Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
FENOMENA DISTRIBUSI

DISUSUN OLEH:

EEN. S (PO714251181016)
EKA OKTAVIANI FAISAL (PO714251181017)
FATMAWATI NURDIN (PO714251181018)
FIRDAH RAHMADANI (PO714251181019)
FRISKA ADELIA S (PO714251181020)
HAERUNNISA NURDIN (PO714251181021)
HELMI ARISA (PO714251181022)
HESTI (PO714251181023)
IKHWATUN MUTMAINNAH (PO714251181024)
JESSICA ALTIN SUHARDI (PO714251181025)
JUMRIANI (PO714251181026)
KHUSNUL KHATIMAH (PO714251181027)
LISDA (PO714251181029)
M. FATHIR AL AKRAM (PO714251181030)

KELAS/KELOMPOK : D4/D2

WAKTU PRAKTIKUM : RABU/24 JUNI 2020

PEMBIMBING : Miftakhatul Jannah, A.Md Farm

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Emulsi, Emulsiones, adalah sistem dispersi kasar dari dua atau lebih cairan
yang tidak larut satu sama lain. Penandaan emulsi diantaranya dari bahasa latin
(Emulgere = memerah) dan berpedoman pada susu sebagai jenis suatu emulsi alam.
Sistem emulsi dijumpai banyak penggunaannnya dalam farmasi. Dibedakan
antara emulsi cairan , yang ditentukan untuk kebutuhan dalam (emulsi minyak ikn,
emulsi parafin)dan emulsi untuk penggunaan luar. Yang terakhir dinyatakan sebagai
linimenta (latin linire = menggosok). Dia adalah emulsi kental (dalam peraturannya
dari jenis M/A), juga sediaan obat seperti salap dan suppositoria dapat
menggambarkan emulsi dalam pengertian fisika (Ditjen POM,1979).
Ahli fisika kimia menentukan emulsi sebagai suatu campuran yang tidak stabil
secara termodinamis, dari dua cairan yang pada dasarnya tidak saling bercampur
Pada percobaan ini kita akan mempelajari cara pembuatan emulsi dengan
menggunakan emulgator dari golongan surfaktan yaitu Tween 80 dan Span 80. Dalam
pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk
diperlihatkan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh
emulgator yang digunakan. (Ditjen POM,1979).
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
Berdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu :
a. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak, terdispersi di dalam fasa air
b. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam fasa minyak.
Emulsi sangat bermanfaat dalam bidang farmasi karena memiliki beberapa
keuntungan, satu diantaranya yaitu dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari
minyak. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat luar misalnya untuk kulit atau
bahan kosmetik maupun untuk penggunaan oral (Arief M, 2003).
B. Tujuan
1. Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan
emulsi
2. Membuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan.
3. Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.
4. Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulsi.

