu maupun secara petani. Menunjukkan dorongan yang
ekonomi. Salah satu cara menyebabkan mereka
penggunaan pupuk yang ramah menggunakan pupuk organik. Selain
lingkungan ialah menggunakan itu, intensi penggunaan juga
pupuk organik, ada beberapa dipengaruhi oleh persepsi petani
kelebihan, seperti harganya murah, terhadap pupuk organik yang dikenal
mudah didapatkan, mudah terurai di memiliki berbagai kelebihan dan
alam dan relatif aman terhadap kekurangan. Theory of Planned
organisme yang bermanfaat bagi Behavior juga menjabarkan bahwa
tanaman. Salah satu daerah yang intensi penggunaan dipengaruhi oleh
memproduksi beras dan sikap petani terhadap suatu
menggunakan pupuk anorganik tindakan, yaitu penggunaan pupuk
yang masih tinggi adalah desa organik; norma subjektif petani
Leuwibatu Kecamatan Rumpin berdasarkan acuannya dan persepsi
Kabupaten Bogor. petani terhadap kontrol perilaku
Petani masih banyak memilih yang dapat petani lakukan. Tujuan
menggunakan pupuk anorganik penelitian ini adalah (1)
karena produksi yang dihasilkan mengidentifikasi motivasi, persepsi
tidak sebanding dengan produksi terhadap intensi penggunaan pupuk
pada saat menggunakan pupuk organik, (2) menganalisis hubungan
organik dan observasi yang motivasi, persepsi terhadap intensi
dilakukan dilokasi penelitian penggunaan pupuk organik, (3)
menunjukkan sedikit petani yang menganalisis pengaruh norma
menggunakan pupuk organik yang subjektif, persepsi pengendalian
diberikan pemerintah dalam bentuk perilaku dan sikap individu terhadap
bantuan langsung pupuk organik intensi penggunaan pupuk organik.
(BLP organik). Oleh karena itu,
untuk meningkatkan penggunaan
METODE PENELITIAN
pupuk organik di kalangan petani
terutama petani padi didesa Penelitian telah dilaksanakan
Leuwibatu Kecamatan Rumpin dikelompok tani Rahayu Mekar
Kabupaten Bogor perlu dilakukan Leuwibatu Kecamatan Rumpin
penelitian intensi penggunaan pupuk Kabupaten Bogor. Pengambilan data
organik oleh petani padi kelompok pada bulan November. Pemilihan
tani Rahayu Mekar berdasarkan tempat penelitian dilakukan secara
Theory of Planned Behavior. purposive berdasarkan
2
pertimbangan bahwa lokasi tersebut Analisis deskriptif digunakan
merupakan salah satu sentra untuk mengetahui sebaran data
produsen beras di Kecamatan yang diperoleh.Data deskriptif yang
Rumpin Kabupaten Bogor. sudah diolah disajikan dalam bentuk
Pengumpulan data melalui survei tabel frekuensi.Untuk analisis
dimana data dikumpulkan dari deskriptif, beberapa data
sejumlah responden dengan karakteristik diperlakukan sebagai
menggunakan kuesioner. data ordinal.Usia dikategorikan
Populasi dari penelitian ini berdasarkan pengelompokan usia.
adalah petani padi di dikelompok Lama pendidikan dikategorikan
tani Rahayu Mekar desa Leuwibatu berdasarkan tingkatan pendidikan
Kecamatan Rumpin Kabupaten formal. Penghasilan, pendapatan,
Bogor. Karakteristik populasi yang luas lahan, status kepemilikan lahan
menjadi objek penelitian adalah dan pengalaman berusahatani
petani padi di kelompok tani Rahayu dikelompokan berdasarkan sebaran
Mekar yang berjumlah sebanyak 110 data sedangkan sumber-sumber
petani. pendapatan tetap diperlakukan
Penentuan responden sampel sebagai data rasio.
diperoleh sesuai populasi sejumlah Variabel motivasi dianalisis
110 petani. Selanjutnya secara dengan mengelompokan pernyataan
proporsional pada unit analisis dalam kuesioner menjadi dua
penelitian ditarik sampel sebanyak kelompok, yaitu motivasi ekstrinsik
64 orang petani. Penarikan atau dan motivasi intrinsik yang meliputi
penentuan jumlah sampel dari alasan keamanan, alasan
populasi petani yang terwakili pada keuntungan ekonomi, dan alasan
petani padi dikelompok tani Rahayu pembelajaran. Hasil penjumlahan
Mekar, dilakukan dengan skor pada tiap variabel yang meliputi
menggunakan rumus Slovin. persepsi, sikap terhadap perilaku,
Instrumen yang mengukur, norma subjektif, persepsi
terdiri dari komponen sikap terhadap pengendalian perilaku, dan intensi
perilaku, norma subjektif, persepsi penggunaan.
