Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Toeri


1.1.1 Definisi
Typoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh feses dan urin dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella. (Bruner and Suddart, 2014).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A, B, C. Sinonim dari
penyakit ini adalah typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer,
2015).
Demam typhoid merupakan penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh salmonella thypi. Penyakit ini ditandai oleh panas
berkepanjangan, ditopang dengan bakterimia tanpa keterlibatan struktur
endothelia atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam
sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch
dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi (Nurafif & Kusuma, 2015).

1.1.2 Etiologi
Penyebabnya adalah salmonella parathypi A, B, C, feses dan urin yang
terkontaminasi dari penderita thypus dan salmonella typi/salmonella typhosa
basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora
mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen :
1. Antigen O (Somatik terdiri dari zat komplek lipolisakarida)
2. Antigen H (flagella)
3. Antigen VI dan protein membran hialin

1.1.3 Fisiologi
Susunan saluran pencernaan terdiri dari : oris (mulut), faring (tekak),
esophagus (kerongkongan), ventrikulus (lambung), intestinum minor (usus
halus), intestinum mayor (usus besar), rectum dan anus. Pada kasus demam
thypoid, salmonella typi berkembang biak di usus halus ( intestinum minor ).
Intestinum minor adalah bagian dari system pencernaan makanan dan absorbsi
hasil pencernaan yang terdiri dari : lapisan usus halus, lapisan mukosa

1
(sebelah dalam ), lapisan otot melingkar (muskulus sikuler), lapisan otot
memanjang (muskulus longitudinal) dan lapisan serosa ( sebelah luar ).
Usus halus terdiri dari duodenum ( usus 12 jari ), yeyenum dan ileum.
Duodenum disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu
kuda mlengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pancreas. Dari bagian
kanan duodenum ini terdapat selaput lender yang membukit yang disebut
papilla vateri. Pada papilla vateri ini bermuara saluran empedu (duktus
koledikus) dan saluran pancreas ( duktus wirsung/duktus pankreatikus).
Dinding duodenum ini mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung
kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjar brunner yang berfungsi untuk
memproduksi getah intestinum.
Yeyenum dan ileum mempuyai panjang sekitar ± 6 meter. Dua perlima
bagian atas adalah yeyenum dengan panjang ± 23 meter dari ileum dengan
panjang 4 – 5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding
abdomen posterior dengan perantaraan lipatan kipas dikenal sebagai
mesenterium.
Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang – cabang
arteri dan vena meenterika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara
2 lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium. Sambungan antara
yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas ang tegas.
Ujung dibawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan
lubang yang bernama orifisium ileoseikalis. Orifisium ini diperlukan oleh
spinter ileoseikalis dan pada bagisn ini terdapat katup valvula seikalis atau
valvula baukhim yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam asendens tidak
masuk kembali ke dalam ileum.
Mukosa usus halus merupakan permukaan epitel yang sangat luas melalui
lipatan mukosa dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorbsi. Lipatan
ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang dapat memperbesar
permukaan usus. Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan
kripta yang menghasilkan bermacam – macam hormone jaringan dan enzim
yang memegang perangan aktif dalam pencernaan.
Di dalam dinding mukosa terdapat berbagai ragam sel, termasuk banyak
leukosit. Disana – sini terdapat beberapa nodula jaringan limfe, yang disebut
kelenjar soliter. Di dalam ileum terdapat kelompok – kelompok nodula itu.
Mereka membentuk tumpukan kelenjar peyer dan dapat berisi 20 sampai 30
kelenjar soliter yang panjangnya 1 cm sampai beberapa cm. Kelenjar –
kelenjar ini mempunyai fungsi melindungi dan merupakan tempat peradangan

2
pada demam thypoid. Sel – sel Peyer’s adalah sel – sel dari jaringan limfe
dalam membrane mukosa. Sel tersebut lebih umum terdapat pada ileum
daripada yeyenum.
Absorbsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung dalam
usus halus melalui 2 saluran, yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan saluran
limfe di sebelah dalam permukaan vili usus. Sebuah vili berisikan lacteal,
pembuluh darah epithelium dan jaringan otot yang diikat bersama jaringan
limfoid seluruhnya diliputi membrane dasar dan ditutupi oleh epithelium.
Karena vili keluar daridinding usus maka bersentuhan dengan makanan
cair dan lemak yang diabsorbsi ke dalam lacteal kemudian berjalan melalui
pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler di vili dan oleh vena porta
dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.
Fungsi usus halus :
1) Menerima zat –zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui
kapiler – kapiler darah dan saluran – saluran limfe.
2) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
3) Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
Di dalam usus halus terdapat kelenjar ang menghasilkan getah usus yang
menyempurnakan makanan, yaitu :
1) Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.
2) Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino :
(1) Laktase mengubah lactase menjadi monosakarida.
(2) Maltosa mangubah maltosa menjadi monosakarida
(3) Sukrosa menguba sukrosa menjadi monosakarida.

