1. Bagaimanakah darah dapat mengatur suhu tubuh, tekanan osmosis, dan pH tubuh?
Jawab :
Darah mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas, sebagian besar dari otot yang aktif,
dan dibawa seluruh tubuh. Jika tubuh terlalu hangat, darah diangkut ke pembuluh darah
yang melebar di kulit. Panas akan menyebar ke lingkungan, dan tubuh mendingin kembali ke
suhu normal.
Bagian cair dari darah (plasma), mengandung garam terlarut dan protein. Zat terlarut ini
menciptakan tekanan osmotik darah terlarut dan protein. Dengan cara ini, darah berperan
dalam membantu menjaga keseimbangan.
Buffer darah (bahan kimia tubuh yang menstabilkan pH darah), mengatur keseimbangan
asam-basa tubuh dan tetap pada pH yang relatif konstan yaitu 7,4
2. Jelaskan mengapa darah termasuk ke dalam jaringan ikat?
Jawab : Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas,
karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk
plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Jawab :
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap milliliter darah mengandung rata-
rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah),yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung
sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik (mm3). Eritrosit berbentuk lempeng
bikonkaf,yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan yang dibagian tengah dikedua sisinya
mencekung,seperti sebuah donat dengan bagian tengah mengepeng bukan berlubang. dengan
diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm. Sel darah merah memiliki
struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Pada
hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang membungkus larutan hemoglobin
(protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki
organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi.
2. Jelaskkan struktur dan fungsi haemoglobin!
Jawab :
Struktur hemoglobin
Mengenai struktur molekulnya, hemoglobin terdiri dari pigmen (heme) yang mengandung zat
besi di bagian dalamnya, dan protein yang disebut globin, terdiri dari dua pasang rantai
polipeptida yang berbeda satu sama lain dalam urutan asam amino yang membuatnya dandan.
Dua pasang rantai polipeptida membentuk hemoglobin, yang masing-masing terikat pada gugus
heme. Atom besi dalam set ini memungkinkan mereka untuk mengikat, dengan cara yang
mudah untuk dibalik, ke molekul O2. Karena terikat dengan oksigen, hemoglobin disebut
hemoglobin beroksigen atau oksihemoglobin. Di sisi lain, jika Anda kehilangan oksigen, Anda
berbicara tentang penurunan hemoglobin. Rantai – α (alfa), β (beta), γ (gamma), δ (delta), υ
(epsilon) dan ζ (zeta) dibentuk dalam berbagai tahap perkembangan (embrio, janin dan
kelahiran).
Fungsi
Seperti yang telah dijelaskan, salah satu fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut gas ke
seluruh tubuh. Protein inilah yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon
dioksida dari jaringan ke paru-paru. Transpor oksigen terjadi karena molekul ini berikatan
dengan besi hemoglobin, membentuk oksihemoglobin. Karena hanya satu molekul oksigen yang
berikatan dengan besi, setiap molekul hemoglobin berikatan dengan empat molekul oksigen.
Setelah mencapai jaringan, kombinasi ini dibalik, dan oksigen tersedia untuk sel. Selain
mengangkut oksigen, hemoglobin juga menghilangkan karbondioksida dan memastikan
keseimbangan asam-basa. Dalam kombinasi ini, yang biasanya terjadi di jaringan, terbentuk
karbaminohemoglobin, yang juga dengan mudah dibalik.
3. Apakah yang dimaksud dengan talasemia?
Jawab : Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua. Kelainan ini membuat
penderitanya mengalami anemia atau kurang darah. Thalasemia perlu diwaspadai, terutama
thalasemia yang berat (mayor), karena dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung,
pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian.
3. Basofil
Basofil adalah jenis sel darah putih yang paling langka karena hanya bejumlah 0-100 sel/mm3
atau kurang dari 0,5% dalam aliran darah. Basofil memiliki butiran besar dan berwarna saat
dilihat di bawah mikroskop, membuatnya mudah dikenali. Fungsi basofil : Fungsi sel darah putih
basofil di antaranya memiliki kemampuan untuk mengeluarkan antikoagulan dan antibodi yang
mencegah terjadinya penggumpalan darah dan mendorong pergerakan sel darah putih.
Kemampuan tersebutlah yang membuat basofil mampu melawan reaksi hipersensitivitas (alergi)
dalam aliran darah.
4. Limfosit
Limfosit berukuran kecil dan berbentuk bulat yang memiliki nukleus besar dalam jumlah
sitoplasma yang relatif kecil. Limfosit berjumlah sekitar 1300-4000 sel/mm3 dalam darah.