pengendalian perilaku, dan intensi Instrumen pengukuran
penggunaan. Data yang persepsi terdiri dari skala Likert 1
dikumpulkan diolah dan dianalisis sampai 5. Skor total pada variabel
dengan menggunakan perangkat persepsi dibagi menjadi tiga kategori
lunak komputer yaitu Miscrosoft sehingga diperoleh persepsi kategori
Excel, SPSS for Windows, Lisrel 9.2 rendah, sedang dan tinggi. Penilaian
dan SmartPLS 3.0. Proses setiap komponen model TPB
pengolahan data yang dilakukan menggunakan skala Likert 1 sampai
mencakup entry data, editing, 5. Pemberian skor pada variabel
coding, cleaning, dan analisis sikap terhadap perilaku, norma
statistik. subjektif, dan persepsi pengendalian
perilaku dilakukan dengan cara
3
mengalikan kedua komponen dari rata-rata antara 200 oC sampai 300
o
masing-masing variabel lalu C. Curah hujan tahunan antara
dijumlakan sesuai dengan model 2.500 mm sampai lebih dari 5.000
TPB. mm/tahun.
Topografi wilayah binaan
Gobang secara umum untuk lahan
HASIL DAN PEMBAHASAN darat adalah berbukit dengan
kemiringan 6 – 10 dengan pH tanah
Gambaran Umum Lokasi 4 – 5 , sedangkan untuk lahan
Penelitian sawah landai sampai datar dengan
kemiringan antara 5 – 8%, dengan
Letak wilayah Leuwibatu
jenis tanah latosol dengan pH 4 – 5.
berada di wilayah Kecamatan
Jumlah penduduk di Wilayah binaan
Rumpin dan termasuk wilayah
Gobang sebanyak 18.042 orang
pengembangan pembangunan
terdiri dari laki –laki 9.678 orang dan
Kabupaten Bogor bagian barat,
perempuan sebanyak 8.364 orang,
dengan jarak jangkauan dari Desa
dengan jumlah Kepala Keluarga
terjauh yaitu Desa Gobang ke kota
(KK) sebanyak 3.378 KK. Jumlah
Kecamatan ± 5 km, jarak jangkauan
penduduk berdasarkan tingkat
ke Ibu Kota Kabupaten ± 30 km dan
pendidikan terbanyak adalah lulusan
jarak jangkauan ke Ibu Kota Provinsi
SD dengan 5.115 orang.
± 130 km. Wilayah binaan Gobang
Tingkat kesejahteraan
terdiri dari 2 Desa, yaitu Desa
masyarakat tidak terlepas dari
Gobang dan Leuwibatu yang terdiri
tingkat pendapatan perkapita
dari 8 (delapan) kelompok tani
masyarakat itu sendiri. Pendapatan
tanaman pangan dengan keadaan
perkapita masyarakat telah
transportasi lancar. Luas wilayah
mengalami peningkatan, akan tetapi
binaan Gobang yang berada di
kondisi ini belum sepenuhnya
Wilayah BP3K Leuwiliang adalah
memberikan gambaran pemerataan
3507,71 Ha yang terdiri dari: Desa
bagi masyarakat. Beberapa kondisi
Gobang 980 Ha dan Desa
kemasyarakatan satu sama lain
Leuwibatu 2527,71 Ha. Sebelah
saling berkaitan khususnya alam
Barat Berbatasan dengan Desa
upaya peningkatan Indeks
Mekar jaya, sebelah Timur
Pembangunan Manusia. Penduduk
berbatasan dengan Desa Cidokom,
Desa Leuwibatu sebagian besar
sebelah Utara berbatasan dengan
bermata pencaharian dibidang
Desa Rabak dan sebelah selatan
pertanian yaitu sebagai petani dan
berbatasan dengan kecamatan
buru tani, perkebunan bidang jasa
Leuwisadeng. Iklim di Leuwibatu
dan perdagangan. Kondisi keadaan
menurut klasifikasi Schmidt dan
ekonomi masyarakat sedikit banyak
Ferguson, termasuk Iklim Tropis tipe
dipengaruhi adanya jalur
A (sangat basah) di bagian selatan
transportasi dan sarana
dan tipe B (basah). Suhu berkisar
perhubungan yang belum memadai.
4
Jumlah kelembaagan tani seperti biasa, jenis padi yang
yang ada di wilayah Gobang, adalah ditanam adalah Ciherang.