1.1.4 Patofisiologi

3
Salmonella thyposa

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar limfoid Hati Limpa Endotoksin


usus halus

Hepatomegali Metabolisme
Plaque peyeri di Splenomegali tubuh
ileum terminalis meningkat
Pendesakan ke daerah
ulu hati
Tukak
Hipertermi
Nyeri perabaan
Resiko Merangsang
Perdarahan dan impuls ke
perforasi pada pusat kenyang Gangguan rasa
usus di medulla nyaman
oblongata

Mual dan muntah

Kekurangan volume cairan Nutrisi


kurang dari
kebutuhan
tubuh

1.1.5 Manifestasi Klinis

4
1. Nyeri kepala, lemah, lesu.
2 Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama tiga minggu.
3 Gangguan pada saluran cerna : bibir kering dan pecah-pecah, lidah
ditutupi selaput putih kotor, mual, tidak nafsu makan dan disertai nyeri
pada perabaan.
4 Gangguan kesadaran : penurunan kesadaran (somnolen apatis).

1.1.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah tepi
Didapatkan adanya anemia oleh karena intake makanan yang terbatas,
terjadi gangguan absorbsi, hambatan pembentukan darah dalam sumsum
dan penghancuran sel darah merah dalam peredaran darah. Leukopenia
dengan jumlah lekosit antara 3000 – 4000 / mm3 ditemukan pada fase
demam. Hal ini diakibatkan oleh penghancuran lekosit oleh endotoksin.
Aneosinofilia yaitu hilangnya eosinofil dari darah tepi. Trombositopenia
terjadi pada stadium panas yaitu pada minggu pertama. Limfositosis
umumnya jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin. Laju
endap darah meningkat.
2. Pemeriksaan urine
Didapatkan proteinuria ringan ( < 2 gr/liter ) juga didapatkan peningkatan
lekosit dalam urine.
3. Pemeriksaan tinja
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya perdarahan
usus dan perforasi.
4. Pemeriksaan bakteriologis
Diagnosa pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman salmonella dan
biakan darah tinja, urine, cairan empedu atau sumsum tulang.
5. Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan IGM Salmonela yang menunjukkan positip jika > 6.
6. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi
akbat demam thypoid.

1.1.7 Komplikasi

5
1. Usus : Perdarahan usus, melena, perforasi usus, peritonitis.
2. Organ lain : Meningitis, kolesistitis, ensefalopati, bronkopneumoni.

1.1.8 Penatalaksanaan
1. Tirah baring total selama demam sampai dengan 2 minggu normal
kembali. Seminggu kemudian boleh duduk dan selanjutnya berdiri dan
berjalan.
2. Makanan harus mengandung cukup cairan , kalori dan tinggi protein, tidak
boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan
banyak gas.
3. Obat terpilih adalah kloramfenikol 100 mg/KGB/hari dibagi
dalam 4 dosis selama 10 hari. Dosis maksimal klorampenikol 2
g/hari. Kloramphenikol tidak boleh diberikan bila jumlah leukosit ≤
2000/ul. Bila pasien alergi dapat diberikan golongan penisilin atau
kotrimoksazol.

1.2 Asuhan Keperawatan Teoritis


1.2.1 Anamnesa
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku bangsa,
agama, tanggal MRS, nomor register dan diagnosa medik.
2. Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas / demam yang tidak turun
temurun, nyeri perut, kepala pusing, mual, muntah, anoreksia, diare serta
penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman Salmonella typhi ke
dalam tubuh.
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, DM.
6. Riwayat psikososial dan spiritual
Biasanya anak rewel, bagaimana koping yang digunakan.
7. Pola fungsi kesehatan
1) Pola nutrisi dan metabolisme

6
Anak akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan
muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan
sama sekali.
2) Pola eliminasi
Eliminasi alvi. Anak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah
baring lama. Sedangkan elimnasi urine tidak mengalami gangguan,
hanya warna urine menjadi kuning kecoklatan. Klien dengan demam
thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat
banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan
kebutuhan cairan tubuh.
3) Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar
tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
4) Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan peningkatan
suhu tubuh. (Nursalam, 2005).

