Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKOLOGI TANAMAN

“PENGARUH RADIASI MATAHARI, SUHU DAN ATMOSFER


TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ”

DOSEN PENGAMPU:

1. Ir. Gusniwati, M.P.


2. Ir. Endriani, M.P.

Oleh:

Indah Pratiwi (D1A018081)

PROGRAM STUDI AGROEKOTENOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahu wataala karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama
untuk menyelesaikan makalah ini dimana makalah ini merupakan salah satu dari
tugas mata kuliah EKOLOGI TANAMAN yaitu tentang PENGARUH RADIASI
MATAHARI, SUHU DAN ATMOSFER TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Iby Ir. Gusniwati, M.P.
dan Ibu Ir. Endriani, M.P. selaku dosen pengampu dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. saya menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Aamiin

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..............................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman...................................3
2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Tanaman.......................................................7
2.3 Pengaruh Atmosfer Terhadap Pertumbuhan Tanaman..............................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unsur Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang
hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman. Yang
dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu
berperan dalam kehidupan tanaman. Bagaimana fotosintesis bisa tinggi, respirasi
optimal, transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Kisaran agroekologi
antara lain : intensitas matahari, suhu, kelembaban, angin, awan, hujan, dan gas
atau atmosfer. Manfaat agroklimatologi : untuk mengetahui penjadwalan tanam
dan panen tanaman, penentuan jenis tanaman untuk suatu lokasi tertentu,
mengaantisipasi kegagalan panen, dan upaya meningkatkan
produksi(Aryanto,2011).
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh
makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar
pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan
menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Suhu merupakan besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat.
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Suhu mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.dan juga pengaruh atmosfer terhadap
pertanian dapat kita liat pada kandungan gas nitrogen yang ada pada atmosfer.
Karena pengaruh intensitas cahaya, suhu dan atmosfer yang sangat penting
bagi pertumbuhan tanaman untuk itu makalah ini dibuat agar dapat membahas
satu persatu dengan jelas.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh radiasi matahari terhadap pertumbuhan tanaman?
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman?
3. Bagaimana pengaruh atmosfer terhadap pertumbuhan tanaman?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan malakah ini adalah agar para pembaca dapat
mengetahui tentang pengaruh intensitas cahaya, suhu dan atmosfer bagi
pertumbuhan tanaman.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem. Cahaya juga merupakan salah satu kunci penentu
dalam proses metabolisme dan fotosintesis tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh
tanaman mulai dari proses perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Respon
tanaman terhadap cahaya berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya.
Ada tanaman yang tahan (mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatas
atau sering disebut tanaman toleran dan ada tanaman yang tidak mampu tumbuh
dalam kondisi cahaya terbatas atau tanaman intoleran Ada tiga aspek penting
yang perlu dikaji dari faktor cahaya, yang sangat erat kaitannya dengan sistem
ekologi, yaitu:
a. Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
Secara fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang
elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua
gelombang- gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk
mencapai permukaan bumi. Umumnya kualitas cahaya tidak memperlihatkan
perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga
tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting.
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang
gelombangantara 0,39 – 7,6 mikron. Klorofil yang berwarna hijau
mengasorpsi cahaya merah dan biru, dengan demikian panjang gelombang
itulah yang merupakan bagian dari spectrum cahaya yang sangat bermanfaat
bagi fotosintesis.
Pada ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang
berarti untuk mempengaruhi fotosintesis. Pada ekosistem perairan, cahaya

3
merah dan biru diserap fitoplankton yang hidup di permukaan sehingga
cahaya hijau akal lewat atau dipenetrasikan ke lapisan lebih bawah dan sangat
sulit untuk diserap oleh fitoplankton.
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas.
Yang jelas cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu
mempengaruhi perkembangan tumbuhan (menjadi terhambat), contohnya
yaitu bentuk- bentuk daun yang roset, terhambatnya batang menjadi panjang

b. Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.


Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya
terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga
pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik
dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu/temporal.
Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah
kering (zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah
garis lintang rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk
sudut yang besar dengan permukaan bumi. Sehingga lapisan atmosfer yang
tembus berada dalam ketebalan minimum.
Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang.
Pada garis lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang rendah
terhadap permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan demikian sinar
menembus lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan mengakibatkan lebih
banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan oleh lapisan awan dan
pencemar di atmosfer.