8 (delapan) kelompok tani tanaman
pangan yang terletak di Desa Karakteristik Petani
Gobang 4 (empat) kelompok dan di
Responden dalam penelitian
Desa Leuwibatu 4 (empat) kelompok
ini adalah petani padi yang ada
Tani dan 2 (dua) serta 1 Kelompok
petani padi dikelompok tani Rahayu
Ternak di Desa Gobang dan 1
Mekar desa Leuwibatu Kecamatan
Kelompok Ternak di Desa Leuwibatu
Rumpin Kabupaten Bogor.
serta 1 Kelompok Hutan di Desa
Penetapan jumlah sampel dilakukan
Leuwibatu Gabungan Kelompok
berdasarkan jumlah populasi
Tani yang terletak di Desa Gobang
sebanyak 110 petani padi sehingga
dan Leuwibatu 2 Kelompok P3A
total sampel sebanyak 64
Mitra. Saat penelitian dilakukan
responden. Hasil dari kuesioner oleh
sedang dalam musim panas dan
responden tersebut dapat membantu
banyak petani yang mengatakan
dijadikan dasar untuk melihat
sangat tidak menyenangkan
karakteristik petani Rahayu Mekar
berusahatani padi pada musim
desa Leuwibatu Kecamatan Rumpin
panas. Namun hal ini tidak
Kabupaten Bogor.
menjadikan mereka berhenti untuk
berusahatan dan tetap menanam
5
Tanggungan Keluarga
1 – 3 Orang 8 12.5
4 – 7 Orang 47 73.5
8 – 11 Orang 9 14.0
Luas Lahan (m2)
750 – 1000 10 16.0
1500 – 2000 43 67.0
2500 – 3000 5 7.8
3500 – 4000 3 4.6
4500 – 5000 3 4.6
Lama Berusahatani
10 – 18 43 67.2
19 – 27 16 25.0
28 – 36 5 7.8
Luas Lahan (Ha)
0.075 – 0.20 56 87.5
0.30 – 0.40 5 7.8
0.50 – 0.60 3 4.7
Pendapatan (Rp)
100.000 - 1.000.000 1 1.6
1.100.000 - 2.000.000 61 95.2
2.100.000 - 3.000.000 2 3.2
6
merupakan bagian dari petani dan akan lebih mudah kreatif, lebih kuat
melekat pada diri seseorang. dan lebih dinamis dalam mengikuti
perkembangan teknologi dan
Pendapatan kemajuan pertanian. Orang yang
lebih tua cenderung kurang
Pendapatan keluarga
responsif terhadap ide-ide baru.
merupakan jumlah uang yang
Terdapat faktor yang menentukan
diperoleh keluarga perbulan dari
seseorang yang berhubungan
berbagai sumber pendapatan
dengan umur (usia).
keluarga (pertanin dan sumber lain).
Hal menunjukkan pendapatan
Pendidikan
keluarga responden paling rendah
adalah Rp 1.000.000,- dan Semua responden dapat
pendapatan keluarga responden membaca dan menulis sehingga
paling tertinggi adalah Rp mampu menerima informasi
2.500.000,-. Hampir seluruh dari pertanian yang sudah diperoleh
responden memiliki pendapatan sebelum dipergunakan. Di lokasi
diantara Rp 1.100.000 – 2.000.000 penelitian petani padi bervariasi.
(95.2%). Berdasarkan pengamatan Tingkat pendidikan yang memadai
yang dilakukan dan hasil diskusi dapat membuat petani mampu
dengan petani didapatkan bahwa menyesuaikan setip perkembangan
petani lebih mengutamakan pertanian baik itu input produksi
peningkatan produksi dibandingkan sampai pemasaran hasil. Dari hasil
nilai jualnya dan apabila petani identifikasi di lapangan, pendidikan
mengubah pola budidaya dengan petani bervariasi mulai dari tamat SD
memperhatikan pengelolaan sebesar 42%, SLTP 40% dan SLTA
usahatani dengan metode pertanian 18%. Hal ini menunjukkan bahwa
organik, gabah atau padi organik petani padi sudah meraih pendidikan
yang dihasilkan akan lebih mahal sampai ke SLTA walaupun belum
dan pendapatan meningkat didapatkan dalam responden yang
dibandingkan produksi tinggi namun sudah meraih pendidikan sampai
pendapatan tidak mengalami perguruan tinggi. Untuk lebih mudah
peningkatan. mengakses setiap informasi
penggunaan pupuk organik dapat
Umur ditunjang oleh pendidikan yang
tinggi.
Berdasarkan penelitian
Berdasarkan hasil wawancara
rentang usia terbanyak adalah 43 –
terlihat bahwa tingkat pengetahuan
55 tahun dan berada di rentang usia
petani padi terhadap pupuk organik
produktif. Usia yang produktif akan
baik. Pengetahuan tetang kegunaan
sangat memberikan kesempatan
dalam memperbaiki kesuburan
untuk banyak terlibat secara aktif
tanah, keamanan terhadap tanaman
dalam mengusahakan usahatani.
padi, meningkatan pertumbuhan
Selain itu petani yang lebih mudah
7
tanaman walaupun relatif orang termasuk ideal sesuai anjuran
pertumbuhannya relatif lambat. pemerintah yaitu dua orang anak
Semakin lama pendidikan petani ditambah kedua orangtua.