1.2.2 Pemeriksaan fisik


1. Keadaan umum
Didapatkan anak tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38 – 41 0 C, muka
kemerahan.
2. Tingkat kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu
apatis sampai somnolent. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah ( kecuali
bila penyakitnya berat dan terlambat mendapat pengobatan ).
3. Sistem respirasi
Pernafasan rata – rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan
gambaran seperti bronchitis.
4. Sistem integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambut agak
kusam.
5. Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah – pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor ( khas ),
mual, munyah, anoreksia dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak
enak, peristaltik usus meningkat.
6. Sistem muskuloskeletal
Klien lemah.

7
7. Sistem abdomen
Dapat ditemukan keadaan perut kembung ( meteorismus ), peristaltik usus
meningkat.

1.2.3 Diagnosa Keperawatan


Hipertermi 00007
Definisi :suhu tubuh inti di atas kisaran normal diurnal karena kegagalan
termoregulasi
Batasan karakteristik
1. Apnea 7. Kulit kemerahan
2. Bayi tidak dapat mempertahankan 8. Kulit terasa gatal
menyusui 9. Letargi
3. Gelisah 10. Postur abnormal
4. Hipotensi 11. Stupor
5. Kejang 12. Takikardia
6. Koma 13. Takipnea
] 14. Vasodilatasi
Faktor yang berhubungan
1. Agens farmaseutikal
7. Penurunan perspirasi
2. Aktivitas berlebihan
8. Penyakit
3. Dehidrasi
9. Sepsis
4. Iskemia
10. Suhu lingkungan tinggi
5. Pakaian yang tidak sesuai
11. Trauma
6. Peningkatan laju metabolisme

NOC
Termoregulasi bayi baru lahir 0801
Definisi :keseimbangan antara produksi pada nmendapatkan panas, dan kehilangan
panas, selama 28 hari pertama setelah melahirkan
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
SKALA OUTCOME KESELURUHAN
terganggu terganggu terganggu terganggu terganggu
080106 Berat badan 1 2 3 4 5 NA
080107 Thermogensesis yang tidak menggigil 1 2 3 4 5 NA
080108 Mengambil postur retensi panas untuk
1 2 3 4 5 NA
hipotermia
080109 Mengambil postur retensi panas untuk
1 2 3 4 5 NA
hipertermia
080110 Penyapihan dari incubator 1 2 3 4 5 NA
080113 Keseimbangan asam basa 1 2 3 4 5 NA
Cukup
Berat sedang ringan Tidak ada
berat
080116 Suhu tidak stabil 1 2 3 4 5 NA
080117 Hipertermia 1 2 3 4 5 NA
080118 Hipotermia 1 2 3 4 5 NA
080119 Nafas tidak teratur 1 2 3 4 5 NA
080120 Takipnea 1 2 3 4 5 NA
080103 Kegelisahan 1 2 3 4 5 NA
080104 Kelesuan 1 2 3 4 5 NA
080105 Perubahan warna kulit 1 2 3 4 5 NA
080111 Dehidrasi 1 2 3 4 5 NA
080112 Glukosa darah tidak stabil 1 2 3 4 5 NA
080114 Hiperbilirubinemia 1 2 3 4 5 NA

8
NOC
Termoregulasi 0800
Definisi :keseimbangan antara produksi panas, mendapatkan panas, dan kehilangan
panas
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
SKALA OUTCOME KESELURUHAN
terganggu terganggu terganggu terganggu terganggu
080009 Merasa merinding saat dingin 1 2 3 4 5 NA
080010 Berkeringat saat panas 1 2 3 4 5 NA
080011 Menggigit saat dingin 1 2 3 4 5 NA
080017 Denyut jantung apical 1 2 3 4 5 NA
080012 Denyut nadi radial 1 2 3 4 5 NA
080013 Tingkat pernafasan 1 2 3 4 5 NA
080015 Melaporkan kenyamanan suhu 1 2 3 4 5 NA
Cukup
Berat sedang ringan Tidak ada
berat
080001 Peningkatan suhu kulit 1 2 3 4 5 NA
080018 Penurunan suhu kulit 1 2 3 4 5 NA
080019 Hipertermia 1 2 3 4 5 NA
080020 Hipotermia 1 2 3 4 5 NA
080003 Sakit kepala 1 2 3 4 5 NA
080004 Sakit otot 1 2 3 4 5 NA
080005 Sifat lekas marah 1 2 3 4 5 NA
080006 Mengantuk 1 2 3 4 5 NA
080007 Perubahan warna kulit 1 2 3 4 5 NA
080008 Otot berkerut 1 2 3 4 5 NA
080014 Dehidrasi 1 2 3 4 5 NA
080021 Kram panas 1 2 3 4 5 NA
080022 Store panas 1 2 3 4 5 NA
080023 Radang dingin 1 2 3 4 5 NA