Limfosit lebih sering ditemukan di jaringan limfatik dari pada aliran darah. Fungsi limfosit : Jenis
sel darah putih ini memiliki fungsi penting dalam sistem kekebalan tubuh dan sangat berperan
dalam imunitas humoral. Imunitas humoral merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang
berkaitan dengan produksi antibodi. Limfosit terdiri atas sel B dan sel T yang memiliki fungsi
berbeda, adapun fungsi sel-sel tersebut, yaitu:
Limfosit B : Berfungsi membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, memblokir invasi
patogen, mengaktifkan sistem pelengkap, dan meningkatkan kerusakan patogen.
Limfosit T : merupakan jenis limfosit lainnya yang dibedakan dalam kelenjar timus dan
memiliki fungsi penting dalam sistem kekebalan tubuh yang dimediasi oleh sel.
5. Monosit
Monosit adalah jenis sel darah putih yang memiliki ukuran paling besar. Monosit berjumlah
sekitar 200-800 sel/ per mm3 dalam aliran darah. Jenis sel darah putih ini memiliki sedikit
butiran pada sitoplasma. Monosit dapat meninggalkan aliran darah dan masuk ke jaringan lain
dalam tubuh dan berubah menjadi makrofag. Setelah menjadi mafrofag jaringan, monosit
melakukan fagositosis atau memakan sel mati serta menyerang mikroorganisme. Hal tersebut
dikarenakan ukuran monosit yang besar, sehingga mmapu mencerna partikel asing berukuran
besar pada luka tidak seperti jenis sel darah putih lainnya. Monosit juga mampu menggantikan
kandungan lisosomalnya dan dianggap memiliki umur yang jauh lebih lama dibandingkan
neutrofil.bSel darah putih monosit berfungsi untuk menghancurkan sel-sel asing, mengangkat
jaringan yang sudah mati, membunuh sel kanker, pembersih dari fagositosis yang dilakukan oleh
neutrophil, dan merangsang sel darh putih yang lain untuk tubuh. Sebagai penunjuk perubahan
pada kesehatan penderita dengan banyak atau sedikit monosit yang ada pada tubuh.
2. Bagaimanakah karakteristik sirkulasi leukosit, jelaskan !
Jawab : karakteristik sirkulasi leukosit yaitu :
Sel darah putih tersebut berjumlah kurang lebih 6 ribu-9 ribu butir atau mm3
Sel darah putih tersebut tidak memiliki warna ataupun tidak berwarna
Mempunyai inti sel ataupun nukleus
Memiliki bentuk yang banyak atau juga dapat dikatakan bentuknya tidak beraturan
Dapat juga berubah bentuk
Sel darah putih tersebut hanya dapat bertahan hidup antara 12 sampai dengan 13 hari
Sel darah putih tersebut terbuat di dalam sumsum merah tulang pipih, limpa, dan juga
kelenjar getah bening
Bergerak secara ameboid (seperti dengan amoeba)
Dapat juga menembus dinding pembuluh darah
3. Beri contoh kelainanan yang melibatkan leukosit!
Jawab :
Limfoma. Limfoma adalah salah satu tipe kanker darah yang terjadi pada sistem limfatik
(kelenjar getah bening). Penyebabnya adalah sel darah putih yang bertambah banyak, tidak
terkendali, dan berubah sifat menjadi ganas.
Defisiensi adhesi leukosit, merupakan kelainan genetik langka di mana sel darah putih tidak
dapat bergerak ke tempat infeksi.
Penyakit granulomatosa kronik, yaitu gangguan pada jenis sel darah putih (neutrofil,
monosit, dan makrofag) sehingga tidak berfungsi dengan baik. Gangguan ini sering
mengakibatkan infeksi berulang, seperti pneumonia dan abses.
Umpan balik positif (Positive feedback). Pada umpan balik positif perubahan pada variabel
terkontrol memicu respon yang mendorong ke arah yang sama seperti awal perubahan
sehingga perubahan semakin kuat. Umpan balik positif lebih jarang terjadi, namun umpan
balik ini juga berperan penting dalam keadaan tertentu, misalnya pelepasan oksitosin yang
semakin banyak dengan semakin besarnya tekanan pada serviks.
A. Soal Latihan
B. SOAL ESSAY
Sistem sirkulasi berperan dalam homeostatis dengan berfungsi sebagai sistem transportasi tubuh
dengan mengangkut oksigen, karbondioksida, zat-zat sisa, elektrolit, nutrisi dan hormon dari satu bagian
tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sistem sirkulasi dibangun oleh darah, jantung, dan pembuluh darah.