C. Prinsip Percobaan
Penentuan emulsi dengan menggunakan emulgator dengan variasi HLB butuh
dan penentuan kestabilan suatu emulsi dengan nilai HLB butuh yang bervariasi yang
didasarkan pada penampakan fisik dari emulsi tersebut, misalnya perubahan volume,
perubahan warna dan pemisahan fase terdispersi dan pendispersi dalam jangka waktu
tertentu pada kondisi yang dipaksakan (R Voight, 1994).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri dari
paling sedikit dua fasa sebagai globul-globul dalam fasa cair lainnya. Sistem ini
biasanya distabilkan dengan emuulgator.
Emulsi yang digunakan dalam bidang farmasi adalah sediaan yang
mengandung dua cairan immiscible yang satu terdispersi secara seragam sebagai
tetesan dalam cairan lainnya. Sediaan emulsi merupakan golongan penting dalam
sediaan farmasetik karena memberikan pengaturan yang dapat diterima dan bentuk
yang cocok untuk beberapa bahan berminyak yang tidak diinginkan oleh pasien.
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
Berdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu :
1. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak terdispersi di dalam fasa air.
2. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam fasa minyak
Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang
penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak
dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Salah satu emulgator yang aktif
permukaan atau lebih dikenal dengan surfaktan. Mekanisme kerjanya adalah
menurunkan tegangan antarmuka permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan
film pada permukaan globul-globul fasa terdispersinya (Leon, 1994).
Mekanisme kerja emulgator surfaktan, yaitu :
1. membentuk lapisan monomolekuler ; surfaktan yang dapat menstabilkan
emulsi bekerja dengan membentuk sebuah lapisan tunggal yang diabsorbsi
molekul atau ion pada permukaan antara minyak/air. Menurut hukum Gibbs
kehadiran kelebihan pertemuan penting mengurangi tegangan permukaan. Ini
menghasilkan emulsi yang lebih stabil karena pengurangan sejumlah energi
bebas permukaan secara nyata adalah fakta bahwa tetesan dikelilingi oleh
sebuah lapisan tunggal koheren yang mencegah penggabungan tetesan yang
mendekat.
2. Membentuk lapisan multimolekuler ; koloid liofolik membentuk lapisan
multimolekuler disekitar tetesan dari dispersi minyak. Sementara koloid
hidrofilik diabsorbsi pada pertemuan, mereka tidak menyebabkan penurunan
tegangan permukaan. Keefektivitasnya tergantung pada kemampuan
membentuk lapisan kuat, lapisan multimolekuler yang koheren.
3. Pembentukan kristal partikel-partikel padat ; mereka menunjukkan pembiasan
ganda yang kuat dan dapat dilihat secara mikroskopik polarisasi. Sifat-sifat
optis yang sesuai dengan kristal mengarahkan kepada penandaan ‘Kristal
Cair”. Jika lebih banyak dikenal melalui struktur spesialnya mesifase yang
khas, yang banyak dibentuk dalam ketergantungannya dari struktur kimia
tensid/air, suhu dan seni dan cara penyiapan emulsi. Daerah strukturisasi
kristal cair yang berbeda dapat karena pengaruh terhadap distribusi fase
emulsi.
4. Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah satu sediaan yang terdiri dari
dua cairan tidak bercampur, dimana yang satu terdispersi seluruhnya sebagai
globula-globula terhadap yang lain. Walaupun umumnya kita berpikir bahwa
emulsi merupakan bahan cair, emulsi dapat dapat diguanakan untuk
pemakaian dalam dan luar serta dapat digunakan untuk sejumlah kepentingan
yang berbeda.
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan emulgator yang mencegah
koslesensi, yaitu penyatuan tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang
memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati daerah
antar muka antar tetesan dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik
disekeliling partikel yang akan brekoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan
antar permukaan dari fase dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang
akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan dari fase,
hingga meninggalkan proses emulsifikasi selama pencampuran (Ansel C, 1998).
Menurut teori umum emulsi klasik bahwa zat aktif permukaan mampu
menampilakn kedua tujuan yaitu zat-zat tersebut mengurangi tegangan permukaan
(antar permukaan) dan bertindak sebagai penghalang bergabungnya tetesan karena
zat-zat tersebut diabsorbsi pada antarmuka atau lebih tepat pada permukaan tetesan-
tetesan yang tersuspensi. Zat pengemulsi memudahkan pembentukan emulsi dengan 3
mekanisme :
1. Mengurangi tegangan antarmuka-stabilitas termodinamis
2. Pembentukan suatu lapisan antarmuka yang halus-pembatas mekanik untuk
penggabungan.
3. Pembentukan lapisan listrik rangkap-penghalang elektrik untuk mendekati
partikel(1).
HLB adalah nomor yang diberikan bagi tiap-tiap surfaktan. Daftar di bawah
ini menunjukkan hubungan nilai HLB dengan bermacam-macam tipe system:
Nilai HLB Tipe system
3–6 A/M emulgator
7–9 Zat pembasah (wetting agent)
8 – 18 M/A emulgator
13 – 15 Zat pembersih (detergent)
15 – 18 Zat penambah pelarutan (solubilizer)
Makin rendah nilai HLB suatu surfaktan maka akan makin lipofil surfaktan
tersebut, sedang makin tinggi nilai HLB surfaktan akan makin hidrofil.
Cara menentukan HLB ideal dan tipe kimi surfaktan dilakukan dengan
eksperimen yang prosedurnya sederhana, ini dilakukan jika kebutuhan HLB bagi zat
yang diemulsi tidak diketahui. Ada 3 fase:
a. Fase I
Dibuat 5 macam atau lebih emulsi suatu zat cair dengan sembarang
campuran surfaktam, dengan klas kimi yang sama, misalnya campuran
Span 20 dan Tween 20. Dari hasil emulsi dibedakan salah satu yang
terbaik diperoleh HLB kira-kira. Bila semua emulsi baik atau jelek maka
percobaan diulang dengan mengurangi atau menambah emulgator.
b. Fase II
Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB di sekitar HLB yang
diperoleh dari fase I. dari kelima emulsi tersebut dipilih emulsi yang
terbaik maka diperoleh nilai HLB yang ideal.
c. Fase III
Membuat 5 macam emulsi lagi dengan nilai HLB yang ideal dengan
menggunakan bermacam-macam surfaktan atau campuran surfaktan.dari
emulsi yang paling baik, dapat diperoleh campuran surfaktan mana yang
paling baik (ideal) (6).
B. Uraian Bahan
1. Span 80 (4:567)
Nama resmi : Sorbitan monooleat
Nama lain : Sorbitan atau span 80
RM : C3O6H27Cl17
Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, baukarakteristik dari
asam lemak.
Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersidalam air dan
dapat bercampur denganalkohol sedikit larut dalam minyak biji
kapas.
Kegunaan : Sebagai emulgator dalam fase minyak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
HLB : 4,3