NIC
Perawatan demam 3740
Definisi : manajemen gejala dan kondisi terkait yang berhubungan dengan
peningkatan suhu tubuh dimediasi oleh pirogen endogen
Aktivitas-aktivitas :
1. pantau suhu dan tanda tanda vital 12. pantau komplikasi yang berhubungan
2. monitor warna kulit dan suhu dengan demam
3. monitor asupan dan keluaran dari 13. pastikan tanda lain dari infeksi yang
perubahan kehilangan cairan yang terpantau pada orang tua
tidak dirasaakn 14. pastikan langkah keamanan pasien
4. beri obat atau cairan iv yang gelisah atau mengalami delirium
5. jangan beri aspirin untuk anak-anak 15. lembabkan bibir dan mukosa hidung
6. tutup pasien dengan selimut atau yang kering
pakaian ringan
7. dorong konsumsi cairan
8. fasilitasi istirahat tetapkan batasan
aktivitas
9. berikan oksigen yang sesuai
10. mandikan pasien dengan air hangat
11. tingkatkan sirkulasi udara

NIC
Kewaspadaan (pencegahan ) hipertermi malignant
Definisi : pencegahan maupun pengurangan terhadaap penggunaan agen farmakologi
selama pembedahan
Aktivitas-aktivitas:
1. tanyakan kepada klien mengenai 13. monitor keabnormalan nilai
riwayat klien laboratorium

9
2. rujuk klien yang memiliki riwayat 14. monitor hasil EKG
keluarga hipertermi malignant untuk 15. hiperventilasi oksigen 100%
pemeriksaan lebih lanjut 16. siapkan dan beri obat-obatan
3. beritahukan tim bedah mengenai 17. berikan cairan normal saline yang
riwayat klien dan status resiko didinginkan
4. pertahankan alat-alat 18. berikan selimut dingin atau alat yang
kegawatdaruratan terkait dengan bersifat mendinginkan
hipertermi 19. balut tubuh dengan handuk basah
5. kaji ulang dengan perawatan atau dingin
hipertermi 20. monitor urine output
6. monitor tanda-tanda vital dan suhu 21. berikan cairan iv yang sesuai untuk
tubuh mempertahankan urine output
7. sediakan mesin anastesia bebas dari 22. inisiasi iv line yang kedua
agen yang memicu klien hipertermi 23. hindari pemberian obat-obatan
8. tempatkan matras air dingin dibawah termasuk kalsium klorida
pasien yang beresiko mengalami 24. kurangi stimulasi lingkungan
hipertermi 25. observasi gejala komplikasi yang
9. hindari penggunaan agen pemicu terlambat
10. monitor gejala hiperterrmi malignant 26. berikan pendidikan kesehatan kepada
11. hentikan prosedur jika tidak klien dan keluarga
memungkinkan
12. sediakan peralatan yang bebas dari
agen

NIC
Pengaturan suhu
Definisi : mencapai atau memelihara suhu tubuh dalam batas normal

Aktivitas-aktivitas :
1. monitor suhu paling tidak setiap 2 14. instruksikan pasien mengenai
jam sesuai kebutuhan tindakan untuk mencegah hipotermia
2. monitor suhu bayi baru lahir sampai dan hipertermi karena paparan
stabil 15. informasikan pada pasien mengenai
3. pasang alat monitor suhu secara indikasi adanya kelelahan akibat
kontinu panas
4. monitor suhu dan warna kulit 16. informasikan mengenai indikasi
5. monitor dan laporkan adanya tanda adanya hipotermia dan penanganan
dan gejala hipotermia dan emergensi yang tepat
hipertermia 17. gunakan matras penghangat atau
6. tingkatkan intake cairan dan nutrisi dingin
yang adekuat 18. sesuaikan suhu ruangan untuk
7. selimuti bayi berat badan rendah kebutuhan pasien
dengan selimut berbahan dari plasitk 19. berikan medikasi yang tepat untuk
8. berikan topi untuk mecnegah mencegah dan mengontrol menggigil
kehilangan panas bayi baru lahir 20. berikan pengobatan antipiretik sesuai
9. tempatkan bayi baru lahir di bawah kebutuhan
penghangat 21. pelihara suhu tubuh yang normal pada
10. pertahankan kelembaban pada 50% pasien yang baru meninggal yang
atau dalam incubator mendonorkan organ dengan

