Anda di halaman 1dari 2

Rizal Ramli ILC

Jika kita bicara masa depan apapun bisa terjadi, bisa positif dan bisa juga negative.
Yang mengerti ilmu ini melakukan apa yang disebut simulasi. Jadi sebetulnya ini adalah
eksersais yang bagus untuk melihat ke depan 2030-2050 seperti apa. Dan yang kedua
membahas tentang bahwa negara bubar bukan dongeng.

Dalam Indonesia Lawyers Club, pak Rizal Ramli mengatakan bahwasanya kalau kita
berbicara masa depan, apapun bisa terjadi. Bisa jadi positif bisa jadi negatif. Yang
mengetahui ilmu ini melakukan apa yang disebut simulasi. Misal, hasilnya akan begini jika
begini. Kemudian akan seperti ini kalau begini. Beliau mencontohkan ketika beliau menjabat
sebagai Menteri Ekonomi, pada November 1996 beliau menulis laporan 200 halaman. Di
sana tertulis tentang Indonesia akan mengalami krisis ekonomi yang besar tahun 1997, 1998.

Hal ini berkaitan dengan perkataan pak Prabowo mengenai prediksi Indonesia bubar
2030. Jika kita menggunakan perkataan pak Rizal Ramli untuk menganalisa perkataan pak
Prabowo, maka ini merupakan hal yang perlu di waspadai. Laporan yang di tulis pak Rizal
Ramli pada November 1996 cukup untuk kita jadikan bahan refleksi. Jadi mengenai
Indonesia yang di prediksi bubar 2030 bukan hanya sekedar cerita fiksi.

Kemudian pak Rizal Ramli mengatakan bahwasanya negara bubar itu bisa benar-
benar terjadi dan bukan cerita fiksi belaka. Beliau menjelaskan ada beberapa hal yang dapat
membuat sebuah negara pecah. Pertama adalah agama. Sampai hari ini ternyata isu agama
masih terus menjadi bahan yang hangat untuk di goreng. Jika keadan terus seperti ini, bukan
tidak mungkin sebelum 2030 Indonesia sudah bubar. Kemudian yang kedua adalah intervensi
negara asing. Adanya intervensi dari negara lain tidak lain tidak bukan karena ada sesuatu
disana. Paling lazim adalah adanya sumber daya alam yang melimpah. Kemudian yang ketiga
adalah tidak menghargai sejarah. Padahal bung karno juga mengatakan bahwa jangan sekali-
kali kita melupakan sejarah. Pak Rizal Ramli mencontohkan Indonesia bagian timur, yakni
Halmahera dan maluku. Dahulu dua wilayah ini merupakan bagian dari kekuasaan kesultanan
tidore. Ketika itu kesultanan tidore di beri tiga pilihan. Bergabung dengan Indonesia,
bergabung dengan Belanda, atau membuat negara merdeka. Pilihan kesultanan Tidore jatuh
pada bergabung dengan Indonesia dengan suka rela. Ini merupakan hal yang sangat luar
biasa. Beliau mengatakan bahwasanya hal ini perlu di apresiasi. Tetapi mengapa hari ini
daerah tersebut masih terbelakang dan tidak mendapat perlakuan spesial seperti jogja
misalnya. Dan terakhir beliau mengatakan adalah lemahnya pemimpin. Ungkapan beliau
sangat menarik. Kata beliau kepemimpinan yang kuat dapat menjaga kesatuan tetapi
kepemimpinan yang lemah apa saja bisa terjadi. Tapi perlu di garis bawahi bahwa bahwa
yang kuat itu tidak harus dari militer dan tidak harus seorang jendral.

Anda mungkin juga menyukai