1) Kepentingan Intensitas Cahaya


Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi suatu
vegetasi akan menahan dann mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga ini
akan menentukan jumlah cahaya yang mampu menembus dan merupakan
sejumlah energi yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dasar. Intensitas

4
cahaya yang berlebihan dapat berperan sebagai faktor pembatas. Cahaya
yang kuat sekali dapat merusak enzim akibat foto- oksidasi, ini menganggu
metabolisme organisme terutama kemampuan di dalam mensisntesis
protein.

2) Titik Kompensasi
Dengan tujuan untuk menghasilkan produktivitas bersih, tumbuhan harus
menerima sejumlah cahaya yang cukup untuk membentuk karbohidrat yang
memadai dalam mengimbangi kehilangan sejumlah karbohidrat akibat
respirasi. Apabila semua faktor- faktor lainnya mempengaruhi laju
fotosintesisdan respirasi diasumsikan konstan, keseimbangan antara kedua
proses tadi akan tercapai pada sejumlah intensitas cahaya tertentu. Harga
intensitas cahaya dengan laju fotosintesis (pembentukan karbohidrat), dapat
mengimbangi kehilangan karbohidrat akibat respirasi dikenal sebagai titik
kompensasi. Harga titik kompensasi ini akan berlainan untuk setiap jenis
tumbuhan.

3) Heliofita dan Siofita


Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup pada tempat –tempat dengan
intensitas cahaya yang tinggi disebut tumbuhan heliofita. Sebaliknya
tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahaya yang rendah,
dengan titik kompensasi yang rendah pula disebut tumbuhan yang senang
teduh (siofita), metabolisme dan respirasinya lambat. Salah satu yang
membedakan tumbuhan heliofita dengan siofita adalah tumbuhan heliofita
memiliki kemampuan tinggi dalam membentuk klorofil.

4) Cahaya Optimal bagi Tumbuhan


Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila
cahaya melebihi titik kompensasinya.

5
5) Adaptasi Tumbuhan terhadap Cahaya Kuat
Beberapa tumbuhan mempunyai karakteristika yang dianggap sebagai
adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat
atau supraoptimal. Dedaunan yang mendapat cahaya dengan intensitas
yang tinggi, kloroplasnya berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa
sehingga cahaya yang diterima hanya oleh dinding vertikalnya. Antosianin
berperan sebagai pemantul cahaya sehingga menghambat atau mengurangi
penembusan cahaya ke jaringan yang lebih dalam.

c. Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang bersinar
setiap hari
Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam akan
mempengaruhi fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah respon dari
suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar matahari. Contoh dari
fotoperiodisme adalah perbungaan, jatuhnya daun, dan dormansi.
Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari ataufotoperiodisme
akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di daerah temperata/ bermusim
panjang hari lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12
jam pada musim dingin.
Berdasarkan responnya terhadap periode siang dan malam, tumbungan
berbunga dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Tumbuhan berkala panjang


Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari lebih dari 12 jam untuk
terjadinya proses perbungaan, seperti gandum, bayam, dll.

2) Tumbuhan berkala pendek


Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih pendek dari 12 jam
untuk terjadinya proses perbungaan, seperti tembakau dan bunga krisan.

6
3) Tumbuhan berhari netral
Tumbuhan yang tidak memerlukan periode panjang hari tertentu untuk
proses perbungaannya, misalnya tomat.

Apabila beberapa tumbuhan terpaksa harus hidup di kondisi


fotoperiodisme yang tidak optimal, maka pertumbuhannya akan bergeser ke
pertumbuhan vegetatif. Di daerah khatulistiwa, tingkah laku tumbuhan
sehubungan dengan fotoperiodisme ini tidaklah menunjukkan adanya
pengaruh yang mencolok. Tumbuhan akan tetap aktif dan berbunga sepanjang
tahun asalkan faktor- faktor lainnya dalam hal ini suhu, air, dan nutrisi tidak
merupakan faktor pembatas.

1.2 Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat
memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Rai dkk (1998) suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari
tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut,
sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya
terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan
tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.
Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara mandiri pengaruh suhu
sebagai faktor lingkungan. Misalnya energi cahaya mungkin diubah menjadi
energi panas ketika cahaya diabsorpsi oleh suatu substansi. Suhu sering berperan
bersamaan dengan cahaya dan air untuk mengontrol fungsi- fungsi dari
organisme.
Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit
untuk menentukan suhu yang bagaimana yang berperan nyata, apakah keadaan
maksimum, minimum atau keadaan harga rata- ratanya yang penting.