padi akan semakin berkembang Tanggungan keluarga merupakan
wawasan dan kesadaran petani salah satu alasan utama bagi para
akan manfaat pupuk organik. Petani suami untuk bekerja memperoleh
dengan pendidikan yang lebih tinggi penghasilan. Jumlah tanggungan
akan berpikiran bahwa penggunaan keluarga berhubungan dengan
pupuk orgnik yang memiliki banyak tingkat pendapatan bersih usahatani.
manfaat demi kelestarian Semakin banyak pengeluaran untuk
lingkungan. Petani memandang memenuhi kebutuhan konsumsi
bahwa pupuk organik memiliki fungsi keluarga sehingga akan mengurangi
yang lebih perlu diperhatikan modal untuk kegiatan usahatanin
daripada fungsi sosial. Hal ini selanjutnya.
selaras dengan pendapat Sumarwan
(2011) bahwa tingkat pendidikan Luas Lahan
seseorang akan memengaruhi cara
Terdapat perbedaan
berpikir dan cara pandangnya
perbedaan luas lahan luas 0.50 –
terhadap suatu masalah. Penelitian
0.60 (4.7%), sedang 0.30 – 0.40
Rezvanfar, Eraktan, Olhan (2011)
(7.8%) dan kecil 0.075 – 0.20 (87.5).
bahwa seseorang yang berpendikan
Ini menunjukkan bahwa pada
tinggi akan lebih mudah untuk
umumnya petani padi di Leuwibatu
menerima informasi dan
Kecamatan Rumpin memiliki luas
kemampuan menganalisis suatu
lahan kecil. Luas lahan yang
masalah yang dihadapinya.
memadai akan memacu petani
Pendidikan menunjukkan tingkat
dalam mengoptimalkan
pengetahuan kepintaran yang
usahataninya. Keberadaan lahan
berhubungan dengan daya berpikir
bagi petani itu merupakan
seseorang. Sehingga seseorang
kesempatan yang dapat mendorong
yang memiliki pendidikan yang tinggi
petani untuk terlibat dalam setiap
maka akan semakin luas cara
usahatani. Berdasarkan penelitian
berpikir.
Kartasubrata (1986) dalam
penelitiannya menyimpulkan luas
Tanggungan Keluarga
lahan akan berpengaruh pada jenis
Jumlah tanggungan keluarga intensitas partisipasi masyarakat.
akan berpengaruh terhadap
perekonomian keluarga, semakin Pengalaman
banyak jumlah anggota keluarga
Sebagian besar petani padi di
maka akan semakin meningkat pula
Desa Leuwibatu pengalaman bertani
kebutuhan keluarga, hal ini akan
padi tergolong baru 10 – 18 tahun
membuat biaya hidup meningkat.
(67.2%) ternyata dilokasi penelitian
Jumlah anggota keluarga empat
jumlah petani yang mempunyai
8
pengalaman tergolong belum lama. diri untuk melakukan pekerjaan
Seorang informan M usahatani padi. Ditunjukkan dengan
mengungkapkan “bahwa sudah sebaran responden dominan pada
sejak kecil sering melihat dan kategori sedang sebanyak 31 (48%),
membantu orang tua bertani secara kategori tinggi sebanyak 17
alami, lebih banyak menggunakan responden (27%), kategori rendah
pupuk kandang. Sering mengambil sebanyak 14 responden (22 %),
kotoran ayam di kandang ayam dan sangat tinggi sebanyak 2 responden
menaburi kotoran ayam tersebut (3 %) dan sangat rendah sebanyak 0
dilahan sawah sebelum di lakukan responden (0%). Alasan keamanan,
pengolahan” informan lainnya A juga alasan keuntungan ekonomi dan
mengatakan “jerami padi sisah alasan pembelajaran merupakan
panen tidak dibakar melainkan motivasi intrinsik yang
dibiarkan begitu saja dilahan mempengaruhi petani dalam
pertanian untuk dijadikan pupuk mengusahakan usahataninya.
organik yang dapat menjaga
kesuburan tanah” Motivasi Ekstrinsik
Hasil identifikasi terhadap
Motivasi faktor motif ekstrinsik petani
umumnya memiliki dorongan yang
Motivasi dalam penelitian ini
tinggi dari luar diri untuk melakukan
merupakan faktor kekuatan
pekerjaan. Ditunjukkan dengan
pendorong responden atau yang
sebaran responden pada kategori
menjadi alasan untuk menggunakan
tinggi sebanyak 34 responden (53
pupuk organik. Yang menjadi faktor
%), sedang sebanyak 17 responden
utama petani padi dalam
(26 %), sangat tinggi sebanyak 8
menggunakan pupuk organik adalah
responden dan sangat rendah
alasan keamanan, alasan ekonomi
sebanyak 0 responden (0 %).