10
11. sebelumnya hangatkan selimut yang meningkatkan suhu udara segera
ditempatkan di dekat incubator
12. intruksikan pasien bagaimana
mencegah keluarnya panas dan
serangan panas
13. diskusikan pentingnya termoregulasi
dan kemungkinan efek negative dari
demam yang berlebihan
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh 00002
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik

Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan


1. Berat badan 20% atau lebih di 1. Faktor biologis
bawah rentang berat badan ideal 2. Faktor ekonomi
2. Bising usus hiperaktif 3. Gangguan psikososial
3. Cepat kenyang setelah makan 4. Ketidakmampuan makan
4. Diare 5. Ketidakmampuan mencerna
5. Gangguan sensasi rasa makanan
6. Kelemahan otot pengunyah 6. Ketidakmampuan
7. Kelemahan otot menelan mengabsorpsi nutrien
8. Kesalahan presepsi 7. Kurang asupan makanan
9. Kram abdomen
10. Kurang minat pada makanan
11. Membrane mukosa pucat
12. Nyeri abdomen
13. Kaetidakmampuan memakan
makanan
14. Pernurunan berat badan dengan
asupan makan adekuat
15. Pernurunan berat badan dengan
asupan makanan adekuat
16. Sariawan rongga mulut
17. Tonus otot menurun

Status Nutrisi 1004

11
Definisi : Sejauh mana nutrisi dicerna dan diserap untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
menyimpang menyimpang menyimpang menyimpang menyimpang
SKALA OUTCOME KESELURUHAN
dari berat dari berat dari berat dari berat dari berat
normal normal normal normal normal
100401 Asupan gizi 1 2 3 4 5 NA
100402 Asupan makanan 1 2 3 4 5 NA
100408 Asupan cairan 1 2 3 4 5 NA
100403 Energi 1 2 3 4 5 NA
100405 Rasio berat badan/tinggi
1 2 3 4 5 NA
badan
100411 Hidrasi 1 2 3 4 5 NA

Status Nutrisi: Asupan Nutrisi


Definisi : Asupan gizi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan metabolik
Sebagian
Tidak Sedikit Cukup Sepenuhnya
SKALA OUTCOME KESELURUHAN besar
adekuat adekuat adekuat adekuat
adekuat
100901 Asupan kalori 1 2 3 4 5 NA
100902 Asupan protein
1 2 3 4 5 NA
100903 Asupan lemak 1 2 3 4 5 NA
100904 Asupan karbohidrat
1 2 3 4 5 NA

100905 Asupan serat 1 2 3 4 5 NA


100906 Asupan vitamin
1 2 3 4 5 NA

100907 Asupan mineral 1 2 3 4 5 NA


100908 Asupan zat besi 1 2 3 4 5 NA
100909 Asupan kalsium 1 2 3 4 5 NA
100910 Asupan natrium 1 2 3 4 5 NA

Manajemen Gangguan Makan 1030


Definisi: Pencegahan dan perawatan terhadap pembatasan diet ketat dan olahraga
yang berlebihn atau perilaku memuntahkan makanan dan cairan
Aktivitas-aktivitas 20. Berikan dukungan terhadap
1. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain peningkatan berat badan dan perilaku
untuk mengembangkan rencana yang meningkatkan berat badan
perawatan dengan melibatkan klien 21. Berikan konsekuensi pengulangan
dan orang-orang terdekatnya dengan ketika berespon dengan kehilangan
tepat berat badan, perilaku mengurangi
2. Rundingkan dengan tim dan klien berat badan atau kurang berat badan
untuk mengatur target pencapaian 22. Beri dukungan (misalnya, terapi
berat badan jika berat badan klien relaksasi, latihan desensitisasi,
tidak berada dalam rentang berat kesempatan untuk membicaran
badan yang direkomendasikan sesuai perasaan) sembari klien juga berusaha
umur dan bentuk tubuh mengintegrasikan perilaku makan
3. Tentukan pencapaian berat badan yang baru, perubahan citra tubuh dan
harian sesuai keinginan gaya hidup
4. Rundingkan dengan ahli gizi dalam 23. Dukung klien dalam menggunakan
menentukan asupan kalori harian buku harian untuk mendokumentsikan