2. Tween 80 (4: 509)


Nama resmi : Polysorbatum 80
Nama lain : Polisorbat 80, tween
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna,hampir tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dalam etil asetat
P dan dalam methanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan
dalam biji kapas P
Kegunaan : Sebagai emulgator fase air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
HLB : 15

3. Air suling (4:96)


Nama resmi : Aqua destilata
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai fase air
4. Parafin (FI Ed.III hal 474)
Nama resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama lain : Parafin cair
Pemerian :Cairan kental, transparan, tidak berfluorensensi, tidak
berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai
warna.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut
dalam kloroform dan dalam eter.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan :


a. Alat
1. Gelas Kimia
2. Gelas Ukur
3. Cawan Porselin
4. Pengaduk Elektrik
5. Termometer
6. Penangas

b. Bahan
1. Parfin Cair 20%
2. Tween 80
3. Air ad 100 gram

B. Cara Kerja

1. Dibuat HLB butuh 11 (4%), HLB 12 (5%), dan HLB 13 (6%)


2. Hitung berat tween dan span berdasarkan HLB butuh
3. Timbang tween 80 dalam gelas kimia dan span 80 dalam cawan porselin sesuai
dengan perhitungan untuk membuat emulsi dengan HLB butuh 11,12,dan 13
4. Masukkan air suling kedalam gelas kimia yang berisi tween 80 yang telah
ditimbang HLB butuh 11 lalu panaskan pada penangas air sampai mencapai suhu
60o C (dinyatakan sebagai fase air)
5. Timbang paraffin cair sesuai perhitungan dan masukkan kedalam cawan porselin
yang berisi span kemudian panaskan hingga 60oC diatas penangas air (dinyatakan
sebagai fase minyak)
6. Setelah kedua fase mencapai suhu 60oC pemanasan dihentikan, lalu kedua fase
dicampurkan dengan menuang fase minyak ke dalam fase air lalu diaduk dengan
mixer secara intermitten shaking (berselang) selama 1 menit dan istirahat 20 detik,
hingga 5 kali
7. Masukkan hasil ke dalam gelas ukur
8. Cara yang sama dilakukan untk HLB butuh 12 dan HLB butuh 13
9. Pengamatan dilakukan selama 5 hari
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hari Variasi Konsentrasi Tween dan Span


ke-
4% 5% 6%
-Volume (dgn busa) = 80ml -Volume (dgn busa) = 70 ml -Volume (dgn busa) = 65ml
1 -Warna putih susu -Warna putih susu -Warna putih susu
-Volume fase cair = 40ml -Volume fase cair = 39 ml -Volume fase cair = 44 ml