dan alasan pembelajaran. Meniru-
Motivasi ekstrinsik menggunakan
niru petani lain, ajakan teman-teman
pupuk organik didapatkan sangat
petani dan saran penyuluh
dipengaruhi oleh petani lain, ajakan
merupakan alasan ekstrinsik yang
teman-teman dan saran dari
paling tidak menjadi pertimbangan
penyuluh.
dari petani. Motivasi petani padi
Motivasi petani padi
merupakan keinginan mendorong
dikelompok tani Rahayu Mekar desa
dalam menggerakan individu dalam
Leuwibatu Kecamatan Rumpin
melakukan kegiatan usahataninya
Kabupaten Bogor untuk
secara baik.
menggunakan pupuk organik
didominasi oleh alasan intrinsik yaitu
Motivasi Intrinsik
menambah keterampilan dan
Hasil identifikasi dari motivasi pengetahuan dan alasan keamanan
intrinsik petani umumnya memiliki baik keamanan terhadap petani dan
dorongan yang sedang dari dalam konsumen, tanaman padi, maupun
9
lahan pertanian. Alasan intrinsik ini budaya tempat tinggal seperti
berkembang di kalangan petani padi keluarga, sekolah, agama, buku-
yang lebih dari separuhnya buku yang dibaca.Inipun sejalan
merupakan petani yang sudah dengan penelitian ini, didapatkan
tua.Penelitian menggunakan bahwa motivasi ekstrinsik memiliki
instrumen motivasi yang terdiri dari peran penting dalam mempengaruhi
pernyataan mengenai motivasi petani padi dalam menerapkan
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi penggunaan pupuk organik.
ekstrinsik merupakan motivasi yang
timbul dari luar atau orang lain. Persepsi
(Padmowihardjo, 1994). Petani
Hasil penelitian terhadap
terdorong melakukan suatu perilaku
petani umumnya memiliki persepsi
karena alasan yang ditimbulkan oleh
tinggi terhadap pupuk
faktor luar seperti ajakan orang,
organik.Ditunjukkan dengan sebaran
perintah orang, gengsi dan lain
responden pada kategori tinggi
sebagainya (Maybery et al, 2005;
sebanyak 32 responden (50 %),
Prager dan Posthumus 2010;
sedang sebanyak 28 responden (44
Prokopy et al, 2008). Hasil penelitian
%), rendah sebanyak 4 responden
Winardi (2002) faktor-faktor motivasi
(6 %).Penelitian yang dilakukan
mencakup kebutuhan-kebutuhan
Rezvanfar et al, (2011) terhadap
pribadi, tujuan-tujuan dan persepsi
petani di Ravansar Country. Provinsi
orang atau kelompok yang
Kermanshah di Iran menunjukkan
bersangkutan dan bagaimana cara
faktor-faktor yang menjadi penentu
memenuhi kebutuhan dan tujuan
utama dari penerapan pertanian
tersebut dapat terealisasi. Motivasi
organik di kalangan petani kecil
merupakan kebutuhan, keinginan
adalah persepsi petani tentang
dan daya gerak diri individu yang
pertanian organik.
mendorongnya untuk melakukan
Mayoritas petani padi
tindakan dalam mencapai
mempersepsikan pupuk organik
kebutuhannya dan berdasarkan
cenderung aman untuk
lahan yang mereka miliki.Tingkat
digunakan.Mereka juga berpersepsi
motivasi mendorong pengambilan
bahwa aplikasi pupuk organik
keputusan petani (Farmar-Bowers
cenderung mudah untuk
dan Lane, 2009). Motivasi sangat
diaplikasikan.Secara umum,
mempengaruhi maysarakat (Watt
persepsi petani padi terhadap
dan Richardson 2007). (Kancans et
penggunaan pupuk organik berada
al, 2008; Pannell et al 2006; Kessler
pada kategori tinggi.
2006; Maybery et al, 2005;
Torkamani, 2005; Willock et al,
1999). Menurut Davis dan
Newstrom (1995) bahwa motivasi
dalam melakukan usahataninya
mencerminkan keadaan lingkungan
10
Dimensi TPB Sikap terhadap akan memberikan manfaat yang
Perilaku, Norma Subjektif, banyak bagi petani.
