DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 4
1. AYU LESTARI PO.71.20.3.18.007
2. CHENDRIST MAHRANI PO.71.20.3.18.009
3. FEBY ATIKA PO.71.20.3.18.020
4.INDARTI SITI KHOLIFAH PO.71.20.3.18.025
5. LINGGA PITALOKA PO.71.20.3.18.032
6. MEIRANI KINANTI PO.71.20.3.18.038
Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan dan rahmat
karunia-Nya sehungga penulis dapat menyelesaikan makalah “ ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL “
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Maaternitas.
Karena makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak
tertentu maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang ikut mebantu dalam penyusunan makalah ini,
Kami selaku Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun ke arah
perbaikan dikemudian hari.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan
semua. Akhir kata seoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.
Merupakan suatu trimester yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang
tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan janin berkembang
pada trimester ini.Perhatian ibu hamil biasanya mengarah pada keselamatan diri dan
anaknya. Bersamaan dengan harapan akan hadirnya seorang bayi, timbul pula kecemasan
akan adanya kelainan fisik maupun mental pada bayi. Kecemasan akan nyeri dan
kerusakan fisik akibat melahirkan serta kemungkinan hilangnya kontrol saat persalinan
perlu mendapat perhatian pula.
Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat
ibu.Dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises dialami oleh
kebanyakan wanita pada kehamilan tahap akhir.Peningkatan ukuran abdomen
mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Posisi yang nyaman
sulit didapat, biasanya ibu hamil menjadi semakin tidak sabar menanti saat-saat semuanya
berlalu (Bobak et.al, 2004:184 ).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat
dan status.
b) Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan muntah
c) Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia, siklus, lamanya, banyaknya,
HPHT, perkiraan persalinan, Flour Albus.
d) Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan keberapa, umur kehamilan,
penyulit kehamilan, jenis persalinan, penolong, jenis kelamin anak dan masa nifas.
e) Riwayat kontrasepsi
Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya pemakaian dan keluhan yang
dirasakan selama memakai alat kontrasepsi.
f) Riwayat Penyakit Keluarga
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya, pendidikan,
status perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta status sosioekonomi,
ditetapkan dalam riwayat social.
Riwayat keluarga memberikan informasi tentang dekat pasien, termasuk orang
tua, saudara kandung dan anak-anak.Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan
genetik atau familial dan kondisi-kondisii yang dapat mempengaruhi status
kesehatan wanita atau janin.
1. Riwayat pemeriksaan ANC
Data yang diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU, letak anak, DJJ, oedema,
reflex tungkai, TD, BB, keluhan UK (minggu) dan terapi yang didapat.
2. Kebutuhan Dasar Manusia
a. Nutrisi
a) Frekuensi makan : 3 x sehari
b) Jenis makanan : nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan.
c) Minum : 6-7 kali sehari
d) Nafsu makan : tidak nafsu, alasan : karena mual dan muntah
b. Eliminasi
BAK
Frekwensi : 6-7 kali sehari
Warna : kekuningan
Bau : tercium bau aseton
Keluhan : urin sedikit
BAB
Frekuensi : 3 kali seminggu
Warna : coklat
Bau : khas
Konsistensi : padat
Keluhan : sulit saat BAB
c. Istirahat Dan Tidur
Tidur siang :1-2 jam
Tidur malam : 7-8 jam
d. Personal Hygiene
- Mandi 2 kali sehari.
- Keramas 3 kali seminggu.
- Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.
- Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi.
- Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
- Kepala
- Mata
- Leher
- Kardiovaskuler
- Pencernaan/abdomen
- Ekstremitas
- Sistem persyarafan
- Genito urinaria
- Pemeriksaan janin
- Tinggi badan
- Berat badan sebelum hamil
- Berat badan sekarang
- Lila
- Tanda-tanda vital
Pemeriksaan penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil khususnya hematokrik
(menggambarkan anemia).
b. Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht, Urinalis untuk
protein, glukosa dan keton. Contoh darah perlu diambil untuk
crossmatching untuk persiapan bila ada transfusi.
c. Pengkajian khusus fetal
DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.
DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin.
Warna dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput
ketuban pecah.
Molase atau Penyusupan tulang kepala janin. Penyusupan adalah indicator
penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
A. Diagnosa
1. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang pengetahuan
tentang proses persalinan.
2. Nyeri akut b/d agen cedera
3. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan
4. Keletihanberhubungan dengan kehamilan
B. Perencanaan
a) Tidak gelisah
b) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup.
c) Ada kontak mata
d) Tidak ketakuatan
e) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor
f) Tidak ada peningkatan ketegangan
g) Tidak ada peningkatan keringat
h) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas normal(TD: systole
100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/
menit)
i) Berkonsentrasi
j) Tidak ada blocking pikiran.
Intervensi :
1. Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.
R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau kronis. Untuk
menghindari interpretasi subjektif.
2. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan gunakan bantal untuk
membebat atau menyokong daerah yang sakit bila diperlukan.
R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk mendistribusikan
kembali tekanan pada bagian tubuh.
3. Rencanakan aktivitas distraksi.
R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak berhubungan dengan
nyeri.
4. Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu kentara, implementasikan teknik
mengendalikan nyeri alternatif.
R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila nyeri pasien
berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.
5. Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi nyeri, bergantung pada gambaran
nyeri pasien.
R/ Untuk menentukan keefektifan obat.