-Volume = 42,5 ml -Volume (dgn busa) =48,5ml -Volume (dgn busa) = 48ml
-Emulsi tidak berbusa -Volume fase air = 45 ml -Volume fase air = 42 ml
2 -Emulsi berwarna putih -Emulsi pecah, bagian atas -Emulsi pecah, bagian
berwarna kuning muda dan tengah emulsi berwarna
bagian bawah berwarna agak kekuningan.
putih susu.
-Volume = 41 ml -Volume = 45 ml -Volume = 42 ml
-Emulsi pecah, terbentuk -Emulsi pecah, terbentuk dua -Emulsi pecah, terbentuk
3 dua lapisan, bagian atas lapisan, bagian atas dua lapisan, bagian atas
berwarna kuning dan berwarna kuning dan berwarna kuning dan
lapisan bawah berwarna lapisan bawah berwarna lapisan bawah berwarna
putih susu. putih susu. putih susu.

-Volume = 41 ml -Volume = 45 ml -Volume = 45 ml


-Emulsi pecah, terbentuk -Emuli pecah, terbentuk dua -Emulsi pecah, terbentuk
4 dua lapisan, bagian atas lapisan, bagian atas dua lapisan, bagian atas
berwarna kuning dan berwarna kuning dan berwarna kuning dan
lapisan bawah berwarna lapisan bawah berwarna lapisan bawah berwarna
putih susu. putih susu. putih susu.
B. Pembahasan
Pada keadaan dasar termodinamika, emulsi secara fisik tidak stabil. Pengaruh
tegangan antar muka dan pengumpalan mengurangi energi sistem dan proses ini secara
termodinamika disukai. Dalam pembuatan emulsi, sering terjadi ketidakseimbangan.
Keseimbangan berikatan dengan fase minyak dan fase air dengan perbandingan jumlah
bisa dihitung dengan perhitungan HLB butuh.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan HLB yang cocok dengan menggunakan
emulgator golongan surfaktan untuk membuat suatu sediaan emulsi yang stabil. Prosedur
percobaan ini dilakukan dengan membuat 3 macam emulsi dengan perhitungan HLB
butuh 11, 12, dan 13. Kemudian diamati perubahan yang terjadi pada emulsi selama 5 hari
menunjukan HLB 11, 12, dan 13 mengalami demulsifikasi dengan pemisahan sempurna
antara fase minyak dan fase air.
Kestabilan suatu emulsi dapat di pengaruhi oleh teknik pembuatan penambahan
garam atau elektrolit lemah dalam konsentrasi besar mempengaruhi kestabilan emulsi,
pengocokan yang keras. Apabila suatu emulsi dikocok dengan kasar maka partikel –
partikel kecil akan mengadakan kontak menjadi yang lebih besar sehingga emulsi akan
pecah.
Harga HLB memberikan suatu kemungkinan untuk kita mendefenisikan menurut
sifatnya dan untuk mengklasifikasikan tujuaan penggunaan yang sesuai.
Dari hasil praktikum yang kami peroleh, bahwa keseimbangan antara fase minyak
dan fase air dalam penentuan banyaknya emulgator sangat mempengaruhi kestabilan
emulsi tersebut. Seperti pengamatan yang telah dilakukan dengan memakai 3 macam HLB
butuh yaitu HLB butuh 11, 12, dan 13.
Pada hari pertama variasi konsentrasi 4,5 dan 6 persen memgalami perubahan
warna yaitu warna putih susu, baik pada volume fase cair 40ml, 39ml, dan 44ml.
Pada hari kedua sudah mulai mengalami perubahan yang berbeda pada volume
42.5ml pda konsentrasi 4 yaitu emulsi tdk berbusa dan berwarna putih.pada volume 48, 5
pda konsentrasi 5 yaitu emulsi pecah bagian atas berwarna kuning muda dan bagian
bawah berwarna putih susu. Pada volume 65 ml juga memgalami perubahan yang
berbeda dengan konsenttasi 6 yaitu emulsi pecah bagian tengahnya berwarna agak
kekuningan
sedangkan pada hari ketiga dengan volume 41ml pada konsentrasi 4 persen, 45ml
pda konsentrasi 5 persen, dan 42 ml pda konsentrasi 6 persen mengalami perubahan yaitu
emulsi pecah terbentuk dua lapisan bagian atas berwarna kuning dan lapisan bawah
berwarna putih susu.
Pada hari keempat baik volume 41ml pda konsentrasi 4, 45ml pda konsentrasi 5,
dan 45 pda konsentrasi 6 pun mengalami perubahan yang sama yaitu emulsi pecah,
terbentuk dua lapisan, bagian atas berwarna kuning, dan lapisan bawah berwarna putih
susu.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Surfaktan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tween 80 dan span 80.
2. HLB 11, 12, dan 13 mengalami demulsifikasi, dimana terjadi pemisahan secara
keseluruhan antara dua fase dan tidak saling bercampur satu sama lain.
3. Dari percobaan ini pula kita mampu menyimpulkan bagaimana cara pembuatan emulsi
yang baik salah satunya dengan menggunakan teknik kecepatan memutar bahan
emulsi, karena semakin cepat diputar makan akan semakin menurunkan kekentalan
suatu emulsi dan hasilnya akan baik, nilai HLB juga sangat berperan penting dalam
pembentukan emulsi, nilai yang baik untuk sebuah kestabilan emulsi adalah 11, maka
sangat penting untuk menyetarakan nilai HLB dengan nilai HLB butuh minyak, maka
hasil pembuatan emulsi akan bagus dan stabil.
4. Banyaknya span 80 yang dibutuhkan untuk HLB butuh 11 sebanyak 1,53 g, HLB butuh
12 sebanyak 1,43 g, HLB butuh 13 sebanysk 1,15 g. Sedangkan banyaknya Tween 80
untuk HLB butuh 11 sebanyak 2,47 g, HLB butuh 12 sebanyak 3,57 g, dan HLB butuh
13 sebanyak 4,85 g.