Persepsi Pengendalian Perilaku
dan Intensi Penggunaan Persepsi Pengendalian Perilaku
Persepsi pengendalian
Sikap Terhadap Perilaku
perilaku berbeda dengan
Sikap terhadap perilaku persepsi.Persepsi pengendalian
dalam penelitian ini merupakan perilaku dalam penelitian ini adalah
sikap contoh terhadap perilaku atau persepsi contoh tentang faktor-faktor
tindakan penggunakan pupuk yang dapat menjadi pengendali
organik. Sikap terhadap perilaku perilaku penggunaan pupuk orgnik
memiliki dua komponen yaitu: dan sebesarapa besar responden
keyakinan perilaku dan evaluasi dapat mengendalikannya. Persepsi
(Ajzen, 1991). Hampir separuh pengendalian perilaku terdiri dari
responden (48.4%) memiliki sikap dua komponen yaitu keyakinan
terhadap perilaku penggunaan pengendalian dan kekuatan faktor
pupuk organik sedang dengan pengendalian (Ajzen, 1991)
persentase tidak jauh dengan Secara keseluruhan
kategori rendah (32.8%). Hal responden (54.6%) memiliki
tersebut berarti responden belum persepsi pengendalian perilaku
banyak memiliki keyakinan yang terhadap perilaku penggunaan
kuat bahwa menggunakan pupuk pupuk organik. Hal tersebut berarti
organik akan memberikan manfaat responden banyak memiliki
yang banyak bagi petani. keyakinan pengendalian dan
kekuatan faktor pengendalian yang
Norma Subjektif rendh bahwa menggunakan pupuk
organik akan memberikan manfaat
Norma subjektif dalam
yang banyak bagi petani.
penelitian ini adalah persepsi
responden terhadap tekanan sosial
Intensi
(pikiran pihak-pihak yang dianggap
berkepentingan dan memiliki Secara keseluruhan
harapan kepada contoh untuk responden (42.2%) memiliki intensi
menggunakan pupuk organik) dan yang sedang terhadap perilaku
sejauh mana keinginan responden penggunaan pupuk organik dan
mematuhinya. Hampir secara akan memberikan manfaat yang
keseluruhan responden (65.6%) banyak bagi petani.
memiliki norma subjektif terhadap
perilaku penggunaan pupuk organik.
Hal tersebut berarti responden
banyak memiliki keyakinan normatif
dan motivasi mematuhi yang sedang
bahwa menggunakan pupuk organik
11
Hubungan Antara Karakteristik semakin tinggi usia responden akan
Responden dengan Motivasi, semakin tinggi motivasi intrinsik (r =
Persepsi dan Intensi 0.257*; p< 0.05). Hasil juga
menunjukkan pula semakin besar
Hubungan Karakteristik luas lahan (r = 0.437**; p< 0.01), dan
Responden dengan Motivasi jumlah keluarga (r = 0.315*; p< 0.05)
semakin besar juga motivasi
Menunjukkan bahwa
responden terhadap penggunaan
semakin tinggi usia responden akan
pupuk organik
semakin rendah motivasi (r = -
0.297*; p< 0.05). Motivasi intrinsik
12
berarti semakin meningkat terhadap pupuk organik.Semakin
pendapatan petani, semakin baik banyak sumber penghasilan petani
persepsi petani terhadap padi maka semakin positif
penggunaan pupuk organik. persepsinya terhadap pupuk
Mayoritas petani padi di desa organik. Persespi petani padi
Leuwiliang mempersepsikan pupuk terhadap pupuk organik sedikit
organik cenderung aman terhadap diperoleh dengan membandingkan
tanaman padi dan terhadap tanah pupuk organik dengan pupuk kimia
atau lahan pertanian. Mereka juga yang sudah pernah mereka
berpersepsi bahwa aplikasi pupuk gunakan. Petani yang memiliki
organik muda untuk sumber penghasilan banyak akan
diterapkan.Hubungan antara lebih berani mencoba atau
karakteristik dengan persepsi yang menggunakan pupuk organik dan
tampak dari penelitian ini adalah akan lebih menolelir kerugian waktu,
hubungan positif signifikan antara tenaga dan uang yang mungkin
jumlah sumber penghasilan petani timbul akibat penggunaan tersebut.
padi dengan persepsi petani
13
Tabel 4. Hubungan Karakteristik Responden Dengan Intensi
Koefisien Korelasi
Sikap Norma Persepsi Intensi
Karakteristik Contoh
Terhadap Subjektif Pengendalian Penggunaan
Perilaku Perilaku
Usia 0.007 0.235 0.239 -0.021
*
Pendidikan 0.132 0.248 0.140 0.106
Penghasilan 0.002 0.084 -0.045 0.331*
Luas Lahan (Ha) 0.057 0.228 0.247* 0.179
Jumlah Keluarga -0.297* 0.133 0.129 -0.205
Lama Berusahatani -0.179 0.049 0.090 -0.04
14
Chi-Square=48.89, df=48, Pvalue=0.0009, RMSEA=0.017
15
Y1 = 0.652*X1 + 0.490*X2 + 0.553*X3, Errorvar.= 0.294 , R² = 0.694
16
Norma subjektif petani lebih Intensi penggunaan tidak
dibangun oleh keyakinan normatif hanya musim tanam ini saja
daripada motivasi mematuhi. Artinya merupakan variabel pembentuk
untuk mengetahui norma subjektif yang paling dominan dalam
petani terhadap pupuk organik, memberikan kontribusi terhadap
dapat dilihat dari keyakinannya variabel intensi penggunaan.Artinya
bahwa orang lain atau figur-figur intensi penggunaan petani padi
sosial yang dimilikinya berpikir terhadap pupuk organik dapat dilihat
bahwa petani seharusnya dari intensi penggunaan musim
menggunakan pupuk organik. tanam berikutnya. Meskipun
Meskipun norma subjektif petani demikian, indikator yang lain dari
padi lebih terlihat dari keyakinan intensi penggunaan 6 bulan kedepan
normatif, motivasi mematuhi tetap juga memiliki kontribusi yang besar
memiliki kontribusi yang besar dan dan signifikan dalam membentuk
signifikan untuk merefleksikan intensi penggunaan petani padi.