7
1. Variasi suhu
Sangat sedikit tempat- tempat di permukaan bumi secara terus- menerus
berada dalamkondisi terlalu panas atau terlalu dingin untuk sistem kehidupan,
suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun secara waktu.
Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan sejalan dengan ini juga
terjadi variasi local berdasarkan topografi dan jarak dari laut.
Terjadi juga variasi dari suhu ini dalam ekosistem, misalnya dalam hutan
dan ekosistem perairan. Perbedaan yang nyata antara suhu pada permukaan
kanopi hutan dengan suhu di bagian dasar hutan akan terlihat dengan jelas.
Demikian juga perbedaan suhu berdasarkan kedalaman air.
Seperti halnya dengan faktor cahaya, letak dari sumber panas ( matahari ),
bersama- sama dengan putarannya bumi pada porosnya akan menimbulkan
variasi suhu di alam tempat tumbuhan hidup. Jumlah panas yang diterima
bumi juga berubah- ubah setiap saat tergantung pada lintasan awan, bayangan
tumbuhan setiap hari, setiap tahun dan gejala geologi.
Begitu matahari terbit pagi hari, permukaan bumi mulai memperoleh
lebih banyak panas dibandingkan dengan yang hilang karena radiasi panas
bumi, dengan demikian suhu akan naik dengan cepat. Setelah beberapa jam
tercapailah suhu yang tinggi sekitar tengah hari, setelah lewat petang mulailah
terjadi penurunan suhu maka bumi ini akibat reradiasi yang lebih besar
dibandingkan dengan radiasi yang diterima. Pada malam hari penurunan suhu
muka bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima melalui radiasi dari
matahari tidak ada, sedangkan reradiasi berjalan terus, akibatnya ada
kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari suhu udara
disekitarnya. Proses ini akan menimbulkan fluktuasi suhu seharian, dan
fluktuasi suhu yang paling tinggi akan terjadi di daerah antara ombak di tepi
pantai.
Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu :

8
1. Komposisi dan warna tanah, makin terang warna tanah makin banyak
panas yang dipantulkan, makin gelap warna tanah makin banyak panas
yang diserap.
2. Kegemburan dan kadar air tanah, tanah yang gembur lebih cepat
memberikan respon pada pancaran panas daripada tanah yang padat,
terutama erat kaitannya dengan penembusan dan kadar air tanah, makin
basah tanah makin lambat suhu berubah.
3. Kerimbunan Tumbuhan, pada situasi dimana udara mampu bergerak
dengan bebas maka tidak ada perbedaan suhu antara tempat terbuka dengan
tempat tertutup vegetasi. Tetapi kalau angin tidak menghembus keadaan
sangat berlainan, dengan kerimbunan yang rendah mampu mereduksi
pemanasan tanah oleh pemancaran sinar matahari. Ditambah lagi
kelembaban udara dibawah rimbunan tumbuhan akan menambah
banyaknya panas yang dipakai untuk pemanasan uap air, akibatnya akan
menaikan suhu udara. Pada malam hari panas yang dipancaran kembali
oleh tanah akan tertahan oleh lapisan kanopi, dengan demikian fluktuasi
suhu dalam hutan sering jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan
fluktuasi di tempat terbuka atau tidak bervegetasi.
4. Iklim mikro perkotaan, perkembangan suatu kota menunjukkan adanya
pengaruh terhadap iklim mikro. Asap dan gas yang terdapat di udara kota
sering mereduksi radiasi. Partikel- partikel debu yang melayang di udara
merupakan inti dari uap air dalam proses kondensasinya uap air inilah yang
bersifat aktif dalam mengurangi pengaruh radiasi matahari tadi.
5. Kemiringan lereng dan garis lintang, kemiringan lereng sebesar50 dapat
mereduksi suhu sebanding dengan 450 km perjalanan arah ke kutub.

Variasi suhu berdasarkan waktu/ temporal terjadi baik musiman maupun


harian, kesemua variasi ini akan mempengaruhi penyebaran dan fungsi
tumbuhan.