B. Saran

Disarankan kepada praktikan untuk lebih teliti dalam melakukan percobaan agar
didapatkan hasil yang sesuai serta alat dan bahan yang akan digunakan agar dilengkapi untuk
menunjang jalannya percobaan.

.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howart C . 1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi . Jakarta : Universitas


Indonesia.

Lachman, Leon. 1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.

Ditjen POM . 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI,.
Anief, M . 2003 . Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik . Yogyakarta : UGM-Press.

R. Voight . 1994 . Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Kelima . Yogyakarta :


Gadjah Mada University Press.

Roth, Hermann, J . 1988 . Analisis Farmasi . Yogyakarta : UGM-Press

Parrot, Eugene L. 1968.Pharmaceutical Technology . Penerbit Burgess Publishing


Company Iowa.

Ansel C. Howard.1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas


Indonesia Press.

Martin, Alfred . 1990 . Farmasi Fisika Edisi I . Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Agoes, G. 2006. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit ITB

Jones, D. 2008. FASTtrack: Pharmaceutics – Dosage Form and Design. London:


Pharmaceutical Press.

Kurniawan, D. W. 2009. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Langley, C. 2008. FASTtrack: Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London:


Pharmaceutical Press.

Perrie, Y. 2010. FASTtrack: Pharmaceutics - Drug Delivery and Targeting. London:


Pharmaceutical Press.

Genaro, R.A., 1990.Rhemingtons Pharmaceutical Science. 18th ed. USA : Mack


Printing Company, Easton, Pennsylvania , 267.

Anda mungkin juga menyukai