norma subjektif petani padi. Hal ini Hasil analisis menggunakan
tidak sesuai dengan Theory of path analysis menunjukkan hasil
Planned Behavior dikemukakan yang sama dengan pernyataan
Ajzen bahwa norma subjektif Ajzen. Hasil menunjukkan bahwa
dibentuk oleh keyakinan normatif sikap terhadap perilaku, norma
dan motivasi mematuhi. subjektif dan persepsi pengendalian
Hasil menunjukkan bahwa perilaku memiliki pengaruh yang
persepsi pengendalian perilaku yang signifikan terhadap intensi. Artinya
dimiliki petani padi hanya dibangun semakin tinggi sikap petani padi
oleh keyakinan dengan kontribusi didesa Leuwibatu Kecamatan
yang sangat besar dan Rumpin Kabupaten Bogor terhadap
signifikan.Kekuatan faktor penggunaan pupuk organik, norma
pengendalian dalam model TPB subjektif dan persepsi pengendalian
petani padi ini sesuai memiliki perilaku akan memberikan pengaruh
kontribusi yang memadai dan terhadap tinggi rendahnya intensi
signifikan. Artinya persepsi petani padi untuk menggunakan
pengendalian perilaku petani padi pupuk organik. Ini sejalan dengan
dapat dilihat dari keyakinannya akan penelitian George (2004); Chen
faktor yang dapat mengendalikan (2009) dan Trisnawati (2011) yang
perilaku atau menghambat perilaku. menunjukkan bahwa semakin baik
Hal ini sesuai dengan Theory of sikap seseorang terhadap suatu
Planned Behavior yang perilaku akan menaikkan intensi
dikemukakan oleh Ajzen bahwa untuk melakukan perilaku tersebut.
persepsi pengendalian perilaku Pengaruh dari norma subjektif
dibentuk oleh keyakinan perilaku terhadap intensi penggunaan
dan juga kekuatan faktor memiliki kesamaan dengan
pengendalian. penelitian George (2004); Chen
(2009) dan Trisnawati (2011).
17
Temuan sesuai dengan TPB petani yang menggunakan dan
mendalilkan bahwa semakin tinggi alasan intrinsik meningkatkan
sikap terhadap perilaku, norma pengetahuan dan keterampilan.
subjektif dan persepsi pengendalian Hasil penelitian juga menunjukkan
perilaku seseorang akan menaikkan bawah petani memiliki persepsi yang
pula niatnya untuk melakukan tinggi terhadap penggunaan pupuk
perilaku tersebut. Sikap terhadap organik. Adanya hubungan antara
perilaku, norma subjektif dan motivasi dan persepsi petani padi
persepsi pengendalian perilaku yang terhadap intensi penggunaan pupuk
memiliki pengaruh signifikan ini organik. Ini berarti semakin tinggi
dapat disebabkan oleh penentuan motivasi dan persepsi petani maka
figur-figur sosial yang tepat pada alat akan semakin tinggi pula intensi
ukur norma subjektif sehingga penggunaan pupuk organik pada
tampak bentuk pengaruh dari norma petani. Adanya pengaruh dari sikap
subjektif terhadap intensi terhadap perilaku, norma subjektif
penggunaan. dan persepsi pengendalian perilaku
Semakin tinggi persepsi petani padi terhadap intensi
pengendalian perilaku petani padi penggunaan pupuk organik.
akan menaikkan intensi petani padi
untuk menggunakan pupuk organik. DAFTAR PUSTAKA
Hal ini sesuai dengan pendapat
Dharmmesta (1998) yang Ajzen I. 1991. The Theory of
menyatakan semakin seseorang Planned Behavior.
merasa bahwa ia memiliki Organizational Behavior and
sumberdaya yang ia yakini dapat Human Decision Processes.
menentukan suatu perilaku maka 50: 179 – 211.
semakin memiliki intensi untuk
Ajzen I dan Fishbein M. 2005.
melakukan perilaku tersebut. Hasil
Theory Based Behavior
ini sejalan dengan hasil penelitian
Change Interventions:
Greiner, 2015; George 2004 ;Chen
Comments on Hobbis and
2009; Charmchian 2013;
Sutton. Journal of Health
Nazarzadehzare dan Dorranib, 2012
Psychology. 10(1): 27–31.
yang menyatakan bahwa persepsi
pengendalian perilaku merupakan Charmchian LM, Malakmohammadi
variabel yang berpengaruh terhadap I, Chizari M, Seidavi A.
intensi. 2011. The role of sericulture
extension for revitalizing of
KESIMPULAN silkworm cocoon production in
Iran. Journal of Food,
Motivasi utama petani padi
Agriculture and Environment. 8
dalam menggunakan pupuk organik
(3 and 4): 1113-1119.
adalah alasan keamanan, baik
terhadap tanah, tanaman maupun
18
Davis K dan Newstrom. (1995). Conservation of the
Perilaku dalam Organisasi. Natural Environment by
Erlangga: Jakarta. Agroforestry System. MAART.