12
yang diperlukan untuk perasaan disela-sela keinginan yang
mempertahankan berat badan yang memaksa untuk memuntahkan
sudah ditentukan makanan dan latihan berlebihan
5. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi 24. Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan
yang baik dengan klien (dan orang untuk meningkatkan berat badan
terdekat klien dengan tepat) 25. Sediakan program latihan di bawah
6. Dorong klien untuk mendiskusikan observasi jika diperlukan
makanan yang disukai bersama 26. Beri kesempatan untuk membatasi
dengan ahli gizi pilihan makanan dan latihan untuk
7. Kembangkan hubungan yang meningkatkan berat badan
mendukung dengan klien Monitor sebagaimana berat badan meningkat
tanda-tanda fisiologis (tanda-tanda sesuai sikap yang diinginkan
vital, elektrolit), jika diperlukan 27. Bantu klien (dan orang-orang terdekat
8. Timbang berat badan klien secara klien dengan tepat) untuk mengkaji
rutin (pada hari yang sama dan dan memecahkan masalah personal
setelah BAB/BAK) yang ber- kontribusi terhadap
9. Monitor intake/asupan dan asupan gangguan makan
cairan secara tepat 28. Bantu klien untuk mengembangkan
10. Monitor asupan kalori makanan harga diri yang sesuai dengan berat
harian badan yang tepat
11. Dorong klien untuk memonitor 29. Rundingkan dengan tim kesehatan
sendiri asupan makanan harian dan lainnya setiap hari terkait derajat
menimbang berat badan secara tepat berikan perkembangan klien
12. Bangun harapan terkait dengan 30. Inisiasi fase mempertahankan
perilaku makan yang baik perawatan klien ketika klien mencapai
intake/asupan makanan/cairan dan berat badan sesuai target dan secara
jumlah aktivitas fisik konsisten menunjukkan perilaku
13. Gunakan kontrak dalam berperilaku makan yang dinginkan sesuai periode
dengan untuk men dapatkan waktu tertentu
perolehan berat badan yang dinginkan 31. Monitor berat badan klien sesuai
atau mempertahankan perilaku secara rutin
14. Batasi makanan sesuai dengan 32. Pertimbangkan variasi berat badan
jadwal, makanan pembuka dan yang dapat diterima sesuai target
makanan ringan 33. Beri tanggung jawab terkait dengan
15. Observasi klien selama dan setelah pilihan-pilihan makanan dan aktivitas
pemberian makan/ma- kanan ringan fisik dengan klien dengan cara yang
untuk menyakinkan bahwa intake tepat adelphia:

13
asupan makanan yang cukup tercapai 34. Berikan dukungan dan arahan jika
dan dipertahankan diperlukan
16. Temani klien ke kamar mandi selama 35. Bantu klien untuk mengevaluasi
observasi pemberian kesesuaian/konsekuensi pilihan
makanan/makanan ringan makanan dan aktivitas fisik
17. Batasi waktu klien dikamar mandi 36. Dudukkan kembali penambahan berat
selama waktu klien tidak dalam badan jika klien mampu
observasi mempertahankan penambahan berat
18. Monitor perilaku klien yang badan
berhubungan dengan pola makan, 37. Bangun program perawatan dan
penambahan dan kehilangan berat follow up (medis, konseling) untuk
badan manajemen di rumah
19. Gunakan teknik modifikasi perilaku
untuk meningkatkan perilaku yang
berkontribusi terhadap penambahan
berat badan dan batasi perilaku yang
mengurangi berat badan, dengan tepat

Manajemen Nutrisi 1100


Definisi: Menyediakan dan meningkatkan intake nutrisi yang seimbang
Aktivitas-aktivitas 14. Pastikan makanan disajikan dengan
1. Tentukan status gizi pasien dan cara yang menarik dan pada suhu yang
kemampuan (pasienl untuk memenuhi paling cocok untuk konsumsi secara
kebutuhan gizi optimal
2. Identifikasi [adanya] alergi atau 15. Anjurkan keluarga untuk membawa
intoleransi makanan yang dimiliki makanan favorit pasien sementara
pasien [pasien] berada di rumah sakit atau
3. Tentukan apa yang menjadi preferensi fasilitas perawatan yang sesuai
makanan bagi pasien 38. Bantu pasien membuka kemasan
4. Instruksikan pasien mengenai makanan, memotong makanan, dan
kebutuhan nutrisi (yaitu: membahas makan, jika diperlukan
pedoman diet dan piramida makanan) 39. Anjurkan pasien men modifikasi diet
5. Bantu pasien dalam menentukan pedo yang diperlukan (misalnya, NPO,
piramida makanan yang paling cocok cairan bening, cairan penuh, lembut,
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi atau diet sesuai toleransi)
(misalnya. Piramida Makanan 40. Anjurkan pasien terkait dengan

