TINJAUAN PUSTAKA
A. BPJS
1. Pengertian BPJS
tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2)
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan
Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak (Permenkes
RI, 2015).
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota
9
a. Kegotongroyongan
b. Nirlaba
c. Keterbukaan
d. Kehati-hatian
e. Akuntabilitas
f. Portabilitas
h. Dana amanat
3. Pembentukan BPJS
(2) dan Pasal 6, BPJS dibagi menjadi BPJS Kesehatan yang menyelenggarakan
program: (Putri,2014).
c. Jaminan pensiun
d. Jaminan kematian.
10
a. Pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
e. Pelayanan ambulans
kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yag meliputi
rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan rawat inap di ruang
perawatan khusus
4. Hak BPJS
bersumber dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya sesuai dengan
11
5. Kewajiban BPJS
khusus oleh BPJS kepada setiap peserta untuk menjamin tertib administrasi
atas hak dan kewajiban setiap peserta. Nomor identitas tunggal berlaku
b. Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesar-
untuk setiap Dana Jaminan Sosial, dan/ atau jumlah aset dan liabilitas,
12
h. Memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pensiun 1 (satu)
DJSN
6. Pelayanan BPJS
a. Jenis pelayanan
Ada dua jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh peserta JKN, yaitu
(manfaat non medis). Ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan dari
setempat.
b. Prosedur pelayanan
13
Bila peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjut,maka hal itu
c. Kompensasi pelayanan
Bila disuatu daerah belum ada fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat
memberikan kompensasi.
14
Prosedur penggunaan layanan BPJS yaitu:
obatan)
b. Apabila dalam proses pemeriksaan awal (yang terdapat pada poin pertama
Sakit Swasta, Rumah Sakit TNI/POLRI, yang bekerja sama dengan BPJS).
c. Sedangkan untuk pasien yang gawat darurat, peserta bisa langsung menuju
a. Laboratorium
c. Apotek
15
d. Unit transfusi darah/Palang Merah Indonesia
e. Optik
e. Pelayanan ambulans
kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yag meliputi
rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan rawat inap di ruang
Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan terdiri atas klinik utama atau yang
setara, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.Rumah sakit umum dan
rumah sakit khusus dapat berupa rumah sakit milik pemerintah, pemerintah
16
daerah, TNI, Polri maaupun rumah sakit swasta yang beerjasama dengan BPJS
kesehatan.
tingkat pertama.
17
4) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan
tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana
Pemerintah Daerah,
undangan,
18
yaitu kondisi diluar kompetensi dokter dan/atau dokter gigi pemberi
e. Rujukan parsial
faskes tersebut,
tindakan
19
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1) Setiap peserta harus terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat pertama
pelayanan lanjutan.
20
3) Peserta yang menerima pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
dipindahkan.
21
B. Tenaga Kesehatan
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
a. Perawat
1) Pengertian Perawat
yang dilaksanakan sendiri atau dibawah pengawasan dokter atau suster kepala
(Novita, 2012).
22
Perawat dan Angka Kreditnya menyebutkan bahwa tugas pokok perawat
kemandirian keperawatan.
3) Fungsi perawat
berikut:
tersebut
terminal
23
g. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada
b. Bidan
1) Pengertian Bidan
dan mutu pelayanan kepada para ibu di Indonesia. Bidan adalah salah satu
24
2) Tugas Pokok dan FungsiBidan
sehat.
Fungsi Bidan
25
g. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi
c. Apoteker
1) Pengertian Apoteker
berlaku.
26
Pelayanan Obat dan Perbekalan Kesehatan Lainnya:
membutuhkan.
macam tenaga kesehatan, yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik
dari segi latar belakang pendidikannya maupun jenis pelayanan atau upaya
a. Dokter
b. Dokter gigi
27
a. Perawat
b. Bidan
a. Apoteker
b. Analis farmasi
c. Asisten apoteker
a. Epidemiolog kesehatan
b. Entomolog kesehatan
c. Mikrobiolog kesehatan
d. Penyuluh kesehatan
e. Administrator kesehatan
f. Sanitarian
a. Nutrisionis
b. Esisten
a. Fisioterapis
b. Akufasiterapis
c. Terapi Wicara
a. Radiografer
b. Radioterapis
28
c. Teknisi gigi
d. Teknisi elektromedis
e. Analis kesehatan
f. Refraksionis
g. Optisien
h. Otorik prostetek
i. Teknisi tranfusi
j. Perekam medis.
sesuai dengan jenis dan kualifikasi tenaga kesehatan tersebut. Oleh sebab itu,
dalam peraturan pemerintah No. 32 tahun 1996 diatur ketentuan sebagai berikut:
(Notoatmodjo, 2010)
pendidikan.
c. Selain izin dari menteri, bagi tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusanj
29
4. Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan
operasional
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta
nilai-nilai agama.
undangan
30
b. Memperoleh persetujuan dari penerima pelayanan kesehatan atau
31
C. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk
BPJS
- Dokter - Bidan
Spesialis - Perawat
- Dokter Umum - Apoteker
- Dokter Gigi
Permasalahan tenaga
kesehatan dalam melayani
peserta BPJS
32
D. Kerangka Konsep
- Sistem pelayanan
rujukan Permasalahan tenaga
- Keterbatasan obat- kesehatan dalam
obatan melayani peserta BPJS
- Jumlah peserta
33