Laboratory of Forest
Dharmmesta BS. 1998. Theory of
Resources, Faculty of
Planned Behavior dalam
Agriculture, Kyoto University
Penelitian Sikap, Niat, dan
Japan.
Perilaku Konsumen. Journal
Kelola 8(7): 85-103. Kessler CA. 2006. Decisive Key
Factors Influencing Farm
Farmar-Bowers and Lane R. 2009.
House Holds Soil and Water
Understanding Farmers
Conservation Investments
Strategic Decision Making
[internet] [diacu pada 24
Processes and the
Februari 2016]. Tersedia pada
Implications for Biodiversity
Applied Geography 26 40-60,
Conservation Policy. Journal of
doi:10/ 1016/ j.apgeog.
Environmental
2005.07.005
Management. 90(2):1135-
1144. Maybery D, Crase L, Gullifer C.
2005. Categorising Farming
Greiner R. 2015. Motivations and
Values as Economic,
Attitudes Influence Farmers’
Conservation and Lifestyle.
Willingness to Participate in
Journal of Economic
Biodiversity Conservation
Psychology. 26: 59–72.
Contracts. Journal Agricultural
Systems. 137:154–165. Nazarzadehzare M, Dorranib K.
2012. Study obstacles and
George JF. 2004. The Theory of
problems of agriculture
Planned Behavior and Internet
extension traning courses from
Purchasing. Journal Internet
extension workers points of
Research. 14(3):198–212.
view participating in the
Kancans R, Hanslip M and Byron I. extension traning courses
2008. Understanding Natural dezful city. Journal of
Resource Management from a Educational and Social
Landholder's Perspective in Research. 2(2):431-440.
the Southern Region of
Pannell DJ, Marshall G R, Barr N,
Tasmania: Results of the 2006
Curtis A, Vanclay F and
Landholder Survey. Bureau of
Wilkinson R. 2006.
Rural Sciences. Canberra.
Understanding and Promoting
Kartasubrata J. 1986. Agroforestry in Adoption of Conservation
Indonesia with Special Practices by Rural
Reference to Tumpangsari in Landholders. Australian
Forest Area. In Comparative Journal of Experimental
Studies on the utilization and
19
Agriculture. 46(10): 1407– Uncertainty. Journal of
1424. Agricultural Systems. 85:138–
154.
Prager K and Posthumus H. 2010.
Socio Economic Factors Watt HMG and Richardson PW.
Influencing Farmers Adoption 2007. Motivational Factors
of Soil Conservation Practices Influencing Teaching as a
in Europe. In T. L. Napier Career Choice: Development
(Ed.), Human Dimensions of and Validation of the FIT
Soil and Water Conservation Choice Scale. Journal of
(pp 203-223): Nova Science Experimental Education. 75(3):
Publishers. 167-202.
Prokopy LS, Floress K, Klotthor- Winardi J. 2002. Motivasi dan
Weinkauf D, Baumgart-Getz A. Pemotivasian dalam
2008. Determinants of Manajemen. Raja Grafindo
Agricultural Best Management Persada. Jakarta.
Practice Adoption: Evidence
Willock I A, Deary G, Edwards-Jones
from the Literature. Journal of
GJ, Gibson M J, McGregor A,
Soil and Water Conservation.
Sutherland JB, Dent O M, and
63 (5): 300-311.
Grieve R. 1999. The Role of
Rezvanfar A, Eraktan G, Olhan E. Attitudes and Objectives in
2011. Determine of Factors Farmer Decision Making:
Associated with the Adoption Business and Environmentally
of Organic Agriculture Among Oriented Behaviour in
Small Farmers in Iran. African Scotland. Journal of
Journal of Agricultural Agricultural Economics 50 (2):
Research. 6(13): 2950-2956. 286-303.
Statistic Book. 2016. The World Wijanto SH. 2008. Structural
Organic of Organic Agriculture. Equation Modeling. Penerbit
Statistic and Emerging Trends Graha Ilmu. Yogyakarta
2016. FIBL and IFOAM –
Organic International.
Sumarwan U. 2011. Perilaku
Konsumen: Teori dan
Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Torkamani J. 2005. Using a Whole
Farm Modelling Approach to
Assess Prospective
Technologies Under
20