14
Vegetarian, Piramida Panduan kebutuhan diet untuk kondisi sakit
Makanan, dan Piramida Makanan (yaitu untuk pasien dengan penyalur
untuk Lanjut Usa Lebih dari 70) ginjal pembatasan natrium, kalium,
6. Tentukan jumlah kalori dan jenis protein, dan cairan)
nutrisi yang dibutuhkan untuk 41. Anjurkan Pasien terkait dengan
memenuhi persyaratan gizi kebutuhan makanan tertentu
7. Berikan pilihan makanan sambil berdasarkan perkembangan atau usia
menawarkan bimbingan ter- badap (misalnya, pemingkutan kalsium,
pilihan [makanan) yang lebih sehat, protein, cairan, dan kalori untuk wanita
jika diperlukan menyusui Peningkatan asupan berat
8. Atur diet yang diperlukan (yaitu: untuk mencegab konstipaai pada orang
menyediakan makanan protein tinggi; dewasa yang lebih tua)
menyarankan menggunakan bumbu 42. Tawarkan makanan ringan yang padat
dan rempah- rempah sebagai gizi
alternatif untuk garam, menyediakan 43. Pastikan diet mencakup makanan
pengganti gula, menambah atau tinggi kandungan serat
mengurangi kalori, menambah atau 44. Monitor kalori dan asupan makanan
mengurangi vitamin, mineral, atau 45. Monitor kecenderungan terjadinya
suplemen) penurunan dan kenaikan berat badan
9. Ciptakan lingkungan yang optimal 46. Anjurkan pasien untuk memantau
pada saat mengkonsumsi makan kalori dan intake makanan (misalnya
(misalnya, bersih, berventilasi, dan bulous harian makanan)
bebas dari bau yang menyengat) 47. Dorong untuk melakukan bagaimana
10. Lakukan atau bantu pasien terkait cara menyiapkan makanan dengan]
dengan perawatan mulut sebelum aman dan teknik teknik pengawetan
makan makanan
11. Pastikan pasien menggunakan gigi 48. Bantu pasien untuk mengakaes
palsu yang pas, dengan cara yang program-program gizi komunitas
tepat (misalnya Perempuan. Bayi, dan Anak,
12. Beri obat-obatan sebelum makan kupon makanan, dan makanan yang
(misalnya, penghilang rasa sakit, diantar ke rumah)
antiemetik), jika diperlukan 49. Berikan arahan bila diperlukan
13. Anjurkan pasien untuk duduk pada
posisi tegak di kursi, jika
memungkinkan

Bantuan Peningkatan Berat Badan 1240

15
Definisi: Memfasilitasi peningkatan berat badan
Aktivitas-aktivitas 50.Ciptakan ingkungan yang
1. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan menyenangkan dan menenangkan
diagnostik untuk mengetahui 18.Sajikan makanan dengan menarik
penyebab penurunan berat badan 19.Diskusikan dengan pasien dan keluarga
2. Timbang pasien pada jam yang sama faktor bahwa faktor sosial ekonomi
setiap hari mempengaruhi nutrisi yang tisak
3. Diskusikan kemungkinan penyebab adekuat
berat badan berkurang 20.Diskusikan dengan pasien dan keluarga
4. Monitor mual muntah mengenai persepsi faktor penghambat
5. Kaji penyebab mual muntah dan kemampuan atau keinginan untuk
tangani dengan tepat makan
6. Berikan obat-obatan untuk meredakan 21.Rujuk pada lembaga di komunitas yang
mual dan nyeri sebelum makan dapat membantu dalam memenuhi
7. Monitor asupan kalori setiap hari makanan
8. Monitor nilai albumin, limosit, dan 22.Ajarkan pasien dan keluarga
nilai elektrolit merencanakan makan
9. Dukung peningkatan asupan kalori 23.Kenali apakah penurunan berat badan
10. Instruksikan cara meningkatkan yang dialami pasien merupakan tanda
asupan kalori penyakit terminal
11. Sediakan variasi makanan yang tinggi 24.Instruksikan pasien dan keluarga
kalori dan bernutrisi tinggi mengenai target yang realistis terkait
12. Kaji makanan kesukaan pasien, baik penyakit dan peningkatan berat
itu kesukaan pribadi atau yang badannya
dianjurkan budaya dan agamanya 25.Kaji makanan kesukaan pasien, bumbu
13. Lakukan perawatan mulut sebelum kesukaan, apakah pasien suka makan
makan yang hangat atau dingin
14. Berikan istirahat yang cukup 26.Sediakan suplemen makanan jika
15. Yakinkan bahwa pasien duduk diperlukan
sebelum makan atau disuapi makan 27.Ciptakan suasana sosial yang tepat
16. Bantu pasien untuk makan atau suapi untuk makan
pasien 28.Ajarkan pasien dan keluarga
17. Berikan makanan yang sesuai dengan bagaimana cara membeli makanan
instruksi dokter untuk pasien; diet murah tetapi bergizi tinggi
umum, tekstur lembut, memblender 29.Berikan hadiah jika pasien mengalami
atau menghaluskan makanan melalui kenaikan berat badan
selang NGT atau PEG, atau 30.Gambarkan dalam grafik kenaikan

16
memberikan makanan total parental berat badan pasien dan buat rencana
yang sesuai
31.Dorong kehadiran pasien dalam
komunitas pendukung

1.2.4 Evaluasi
1. Pasien tidak demam
2. Nutrisi terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto.LJ. 2010. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6.