2. Suhu dan Tumbuhan

9
Kehidupan di muka bumi ini berada dalam suatu bahan kisaran suhu
antara 00 C sampai dengan 500 C, dalam kisaran suhu ini individu tumbuhan
mempunyai suhu minimum, maksimum dan optimum yang diperlukan untuk
aktifitas metabolismenya. Suhu- suhu tadi yang diperlukan organisme hidup
dikenal dengan suhu kardinal.
Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu sekitarnya
karena adanya pertukaran suhu yang terus- menerus antara tumbuhan dengan
udara sekitarnya.
Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bevariasi, untuk tanaman di
tropika, semangka, tidak dapat mentoleransi suhu di bawah 150 – 180 C,
sedangkan untuk biji- bijian tidak bisa hidup dengan suhu di bawah minus 20
C – minus 50 C. Sebaliknya konifer di daerah temperata masih bisa
mentoleransi suhu sampai serendah minus 300 C. Tumbuhan air umumnya
mempunyai kisaran toleransi suhu yang lebih sempit jika dibandingkan
dengan tumbuhan di daratan.
Secara garis besar semua tumbuhan mempunyai kisaran toleransi
terhadap suhu yang berbeda tergantung pada umur, keseimbangan air dan juga
keadaan musim.

1.3 Pengaruh Atmosfer Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Atmosfer ialah kumpulan dari beberapa lapisan gas dengan ketebalan
ribuan kilometer yang terdiri atas troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer,
ionosfer dan eksosfer. Lapisan – lapisan ini masing – masing memiliki fungsi.
Namun secara umum, fungsi atmosfer adalah untuk melindungi bumi dari radiasi
dan pecahan benda langit lain (meteor).
Apabila ditinjau dari asal kata, atmosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu
atmos (uap) dan shpaira (bola/bumi). Jadi, atmosfer adalah selubung berwujud
gas yang mengelilingi bumi. Atmosfer juga berarti penghambat bagi benda-
benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui
atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi.

10
Atmosfer di bumi fungsinya adalah untuk melindungi kehidupan. Hal ini
dikarenakan atmosfer dapat menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari yang
mampu memicu kanker kulit bagi manusia. Atmosfer juga bisa mengurangi suhu
ekstrem di antara siang dan malam. Atmosfer Bumi terdiri atas gas Nitrogen
sekitar 78.17%, Oksigen sebesar 20.97%, sedikit Argon 0.9%, Karbondioksida
sekitar 0.0357%, ditambah uap air dan gas lainnya. Atmosfer sendiri tidak
mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah
ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Pengaruh atmosfer terhadap pertanian dapat kita liat pada kandungan gas
nitrogen yang ada pada atmosfer. Kekurangan zat nitrogen dalam tanah dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Nitrogen tidak dapat digunakan
oleh tumbuh-tumbuhan secara langsung dari udara, melainkan dihisap oleh akar
dan dalam tanah. Terjadinya petir atau halilintar bersamaan dengan turunnya
hujan, dapat mempercepat proses pelarutan Nitrogen di udara dan meresap ke
dalam tanah. Kekurangan Nitrogen di dalam tanah diatasi dengan melakukan
pemupukan. Pupuk Urea merupakan salah satu jenis pupuk yang mengandung
banyak Nitrogen. Nitrogen merupakan salah satu bahan dasar atau bahan baku
untuk industri.
Nitrogen merupakan unsur gas yang paling besar presentasenya di
atmosfer. Gas nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Gas
nitrogen sering juga digunakan sebagai bahan dasar industri pupuk. Nitrogen
merupakan suatu bagian dari sel hidup dan bagian utama dari semua protein,
enzim dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan
energi. Nitrogen merupakan bagian dari klorofil, pewarna hijau dari tanaman
yang bertanggung jawab terhadap fotosintesis selain itu gas nitrogen juga dapat
membantu tanaman mempercepat pertumbuhannya, meningkatkan produksi bibit
dan buah serta memperbaiki kualitas daun dan akar.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem. Cahaya juga merupakan salah satu kunci penentu
dalam proses metabolisme dan fotosintesis tanaman.
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat
memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung.
Nitrogen merupakan unsur gas yang paling besar presentasenya di
atmosfer. Gas nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Gas
nitrogen sering juga digunakan sebagai bahan dasar industri pupuk.

12
DAFTAR PUSTAKA

Lukman, Rinaldi. Dkk. 2006. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Bekasi: PT Galaxy
Puspa Mega (Anggota IKAPI).

Lakitan, B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

13

Anda mungkin juga menyukai