EGC. Jakarta.

Marilyn E., Doengus. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga. Jakarta :
EGC.

Nursalam,RekawatiS,Sri Utami.(2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( Untuk


Perawat dan Bidan ); Edisi Pertama.Jakarta : Salemba Medika

17
NANDA. 2015. Diagnosis keperawatan Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
NOC. 2013. Nursing Outcomes Classification Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Edisi
Bahasa Indonesia dengan ELSEVIER
NIC. 2013. Nursing Interventions Classification Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Edisi
Bahasa Indonesia dengan ELSEVIER

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Format Kasus KB
    Format Kasus KB
    Dokumen9 halaman
    Format Kasus KB
    Inas
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen3 halaman
    Bab 5
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
    Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
    Dokumen1 halaman
    Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Proker Yesima
    Proker Yesima
    Dokumen3 halaman
    Proker Yesima
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Selesai 2003
    BAB 1 Selesai 2003
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Selesai 2003
    Yesima Agungpaskawati
    Belum ada peringkat
  • Rencana Tindakan New
    Rencana Tindakan New
    Dokumen2 halaman
    Rencana Tindakan New
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Bab I TBC New
    Bab I TBC New
    Dokumen10 halaman
    Bab I TBC New
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Format Kasus Ginekologi
    Format Kasus Ginekologi
    Dokumen9 halaman
    Format Kasus Ginekologi
    Febinda Arimbi
    Belum ada peringkat
  • Kelengkapan Dan Format Kep. Maternitas
    Kelengkapan Dan Format Kep. Maternitas
    Dokumen5 halaman
    Kelengkapan Dan Format Kep. Maternitas
    Valentina
    Belum ada peringkat
  • LP Hipertensi New
    LP Hipertensi New
    Dokumen14 halaman
    LP Hipertensi New
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • LP Oksigenasi
    LP Oksigenasi
    Dokumen13 halaman
    LP Oksigenasi
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Tugas Agama
    Tugas Agama
    Dokumen1 halaman
    Tugas Agama
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Ansietas D
    Ansietas D
    Dokumen2 halaman
    Ansietas D
    septi arum pradana
    Belum ada peringkat
  • Askep DM
    Askep DM
    Dokumen14 halaman
    Askep DM
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bi
    Tugas Bi
    Dokumen1 halaman
    Tugas Bi
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ispa
    BAB I Ispa
    Dokumen13 halaman
    BAB I Ispa
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • LP PJK
    LP PJK
    Dokumen24 halaman
    LP PJK
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Bab I New Eliminasi Urin
    Bab I New Eliminasi Urin
    Dokumen12 halaman
    Bab I New Eliminasi Urin
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Bab I New Aman & Nyaman
    Bab I New Aman & Nyaman
    Dokumen10 halaman
    Bab I New Aman & Nyaman
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • LP NYERI FX PRINT + Daftar Pustaka
    LP NYERI FX PRINT + Daftar Pustaka
    Dokumen27 halaman
    LP NYERI FX PRINT + Daftar Pustaka
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen5 halaman
    Bab 2
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • B. Indo Diabetes
    B. Indo Diabetes
    Dokumen4 halaman
    B. Indo Diabetes
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Merangkum
    Merangkum
    Dokumen2 halaman
    Merangkum
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • LP OKSIGENASI Ona
    LP OKSIGENASI Ona
    Dokumen11 halaman
    LP OKSIGENASI Ona
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Cover Etika 2
    Cover Etika 2
    Dokumen1 halaman
    Cover Etika 2
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • LP KEtuban Pecah Dini
    LP KEtuban Pecah Dini
    Dokumen4 halaman
    LP KEtuban Pecah Dini
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Ona
    BAB 1 Ona
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Ona
    yunica christianti jatmiko
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Campak
    Leaflet Campak
    Dokumen1 halaman
    Leaflet Campak
    AnggraEni Sakinah
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Aktivitas & Istirahat
    Leaflet Aktivitas & Istirahat
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Aktivitas & Istirahat
    brantas pamungkas
    Belum ada peringkat